Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 24043 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tambunan, Usman Sumo Friend
"ABSTRAK
Komposisi utama tumbuhan eceng gondok (Eichhornia crassipes (Mart.) (Solms) kering adalah. molekul selulosa. sedang komponen lain terdiri dari lignin, lemak, protein, abu dan lain-lain. Kadar selulosa di dalam tumbuhan ini agak tinggi, boleh karenanya mempunyai potensi untuk- digunakan sebagai bahan baku pulp. Tumbuhan eceng gondok yang diambil dari daerah Krawang, waduk Curug dan danau Rawa Pening, dicuci dengan air untuk menghilangkan kotoran—kotoran dan lumpur, kemudian dipotong-potong menjadi 2-4 cm dan selanjutnya dimasukkan kedalam oven pada suhu 1O5 ± 3 derajat C dalam waktu 2 jam Pulp yang diperoXeh ditentukan sifat-sifatnya yaitu : derajat putih, bilangan permanganat, kadar abu dan panjang serat. Rendemen dan sifat-sifat pulp eceng gondok berbeda-beda tergantung pada asal tumbuhan, tinggi eceng gondok, bagian tumbuhan yang dimasak dan cara pemasakan. Ren demen pulp yang paling tinggi dari hasil percobaan adalah 52,8 % dengan sifat sebagai berikut : derajat putih 20,8 GE, bilangan permanganat X2,27, kadar abu 8,78 % dan panjang serat rata-rata X,99 mm. Hasil ini diperoleh dari pemasakan . tangkai eceng gondok dari Curug, yang mempunyai tinggi X0X,5 i 5 cm dengan kadar NaOH X5 % per berat bahan baku kering."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1978
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica Elizabeth
"Telah dilakukan penelitian mengenai Kemampuan Tanaman Eceng Gondok Eichhornia crassipes (Mart.) Solms. sebagai Biofilter di Perairan Situ Agathis, Universitas Indonesia. Penelitian bertujuan untuk mengetahui jumlah individu eceng gondok yang efektif per satuan luas sebagai biofilter pada perairan di Situ Agathis, mengetahui efektivitas eceng gondok dalam menurunkan nilai TDS dan TSS air Situ Agathis, dan mengetahui perkiraan jumlah eceng gondok yang diperlukan sebagai biofilter di keseluruhan Situ Agathis. Penelitian dilakukan selama 30 hari pada bulan Juni 2020. Penelitian dilakukan dengan menanam tiga kelompok eceng gondok berdasarkan jumlah individu, yaitu 5 individu, 10 individu, dan 15 individu pada Situ Agathis dengan bantuan keramba apung. Indikator yang diamati adalah perbandingan TDS dan TSS air Situ Agathis sebelum dan setelah peletakkan eceng gondok. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kelompok dengan 10 individu lebih efektif dalam menurunkan nilai TDS dan TSS di Situ Agathis. Berdasarkan perhitungan menggunakan model penghitungan kebutuhan eceng gondok, jumlah eceng gondok yang dibutuhkan sebagai biofilter Situ Agathis adalah sebanyak ±174.281 individu.

