Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 242062 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alvin Ramzy
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari Batasan privasi dari iklan yang dipersonalisasi dengan menggunakan teori Communication Privacy Management yaitu Information Co-Ownership, Personification, Internal Data Source, dan Advertisement Embarrassment kepada sikap terhadap iklan dan niat konsumen untuk membeli produk tersebut dalam lingkungan social media. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan pengguna aplikasi sosial media Instagram. Penelitian ini menggunakan Partial Least Square Structural Equation Modelling (PLS-SEM) dalam mengolah data. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Purchase Intention dipengaruhi oleh sikap konsumen terhadap iklan yang dipengaruhi Kembali oleh Information Co-Ownership, Personification dan pengaruh negatif dari Internal Data Source. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang terjadi dari Batasan privasi yang dibuat oleh konsumen terhadap Purchase Intention. Semakin tinggi Privasi yang dirasakan oleh konsumen, semakin tinggi juga probabilitas untuk Purchase Intention.

This study aims to understand the effect of privacy boundaries of personalized advertisement by using the theory of Communication Privacy Management which is Information Co-Ownership, Personification, Internal Data Source, and Advertisement Embarrassment to the Attitude towards the Advertisement and the Purchase Intention of the Consumers in the Social Media landscape. The sample that is used in this study is the people who are actively using Instagram. This study is using Partial Least Square Structural Equation Modelling (PLS-SEM) in processing the data. The result of this study shows that Purchase Intention is affected by the attitude towards the advertisement which is also affected by Information Co-Ownership, Personification and also negative relation with Internal Data Source. From this study it can be concluded that there are significant effect from the privacy boundary that the consumers created towards the Purchase Intention, The higher the perceived privacy by the consumers, the higher the probability of the consumers having a higher Intention to Purchase the product."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhelia Syifa Humaira
"Perkembangan teknologi informasi telah mendorong perubahan signifikan dalam strategi pemasaran. Media pemasaran tradisional kini mulai tergantikan oleh media digital yang lebih interaktif, seperti media sosial. Semakin populer, media sosial memainkan peran penting dalam membentuk respons konsumen terhadap strategi pemasaran, termasuk dalam memengaruhi perilaku pembelian impulsif. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh social media advertisement dan social media brand community terhadap impulse buying behaviour melalui impulse buying intention pada anggota komunitas Buttonscarves (BSLady) di Jabodetabek. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner online kepada anggota BSLady. Sampel ditentukan menggunakan teknik purposive sampling dan 149 data yang terkumpul dianalisis menggunakan PLS-SEM melalui software SmartPLS 4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa social media advertisement berpengaruh positif signifikan terhadap impulse buying behaviour, tetapi social media brand community tidak. Social media advertisement dan social media brand community memiliki pengaruh positif signifikan impulse buying intention. Selanjutnya, impulse buying intention terbukti memediasi hubungan antara kedua variabel independen tersebut terhadap impulse buying behaviour. Penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam literatur akademis terkait pemasaran digital dan perilaku konsumen, serta menawarkan wawasan praktis bagi perusahaan untuk mengembangkan strategi pemasaran berbasis media sosial yang efektif.

