Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 204617 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fajriah Hanika Adzania
"Latar Belakang: Sampah elektronik merupakan sampah yang berasal dari peralatan elektronik dan tergolong ke dalam limbah bahan berbahaya dan beracun mengalami peningkatan setiap tahunnya. Peningkatan ini salah satunya terkait dengan faktor demografi dan sosioekonomi. semakin tinggi status sosioekonomi penduduk wilayah tersebut turut berkontribusi menghasilkan polutan serta sampah yang dapat memberikan dampak ke lingkungan dan manusia. DKI Jakarta memiliki kepadatan penduduk tertinggi, usia produktif tinggi, dan sosioekonomi tinggi sehingga timbulan sampah elektronik dapat sebanding dengan keadaan tersebut. Tujuan: Menganalisis hubungan faktor-faktor sosioekonomi dan demografi dengan timbulan sampah elektronik di DKI Jakarta. Metode: Desain studi korelasi dengan unit analisis kecamatan di Provinsi DKI Jakarta yang berjumlah 44. Data yang digunakan merupakan data sekunder dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, Badan Pusat Statistik, dan Data Terbuka Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Data akan diolah menggunakan analisis univariat, analisis bivariat, dan analisis spasial, kemudian data ditampilkan dalam bentuk tabel dan gambar. Hasil: yang berpengaruh terhadap timbulan sampah elektronik di Provinsi DKI Jakarta yaitu jenis kelamin (p = 0.036, r = 0.316) dan tingkat pendidikan (p = 0.038, r = 0.313). Sedangkan pola spasial terjadi pada variabel jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, status pekerjaan, dan permukiman kumuh dengan timbulan sampah elektronik.

Background: Electronic waste is increasing every year that comes from
electronic equipment and classified as hazardous and toxic waste. Higher socioeconomic status of the population can contribute to increase pollutants and
waste that can impact on the environment and humans. DKI Jakarta has the highest population density, high productive age, and high socioeconomic status so that can
be linear with the generation of electronic waste. Objective: To analyze the relationship between socioeconomic and demographic factors with electronic waste
generation. Methods: Ecology study (correlation study) with 44 sub-districts as
analysis units in DKI Jakarta Province
.
The data used are secondary data from DKI
Jakarta Environment Agency, Central Statistics Agency, and Open Data from the
DKI Jakarta Government. Data will be processed using univariate analysis, bivariate analysis, and spatial analysis, then the data will be displayed in tables and figures. Results: variables that affect the generation of electronic waste in DKI Jakarta Province are gender (p = 0.036, r = 0.316) and education level (p = 0.038, r = 0.313). While the spatial pattern occurs in the variables of gender, age, education level, employment status, and slum settlements
with electronic waste generation.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nova Yundiarto
"Pendahuluan : Data Riskesdas menunjukkan bahwa prevalensi anak gemuk usia sekolah dasar di Jakarta mengalami kenaikan yang cukup signifikan dari tahun 2010 (12,8%) hingga tahun 2013 (30,1%) dimana termasuk didalamnya 14% yang sudah tergolong obesitas. Status sosioekonomi orang tua dapat mempengaruhi faktor lingkungan (seperti pola makan, aktivitas fisik, dan perilaku sedentari) yang dapat menjadi penyebab obesitas pada anak.
Metode : Penelitian dilakukan pada 63 anak di SDN 01 Menteng Jakarta Pusat dengan metode cross-sectional untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara status sosioekonomi orang tua dengan obesitas pada anak.
Hasil : Hasil penelitian menujukkan secara keseluruhan 23,18% anak mengalami obesitas. Berdasarkan data status sosioekonomi orang tua, didapatkan bahwa 38,1% anak memiliki orang tua dengan status sosioekonomi yang tinggi. Analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara status sosioekonomi orang tua dengan obesitas pada anak (p-value < 0,05).
Diskusi : Status sosioekonomi orang tua berhubungan dengan perilaku sedentari dan pola makan anak sehingga mempengaruhi status obesitas pada anak.