The study on capability of water hyacinth Eichhornia crassipes (Mart.) Solms. as biofilter in Agathis Lake, Universitas Indonesia has been carried out for 30 days. The aims of this study were to know the amount of water hyacinth that can be use as biofilter on Agathis Lake per unit area, to know the efectivity of water hyacinth to decrease the amount of TDS and TSS in Agathis Lake, and to estimate the amount of water hyacinth that can be use as biofilter in Agathis Lake. The study was conducted by placing three variations number of water hyacinth (5, 10, and 15 individual plants) on Agathis Lake. The observation was carried out by comparing the total dissolved solids (TDS) and total suspended solids (TSS) of Agathis Lake water before and after treatment. The observations showed that the population of 10 water hyacinth makes water clearer and Agathis Lake needs ±174.281 water hyacinth as its biofilter."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niluh Ekaputri Laksmi Sutarini
"Glukosa banyak dimanfaatkan dalam bidang teknologi atau formulasi farmasetika baik sebagai pengatur tonisitas dalam larutan sebagai zat pemanis sebagai pengencer dan pengikat pada pembuatan tablet dengan metode granulasi basah dan kempa langsung, terutama dalam tablet kunyah sebagai agen terapeutik dan merupakan sumber karbohidrat dalam rejimen nutrisi parenteral. Eceng gondok dapat menjadi salah satu sumber potensial karena selulosa yang terkandung di dalamnya cukup tinggi sehingga dapat dimanfaatkan untuk preparasi glukosa dengan cara hidrolisis secara enzimatis oleh selulase. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan galur kapang dengan aktivitas selulase tinggi untuk menghidrolisis α-selulosa eceng gondok guna memperoleh glukosa. Penelitian diawali dengan preparasi α-selulosa dari serbuk tanaman eceng gondok, skrining beberapa galur kapang uji berdasarkan pembentukan zona bening pada medium agar CMC dan dengan metode gula reduksi-DNS, dilanjutkan dengan optimasi kondisi hidrolisis enzimatis. Identifikasi glukosa yang dihasilkan dilakukan dengan menggunakan Spektrofotometer Fourier Transform Infrared (FTIR) dan uji pereaksi Fehling. Hasil penelitian menunjukkan galur kapang yang memiliki aktivitas enzim selulase paling tinggi adalah Chaetomium globosum. Kondisi optimum hidrolisis enzimatis dicapai pada suhu 50°C, dalam dapar asetat pH 5, dengan penambahan konsentrasi enzim 2%, selama 48 jam dengan kecepatan pengadukan 160 rpm. Hasil identifikasi dengan FTIR menunjukkan bahwa spektrum serbuk glukosa yang dihasilkan memiliki kemiripan dengan spektrum glukosa standar terutama pada daerah sidik jari. Identifikasi dengan uji pereaksi Fehling memberikan hasil positif baik untuk glukosa standar maupun larutan uji hasil hidrolisis.

Glucose is widely used in the field of technology or pharmaceutical formulations for some purposes, such as a tonicity agent in solution a sweetening agent used as a wet granulation diluent and binder as a direct-compression tablet diluent and binder, primarily in chewable tablets used therapeutically and is the preferred source of carbohydrate in parenteral nutrition regimens. Water hyacinth potentially is used in glucose preparation through enzymatic hydrolysis of cellulase because the cellulose contained in it is high enough. This study aims to obtain the mold strain with high cellulase activity which hydrolyzes α-cellulose from water hyacinth to obtain glucose. This study is composed of several steps, including the preparation of α-cellulose from water hyacinth powder, screening test mold strains based on the formation of clear zones in CMC agar medium and with DNS-reducing sugar method, followed by optimization of enzymatic hydrolysis conditions. The identification of glucose produced was carried out by Fourier Transform Infrared Spectrophotometer (FTIR) and Fehlings test methods. The results showed the mold strain that has the highest cellulase enzyme activity is Chaetomium globosum. The optimum condition of enzymatic hydrolysis was reached at 50°C, in acetate buffer pH 5, with the addition of 2% enzyme concentration, for 48 hours, with a stirring speed of 160 rpm. The results of identification with FTIR showed that the spectrum of glucose produced has similarities to the spectrum of glucose standard, especially in the fingerprint region. The identification by the Fehlings test showed positive results for both glucose standard and solution test from hydrolysis results."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Haryani Kusuma
"ABSTRAK
Tesis ini membahas pemanfaatan tanaman eceng gondok (Eichhornia crassipes (Mart.) Solms.) dalam pengolahan limbah cair sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik limbah cair yang dihasilkan sekolah dan efektivitas pengolahannya dengan bantuan tanaman. Parameter yang digunakan untuk menentukan efektivitas pengolahan limbah adalah BOD, TSS, pH, serta minyak dan lemak berdasarkan KepMen LH No. 112 tahun 2003. Hasil penelitian menunjukkan bahwa belum dilakukan pengolahan limbah cair oleh sekolah. Limbah cair yang dihasilkan oleh sekolah sebelum pengolahan melebihi baku mutu untuk parameter BOD5 dan TSS. Limbah cair yang dihasilkan oleh sekolah setelah pengolahan secara biologi menggunakan tanaman eceng gondok kualitasnya mengalami penurunan dan tidak melebihi baku mutu. Fitoremediasi efektif meningkatkan kualitas limbah cair sekolah hingga berada di bawah baku mutu dengan penurunan TSS hingga 96%, kenaikan pH hingga 14 %, dan penurunan BOD5 hingga 91%. Perlakuan paling efektif dalam pengolahan limbah cair dengan eceng gondok adalah dengan 6 daun selama 12 hari.