The advancement of information technology has driven significant changes in marketing strategies. Traditional marketing media are now being replaced by more interactive digital media, such as social media. As social media continues to gain popularity, it plays a crucial role in shaping consumer responses to marketing strategies, including influencing impulsive buying behaviour. Therefore, this study aims to analyze the influence of social media advertisements and social media brand communities on impulse buying behaviour through impulse buying intention among members of the Buttonscarves (BSLady) community in Jabodetabek. This research employed a quantitative approach by distributing online questionnaires to members of the BSLady community. The sample was determined using purposive sampling and 149 collected responses were analyzed using PLS-SEM with the SmartPLS 4 software. The results show that social media advertisements have a significant positive influence on impulse buying behaviour, while social media brand communities do not. However, both social media advertisements and social media brand communities significantly influence impulse buying intention. Furthermore, impulse buying intention was found to mediate the relationship between the two independent variables and impulse buying behaviour. This study makes an important contribution to the academic literature on digital marketing and consumer behaviour, while also offering practical insights for companies to develop effective social media- based marketing strategies."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eileen Monica
"Pelaku usaha menggunakan berbagai cara dalam mempromosikan produknya. Salah satu cara yang digunakan adalah menyewa jasa buzzer untuk menulis ulasan palsu di media sosial agar produk janama menjadi bahan perbincangan dan dikenal lebih luas. Unggahan ulasan palsu oleh buzzer dilakukan berulang-ulang dengan narasi yang mirip dan secara massal oleh akun bot atau anonim. Buzzer bertindak seolah seperti konsumen yang telah mencoba produk dan memberikan rekomendasi produk kepada pengguna lainnya. Strategi pemasaran ini mendorong konsumen untuk membeli produk janama, karena konsumen pada umumnya menggunakan informasi dari Word of Mouth sebagai bahan pertimbangan dalam bertransaksi. Penggunaan informasi dari ulasan palsu menimbulkan risiko kerugian bagi konsumen. Sebab, informasi tersebut dapat tidak benar, tidak jujur, dan tidak lengkap. Konsumen yang membuat keputusan berdasarkan informasi dengan karakteristik tersebut berpotensi mendapatkan produk yang tidak sesuai dengan apa yang diiklankan. Pada praktiknya, sulit bagi konsumen untuk dapat membedakan ulasan yang ditulis oleh buzzer dengan yang ditulis oleh konsumen asli berdasarkan pengalaman yang nyata. Meskipun demikian, di Indonesia masih belum terdapat regulasi spesifik mengenai tindakan menulis dan menyuruh orang lain untuk menulis ulasan palsu sebagai upaya pemasaran. Sementara itu, Inggris memiliki regulasi yang spesifik mengatur mengenai tindakan menulis dan menyuruh orang lain untuk menulis ulasan palsu. Melalui penelitian doktrinal yang dilakukan pada tulisan ini, diketahui bahwa jika dibandingkan dengan Inggris regulasi di Indonesia mengenai permasalahan penulisan ulasan palsu oleh buzzer belum dapat sepenuhnya memberikan kepastian hukum bagi konsumen dan menegakkan hak-hak konsumen, terutama dalam memperoleh pertanggungjawaban jika terjadi kerugian. Oleh karena itu, demi menjamin perlindungan dan kepastian hukum bagi konsumen diperlukan regulasi yang lebih spesifik dan khusus.

Companies use various ways to promote their products. One of the methods used is to hire a buzzer to write fake reviews on social media so that the brand's products become the subject of conversation and are more widely known. Uploading fake reviews by buzzers is done repeatedly with similar narratives and en masse by bot or anonymous accounts. Buzzers act like consumers who have tried the product and provide product recommendations to other users. This marketing strategy encourages consumers to buy products from brands, as consumers generally use information from Word of Mouth as a material consideration in transactions. The use of information from fake reviews poses a risk of harm to consumers. This is because the information can be untrue, dishonest and incomplete. Consumers who make decisions based on information with these characteristics have the potential to get products that are not as advertised. In practice, it is difficult for consumers to distinguish reviews written by buzzers from those written by real consumers based on real experiences. However, in Indonesia there are still no specific regulations regarding the act of writing and instructing others to write fake reviews as a marketing effort. Meanwhile, the England has specific regulations governing the act of writing and instructing others to write fake reviews. Through doctrinal research conducted in this paper, it is found that when compared to England, the regulations in Indonesia regarding the issue of writing fake reviews by buzzers have not been able to fully provide legal certainty for consumers and uphold consumer rights, especially in obtaining liability in the event of a loss. Therefore, in order to ensure protection and legal certainty for consumers, more specific and specialized regulations are needed."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. H. Marta Adi Darma
"ABSTRAK
Setiap tahun, berbagai perusahaan biasanya akan memperbaharui kampanye iklan yang dilakukannya. Tujuannya adalah untuk menghilangkan kebosanan dan sekaligus merangkul kembali kalangan pelanggannya. Upaya kampanye iklan biasanya juga dilakukan manakala posisi produknya mendapat ancaman dari pesaing. Kondisi Iebih tepat untuk menggambarkan kondisi yang dialami oleh indosat untuk produk SL1 001-nya. Produk SU yang menguasai 87% pangsa pasar dalam negri ini harus mengahadapi ancaman pesaing barunya berupa kartu panggil berbiaya murah yang mengandalkan teknologi VOIP seiring dengan perkembangan tekhnologi Internet.
