Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130146 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alfonso Munte
"Tesis ini menelusuri pengalaman perempuan penyintas korban perkawinan anak dipaksa memasuki lembaga perkawinan pada usia anak. Peneliti menelusuri bagaimana perempuan penyintas perkawinan anak yang berasal dari Sekolah Perempuan mendapatkan akses pengetahuan umum, baik pendidikan formal maupun informal. Tujuan penelitian ini untuk mempelajari perempuan dewasa penyintas korban perkawinan anak mampu mengatasi berbagai masalah terkait dampak perkawinan anak serta bagaimana mereka membangun otonomi dan kebahagiaan melalui akses pengetahuan formal dan informal dalam kehidupannya kemudian dielaborasi dengan teori Shulamith Firestone dan Sara Ahmed. Peneliti menggunakan metode penelitian wawancara dan dengan instrumen penelitian berupa daftar pertanyaan detail, kemudian dimasukkan ke dalam padatan faktual, kategori dan tema. Hasil penelitian menyimpulkan keempat subjek penelitian mempunyai pengalaman pahit yang tergambar dengan tindak kekerasan seksual. Pengabaian dari suami dan mertua subjek penelitian yang semestinya perempuan penyintas perkawinan anak tersebut mendapatkan tempat aman dan ruang kasih sayang. Beberapa subjek penelitian mengalami kendala akses atas pengurusan administrasi. Akses subjek terhadap pengetahuan umum dan tentang kesehatan reproduksi menjadi penting ketika akses tersebut terhubung dengan percakapan perempuan dewasa korban pernikahan anak dengan petugas kesehatan. Dua perempuan dewasa korban perkawinan anak mendapatkan privilege karena pernah mengecap sekolah perempuan yang merupakan respons atas dasar pilihannya secara mandiri.

This thesis explores the experience of female survivors of child marriage being forced to enter marriage institutions. The researcher explores how women survivors of child marriage from Sekolah Perempuan gain access to general knowledge, both formal and informal education. The purpose of this research is to study that adult women who are victims of child marriage are able to overcome various problems related to the impact of child marriage and how they build autonomy and happiness through access to formal and informal knowledge in their lives and then I elaborated based on theory of Shulamith Firestone and Sara Ahmed. Researcher used interview research methods and research instruments such as list form that contained some detailed questions, then put them into factual solids, categories and themes. The results of the study concluded that the four research subjects had bitter experiences depicted by acts of sexual violence. The neglect of the husband and in-laws of the research subjects, which should have women who survived child marriages, got a safe place and a space of love. Some research subjects experience problems with access to administrative management. Subject access to general knowledge and about reproductive health becomes important when those access were connected with consultation of adult women victims of child marriage with health workers. Two adult women who are victims of child marriages got privileged because they have experienced Sekolah Perempuan which are a response based on their independent choices."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Niswati
"ABSTRAK
Penelitian ini mengungkap: faktor yang mendorong dan mempertahankan
mappasitaro (perjodohan) di kalangan bangsawan Bugis, peran orang tua,
kerabat, dan bagaimana anak perempuan dilibatkan; dampak dan gambaran
strategi yang digunakan anak perempuan dalam menghadapi masalah yang
ditimbulkan budaya mappasitaro.
Teori yang digunakan adalah: budaya patriarki dan bias jender
yang tersistematisasi pada sosialisasi anak dalam keluarga, pengaruh
budaya patriarki dan bias jender juga dilihat pada sistem kekerabatan dan
stratifikasi sosial masyarakat Bugis; dan konsep pemilihan jodoh dikaitkan
dengan Undang-Undang Perkawinan.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang berperspektif
perempuan. Studi kasus digunakan untuk mengungkap beberapa kasus
rumah tangga bermasalah, perceraian, kawin lari, dan bunuh diri. Sejarah
mappasitaro ditelusuri melalui lontara, sure?, dan wawancara dengan
tokoh budaya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa budaya patriarki dalam masyarakat
Bugis melahirkan sosialisasi yang bias jender dalam mewujudkan harapan
tentang peran dalam hal pekerjaan dan perkawinan. Mappasitaro identik
dengan pemaksaan sehingga anak perempuan yang menjalaninya mengalami
kekerasan fisik, psikis, dan subordinasi ganda. Hal itu kurang terungkap
dan tetap membelenggu kehidupan anak perempuan terutama di kalangan
bangsawan karena adanya budaya siri? ?malu? dan harga diri? dalam masyarakat
Bugis. Selain itu, ditemukan ketiadaan perlindungan hukum terhadap kekerasan
yang terjadi. Bahkan, norma agama pun sering disalahtafsirkan untuk
melegitimasi budaya patriarki.

