Ditemukan 111395 dokumen yang sesuai dengan query
Akhsanu Amalia Putri
"Penelitian bertujuan untuk melihat ketergantungan spasial kepuasan hidup dengan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Data penelitian diperoleh melalui penyebaran kuesioner daring kepada penduduk DKI Jakarta berusia di atas 18 tahun (N=1526) pada tahun 2020 dan 2021. Pengukuran kepuasan hidup menggunakan Satisfaction with Life Scale, RTH melalui jumlahnya dari portal resmi Kementerian PPN/Bappenas RI, dan kelurahan melalui jumlah dan wilayah administratifnya dari portal resmi Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta. Analisis yang dilakukan adalah analisis deskriptif, analisis spasial menggunakan GeoDa, dan analisis korelasi menggunakan Pearson’s Product Moment. Temuan penelitian menunjukkan bahwa kepuasan hidup memiliki ketergantungan spasial (r=0.23 dengan p=0.001) dan RTH dapat memprediksi ketergantungan spasial tersebut (R²=0.13 dengan F=41.67). Keteragantungan spasial ini secara geografis membentuk pola ketetanggaan.
This study aims to see the spatial dependence of life satisfaction with urban greenspace. Research data was obtained through the distribution of online questionnaires to residents of DKI Jakarta aged over 18 years (N=1526) in 2020 and 2021. Life satisfaction was measured using the Satisfaction with Life Scale, RTH through the numbers from the official portal of the Ministry of National Development Planning/Bappenas RI, and kelurahan through the number and administrative area from the official portal of the DKI Jakarta Regional Disaster Management Agency. The analysis carried out is descriptive analysis, spatial analysis using GeoDa, and correlation analysis using Pearson's Product Moment. The research findings show that life satisfaction has a spatial dependence (r=0.23 with p=0.001) and RTH can predict this spatial dependence (R²=0.13 with F=41.67). This spatial dependence geographically forms a pattern of clustering."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Naura Thifaldhia Chrissandi
"Menurut Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik Republik Indonesia pada tahun 2021, Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang penduduknya kurang bahagia. Hal ini memiliki hubungan dengan Ibukota Provinsi Jawa Barat yaitu Kota Bandung yang kerap dilanda kemacetan serta memiliki RTH yang kurang memadai. Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk mengetahui ketergantungan spasial kepuasan hidup penduduk Kota Bandung serta kontribusi kunjungan ke Ruang Terbuka Hijau (RTH) terhadap ketergantungan spasial. Partisipan penelitian ini adalah penduduk Kota Bandung yang berusia diatas 18 tahun (N=427). Pengukuran kepuasan hidup dilakukan menggunakan alat ukur Satisfaction with Life Scale (SWLS) oleh Diener dkk. (1985), kemudian partisipan mengisi rentang pilihan rutinitas kunjungan ke RTH dari Hong dkk. (2019). Uji Autokorelasi Spasial Moran’s I menunjukkan bahwa kepuasan hidup penduduk Kota Bandung tidak memiliki ketergantungan spasial (r=-0,046). Hal ini dikarenakan Kota Bandung tidak memiliki variasi geografis yang signifikan, sehingga tidak terdapat kluster kepuasan hidup.
Based on Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) that is conducted by Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, West Java Province is one of the provinces with less happy residents. This is due to the fact that The capital city of West Java Province, Bandung City, is often hit by traffic jams and has inadequate green open space. Therefore, this study was conducted to determine the spatial dependence of life satisfaction of Bandung City residents based on Urban Greenspace visit. The participants of this study are the residents of Bandung City who are over 18 years old (N=427). Measurement of life satisfaction was carried out using the Satisfaction with Life Scale (SWLS) by Diener et al. (1985), then participants filled a range of choices for routine of visits to Urban Greenspace by Hong et al. (2019). Moran's I Spatial Autocorrelation Test shows that the life satisfaction of the residents of Bandung City has no spatial dependence (r=-0.046). This is because Bandung City does not have a significant geographical variation, therefore there is no life satisfaction cluster."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Faiz Al Islam
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji ketergantungan spasial dari kualitas hidup berdasarkan angka kepadatan penduduk. Pengambilan data dilakukan secara daring kepada penduduk DKI Jakarta yang berusia dewasa yakni di atas 18 tahun. Kualitas hidup diukur dengan menggunakan alat ukur The World Health Organization Quality of Life - Bref (WHOQOL-Bref) dan angka kepadatan penduduk setiap kelurahan diambil dari portal Jakarta Open Data. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis spasial seperti autokorelasi spasial dan regresi spasial dengan menggunakan bantuan aplikasi Quantum GIS, GeoDa, dan ArcGIS. Penelitian ini menemukan bahwa domain kesehatan fisik, keadaan psikologis, dan lingkungan dari kualitas hidup memiliki ketergantungan spasial dan membentuk pola berkelompok. Ditemukan juga peran dari kepadatan penduduk yang memprediksi ketergantungan spasial tersebut.