Mengingat pentingnya peranan iklan dalam memperebutkan dan mempertahankan pangsa, Indosat sangat berhati-hati dalam memutuskan pilihan kreatifnya. Dalam proses pembuatan karya kreatif ikiln yang baru, seringkali dilalui tanpa dasar argumentasi yang jelas dan mendukung Indosat mengingkan adanya bukti-bukti pendukung yang dihasilkan lewat penelitian.
Dalam kesempatan ini, penelitian lewat penyelenggaraan diskusi kelompok terarah (Focused Group Discussion ? FGD) diselenggarakan untuk menguji materi iklan baru Indosat.
Penyelenggaran uji materi iklan lewat kelompok diskusi terarah ini dimaksudkan untuk melihat akseptibilitas rancangan kreatif iklan cetak SLI 001 Indosat yang telah disusun lewat kesesuaian rancangan dengan khalayak sasarannya. Kesesuaian ini akan diidentifikasi lewat opini yang muncul terhadap pesan sentral yang ingin disampaikan dalam iklan dan thema rancangan dasar ikian. Nantinya, asosiasi merek dan desain gambar rancangan kreatif terbaik dapat terpilih dari beberapa pendekatan yang diusulkan.
Selain itu, penyelenggaraan uji materi iklan lewat kelompok diskusi terarah ini dimaksudkan pula untuk menguji asosiasi merek baru yang ajukan berupa save/scure, confident, proud, belong to elite class, & ultimate untuk iklan baru SU-00 1 dianggap sesuai dengan khalayak sasarannya yang akan digunakan sebagai inti pesan nantinya. Maksudnya apakah asosiasi merek dan pendekatan yang diajukan ini dianggap telah mewakili selera atau pandangan khalayak sasaran terhadap produk layanan telekomunikasi sambungan langsung internasional Indosat SLI 001.
Sebagai masukan bagi perancang kreatif dalam melakukan penyempurnaan, penyelenggaraan uji materi iklan ini akan mengidentifikasi pula atribut-atribut mana saja yang dianggap sesuai dalam kerangka yang diajukan oleh tim kreatif dan atribut atibut baru apa yang muncul dan dapat digunakan dalam pembuatan materi ikian. Dalam uji materi ikian ini, atribut iklan yang dìusulkan dalam rancangan akan diuji kesesuaiannya segi desain, isi pesan, dan kesesuaian antara pilihan gambar dengan sesuai dengan kepentingan pelanggan. Selain itu, uji maten ikian ini akan menjawab pertanyaan pertanyaan apakah rancangan kreatif ikian cetak SLI 001 Indosat telah sesuai dengan khalayak sasarannya. Selain itu, apakah asosiasi merek (brand asossocialion) yang disampaikan telah sesuai dengan asosiasi merek saat ini (current barand association) produk SUt 001 Indosat dan apakah rancangan thema sentral desain ikan cetak telah dianggap sesual dengan asosiasi merek yang disampaikan. Lebih jauh, apakah penampilan sikap (gesture) figur atau tokoh yang ditampilkan telah sesuai asosiasi merek yang disarnpaikan dan asosiasi merck mana yang paling sesuai dengan karakteriktik khalayak sasaran yang dituju.
Uji materi ini menggunakan empat kelompok diskusi yang dipilih melalui teknik Purposive Sampling (non random sampling). Ke empat kelompok ini dapat berfungsi dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Hasil uji menunjukkan bahwa positioning layanan sambungan Iangsung international SLI 001 barn yang diusulkan para perancang kreatif iklan untuk tidak dapat sepenuhnya diterima oleh khalayak sasarannya. Walaupun thema baru yang diusulkan dengan rnenekankan pada pendekatan emosional yang dipadu dengan keunggulan teknis ini cukup menarik, para peserta responden tidak sepenuhnya dapat menerima. Para responden yang menjadi peserta diskusi memberikan beberapa masukan bahwa hanya beberapa positioning baru saja yang dapat digunakan karena mampu mewakili pandangan khalayak sasarannya terhadap produk layanan telekomunikasi sambungan internasional SL! 001 yaitu Percaya Din (confident), Aman (save/secure) dan Pilihan Terbaik (ultimate choice). Beberapa postioning lainnya justru diusulkan untuk ditanggaikan seperti Terhormat dan Berkelas (belong to elite class) dan Bangga (Proud).