ABSTRACT
This study reveals factors contributing to and defending mappasitaro
(matrimony) among Bugis Aristocrats; roles of parents, friends, and how an
daughter is involved; impacts and strategic description the daughter uses to face
problems arising from mappasitaro culture.
The theory applied is Patriarchal culture and gender-bias systematized on
children socialization in the family; effects of patriarchal culture and gender-bias
also appear in the kinship system and social stratification of Bugis Community; and
concept of selecting mate related to the Marriage Laws.
This study employs woman-centered Qualitative Research Method. Case Study
is applied to consider such cases as problematic household, divorce, kcrwin larE
(elopement), and self-suicide. History of mappasitaro is reviewed through ¡onlara
sure? and interview with culture figures.
Results of this research indicate that patriarchal culture in Bugis community
derives a gender-bias based socialization to realize role expectation in work and
marriage. Mappasitaro is identical to coercion, that the daughter involved
experiences physical, psychic violence, and doubl&subordination. It appears
subordinately and constantly shackles a daughter?s life eminently among aristocrats
subject to sin? malu and harga din? culture (self-shame and self-esteem) in the
Bugis community. Additionally, legal protection lacks over coercion or violence.
Even, religious norms are generally misinterpreted to legitimate patriarchal culture."
2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Perkawinan siri merupakan fenomena perkawinan yang ada di masyarakat Indonesia. Fungsi-fungsi keluarga rentan tidak terpenuhi dalam keluarga yang dibentuk dari perkawinan siri. Hal ini membuat kondisi human security bagi perempuan dan anak rentan tidak terpenuhi. Penelitian kualitatif ini mencoba untuk mengetahui bagaimana persepsi dan bagaimana bentuk perlindungan yang diberikan negara dalam mengatasi dampak yang timbul dari perkawinan siri. Melalui wawancara mendalam yang dilakukan dengan institusi negara di bidang kependudukan, perkawinan, perlindungan perempuan dan anak, diketahui bahwa negara melarang perkawinan siri karena tidak memiliki kekuatan hukum yang membuat negara sulit dapat melakukan perlindungan."
360 JP 21:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Citrawati Pusporini
"Pada dasarnya manusia sebagai makhluk sosial sangat membutuhkan kehadiran orang lain dalam kehidupannya Terjalinnya hubungan personal (interaksi antar individu) sangat penting, terutama untuk memenuhi kebutuhan intimacy seseorang (Strong & Devault, 1988). Tentu saja kriteria memilih pasangan hidup yang ideal berbeda pada tiap individu. Sejalan dengan berkembangnya waktu, banyak dijumpai perempuan yang dianggap berusia ‘cukup dewasa’ untuk menikah namun belum juga menikah, padahal sudah memiliki ‘segalanya’, seperti pendidikan tinggi, karir yang mantap, dan penghasilan yang memadai. Masyarakat kebanyakan berpandangan tradisional dan menganggap perempuan seperti tersebut di atas sebaiknya mengakhiri masa Lajangnya dan segera berkeluarga karena kodrat seorang perempuan adalah sebagai istri dan ibu bagi anak-anaknya.
Namun banyak hal yang mernpengamhi seseorang memutuskan untuk menikah/ tidak atau menentukan pilihan untuk menikah namun belum menemukan pasangan yang tepat. Selain dikasihani, individu lajang dipandang Lingkungannya sebagai seseorang yang kurang bergaul, kurang menarik dan kurang dapat dipercaya dibandingkan dengan orang-orang lain (Anderson & Stewart dalam Matlin, 1999 dalam Gracesiana 2002). Bagi para lajang sendiri, pilihan yang mereka jalankan memiliki baik keuntungan maupun kerugian, sama halnya dengan menikah. Ada kesirnpulan yang menyatakah bahwa menjadi lajang lebih sulit bagi perempuan (Si menquer Carol, 1982), dan menurut Freedman (1978), orang yang tidak menikah cenderung merasa Lonely dibandingkan individu yang menikah.
Ketika para dewasa muda tertarik untuk menjalin hubungan yang dekat dengan orang lain, ada juga suatu keinginan yang kuat untuk mandiri dan bebas. Perkembangan pada tahap ini melibatkan perjuangan antara keinginan untuk funtime dan komitmen pada satu sisi, dengan keinginan mandiri dan bebas di sisi yang lain (Hoyer, Ribash & Roodin, 1999; Hall & Lindzey, 1973 dalam Gracesiana, 2002). Adanya perbedaan keinginan yang dimiliki tiap individu ini dapat dijelaskan dengan teori Murray yang menyebutkan bahwa baik disadari atau tidak, setiap perilaku manusia didasari oleh motivasi tertentu. Ini merupakan asumsi dasar dari pandangan psikologi. Untuk berbicara tentang motivasi, tentu harus berbicara tentang kebutuhan-kebutuhan. Kebutuhan merupakan suatu pendorong bagi diri individu untuk melakukan sesuatu (Mummy, 1938 dalam Groth-Mamat, 1999). Untuk membantu mengenali kebutuhan-kebutuhan apa yang ada dalam diri dan menjadi pendorong munculnya perilaku, diperlukan sebuah alat tes. Salah satu alat tes yang bisa digunakan untuk meneliti fenomena di atas yaitu EPPS (Edward Personal Preference Schedule). Konstruk alat tes ini dikembangkan dari teori