This study aims to examine the spatial dependence of quality of life based on population density. The research data was obtained by spreading online questionnaires to residents of DKI Jakarta who are aged over 18 years old. Quality of life was measured using the World Health Organization Quality of Life - Bref (WHOQOL-Bref) measuring instrument and the data of population density of each kelurahan was taken from the Jakarta Open Data portal. This research was conducted using descriptive analysis and spatial analysis such as spatial autocorrelation and spatial regression by using Quantum GIS, GeoDa, and ArcGIS applications. This study found that the domains of physical health, psychological, and environment of quality of life have spatial dependence and geographically form clustered patterns. It is also found that the role of population density predicts spatial dependence."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Aria Adi Winata
"Melihat DKI Jakarta memiliki daya tarik yang besar dalam urbanisasi sebagai kota metropolitan dan data pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat pada setiap tahunnya, menyebabkan kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk penduduk yang tinggi dapat mempengaruhi kepuasan hidup. Penelitian psikologi geografis, masih jarang sekali dilakukan di Indonesia terutama membahas kesehatan mental. Penelitian ini secara khusus ingin melihat ketergantungan spasial dari kepuasan hidup dan melihat apakah kepadatan penduduk dapat menjadi prediksi bagi ketergantungan spasial dari kepuasan hidup. Data penelitian diperoleh melalui penyebaran kuesioner secara daring kepada penduduk DKI Jakarta berusia di atas 18 tahun (N=956) pada tahun 2022. Pengukuran kepuasan hidup menggunakan The Satisfaction with Life Scale (SWLS), dan angka kepadatan penduduk melalui laman Jakarta Open Data. Analisis yang dilakukan berupa analisis deskriptif dan analisis autokorelasi spasial menggunakan perangkat lunak GeoDa. Temuan penelitian menunjukkan bahwa kepuasan hidup tidak memiliki ketergantungan spasial (r=0.024, p=0.266), yaitu kepuasan hidup suatu kelurahan tidak memiliki kemiripan nilai kepuasan hidup dengan kelurahan-kelurahan yang bertetangga dan kepadatan penduduk tidak dapat memprediksi ketergantungan spasial dari kepuasan hidup.
Seeing that DKI Jakarta has a great appeal in urbanization as a metropolitan city and data on population growth that is increasing every year causes population density. High population density can affect life satisfaction. Geographic psychology research is still rarely done in Indonesia, especially discussing mental health. This study specifically wants to look at the spatial dependence of life satisfaction and see whether population density can be a predictor of the spatial dependence of life satisfaction. The research data was obtained through the distribution of online questionnaires to DKI Jakarta residents aged over 18 years (N=956) in 2022. Life satisfaction was measured using The Satisfaction with Life Scale (SWLS), and population density figures through the Jakarta Open Data page. The analysis was carried out in the form of descriptive analysis and spatial autocorrelation analysis using GeoDa software. The research findings show that life satisfaction has no spatial dependence (r=0.024, p=0.266). This means that the life satisfaction of the kelurahan does not have the same value of life satisfaction with the adjacent kelurahan and population density cannot predict the spatial dependence of life satisfaction."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Aristyowati