Introduction : Riskesdas shows that the prevalence of overweight and obese in primary school age children had been increasing significantly from 2010 (12.8%) until 2013 (30.1%). Out of 30.1% of children weighed above standard in 2013, 14% had been classified as obese. Parent?s socioeconomic status might affect environmental factors (i.e. diet, physical activity, and sedentary behavior) that cause childhood obesity.
Method : This research was conducted on 63 students in SDN 01 Menteng, Central Jakarta, with cross-sectional method to determine the association between parent?s socioeconomic status and childhood obesity.
Result : The result showed that the prevalence of obese children was 23.18.%. Based on parent socioeconomic status data, the prevalence of children with high parent?s socioeconomic status was 38.1%. The analysis showed that there was significant association between parent?s socioeconomic status with childhood obesity (p-value < 0.05).
Discussion : Parent's socioeconomic status associated with sedentary behaviour and diet of their child that determine childhood obesity.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gadang Ryan Dewantoro
"Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium yang
dapat menyebabkan gejala seperti batuk, nafas pendek, nyeri dada, hemoptosis,
penurunan berat badan, keringat malam, dan kelelahan. Penyakit ini menyerang
0,4% populasi di Indonesia. Keterlambatan diagnosis berhubungan langsung
terhadap penyebaran dan komplikasi pasien. Penelitian ini berupaya untuk
menemukan hubungan antara tingkat sosioekonomi dengan keterlambatan
diagnosis pasien tuberkulosis di Jakarta Timur mewakili daerah urban dan
Tasikmalaya mewakili daerah rural. Penelitian ini menggunakan studi potong
Iintang dengan jumlah sampel Jakarta Timur sebanyak 103 dan Tasikrnalaya
sebanyak 93. Data didapatkan melalui wawancara dan rekam medis pasien. Pada
penelitian ini, ditemukan perbedaan yang signifikan pada tingkat sosioekonomi
antara Jakarta Timur dan Tasikrnalaya. Perbedaan tersebut terdiri dari perbedaan
pendidikan, penghasilan, pekerjaan, dan kepemilikan asuransi. Penelitian ini juga menemukan perbedaan yang signifikan pada keterlambatan diagnosis antara Jakarta Timur dan Tasikrnalaya. Perbedaan ini dapat ditemui baik pada keterlambatan diagnosis oleh tenaga kesehatan ataupun keterlambatan diagnosis oleh pasien. Pada penelitian ini, tidak didapatkan perbedaan signiftkan antara keterlambatan diagnosis dengan sosioekonomi."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70310
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairu Annisa Hariadi
"E-waste merupakan limbah dari perangkat elektronik dengan jumlah timbulan yang terus meningkat di dunia. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun disebutkan bahwa e-waste termasuk golongan limbah bahan berbahaya dan beracun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui timbulan, komposisi, dan pengelolaan e-waste perangkat laptop yang dihasilkan oleh 16 toko jasa perbaikan laptop di Pusat Komputer dan Elektronik Harco Mangga Dua, Jakarta. Dari hasil penelitian, diperoleh berat timbulan e-waste yang dihasilkan dari 16 toko jasa perbaikan laptop, yaitu sebesar 51,022 kg dengan rata-rata berat timbulan sebesar 0,454 kg/toko/hari atau 0,023 kg/m2/hari dan pendugaan interval taksiran nilai rata-ratanya adalah 0,084 0,824 kg/toko/hari atau 0,010 0,154 kg/m2/hari. Komposisi e-waste yang dihasilkan terdiri dari bahan penyusun 23,88% logam, 60,34% plastik, 0,17% karet, 3,63% kaca, 7,81% logam dan plastik, dan 4,18% logam dan karet. Aliran material pengelolaan dari e-waste yang dihasilkan, yaitu 26,55% e-waste dibawa konsumen, 30,75% e-waste disimpan toko, 38,69% e-waste dijual ke pengepul, dan 4,01% e-waste dibuang. Pengelolaan e-waste secara khusus perlu dilakukan dengan melakukan pemilahan terhadap e-waste dari jenis sampah lain dengan mengatur waktu pengangkutan sampah dan menyediakan tempat pembuangan khusus.

