Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 186973 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rida Tiffarent
"Air limbah asal Rumah Sakit (HWW) dapat menjadi tempat reservoir dan sumber diseminasi bakteri resisten (ARB) dan gen pengode resistensi terhadap antibiotik (ARG) ke lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelimpahan gen Pseudomonas aeruginosa sebagai bakteri patogen oportunis yang tahan di berbagai jenis lingkungan dan ARG terhadap beta-laktam dan aminoglikosida pada air limbah inlet dan outlet Rumah Sakit Rujukan Nasional. Sampel air limbah inlet dan outlet diambil pada durasi 25 Oktober-27 November 2021, dengan interval pengambilan 3 hari. Sampel air limbah kemudian difilter dan total DNA diekstraksi untuk dianalisis profil mikroba dan ARG menggunakan high thorough output qPCR sistem smartchip (HT-qPCR) dan qPCR konvensional. Data yang didapat berupa relative abundance, copy number, dan korelasi ARG dengan kuman target. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gen aadA2 dan blaGES merupakan ARG tertinggi untuk antibiotik aminoglikosida dan β-laktam. Hasil qPCR konvensional menunjukkan limit deteksi yang lebih rendah dalam mendeteksi gen P. aeruginosa dibandingkan HT-qPCR. Analisis statistik menunjukkan tidak ada korelasi antara gen aadA2 dan blaGES dengan gen P. aeruginosa dalam seluruh sampel. Dengan terdeteksinya gen kuman P. aeruginosa dan gen pengode resistensi antibiotik di sampel air limbah inlet dan outlet RS Rujukan Nasional mengindikasikan perlunya peningkatan penanganan HWW dalam mengontrol diseminasi dan kejadian resistensi mikroba terhadap antibiotik.

Hospital wastewater (HWW) can be the reservoir and dissemination source of antibiotic resistant bacteria (ARB) and antibiotic resistance genes (ARG) to the environment. This study intends to detect the Pseudomonas aeruginosa gene as opportunistic bacterial pathogen that is highly adaptive in various types of environments and ARG’s towards beta-lactam and aminoglycosides from inlet and outlet wastewater of The National Referral Hospital (NRH). Wastewater samples were taken on October 25th-November 27th, 2021, within 3 days interval. The wastewater sample was filtered and extracted to obtain DNA for microbial and ARGs profiles analysis using high thorough output qPCR smartchip systems (HT-qPCR) and conventional qPCR. Obtained data were relative abundance, copy number, and correlation of ARGs with targeted bacteria. The results showed that the aadA2 and blaGES genes were the highest ARGs towards aminoglycosides and β-lactam. The conventional qPCR results showed lower detection limit in detecting P. aeruginosa gene than HT-qPCR. The statistical analysis showed that there were no correlation between aadA2 and blaGES genes with P. aeruginosa gene in all samples. The detection of P. aeruginosa gene and the ARG in NRH's inlet and outlet wastewater samples indicates the need to improve HWW treatment at NRH in controlling the dissemination."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atikah Nadiah Syafei
"Pengelolaan limbah medis di Indonesia menghadapi banyak tantangan berupa regulasi, daya tampung pengolahan, sinkronisasi antar lembaga, peran pemerintah daerah, sarana prasarana yang belum mencukupi, sumber daya manusia yang belum mumpuni, masalah perizinan, serta pembiayaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengelolaan limbah medis B3 Covid-19 pada rumah sakit di Kota Tangerang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Timbulan limbah medis yang dihasilkan dari RS A dan B sebanyak 3,19 kg/tempat tidur/hari dan 3,16 kg/tempat tidur/hari. Alur pengelolaan limbah medis B3 Covid-19 yang dilakukan oleh RS A dan RS B dimulai dari pemisahan yang dilakukan pada sumbernya, pewadahan, pengangkutan, penyimpanan, dan pengangkutan menuju pihak ke 3. Sarana prasarana pengelolaan limbah rumah sakit sudah tersedia cukup baik sesuai dengan syarat Permenkes No.18 Tahun 2020. Sejauh ini, belum adanya rencana terkait antisipasi pengelolaan limbah medis apabila timbulan limbah medis membludak yang disiapkan oleh pemerintah. Dalam hal pengangkutan limbah oleh pihak ke 3, terdapat beberapa kali keterlambatan untuk waktu kedatangan ke rumah sakit untuk mengangkut limbah medis. Kesimpulan dalam penelitian ini yakni pengelolaan limbah medis B3 Covid-19 rumah sakit di Kota Tangerang saat ini terkontrol dengan baik.