mengenai kepribadian yang dikembangkan oleh Murray (1938).
Dengan menggunakan alat tes ini akan dilihat kebutuhan-kebutuhan apa yang dominan dan menjadi karakteristik kepribadian dari perempuan lajang di atas 30 tahun. Selain itu
dapat dilihat pula apakah ada suatu karakteristik kepribadian yang membedakannya dengan perempuan yang telah menikah. Penelitian dilakukan pada 70 orang subyek dengan karakteristik perempuan lajang dan perempuan yang menikah, berusia diatas 30 tahun, dengan menggunakan incidental sampling. Dalam penelitian ini, alat yang digunakan berbentuk tes EPPS (Edward Personal Preference Schedule) untuk melihat kebutuhan-kebutuhan seseorang yaitu kebutuhan khusus yang dimiliki seseorang.
Dari hasil analisis dan interpretasi data yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Tidak ada perbedaan profil EPPS yang signifikan antara perempuan lajang dan perempuan menikah yang berusia di atas 30 tahun, kecuali pada need for change, dimana perempuan lajang cenderung memiliki need for change yang lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan yang menikah. Dengan demikian, ada perbedaan need for change yang signifikan antara perempuan lajang dan perempuan yang menikah. Hal ini berarti bahwa perempuan lajang cenderung selalu menginginkan perubahan dan tidak menyukai memiliki kebiasaan hidup yang tetap. Mereka senang mencari dan menjumpai kawan baru, saling bertukar perhatian, dan berlibur ke tempat yang asing. Karena kondisi itu, mereka cenderung tampak kurang stabil, baik pendirian maupun keinginannya (Edward dalam EPPS, 1978). Ketidakstabilan ini sesuai dengan keinginan lajang untuk membentuk hubungan yang dekat dengan orang lain namun di satu sisi ada juga keinginan yang kuat untuk mandiri dan bebas (Hoyer, Rybash & Roodin, 1999; HalI & Lindzey, 1973 dalam Gracesiana., 2002).
Saran untuk penelitian selanjutnya adalah diharapkan dapat mengambil lebih banyak sampel, sehingga didapat perbedaan yang lebih akurat serta hasilnya dapat digeneralisasikan kepada subjek Iain di Luar sampel penelitian. Selain itu ada baiknya untuk melakukan wawancara mendalam terhadap beberapa subyek dari tiap kelompok, untuk melihat kesesuaian dari hasil needs yang diperoleh dengan gambaran kepribadian subjek. Dapat pula dilakukan penelitian lanjutan pada perempuan lajang dan perempuan menikah yang tidak bekerja untuk melihat apakah tidak adanya perbedaan yang signifikan dari kedua kelompok tersebut disebabkan karena faktor pekerjaan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atiyah FItri
"Fleksibilitas merupakan salah satu kunci relasi suami istri yang digunakan untuk menyeimbangkan penjagaan stabilitas dan keterbukaan terhadap perubahan perubahan yang ada. Salah satu yang memicu perubahan tersebut adalah teknologi seperti facebook. Penelitian ini menitikberatkan pada bagaimana fleksibilitas dalam relasi suami istri pengguna facebook. Analisa data, peneliti kelompokkan dalam 3 tipe suami istri pengguna facebook, yakni pasangan yang saling berteman, pasangan yang tidak berteman (dengan suami), dan istri saja yang menggunakan facebook. Untuk memahami dalam menganalisa temuan lapangan, peneliti menggunakan 3 unsur fleksibilitas yakni kepemimpinan, negosiasi, dan peran yang dikembangkan oleh Olson, DeFrain, dan Skogrand (2008). Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam dan observasi.
Temuan penelitian ini adalah 1) Perubahan/fleksibilitas pada unsur kepemimpinan tertinggi terdapat pada pasangan yang saling berteman, diikuti kelompok istri saja yang menggunakan facebook, dan pasangan yang tidak saling berteman. 2) Konflik dan keputusan baru menjadi unsur yang sangat berperan dalam memicu perubahan dan fleksibilitas dalam penggunaan facebook. 3) Keterpisahan (ketidakbertemanan dalam penggunaan facebook) mendorong pasangan menguatkan batasan berupa aturan. Pasangan berusaha lebih menjaga kepercayaan pasangan dengan meningkatkan kontrol diri saat menerima perubahan. 4) Negosiasi dapat berfungsi secara maksimal pada pada pasangan yang saling berteman. Masing masing pasangan berusaha memperjuangkan kepentingan masing-masing. Pada pasangan yang tidak saling berteman, negosiasi didominasi oleh suami dalam bentuk pengarahan sebagai upaya pengendalian untuk menjaga dampak buruk yang dapat mengancam stabilitas pernikahan. 5) Peran dimanfaatkan oleh masing-masing pasangan secara maksimal pada pasangan yang saling berteman guna mengamankan hasil negosiasi. Keterpisahan mendorong pasangan berperan sebagai penjaga stabilitas dan menghindari perubahan. 6) Keterlibatan suami dalam menggunakan facebook memiliki peran yang menentukan bagi fleksibilitas istri. Dinamika relasi suami istri lebih dapat dimaknai jika suami terlibat dalam penggunaan facebook.