E-waste describes electrical or electronic devices waste that amount of generation have increasing rapidly in the world. Based on Government Regulation of The Republic of Indonesia No. 101 Year 2014 concerning The Management of Hazardous and Toxic Waste stated that e-waste is included into the category of hazardous and toxic waste. This study aims to determine e-waste material laptop generation, composition, and management with case study 16 store of laptop repair services at Pusat Komputer dan Elektronik Harco Mangga Dua, Jakarta. From the research results, obtained the weight generation of e-waste from 16 store of laptop repair services, which amounted to 51.022 kg with an average generation weight is 0.454 kg/store/day or 0.0232 kg/m2/day and prediction interval of the estimated average value is 0.084≤μ≤0.824 kg/store/day or 0.0102≤μ≤0.1537 kg/m2/day. Composition of e-waste generated consists of its constituent materials are 23.88% of metal, 60.34% of plastic, 0.17% of rubber, 3.63% of glass, 7.81% of metal and plastic, and 4.18% of metal and rubber. Material flow management of e-waste generated, ie 26.55% of e-waste carried by consumers, 30.75% of e-waste is stored, 38.69% of e-waste is sold to collectors, and 4.01% of e-waste is disposed. E-waste management needs to be done by sorting of the e-waste from other waste category by managing waste transport time and providing a specific collection disposal sites."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59799
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmania Dian Valentina
"kripsi ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor sosial ekonomi yang dapat mengakibatkan kolesterol tinggi dengan menggunakan fundamental causes. Studi-studi sebelumnya telah membahas kolesterol tinggi dengan data IFLS, tetapi masih belum menekankan pada faktor sosial. Kemudian, beberapa studi mengenai faktor sosial yang berpengaruh terhadap kolesterol tinggi sudah pernah dibahas, tetapi bukan dalam konteks Indonesia. Kalaupun ada studi yang membahas kolesterol tinggi dengan faktor sosial masih belum menggunakan data sebesar IFLS. Untuk itu penelitian ini berupaya mengidentifikasi faktor sosial ekonomi: stres, unemployment, kepemilikan rumah, dan jenis kelamin yang berpengaruh terhadap kolesterol tinggi. Diduga faktor-faktor tersebut dapat mengakibatkan pilihan makanan yang sembarangan dan tidak adanya akses sumber daya sehingga dapat mengakibatkan kolesterol tinggi. Penelitian ini menggunakan analisis data sekunder IFLS gelombang 5 tahun 204/205. dengan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini seluruh responden laki-laki dan perempuan yang tercatat dalam survei  IFLS 2014/2015. Peneliti menggunakan analisis univariat untuk mendeskripsikan data, analisis bivariat dengan chi-squard dan analisis multivariat dengan model regresi logistik biner. Penelitian ini dilakukan dengan analisis regresi logistik biner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stres dengan kategori tinggi, unemployment, kepemilikan rumah, dan jenis kelamin lebih mungkin mengidap kolesterol tinggi.