Medical waste management in Indonesia faces many challenges in the form of regulation, processing capacity, synchronization between institutions, the role of local governments, inadequate infrastructure, inadequate human resources, licensing problems, and financing. This study aims to determine the description of the management of B3 Covid-19 medical waste in hospitals in Tangerang City. This research is a quantitative and qualitative research with a descriptive approach. The medical waste generated from Hospitals A and B was 3.19 kg/bed/day and 3.16 kg/bed/day. The flow of B3 Covid-19 medical waste management carried out by Hospital A and Hospital B starts from the separation carried out at the source, storage, transportation, storage, and transportation to third parties. Hospital waste management infrastructure facilities are already quite good in accordance with the requirements Minister of Health Regulation No. 18 of 2020. So far, there is no plan related to anticipating medical waste management in the event of an overabundance of medical waste that has been prepared by the government. In the case of transporting waste by 3rd parties, there are several delays in arrival time to the hospital for transporting medical waste. The conclusion in this study is that the management of hospital B3 Covid-19 medical waste in Tangerang City is currently well controlled."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rara Vasya Putri
"Pasca berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PP Nomor 22 Tahun 2021) sebagai peraturan pelaksana dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UU CK), pengaturan terhadap pengelolaan limbah B3 dan non-B3 mengalami perubahan. Perubahan tersebut salah satunya berlaku terhadap limbah fly ash dan bottom ash (FABA) yang berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Limbah FABA tersebut yang semula berstatus sebagai limbah B3 berubah menjadi limbah non-B3. Perubahan tersebut diyakini karena ukuran konsentrasi zat pencemar di dalam limbah FABA masih berada di bawah ambang batas yang dipersyaratkan pada PP Nomor 22 Tahun 2021. Selain itu, perubahan status limbah FABA tersebut juga tak lepas dari adanya komparasi yang dilakukan terhadap negara-negara yang tidak mengkategorikan limbah FABA sebagai limbah B3. Akan tetapi, perubahan status limbah FABA tersebut juga perlu ditinjau dari sudut pandang lingkungan hidup sebab perubahan status tersebut berakibat pada perubahan pengaturan pengelolaannya, yang dalam hal ini meninggalkan beberapa catatan penting terkait dampak buruk yang dibawa oleh zat-zat pencemar yang dikandungnya, seperti logam berat. Kandungan logam berat yang berbahaya di dalam limbah FABA akan membawa pengaruh buruk bagi kesehatan dan lingkungan hidup jika tidak dikelola secara layak. Dengan menggunakan metode penelitian yang berjenis penelitian hukum doktrinal dan bersifat normatif, penelitian ini akan memberikan analisis tentang bagaimana perubahan pengaturan atas pengelolaan limbah FABA di Indonesia, akibat hukumnya, serta menawarkan sebuah solusi atas prospek pengembangan pengaturan pengelolaan limbah FABA di Indonesia dengan belajar dari pengaturan di Amerika Serikat dan Afrika Selatan.

After the enactment of Government Regulation Number 22 of 2021 on Implementation of Environmental Protection and Management (PP Number 22 of 2021) as the implementing regulation of Law Number 11 of 2020 on Job Creation (UU CK), regulations on hazardous waste and non-hazardous waste management experienced several changes. One of these changes applies to the management of fly ash and bottom ash (FABA) as a waste from coal combustion process in steam power plants. FABA, which originally had the status of hazardous waste, turned into non-hazardous waste. It is believed that this change is because the measure of the concentration of pollutant substances in FABA waste is still below the threshold required in PP Number 22 of 2021. In addition, the change in the status of FABA is also inseparable from the comparisons made to countries that do not categorize FABA as hazardous waste. However, the change in status of FABA also needs to be reviewed from an environmental perspective because the change in status results in a change in its management regulations, which leaves several important notes regarding the adverse effects brought by the pollutant substances it contains, such as heavy metals. The content of dangerous heavy metals in FABA waste will have a negative impact on health and the environment if it is not managed properly. By using research methods that are in the type of doctrinal legal research and normative in nature, this research will provide an analysis about the management regulation changes of FABA in Indonesia, its legal consequences, and offer a solution to the prospects for developing FABA waste management regulation in Indonesia by learning from the regulations in United States and South Africa."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Putri Permatasari