"Disertasi ini bertujuan menelusuri interaksi dinamis antara fungsi ekologis; estetika dan budaya; serta sosial dan ekonomi dalam pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Penelitian ini menggunakan pendekatan sosial-spasial; dari sudut pandang persepsi pengunjung, kelompok pedagang kaki lima, dan kebijakan pemerintah; melalui pendekatan campuran yang terdiri dari metode kuantitiatif survei dan metode kualitatif studi kasus. Kesetaraan sosial-spasial dalam penelitian ini akan meninjau terlebih dulu faktor aksesibilitas dan ketersediaan RTH, berupa pilot project taman-taman kantung di Jakarta. Penelitian ini kemudian mengeksplorasi fenomena sosial kehadiran RTH sebagai daya tarik ekonomi yang memberi peluang bagi Ruang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah melalui studi kasus di Kawasan Setu Babakan. Penelitian ini menemukan bahwa baik pengunjung maupun Pedagang Kaki Lima (PKL) menyoroti perlunya akses yang adil terhadap RTH sebagai ruang publik. Studi kasus di Kawasan Setu Babakan ini menjadi spesifik karena kehadiran enam tipe apropriasi warung PKL yang secara spontan muncul di ruang interstisial antara Ruang Terbuka Hijau-Biru dan lahan yang dimiliki masyarakat. Hal ini menggarisbawahi tantangan pemerintah dalam merancang kebijakan yang mencapai aspek sosial-spasial yang legal, inklusif, dan adil. Perpaduan unik antara nilai-nilai budaya, sosial, dan lingkungan tersebut kemudian memosisikan kembali pemahaman bagaimana RTH secara multifungsi dapat memenuhi beragam kebutuhan sekaligus meningkatkan kesejahteraan warga kota.
This dissertation explores the dynamic interactions between ecology; aesthetics and culture, and social and economic aspects in the use of Green Open Space (GOS). This research uses a social-spatial approach; from the perspective of visitors, street vendors, and government policy; through a mixed methods of quantitative survey and qualitative case study. Socio-spatial analysis will review the accessibility and availability of GOS in the form of pilot projects for pocket parks in Jakarta; then explores the social phenomenon of GOS presence as an economic attraction that provides opportunities for Micro, Small and Medium Enterprises through a case study in the Setu Babakan area. This research found that both visitors and street vendors highlighted the need for equal access to GOS. The case study in the Setu Babakan area is specific because of the presence of six types of street vendor’s appropriation spontaneously appear in the interstitial space between the Blue-Green Open Space and private land. This underlines the government's challenge in designing policies that achieve socio-spatial aspects that are legal, inclusive and equal. The combination of cultural, social and environmental values repositions the understanding of how multifunctional GOS can meet various needs while improving the welfare of citizen."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership Universitas Indonesia Library
Kania Meitha Nareswari
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola spasial dari kepuasan hidup penduduk DKI Jakarta. Data penelitian diambil melalui survei online pada penduduk Jakarta yang berusia di atas 18 tahun ( N=748). Pengukuran variabel kepuasan hidup dilakukan dengan menggunakan Satisfaction With Life Scale (SWLS) dan untuk variabel kondisi geografi didapatkan dari data sekunder Badan Pusat Stastistik dan Jakarta Open Data. Analisis spasial dilakukan dengan menggunakan metode autokorelasi spasial Moran’s I, Moran scatter plot, dan regresi. Temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat pola spasial kepuasan hidup penduduk Jakarta yang mengelompok di tingkat kelurahan (Moran’s I= 0.224) dan densitas penduduk di tingkat kelurahan berkontribusi terhadap kepuasan hidup penduduk Jakarta (R² = 0.111).