This thesis aims to identify socioeconomic factors that can lead to high cholesterol by using fundamental causes. Previous studies have discussed high cholesterol with IFLS data but have not emphasized social factors. Then several studies on social factors that influence high cholesterol have been discussed, but not in the Indonesian context. Even if there are studies that examine high cholesterol with social factors, they still need to use data as large as IFLS. For this reason, this study seeks to identify socioeconomic factors: stress, unemployment, home ownership, and gender, which affect high cholesterol. It is suspected that these factors can lead to indiscriminate food choices and lack of access to resources, leading to high cholesterol. This study uses secondary data analysis of batch 5 IFLS 2014/2015 with cross-sectionals. The sample in this study were all male and female respondents recorded in the 2014/2015 IFLS survey. Researchers used univariate analysis to describe the data, bivariate analysis with crosstab and chi-square, and multivariate analysis with binary logistic regression models. This research was conducted by binary logistic regression analysis. The study results showed that those with high-stress levels were more likely to have high cholesterol. However, unemployment, home ownership, and gender variables show the opposite result. Workers, homeowners, and women are more likely to have high cholesterol."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahardhika Annisa Tuzzuhro
"Keluarga yang berasal dari status sosial ekonomi menengah ke bawah cenderung kurang
memiliki pemahaman pengasuhan yang positif sehingga berisiko menghambat pencapaian
perkembangan anak, khususnya pada periode kritis usia anak 3-5 tahun. Diperlukan
intervensi untuk meningkatkan pemahaman pengasuhan positif, salah satunya dengan
psikoedukasi. Studi ini bertujuan untuk melihat efektivitas psikoedukasi sebagai metode
intervensi dalam meningkatkan pemahaman pengasuhan positif. Desain penelitian yang
digunakan adalah one group pretest-posttest design. Subjek penelitian adalah 14 orang ibu
berlatar belakang sosial ekonomi menengah ke bawah. Psikoedukasi dilakukan selama tiga
sesi secara daring. Pengukuran pemahaman mengenai pengasuhan positif dilakukan
sebanyak tiga kali, yakni sebelum psikoedukasi, segera setelah psikoedukasi selesai dan 10
hari setelah intervensi. Analisis menggunakan Wilcoxon Signed-Rank Test menunjukkan
adanya perbedaan skor yang signifikan antara sebelum dan sesudah psikoedukasi diberikan
(p < 0,05). Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat peningkatan pemahaman mengenai
pengasuhan positif yang dimiliki oleh ibu setelah mengikuti psikoedukasi. Sementara itu,
terdapat penurunan pemahaman ibu setelah 10 hari dilakukan intervensi. Penelitian ini
terbatas hanya pada ranah kognitif saja, disarankan agar dapat ditingkatkan ke ranah afektif
hingga psikomotor.

Families in middle-to-low socioeconomic status tend to have less comprehension about
positive parenting, which may hinder child optimal development, especially in critical
age i.e. 3 to 5 year old. Psychoeducation is one of interventions which is needed to
improve comprehension of positive parenting to children. This study aims to find the
effectiveness of psychoeducation in improving comprehension of positive parenting. This
study design is one group pretest-posttest design. Subjects of this study are 14 mothers
with middle-to-low socioeconomic status background. The psychoeducation was held for
three sessions through video conference. The data were collected 3 times, before the
intervention, immediately after the intervention, and 2 weeks after the intervention. Data
analysis using Wilcoxon Signed-Rank Test shows significant score difference between
before and after psychoeducation was provided (p < 0,05). This indicates increasing score
of positive parenting related understanding in mothers after attending the
psychoeducation. However, there was derivation score of mothers' comprehension in 10
days after the intervention. This study limited to cognitive area, next can be elevated into
affective or psychomotor area.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marchelita Dewi
"Preferensi kontribusi penting dalam memperkirakan nilai suatu barang, terutama public goods, yaitu barang yang jika dikonsumsi oleh seseorang tidak akan mengurangi konsumsi orang lain akan barang tersebut dan siapapun dapat mengkonsumsinya. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari tingkat sosioekonomi dan pemberian threshold terhadap preferensi kontribusi seseorang untuk lahan hijau. Penelitian ini dilakukan kepada 64 orang penduduk Provinsi DKI Jakarta dengan desain kuasi-eksperimental randomized 2 (tingkat sosioekonomi: rendah vs. tinggi, between subjects) x 2 (pemberian threshold dalam: non-target vs. target pada public goods game, within subjects). Pengukuran dilakukan dengan mengadaptasi public goods game dan dijalankan secara tatap muka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat sosioekonomi tidak memengaruhi preferensi kontribusi individu, tetapi pemberian threshold secara signifikan meningkatkan kontribusi individu untuk lahan hijau.