Flexibility is one of the key relationship of marriage couple who used to balance the maintenance of stability and openness to the changes. One that triggers is technology like facebook. Facebook is social networking the most popular today and is used by all people including the marriage couple. This study focuses on how the flexibility in the relationship of marriage couple facebookers. Analysis of the data, the researchers grouped in 3 types of marriage couple facebooker; couples who befriend with husband, who is not friends with husband and only wife who uses facebook. To understand in analyzing the findings of the field, this research use 3 elements of flexibility that is leadership, negotiation, and the role developed by Olson, DeFrain, and Skogrand (2008). The research method used is a qualitative method, data collection techniques used were in-depth interviews and observation.
The findings of this study were : 1) The changes/flexibility on the highest leadership of the element s contained in couples who are friends with husband, followed by a group of wives who uses facebook, and couple who do not be friend with husband. 2) Conflict and new decisions to be elements that are very significant in triggering the changes/flexibility . Severability (unfriend in using facebook) encourages couple to strengthen a boundary/rules. The couple tried to further maintain the trust by enhancing self control when receive the changes. 4) Negotiations can function optimally in the couple of mutual friends. Each pair is trying to fight for their own. In couples who did not be friend with husband, the negotiation was dominated by the husband by directing an effort to maintain control of the adverse effects that could threaten the stability of marriage. 5) Role is used by each spouse to the maximum in couples who are friends with husband to obtain secure the outcome of negotiations. Severability encourage couples act as guardians of stability rather than accept the changes. 6) Husband's involvement in using facebook has a decisive role for the flexibility of a wife.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T29782
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bunga Anggia Prameswari
"