ABSTRACT
The focus of this thesis is to discusses the use of water hyacinth plants (Eichhornia crassipes(Mart.) Solms.) in wastewater treatment produced by a school. The aim of the study is to analyze the characteristics of the wastewater produced by the school and the effectiveness of phytoremediation process. The parameters used to determine the effectiveness of wastewater treatment is BOD, TSS, pH, and oil and grease based KepMen No. LH. 112 of 2003. The results showed that the treatment has not been done by school. Liquid waste generated by the school prior to processing exceeds the quality standards for parameters BOD5 and TSS. Liquid waste generated by the school after the biological treatment using water hyacinth plant quality declined and did not exceed the standard. Phytoremediation effectively improve the quality of wastewater from school below the standards by up to 96% removal of TSS, pH increase up to 14%, and 91% removal of BOD5. The most effective treatment in this research is the tratment of water hyacinth with 6 leaves for 12 days."
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasibuan, Atikah Anwar
"Situ Agathis merupakan situ yang berada di Universitas Indonesia, Depok. Situ Agathis memiliki tingkat eutrofikasi yang tinggi disebabkan adanya material terlarut seperti nitrogen, fosfor, dan logam berat yang terbawa dari aliran air sistem daerah aliran sungai (DAS) Ciliwung Cisadane. Eceng gondok merupakan tanaman air yang memiliki kemampuan dalam menyerap logam berat dari perairan dan digunakan dalam teknik fitoremediasi. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui parameter pertumbuhan eceng gondok setelah diletakkan selama 14 hari di Situ Agathis. Penelitian ini menggunakan eceng gondok ukuran besar, sedang, dan kecil masing-masing sebanyak 5 individu. Penelitian dilakukan di Situ Agathis, Universitas Indonesia selama 14 hari. Setelah 14 hari, parameter pertumbuhan eceng gondok dari ketiga ukuran diamati dan dianalisis. Hasil menunjukkan bahwa eceng gondok ukuran besar dan sedang mengalami pertumbuhan terlihat dari hasil laju pertumbuhan relatif sebesar 4,18% dan 2,64%. Pertumbuhan tergambarkan melalui pertambahan berat basah, jumlah daun, panjang daun dan lebar daun. Pertambahan rata-rata jumlah daun pada eceng gondok ukuran besar dan sedang merupakan pertambahan tertinggi dibandingkan parameter lainnya, yaitu pertambahan rata-rata sebesar 29,6 dan 18,4. Sementara, eceng gondok ukuran kecil memiliki hasil laju pertumbuhan relatif negatif yaitu -4,88% karena eceng gondok tidak mengalami pertambahan berat basah, jumlah daun, lebar daun, dan panjang akar.

Agathis lake is located at the University of Indonesia, Depok. Agathis Lake has a high level of eutrophication caused by presence of dissolved materials such as nitrogen, phosporous, and heavy metals which carried from the Ciliwung Cisadane watershed system. Water hyacinth is aquatic plant that has the ability to absorb heavy metals from water and is used in phytoremediation techniques. The purpose of this study was to determine the growth parameters of water hyacinth after 14 days planting in Agathis Lake. This study used 5 individuals of large, medium, and small water hyacinth. The research was conducted at Agathis Lake, Universitas Indonesia for 14 days. After 14 days, the growth parameters of water hyacinth of all three size were observed and analyzed. The results show that water hyacinth experienced growth as seen from the results of the relative growth rate, namely 4.18% and 2.64%. Growth is represented by the increase in the average of wet weight, number of leaves, leaf length, and leaf width in large and medium water hyacinth. The increase in the average number of leaves in large and medium water hyacinths was the highest increase compared to other parameters, namely the average increase of 29.6 and 18.4. Meanwhile, small water hyacinth had a relatively negative growth rate, namely -4.88%, because water hyacinth did not increase in wet weight, leaf number, leaf width, and root length."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridla Bakri