"Permasalahan pengelolaan lingkungan masih menjadi aspek yang belum terimplementasi sesuai dengan regulasi yang berlaku, termasuk pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Untuk mendasari perencanaan pengelolaan limbah B3 yang belum diberlakukan di UI sebagai kampus berkelanjutan (sustainable campus), diperlukan studi analisis potensi limbah yang meliputi perhitungan volume, penentuan jenis, dan karakterisasi limbah B3 potensial untuk dilanjutkan menjadi studi inventarisasi limbah. Studi analisis limbah potensial dipaparkan dengan objek studi Laboratorium Teknik Penyehatan dan Lingkungan sebagai salah satu laboratorium di UI yang menghasilkan limbah B3. Laboratorium tersebut terbagi menjadi dua yaitu 1) Laboratorium Lingkungan dan 2) Laboratorium Mikrobiologi Lingkungan dengan fokus studi pada timbulan limbah B3 dari kegiatan praktikum mahasiswa. Basis analisis adalah PP No. 18 Tahun 1999 jo. PP No. 85 Tahun 1999 serta ditunjang oleh regulasi EPA. Perhitungan dilakukan melalui studi rasional berdasarkan hukum kimia dan karakterisasi limbah berdasarkan material safety data sheets (MSDS) sehingga diperoleh bahwa 1) Laboratorium Lingkungan menghasilkan limbah B3 potensial bersifat eksplosif, mudah terbakar reaktif, iritan, beracun, karsinogenik, korosif, mutagenik, dan ekotoksik dari keseluruhan 23 jenis limbah B3 potensial dengan volume limbah tersestimasi 173, 150 liter per tahun; 2) Laboratorium Mikrobiologi Lingkungan menghasilkan limbah B3 potensial bersifat eksplosif, mudah terbakar, iritan, beracun, karsinogenik, teratogenik, mutagenik, dan ekotoksik dari keseluruhan 8 jenis limbah B3 dengan volume limbah potensial tersestimasi 8,06 liter per tahun.

Environmental management is still a problem aspect that has not been implemented in accordance with applicable regulations, including the management of hazardous and toxic waste. For underlying hazardous waste management plan that has not been enforced in the UI campus, the necessary studies include analysis of potential waste volume calculations, the determination of the type, and a characterization of the potential to be continued later to hazardous waste into the waste inventory study. Studies of potential waste analysis study presented to the object Sanitary and Environmental Engineering Laboratory as one of the laboratories in the UI generating hazardous waste. The laboratory is divided into two: 1) Environmental Laboratory and 2) Environmental Microbiology Laboratory where this study is focused on the generation of hazardous waste practicum by students. The analysis base is PP. 18 Year 1999 jo. PP. 85 Year 1999 and supported by the EPA regulations. The calculation is done through rational study of law is based on the chemical and potential waste characterization based on Material Safety Data Sheets (MSDS) to obtain that 1) Environmental Laboratory‟s potential hazardous waste are charactherized as explosive, reactive flammable, irritant, toxic, carcinogenic, corrosive, mutagenic, and ecotoxic of the overall 23 type potenstial hazardous waste by estimated volume 173, 150 liters per year; 2) Environmental Microbiology Laboratory‟s potential hazardous waste are charactherized as explosive, flammable, irritant, toxic, carcinogenic, teratogenic, mutagenic, and ecotoxic of total 8 types hazardous waste with estimated potential waste volume 8.06 liters per year."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56292
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Nurlete
"Permasalahan sampah telah menjadi permasalahan bersama bangsa Indonesia. Pertambahan jumlah penduduk dan perubahan pola konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis, dan karakteristik sampah yang semakin beragam. Kota Ternate merupakan salah satu kota yang masih menerapkan system pengelolaan yang konvensional kumpul-angkut-buang Sehingga tidak ada perubahan yang berarti dalam segi kuantitas sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir.
Dalam penelitian ini membahas mengenai karakteristik dan komposisi sampah di TPA Buku Deru-Deru, Takome Ternate. Rata-rata timbulan sampah yang masuk ke TPA Buku Deru-Deru sebesar 53621.47 kg/hari atau 53.62 ton/hari.Komposisi sampah di TPA Buku Deru-Deru, Takome Ternate sebagian besar komposisinya berupa bahan organik. Komposisi rata-rata sampah organik sebesar 54.90%, sampah kerta (HVS,Office Paper,koran, Tabloid) 2%, Kardus, karton, Tetra Pack 11%, Botol Plastik 1%, Kantong Kresek 6.60%, Plastik lainya 6.30%, Logam 1%, Kaca 2.60%, Elektronik 0.30%, Pampers & diapers + Sterofoam 7.50%, Lainya 6.80%. TPA Buku Deru-Deru, Takome Ternate didesain dengan kapasitas proyeksi tahun 2021 yaitu 385.34 m3/hari. Jika sampah yang masuk hanya sampah organik maka umur TPA dapat mencapai 36 tahun atau 16 tahun dan dibangun 2 unit UPS di TPA Buku Deru-Deru maka umur TPA dapat mencapai 43 tahun atau lebih panjang 23 tahun dari sampah yang tanpa pengolahan dan 7 tahun dari sampah yang masuk hanya organik.