Dan uji materi ini, kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut bahwa tingkat akseptabilitas khlayak sasaran yang diwakili oleh para peserta diskusi terhadap rancangan kreatif iklan cetak SLI 001 dapat dikatakan cukup tinggi secara keseluruhan. Ada beberapa bagian rancangan yang tidak dapat diterima dengan balk, terutama pada asosiasi merek yang dirasakan oleh para peserta kurang mengena, seperti Bangga, dan Berkelas Kesesuaian ini teridentifikasi lewat opini yang muncul terhadap asosiasi merek yang ingin disampaikan dalam ikian dan thema rancangan dasar iklan tersebut.
Terhadap uji asosiasi merek baru yang diusulkan, uji materi ikian ini berhasil pula nemilih asosiasi merek dan desain gambar rancangan keatif terbaik dan beberapa pendekatan yang diusulkan. Pilihan gambar seorang pria muda yang sedang melintas sambil tersenyum dianggap pilihan yang paling tepat dan padanan penguatnya ada pada asosiasi merek the Ultimate.
Penyelenggaraan uji maten ikian lewat kelompok diskusi terarah ini berhasil rnenguji asosiasi merek baru yang ajukan. Dan beberapa pilihan tersebut untuk iklan baru SLI-OO1, hanya save/secure, confident dan ultimate yang dianggap sesuai dengan khalayak sasarannya. Asosiasi merek dan pendekatan yang diajukan ini dapat dikatakan telah mewakili selera atau pandangan khalayak sasaran terhadap produk layanan telekomunikasi sambungan Iangsung internasional Indosat SU 001."
[2003, 2003]
T1588
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martin Kusuma Yuda
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas prediktor niat untuk mengungkapkan empati di media sosial. Model Theory of Reasoned Action diaplikasikan ke dalam model untuk melihat bagaimana sikap dan norma subyektif dapat memprediksi niat untuk mengungkapkan empati. Untuk semakin memahami perilaku dalam media sosial, pengaruh sosial dan kekhawatiran akan privasi ditambahkan untuk memprediksi niat. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa sikap dan norma subyektif dapat mempengaruhi niat terkait pengungkapan empati. Sementara, daya tarik emosional, nilai informasi, dan kreativitas dapat mempengaruhi sikap pengguna terkait perilaku pengungkapan empati. Akhirnya niat untuk mengungkapkan empati berhubungan dengan sikap seseorang terhadap merek terkait.

ABSTRACT
This research explains the predictor of intention to express empathy in social media. Theory of Reasoned Action was applied to the research model to understands how attitude and subjective norm predict intention to express empathy. To further understand user behavior in social media, social influence and privacy concern were added to predict intention. This research is a quantitave research with descriptive design. The result shows that attitude and subjective norm can predict intention to express empathy. While emotional appeal, informational value, and creativity affect user attitude towards empathy expression. Finally, intention to express empathy positively related to attitude towards brand."
2017
S65915
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Risyad Zafran Alghifari
"Terbukanya informasi pribadi di media sosial telah menyebabkan adanya potensi untuk resiko terkait dengan privasi. Disamping itu, manfaat dalam penggunaan media sosial juga tidak bisa dipungkiri, terlebih karena datangnya era informasi teknologi (IT). Dilema bagi pengguna untuk memanfaatkan media sosial atau menghindarinya karena potensi resiko privasi telah menjadi dasar dalam analisa ini untuk mengetahui dampak masalah privasi pengguna terhadap intensi mereka untuk tetap menggunakan media sosial. Skripsi ini juga membahas lebih dalam terkait masalah privasi dengan menggunakan efikasi privasi dan kesadaran sosial sebagai dua faktor utama untuk menganalisa masalah privasi. Oleh karena itu, analisa ini menggunakan masalah privasi sebagai dampak mediasi terhadap intensi penggunaan media sosial. Jumlah survei yang disebarkan dalam penelitian ini menggunakan responden warga Indonesia berjumlah 344 dan dianalisa melalui regresi linear. Menariknya, walaupun beberapa hasil penelitian menunjukan tidak signifikan, skripsi ini memberi bukti adanya privasi paradoks dari intensi pengguna untuk memanfaatkan media sosial namun enggan untuk memberikan informasi pribadi mereka terhadap media sosial.