The current study is aimed to analyse geospatial pattern of life satisfaction among Jakarta’s residents. Data were gathered through an online survey on the Jakarta’s population aged above 18 years (N = 748). Life satisfaction was measured using Satisfaction With Life Scale (SWLS) and geographic data were obtained from Badan Pusat Statistik and Open Data Jakarta. Spatial data were analyzed using Moran’s I spatial autocorrelation method, Moran Scatter plot, and regression. Results showed that there is a clustered pattern of life satisfaction among residents of Jakarta (Moran’s I=0.224) and population density at urban village level contributes to life satisfaction of Jakarta’s population (R² = 0.111)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Candri Rania Auliani
"Penelitian bertujuan untuk melihat ketergantungan spasial kepuasan hidup (Life Satisfaction) dengan kepadatan penduduk (Population Density). Datapenelitian diperoleh melalui penyebaran kuesioner secara daring kepada penduduk kota Bandung berusia diatas 18 tahun (N= 486). Pengukuran kepuasan hidup menggunakan Satisfaction with Life Scale (SWLS), sedangkan jumlah kepadatan penduduk (Population Density) dalam unit analisis kelurahan didapatkan melalui portal resmi Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai Kota Bandung Dalam Angka 2021. Analisis yang dilakukan adalah analisis deskriptif, analisis spasial menggunakan GeoDa, analisis regresi linear dan analisis korelasi menggunakan Pearson's Product Moment. Temuanpenelitian menunjukkan bahwa kepuasan hidup tidak memiliki ketergantungan terhadap kepuasan hidup dikota Bandung (r=-0.062 dengan p=0.34) dan analisis regresi linear (0.94>0.05) yang artinya kepadatan penduduk tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel kepuasan hidup. Sehingga berdasarkan data tersebut disimpulkan bahwa tidak terdapat pola ketetanggan dan ketergantungan spasial pada variabel kepuasan hidup dankepadatan dari penduduk kota Bandung.
The aim of this research is to see the spatial dependence of life satisfaction with population density. The research data was obtained through the distribution of online questionnaires to residents of the city of Bandung aged over 18 years (N = 486). The measurement of life satisfaction uses theSatisfaction with Life Scale (SWLS), while the total population density in the kelurahan analysis unit is obtained through the official portal of the Central Statistics Agency (BPS) regarding the City of Bandung in Figures 2021. The analysis carried out is descriptive analysis, spatial analysis using GeoDa, linear regression analysis and correlation analysis using Pearson's Product Moment. The research findings indicate that life satisfaction has nodependence on life satisfaction in the city of Bandung (r=-0.062 with p=0.34) and linear regression analysis (0.94>0.05) which means that populationdensity does not have a significant effect on the life satisfaction variable. So, based on these data, it can be concluded that there is no pattern of neighbourhood and spatial dependence on the variables of life satisfaction and population density in Bandung city."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Mario Ernst Belseran
"Isu perubahan iklim menjadi perhatian dunia dimana salah satunya peningkatan suhu udara akibat dari emisi gas rumah kaca. Perubahan iklim ini diakibatkan oleh gas-gas dalam atmosfer salah satunya yaitu CO2. DKI Jakarta sebagai ibukota memiliki jumlah penduduk yang padat dengan berbagai macam penggunaan lahan yang ada. Penggunaan lahan yang di dominasi oleh permukiman mengakibatkan berkurangnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang berfungsi untuk menyerap CO2 di atmosfer. Intepretasi citra SPOT-7 digunakan untuk mengetahui tingkat kehijauan vegetasi pada Ruang Terbuka Hijau (RTH) dengan menggunakan indeks vegetasi NDVI, EVI, GNDVI dan OSAVI.
Pengukuran diameter dan tinggi pohon juga dilakukan untuk mendapatkan nilai biomassa yang akan dijadikan nilai serapan CO2. Nilai serapan CO2 yang tersebar di DKI Jakarta diklasifikasikan menjadi tiga kelas yaitu tinggi, sedang dan rendah. Pola sebaran dari nilai serapan CO2 pada RTH di DKI Jakarta di dominasi pada kelas sedang dengan pola persebaran berada di Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Utara dan Jakarta Barat. Pola sebaran Ruang Terbuka Hijau (RTH) di DKI Jakarta tersebar secara acak dan lebih mendominasi di wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Selatan.