Waste problem has been a problem with the Indonesian nation. The population growth and changes in consumption patterns produce the increasing of volume, type, and characteristics of waste which is increasingly diverse. Ternate city is one of the cities that still apply conventional management system, get-haul-throw away, so that there is no significant change in terms of the quantity of waste that goes to the landfill.
This research discuss about the characteristics and composition of the waste in the landfill of Buku Deru-Deru, Takome Ternate. The average of waste that goes to landfill of Buku Deru-Deru is 53621.47 kg / day or 53.62 tons / day. Most of the composition of waste in the landfill of Buku Deru-Deru, Takome Ternate is organic matter. The average composition of organic waste is 54.90%, paper garbage (HVS, Office Paper, Newspaper, Tabloid) 2%, Cardboard, cartons, Tetra Pack 11%, Plastic Bottles 1%, 6.60% Shopping Bags, 6.30% other Plastic, Metal 1%, 2.60% Glasses, Electronics 0.30%, and pampers diapers + Styrofoam 7.50%, and others 6.80% . Buku Deru-Deru landfill, Takome Ternate designed with projected capacity in 2021 is 385.34 m3/day. If the incoming waste is only organic waste, the age of the landfill will reach 36 years or 16 years and built 2 UPS units in the landfill of Buku Deru-Deru, the age of landfill may reach 43 years or 23 years longer from non-processing waste and 7 years from incoming organic waste only."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46824
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Putri Adripratiwi
"Limbah cair tahu merupakan salah satu pencemar lingkungan yang masih memerlukan metode pengolahan yang lebih efektif dan efisien. Metode ozonasi dan adsorpsi diketahui memiliki kemampuan untuk mengoksidasi kandungan senyawa organik di dalam limbah secara efektif. Adsorpsi dilakukan dengan menggunakan Granular Activated Carbon GAC untuk meningkatkan efektivitas degradasi limbah cair tahu. Untuk mengetahui kondisi optimal pengolahan limbah cair tahu, dilakukan variasi terhadap dosis ozon yaitu 62, 111, dan 155 mg/jam dan jumlah karbon aktif yang digunakan yaitu 50, 75, dan 100 gram. Parameter yang ditinjau sebagai hasil akhir penelitian ini adalah kandungan substansi organik COD dan TSS dalam limbah cair tahu yang telah diproses. Hasil terbaik yang diperoleh dari penelitian ini yaitu pada metode kombinasi ozonasi dengan dosis 155 mg/jam dan adsorpsi dengan GAC sebanyak 100 gram dengan waktu kontak 120 menit yang menyisihkan 377,12 mg/L COD dan 26 mg/L TSS.

Tofu industry wastewater is one of environment pollutant that still needed wastewater treatment method which more efficient and effective. Ozonation and adsorption method is known to have the capability to oxidized organic compound in wastewater. Adsorption is done using granular activated carbon as adsorbant to increase the effectiveness of tofu wastewater degradation process. This research is carried out to evalueate the performance of ozonation, adsorption, and combination of both methods in processing tofu wastewater. To get the optimal condition, variations are done for the dosage of ozone 62, 111, and 155 mg h and amount of GAC used 50, 75, and 100 gram. Parameters of this prosess are organic substances of tofu wastewater such as CO, and TSS. The best result obtained from this research was the combination of ozonation with ozone dose of 155 mg h and adsorption with 100 grams of GAC for 120 minutes which removed 377,12 mg L COD and 26 mg L TSS."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67029
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linggar Anindita
"Limbah cair industri tahu biasanya dibuang langsung ke lingkungan tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu sehingga berbahaya bagi lingkungan. Kandungan COD dan TSS pada limbah cair tahu melebihi ambang batas yang maksimal yang ditentukan oleh pemerintah. Metode ozonasi dan adsorpsi diketahui mampu mendegradasi kandungan senyawa organik dan anorganik pada limbah cair secara efektif. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui kinerja pengolahan limbah cair industri tahu dengan metode ozonasi, adsorpsi dengan zeolit alam lampung ZAL, dan kombinasi keduanya. Sampel akan dialiri ke dalam kolom unggun diam yang diisi oleh zeolit dan dialirkan ozon dengan waktu 60 menit dan 120 menit. Efektivitas metode ini dievaluasi dari angka COD dan TSS yang terdegradasi dengan memvariasikan dosis ozon dan jumlah zeolit alam 50 g, 75 g, dan 100 g. Hasil terbaik dicapai menggunakan kombinasi metode ozonasi dan adsorpsi menggunakan 100 g zeolit dan dosis ozon sebesar 155,1 mg/jam yang menghasilkan penyisihan COD dan TSS sebesar 253 mg/L dan 29 mg/L.