Priority contribution is important in estimating the value of an item, especially public goods, that is, goods which if consumed by one person will not reduce the consumption of others for these goods and anyone can consume them. This study aims to examine the effect of socioeconomic level and threshold granting on preference for one's contribution to green land. This research was conducted on 64 residents of DKI Jakarta Province by design quasi-experimental randomized 2 (socioeconomic level: low vs. high, between subjects) x 2 (threshold in: non-target vs. target in the public goods game, within subjects). Measurements are made by adapting public goods games and run face to face. The results showed that the socioeconomic level did not affect the preferences of individual contributions, but the provision of a threshold significantly increased individual contributions to green land."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yustia Istiarni Yustia Istiarni
"Kemampuan berbahasa anak sangat penting dalam membantu anak bersosialisasi dengan lingkungannya. Salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa yaitu latar belakang sosioekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan latar belakang sosioekonomi dengan perkembangan bahasa pada anak usia prasekolah. Desain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif korelasional dengan jumlah sampel sebanyak 62 anak usia prasekolah di Kelurahan Tanah Baru, Depok, yang dipilih secara konsekutif. Penelitian ini menggunakan kuesioner perkembangan bahasa dan sosioekonomi yang dibuat oleh peneliti.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan rata-rata perkembangan bahasa anak berada pada rentang normal. Berdasarkan analisis bivariat, tidak ada hubungan yang signifikan antara latar belakang sosioekonomi dengan perkembangan bahasa pada anak usia prasekolah (p = 0,251). Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya yaitu perlu ditambahkan faktor lain yang mempengaruhi perkembangan bahasa seperti lamanya interaksi ibu dengan anak.

Children's language ability is very important to help them socialize with their environment. One of factors that influence the development of child’s language ability is socioeconomic background. The purpose of this study was to determine the correlation between socioeconomic backgrounds with language ability development among children at the age of preschool. This research used descriptive correlation design with a sample size of 62 preschool children in Kelurahan Tanah Baru, Depok. The data was collected with consecutive sampling technique. The questionnaire to measure child’s language ability development was developed by researcher.
The study showed that the average of children’s language ability development was at normal range. Bivariate analysis disclosed that there was no significant correlation between socioeconomic backgrounds with language development among preschool children (p=0.251). This study recommends further research to find out other factors affecting the development of language ability among preschool children such as the length of the interaction between mothers with their children.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S61608
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galih Adi Pramono
"Tesis ini membahas tentang ?Pengaruh Pendidikan Orang Tua, Sosio Ekonomi Keluarga dan Lingkungan Pendidikan terhadap Risiko Anak Putus Sekolah di Kota Bekasi dalam Perspektif Ketahanan Keluarga?. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan observasi dan survei. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel pendidikan orang tua, sosio ekonomi keluarga, dan lingkungan pendidikan terhadap risiko anak putus sekolah di Kota Bekasi dalam perspektif ketahanan keluarga. Analisis korelasi menunjukkan ada hubungan positif pada tingkat sangat kuat antara pendidikan orang tua, sosio ekonomi keluarga, dan lingkungan pendidikan secara bersama- sama dengan risiko anak putus sekolah dengan nilai r sebesar 0,986.
Dari hasil analisis regresi juga memperlihatkan bahwa pengaruh yang ditunjukkan pendidikan orang tua, sosio ekonomi keluarga, dan lingkungan pendidikan secara bersama-sama terhadap risiko anak putus sekolah adalah positif dan signifikan dengan nilai R Square sebesar 0,973 dan F hitung sebesar 1123,294. Hal ini berarti 97,3 % risiko anak putus sekolah dipengaruhi secara bersama-sama oleh faktor pendidikan orang tua, sosio ekonomi keluarga, lingkungan pendidikan dan 2,7% dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan, jika pendidikan orang tua, sosio ekonomi keluarga, dan lingkungan pendidikan ditingkatkan, maka dapat mengurangi risiko anak putus sekolah dan kesempatan melanjutkan pendidikan menjadi lebih besar.