The exposed personal information in social media has caused potential risks of privacy. On the contrary, the benefits of using social media are inevitable, especially during the age of information, communication, and technology (ICT). This dilemma has led this study to assess the impact of privacy concerns on users' intention to use social media. This paper discusses the context thoroughly by using social awareness and privacy self-efficacy as essential determinants to assess privacy concern. Hence, this paper uses privacy concern as the mediating effect on social media usage intention. This study focuses its scope to Indonesians with a total sample of 344 participants and with several linear regressions are conducted. Interestingly, despite some insignificant results, this study gives evidence on privacy paradox of users willingness to leverage social media while protecting their personal information."
2019: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Paragitha Kusuma Wardhani
"Peningkatan pengunaan media sosial untuk beriklan memunculkan pertanyaan aspek iklan apa saja yang penting dimiliki pada sebuah iklan sehingga dapat menarik perhatian konsumen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aspek dari paparan iklan pada media sosial yang sedang marak digunakan di Indonesia, Instagram, terhadap sikap perilaku dari konsumen terhadap iklan, merek, dan niat pembelian.
Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan survey yang disebarkan pada responden sampel dengan kuisioner yang dikelola sendiri. Data diolah menggunakan structural equation modelling SEM dengan LISREL 8.70.
Penelitian ini dilakukan di Indonesia dan berfokus pada pengguna Instagram serta kampanye iklan media sosial yang beredar di Indonesia. Meskipun terdapat limitasi, penelitian ini dapat membantu pemasar untuk meningkatkan efektivitas iklan untuk mendapatkan ROI yang ingin dicapai dengan iklan yang memiliki daya tarik emosional, kreativitas, informasi, dan aspek hiburan sehingga dapat meningkatkan sikap positif konsumen terhadap iklan, merek, dan niat pembelian.

The continuous growth of social media usage for advertising has sparked questions about important aspects of advertisement which could attract the customers. The purpose of this paper is to understand which aspects of the advertising exposure in the widely use social media in Indonesia, Instagram, towards the behavioral attitudes of customers toward the advertising, brand, and purchase intention.
Quantitative research was conducted by a survey among a sample respondents via self administered structured questionnaires. Data was analyzed using Structural Equation Modelling SEM using LISREL 8.70.
This study was only conducted in Indonesia which focus on Instagram user and the advertising campaign runs in Indonesia. Despite this limitation, the findings on this study enable marketers to enhance the effectiveness of their advertising campaign to reach the targeted ROI by an advertising that has emotional appealss, creativity, information, entertainment aspects to increase customer positive attitude toward the advertising, attitude toward the brand and purchase intention.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T50699
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astuti Budi Utami
"Tesis ini menganalisa efektifitas iklan SOYJOY versi "Beauty" yang masih ditayangkan saat ini. Pendekatan untuk melihat efektifitas ditinjau dari respon konsumen terhadap iklan, respon konsumen terhadap merek produk dilihat dari iklannya dan respon konsumen terhadap kecenderungan membeli. Penelitian ini melibatkan 120 responden yang_ terbagi dalam 4 kelompok yaitu wan ita yang mengkonsumsi, wanita yang tidak mengkonsumsi, pria yang mengkonsumsi dan pria yang tidak mengkonsumsi dengan j umlah responden untuk masing-masing kelompok adalah 30 orang. Dari basil penelitian ini, didapat bahwa ada perbeda respon yang nyata diantara 4 kelompok dimana kelompok wanita yang mengkonsumsi SOYJOY memiliki sikap terhadap iklan, sikap terhadap merek dan keinginan membeli yang lebih positif. Diantara responden pria, kelompok yang tidak mengkonsumsi ,memiliki sikap terhadap iklan yang lebih positif tapi mereka tidak menunjukkan sikap yang serupa untuk penilaian terhadap merek.