Tofu industrial wastewater is usually disposed directly without undergo waste treatment that would endanger the environment. The number of COD and TSS in tofu industrial wastewater is exceed maximum number of COD and TSS number that determined by government. Ozonation and adsorption method are well known method that able to degrade organic and inorganic compounds in wastewater effectively. In this research, the removal of COD and TSS in tofu industrial wastewater was examined by ozonation method, adsorption method using zeolit alam lampung, and combination of them. The sample is passed into the packed bed column containing zeolite and using ozone in 60 minutes and 120 minutes. The method effectiveness was evaluated by COD and TSS degradation with variation of the dosage of ozone and amount of natural zeolite 50 g, 75 g, and 100 g . The best result is achieved when using combination of ozonation and adsorption with 100 g zeolite and dosage of ozone of 155.1 mg h that produced 253 mg L and 29 mg L removal of COD and TSS."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67887
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harry Ahmad Fakri
"Hazardous waste will be an environmental problem if not managed properly. Co processing in cement industry which use hazardous waste as alternative material and fuel, is expected to be a solution of hazardous waste management. This research was conducted at cement factory. Sustainability factor in co processing activities needs to be studied. Co processing activities need to be analyzed by economic benefits, social acceptability, and environmental requirements to fulfill sustainability. Economic benefit analysis was conducted by efficiency approach for cement factory, cost efficiency of hazardouse waste management, and labor required. Analysis of social acceptance was conducted by analysis of perception of stakeholders. The fulfillment of environmental requirements was conducted by comparing environmental quality standards and liabilities in licenses issued by the government. The result of this study is co processing activities meet the rules of sustainability. PT. ITP has conducted hazardous waste management for 41 hazardous waste generators, 22 types of hazardous waste, and 7,861.23 tons of hazardous waste in July 2015 June 2016. PT. HI has conducted hazardous waste management for 71 hazardous waste generators, 53 types of hazardous waste, and 59,494.91 tons of hazardous wastev in July 2015 June 2016. The average efficiency per year obtained from 1 the use of alternative raw materials of 1.5 for PT.ITP and 1.42 for PT. HI 2 alternative fuel usage of 2.22 and for PT.ITP and 11.03 for PT.HI. Hazardous waste management is cheaper if managed through co processing. For the community, co processing activities provide jobs opportunity. The stakeholders accept co processing activities with average of 76 and has a frequency of distribution 39 for perception strongly agreed. Co processing has fulfilled environmental requirements consisting of compliance with air quality standards, dioxin, furans, compatibility of hazardous waste type, and product SNI compliance.