This thesis discusses about ?The Effect of Parent Educational Background, Family Socio Economic, and Environmental Education to Children Dropout risk in Kota Bekasi in The Perspective of Family Resilience?. This Research using quantitative method by observation and surveys. The results showed that there is a significant effect of Parent Educational Background, Family Socio Economic, and Environmental Education to Children Dropout risk in Kota Bekasi in The Perspective of Family Resilience. Correlation analysis showed there was a positive relationship at a very strong level of Parent Educational Background, Family Socio Economic, and Environmental Education in common with dropout children by r value 0.986.
From the results of the regression analysis also showed that the effect of Parent Educational Background, Family Socio Economic, and Environmental Education jointly against dropout children is positively and significantly to the value of R Square 0.973 and F count of 1123,294. This means that 97,3% dropout children affected by Parent Educational Background, Family Socio Economic, Environmental Education and 2,7% affected by other factors. According with the analysis can be concluded that if The Parent Educational Background, Family Socio Economic, and Environmental Education enhanced accordingly can be reduced Children Dropout risk and the continuing education opportunities will be even greater."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yusuf Qordhowi
"Eddy Current Separation merupakan metode daur ulang sampah elektronik untuk memisahkan non-ferrous dari plastik ataupun non-logam. Di Indonesia daur ulang sampah PCB masih dengan cara mengekspor ke negara lain. Tujuan pada penelitian ini, pengembangan alat pemisah material PCB (printed circuit board) dari plastik yang dihasilkan dari alat elektronik yang telah rusak. Beberapa komponen dari alat tersebut terbuat dari material PLA (poly lactid acid) seperti drum driver, drum driven, dudukan motor, hingga magnetic roller. Proses pembuatannya menggunakan mesin 3D printing Ender 5 plus dan Ender 3. Rangka yang berfungsi sebagai penopang keseluruhan komponen terbuat dari hollow galvanis 20x20 cm. Tujuan lainnya adalah untuk mendapatkan performa optimal dari eddy current separator. Alat tersebut dapat digunakan untuk memisahkan cacahan PCB dari non-logam dengan parameter tertentu. Hasil penelitian, kondisi pemisahan yang optimal dan parameter operasi yang dipilih dianalisis dengan kecepatan yang berbeda dari kecepatan putar roller magnetik (w), feed konveyor (v), dan diameter magnetic roller (MR). Pemisahan material non-ferrous mendapatkan kondisi optimal saat (v = 0,3 m/s, w = 2800 rpm, MR Ø 48 mm). Sedangkan kondisi optimal pemisahan cacahan PCB saat (v = 0,3 m/s, w = 3300 rpm, MR Ø 48 mm).

Eddy Current Separation is an electronic waste recycling method to separate non-ferrous from plastic or non-metal. In Indonesia, PCB recycling is still exported by other countries. The purpose of this research, to development tool can sort out PCB (printed circuit board) from plastic that is produced from electronic devices that have been damaged. Some components of the eddy current separator are made of PLA (poly lactid acid) material such as drum drivers, drum driven, motorized holders, to magnetic rollers. The manufacturing process uses the 3D printing machine Ender 5 plus and Ender 3. The frame that functions as a support for the entire component is made of 20x20 cm galvanized hollow. Another goal is to get optimal performance from the eddy current separator. This machine can be used to separate liberation of PCB with certain parameters. The results of the study, the optimal separation conditions and selected operating parameters were analyzed with different speeds of rotating speed of the magnetic roller (u), feed konveyor (v), and diameter of magnetic roller (MR). Separation obtains optimal conditions when (v = 0,3 m / s, w = 3000 rpm, MR = Ø 48 mm). While the optimal condition for the PCB chopped is (v = 0.3 m / s, w = 3300 rpm, MR Ø 48 mm)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>