VARIASI PERAN PEREMPUAN DALAM KELOMPOK TEROR

                                                                        Abstrak

Penelitian ini akan menganlisis mengenai keterlibatan perempuan yang ada di beberapa kelompok terorisme. Kelompok-kelompok ini akan dibagi menjadi dua jenis yaitu kelompok teror non-Indonesia seperti Kurdistan Workers’ Party/Partiye Karkaren Kurdistan (PKK)Black Widow, dan Liberation Tigers of Tamil Eelam (LTTE). Serta kelompok teror Indonesia terdiri dari Jamaah Islamiyah (JI), kelompok Pepi Fernando, Mujahidin Indonesia Timur (MIT), dan simpatisan ISIS di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa terdapat dua faktor yang berbeda yang mendasari perempuan terlibat ke dalam kelompok terorisme yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Serta variasi peran perempuan yang sudah dijalankan oleh perempuan seperti peran pendukung yang meliputi simpatisan, mengumpulkan dana, dilatih menjadi kombatan hingga peran pelaku utama bom bunuh diri. Munculnya nama Dian Yulia Novi yang menjadi perempuan pertama yang ingin melakukan bom bunuh diri telah menunjukkan bahwa peran perempuan Indonesia dalam kelompok terorisme mengalami peningkatan karena perempuan berniat untuk melakukan bom bunuh diri hanya berdasarkan perintah dari suaminya

 

Kata kunci: perempuan di kelompok teror, kelompok teror non Indonesia, kelompok teror Indonesia, faktor internal dan eksternal, variasi peran perempuan

            

 

 

 

 

 

 

 


VARIATION OF WOMEN’S ROLE IN TERROR GROUPS OF NON-INDONESIA AND INDONESIA

 

                                                        Abstract

 

This research will analyse involvement of women in terror groups. These groups will be devided into two types such as terror groups outside Indonesia (terror groups non-Indonesia) such as Kurdistan Workers’ Party/Partiye Karkaren Kurdistan (PKK)Black Widow, danLiberation Tigers of Tamil Eelam (LTTE). Then, terror groups Indonesia such as Jamaah Islamiyah (JI), Pepi Fernando’s group, Mujahidin Indonesia Timur (MIT) and ISIS Sympathizers in Indonesia (case of Dian Yulia Novi). The method of this research is using qualitative method. The result of this research is there are two different factors that effect to women for involving to terror groups such as internal and external factors. Moreover, there are variation of women’s role in terror groups such as sympathizers, collecting funding, training to be combatant even to be the actor of suicide bombing. The emergence of Dian Yulia Novi as the first woman who wanted to be suicide bomber, showing that the role of Indonesian women in terrorism groups has increased because women intend to carry out suicide bombings based on orders from their husbands.

 

Keywords: women in terror groups, terror groups non-Indonesia, terror groups Indonesia, internal and external factors, variation of women’s role in terror groups 

 

 

"
2019
T54422
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The effort made by group of women to increase the number of women in parliament by democratic electoral mechanism wil collide with obstacles derived from political parties,both at leadership and parliament members'level...."
JUILPEM
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Perjuangan dalam mencapai kesetaraan dan keadilan gender disadari oleh berbagai pihak masih jauh dari harapan , karena masih terdapat berbagai bentuk diskriminasi, subordinasi dan marjenalisasi perempuan dalam berbagai bidang kehidupan...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"The discussion on the status and the role of women in our society has become a controversial topic. Some have the opinion that women have to keep silence in public meeting and submit to their husbands....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>