Limbah bahan berbahaya dan beracun B3 akan menjadi permasalahan lingkungan apabila tidak dikelola dengan tepat. Kegiatan co-processing di pabrik semen dengan memanfaatkan limbah B3 sebagai bahan baku dan bahan bakar alternatif dianggap dapat menjadi solusi dalam pengelolaan limbah B3. Penelitian dilakukan di pabrik semen yaitu PT. ITP dan PT. HI yang telah melakukan kegiatan co-processing, namun kegiatan ini perlu dikaji keberlanjutannya. Untuk memenuhi kegiatan co-processing yang berkelanjutan, perlu dilakukan kajian manfaat ekonomi, analisis keberterimaan sosial, dan kajian pemenuhan persyaratan lingkungan. Kajian manfaat ekonomi dilakukan dengan pendekatan efisiensi bagi pabrik semen, efisiensi biaya pengelolaan limbah B3, dan tenaga kerja yang dibutuhkan. Analisis keberterimaan sosial dilakukan melalui analisis persepsi pihak yang berkepentingan dengan menggunakan metode analisis skala Linkert. Pemenuhan persyaratan lingkungan dikaji dengan cara membandingkan baku mutu lingkungan, kesesuaian limbah B3 yang dimanfaatkan, dan pemenuhan standar produk. Hasil riset ini adalah kegiatan co-processing memenuhi kaidah keberlanjutan berdasarkan manfaat ekonomi, keberterimaan sosial, dan pemenuhan persyaratan lingkungan. Pabrik semen PT. ITP telah melakukan pengelolaan limbah B3 terhadap 41 perusahaan penghasil limbah B3, sebanyak 22 jenis limbah B3, dan 7.861,23 ton limbah B3 selama periode Juli 2015-Juni 2016. Adapun PT. HI telah melakukan pengelolaan limbah B3 terhadap 71 perusahaan penghasil limbah B3, sebanyak 53 jenis limbah B3, dan berjumlah 59.494,91 ton limbah B3 selama periode Juli 2015-Juni 2016. Efisiensi rata-rata per tahun yang diperoleh dari 1 penggunaan bahan baku alternatif sebesar 1,5 bagi PT.ITP dan 1,42 bagi PT. HI 2 penggunaan bahan bakar alternatif sebesar 2,22 dan bagi PT.ITP dan 11,03 bagi PT.HI. Penghasil limbah B3 mengeluarkan biaya pengelolaan yang lebih murah apabila dikelola melalui co-processing. Bagi masyarakat kegiatan co-processing memberikan lapangan pekerjaan. Pihak yang berkepentingan menerima keberadaan kegiatan co-processing dengan nilai rata-rata 76 dan memiliki frekuensi distribusi 39 untuk persepsi sangat setuju. Kegiatan co-processing telah memenuhi persyaratan baku mutu emisi udara, dioksin, furan, kesesuaian jenis limbah B3, dan pemenuhan syarat SNI produk."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Maharani
"Rumah sakit adalah gedung tempat menyediakan dan memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi berbagai masalah kesehatan. Aktivitas rumah sakit akan menghasilkan sejumlah hasil samping berupa limbah, baik limbah padat, cair, dan gas yang mengandung kuman patogen, zat-zat kimia serta alat-alat kesehatan yan pada umumnya bersifat berbahaya dan beracun. Untuk meningkatkan mutu pelayanan perlu pula ditingkatkan sarana untuk mengatasi limbah tersebut. Untuk itu diperlukan pengetahuan mengenai karakteristik dari limbah padat di Rumah Sakit Kepolisian Pusat Raden Said Sukanto, dalam hal ini timbulan dan komposisinya, sehingga dapat diberikan rekomendasi sistem pengelolaan limbah padat yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Rumah Sakit Kepolisian Pusat Raden Said Sukanto sudah memilikki sistem pengelolaan limbah padat namun dalam pelaksanaannya masih kurang baik. Hasil sampling menunjukkan limbah padat non medis yang dihasilkan adalah 1,37 kg/tempat tidur/hari. Sedangkan untuk limbah padat medis tajam sebesar 2,75 kg/ hari dan limbah padat medis non tajam sebesar 41,48 kg/hari. Analisa dari hasil sampling dan kuesioner menunjukkan bahwa masih banyak aspek yang perlu diperbaiki. Potensi reduksi sampah di rumah sakit ini ternyata sebesar 49,39% sehingga jumlah residu sampah yang akan dibuang sebesar 83,69 kg/hari.

Hospital is an institution which provide healthcare and treatment for various health problems. Medical waste from healthcare activity; range from waste water, gas emission, and solid waste; contain pathogenic germ, chemical substances, and medical equipments which were considered hazardous and toxic. Waste treatment facility improvement is needed to increase the quality of the hospital general service. A study concerning the characteristics of solid waste, in this case the generation rate and composition, produced from Raden Said Sukanto Central Police Hospital is necessary to planned an appropriate solid waste management in accordance to existing regulations.
There is an existing solid waste management in Raden Said Sukanto Central Police Hospital, however the execution is lacking and in need of refinements. In RS sukanto the non-medical waste generation rate is 1,37 kg/bed/day. Whereas the medical waste generated divided into two categories, the sharp waste generation rate is 2,75 kg/bed/day and the non-sharp medical waste is 41,48 kg/bed/day. Analysis of the sampling result and questionnaires yields a conclusion that there several aspects in need of improvements. Waste reduction in this particular hospital could potentially reached 49,39% or disposal of residual waste as much as 83,69 kg/day.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S45983
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>