The issue of climate change become world attention where one of them increase in air temperature due to greenhouse gas emissions. This climate change is caused by gases in the atmosphere, one of which is CO2. DKI Jakarta as the capital has a dense population with a variety of existing land use. Land use that is dominated by settlements resulting in fewer green space, which functions to absorb atmospheric CO2. Image interpretation SPOT-7 is used to determine the level of greenness of vegetation on a green space using the vegetation index NDVI, EVI, GNDVI and OSAVI. Measuring the diameter and height of trees were also performed to obtain the value of biomass that will be used as the CO2 absorption value. The CO2 absorption value that spread in Jakarta are classified into three classes: high, medium and low. The distribution pattern of CO2 absorption value at green space in Jakarta dominance in the medium class with the distribution pattern is located in South Jakarta, East Jakarta, North Jakarta and West Jakarta. The distribution pattern of green space in Jakarta scattered randomly and more dominate in East Jakarta and South Jakarta."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S65145
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Angelia Merianty
"Sungai Ciliwung sebagai sungai yang paling berdampak di Ibukota DKI Jakarta diketahui memiliki kualitas air yang buruk. Tidak hanya itu, daerah di sekitarnya pun diketahui memiliki kadar oksigen, penataan ruang, penggunaan lahan, dan kebersihan lingkungan yang buruk. Kondisi Sungai Ciliwung yang buruk dan rawan banjir ini dapat berdampak pada kepuasan hidup penduduk di sekitarnya. Penelitian ini dilakukan pada penduduk di sekitar Sungai Ciliwung (N=248) dengan menggunakan alat ukur Perceived Residential Environment Scale dan The Satisfaction with Life Scale. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara kualitas lingkungan tempat tinggal yang dirasakan dan kepuasan hidup penduduk. Selain itu, penelitian ini juga ingin melihat peran ketergantungan spasial dalam hubungan kedua variabel tersebut di tingkat kelurahan (N=84). Hasil analisis dengan menggunakan Pearson Correlation menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara kualitas lingkungan tempat tinggal yang dirasakan dan kepuasan hidup (r=0,308, p<0,01). Penelitian ini juga menemukan bahwa hubungan kualitas lingkungan tempat tinggal yang dirasakan dan kepuasan hidup di tingkat kelurahan tidak diprediksi oleh ketergantungan spasial. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kepuasan hidup pada kelurahan di sekitar Sungai Ciliwung hanya diprediksi langsung oleh kualitas lingkungan tempat tinggal (R2=0,17, p=0,000). Dengan adanya limitasi yang dimiliki, diperlukan penelitian lebih lanjut terkait topik ini.
The most impactful river, Ciliwung, is known as a river that has poor quality of the water. The surrounding area of the river is also known has poor condition of oxygen levels, public space layout, land use, and environmental hygiene. This poor condition and high risk of flood could impact the life satisfaction level of the residents around the river. Was conducted on 248 residents around the Ciliwung River and was measured using The Perceived Residential Environment Scale and The Satisfaction with Life Scale, this study aims to investigate the relationship of perceived residential environment quality and life satisfaction. In addition, this study also aims to investigate the role of spatial dependence in the relationship between the two variables at urban village level (N=84). The results of Pearson Correlation analysis showed that there is a significant positive relationship between perceived residential environment quality and life satisfaction (r=0,308, p<0,01). This study also found that the relationship between perceived residential environment quality and life satisfaction is not predicted by spatial dependence. This result indicates that life satisfaction at urban village level around the Ciliwung River is predicted by the perceived residential environment quality directly (R2=0,17, p=0,000). Given the limitations of this study, further research is needed on this related topic."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Muhammad Luthfi Eryando
"Parkour adalah sebuah metode untuk mencapai dari titik A ke titik B seefisien mungkin. Dengan menggunakan elemen-elemen ruang kota, parkour merupakan salah satu kegiatan yang membebaskan pelakunya dari kehidupan sehari-hari. Kegiatan ini bekerja dengan cara mengubah arti sebuah objek spasial untuk digunakan sesuai dengan yang diinginkan oleh pelakunya. Kemampuan parkour untuk menginterpretasikan sebuah ruang kota dipengaruhi oleh sikap playful dari pelakunya. Ruang kota dan elemen-elemennya secara alami mendukung kegiatan subversif seperti parkour dengan ambiguitas dan ketidakpastian yang ada di dalam sebuah kota. Secara tidak langsung perilaku parkour dapat menjadi sebuah perilaku yang transformatif terhadap ruang kota dan dapat menjadi sebuah kritik dari ruang kota.
Parkour is essentially a way to move from point A to point B in the most efficient way possible. By using elements available in an urban space, parkour is an activity that frees the doer from their daily life. Parkour happens by changing the meaning of a spatial object into something that is used towards the goal of the doer. Parkour rsquo s ability to interpret a city space is affected by the doer rsquo s playful attitude. City space and its elements naturally supports this subversive activity such as parkour with its ambiguity and randomness that is always present in a city. Parkour rsquo s behavior could indirectly transform a city space and could also acts as a critic of a city space."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67421
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library