The thesis has the purpose to analyze the effectiveness of SOYJOY "Beauty" version ad through consumer's response to the ad, response to the brand and their behaviour intention to purchase the product. This research involves 120 respondents that are divided into 4 groups that consist of 30 female users, 30 female non users, 30 male users and 30 male non users. The research's result shows that these 4 groups have different responses with more positive attitude toward the ad, attitude toward the brand and purchase intention for female users. Among the male respondent, more positive attitude toward the brand was found for non user but the attitude toward f.he ad has less positive judgement
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T 27213
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Serafina Windri
"The rise of social media and newly emerging marketing strategies such as influencer marketing have led to the growing importance of image utilization for marketing and promotional intention. This research scrutinizes how the two different social media imageries (candid and posed) used in influencer promotional posts are able to influence an individual’s purchase intention in the context of influencer marketing while also investigating the effect of culture using the two dimensions of self-construals (independent and interdependent) as a moderating variable. The study, conducted by means of an online survey, reveals that utilizing candid social media imagery is more effective in initiating potential consumers’ purchase intention in contrast to posed social media imagery. However, findings of this study disclose that the proposed interaction between social media imagery and self-construal was not evident, meaning that the moderating effect was not significant.

Munculnya media sosial dan strategi pemasaran baru seperti influencer marketing telah meningkatkan pentingnya pemanfaatan gambar dalam upaya pemasaran dan promosi. Riset ini meneliti bagaimana dua jenis social media imagery berbeda (candid dan posed) yang digunakan dalam unggahan influencer yang bersifat promosional mampu memengaruhi niat beli individu dalam konteks influencer marketing, serta menyelidiki pengaruh budaya menggunakan dua dimensi self-construal (independen dan interdependen) sebagai variabel moderator. Studi yang dilakukan melalui survei online ini mengungkapkan bahwa pemanfaatan gambar candid pada media sosial ​​lebih efektif dalam memicu niat beli calon konsumen dibandingkan dengan gambar yang bersifat posed. Namun, temuan penelitian ini mengungkapkan bahwa interaksi yang diusulkan antara social media imagery dan self-construal tidak terbukti, yang berarti efek moderasi tidak signifikan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Fitriana Putri
"CoolBlue adalah salah satu perusahaan e-commerce terbesar di Belanda. Sebagai perusahaan dengan banyak pesaing, Coolblue harus membuat perusahaannya lebih menarik bagi pelanggan dibandingkan perusahaan sejenis yang lain. Oleh karena itu Coolblue menjadikan iklan sebagai teknik marketing-nya. Karya ilmiah ini membahas mengenai ikon, indeks, dan simbol dalam tiga iklan Coolblue. Selain itu karya ilmiah ini juga memaparkan makna kontekstual dalam ketiga iklan Nederlandse Coolblue yang diunggah di Youtube. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan menggunakan metode penelitian deskriptif. Teori semiotika milik Charles Sanders Peirce digunakan untuk mengkaji ikon, indeks dan simbol dalam iklan Coolblue. Selanjutnya dipaparkan makna kontekstual yang terkandung dalam video-video iklan itu. Hasil analisis menunjukkan bahwa, indeks, ikon, simbol dan makna kontekstual dihadirkan pada ketiga iklan Coolblue untuk memperkenalkan perusahaan Coolblue kepada pelanggan, memberikan informasi produk yang dijual, dan informasi layanan Coolblue yang lain. Analisis makna kontekstual juga menemukan bahwa Coolblue menayangkan iklan dalam konteks humor sebagai identitas dan ciri khasnya untuk menarik pelanggan.

CoolBlue is one of the largest e-commerce companies in the Netherlands. As a company with many competitors, Coolblue must make its company more attractive to customers than other similar companies. Therefore Coolblue makes advertising as its marketing technique. This paper discusses the icons, indexes, and symbols in three Coolblue advertisements. In addition, this scientific work also describes the contextual meaning in the three Nederlandse Coolblue advertisements uploaded on Youtube. This research is a qualitative research, using descriptive research methods. Charles Sanders Peirce's semiotic theory is used to study icons, indexes and symbols in Coolblue advertisements. Furthermore, the contextual meaning contained in the advertising videos is explained. The results of the analysis show that indexes, icons, symbols and contextual meanings are presented in the three Coolblue advertisements to introduce the Coolblue company to customers, provide information on products sold, and other Coolblue service information. The contextual meaning analysis also found that Coolblue served advertisements in the context of humor as its identity and characteristics to attract customers."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>