"Unsur nutrisi P yang bertambah secara berlebihan didalam suatu perairan, dapat mengakibatkan terjadinya keadaan lewat subur (keadaan eutrofikasi) pada perairan tersebut. Penyebab terbesar dari pencemaran unsur P di dalam perairan yaitu, berasal dari limbah deterjen hal ini dikarenakan deterjen tersebut mengandung senyawa poli fosfat, yang umumnya berupa senyawa sodium tri poli fosfat (STPP). Sehubungan dengan pencemaran P yang berasal dari deterjen tersebut, maka dilakukan penelitian yang bertujuan, untuk mengetahui pengaruh senyawa poli fosfat terhadap pertumbuhan eceng gondok (Eichornia Crassipes (Hart) Solms)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1984
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Adriani
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian kandungan sterol dalam bagian-bagian (daun,gondok dan akar) tanaman eceng gondok (Eichhornia crassipes Solins ). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kandungan sterol dalam tanaman eceng gondok, yang nantinya dapat dijadikan sebagai salah satu sumber bahan baku hormon steroid kontraseptif. Isolasi sampel dilakukan dengan metode standar International Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC). Identifikasi dan penetapan kadar sterol dilakukan secara kromatografi lapisan tipis (KLT) dan metode spektrofotometri berdasarkan reaksi Liebermann-Burchard. Hasil analisa kualitatif menunjukkan bahwa tanaman eceng gondok mengandung sterol, yang diduga sebagai Stiginasterol. Radar sterol terbesar terdapat pada bagian gondok (± 1 mg/9 bobot kering)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alia Badra Pitaloka
"Superabsorbent polymers SAP adalah material yang dapat menyerap cairan dalam jumlah yang sangat besar. Pada penelitian ini dilakukan sintesis material SAP dengan bahan baku natrium karboksimetil selulosa NaCMC yang berasal dari selulosa eceng gondok. Salah satu karakteristik NaCMC yang sangat berpengaruh adalah derajat substitusi DS . Semakin tinggi nilai DS dari NaCMC, semakin baik kemampuan SAP yang dihasilkan dalam menyerap cairan yang dinyatakan dengan swelling ratio SR . Jenis media yang digunakan dalam sintesis NaCMC sangat berpengaruh terhadap nilai DS. Semakin rendah polaritas media, semakin tinggi nilai DS yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan NaCMC berbahan dasar eceng gondok dengan nilai DS yang tinggi dan menghasilkan material SAP dengan kemampuan mengabsorbsi air yang tinggi.Penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu isolasi selulosa, sintesis NaCMC, dan sintesis SAP. Isolasi selulosa dilakukan dengan menggunakan larutan NaClO2 dan NaOH untuk menghilangkan lignin dan hemiselulosa. Kemudian sintesis NaCMC dilakukan dengan menggunakan campuran dua larutan sebagai media reaksi agar diperoleh polaritas yang lebih rendah. Ada lima kombinasi campuran media reaksi yang digunakan, yaitu campuran isopropil alkohol-etanol IPE , 2-butanol-etanol BE , isobutil alkohol-etanol IBE , isopropil alkohol-2-butanol IPB , dan isopropil alkohol-isobutil alkohol IPIB dengan komposisi 20:80, 50:50, dan 80:20. Untuk masing-masing komposisi media, dilakukan variasi larutan NaOH 5-35 . NaCMC yang diperoleh dengan menggunakan media reaksi IPB, digunakan sebagai bahan baku pada sintesis SAP dengan menggunakan asam sitrat sebagai agen pengikat silang. Analisis dilakukan terhadap kadar selulosa di dalam eceng gondok dan selulosa hasil isolasi, nilai DS NaCMC, analisis menggunakan SEM, FTIR dan XRD terhadap selulosa dan NaCMC, serta pengukuran kadar Na di dalam alkali selulosa menggunakan AAS, sedangkan produk SAP dikarakterisasi menggunakan FTIR, SEM dan analisa SR.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kadar selulosa dari produk selulosa sebesar 95,04 dan produk NaCMC eceng gondok memiliki nilai DS di atas 0,72. Nilai DS tertinggi dari NaCMC eceng gondok adalah 2,34 yang dicapai dengan menggunakan media campuran isopropil alkohol dan isobutil alkohol dengan komposisi 20:80 pada konsentrasi NaOH 35 . Produk material SAP yang dihasilkan dapat mencapai nilai SR sebesar 12,99.

Superabsorbent polymers SAP is a material which is able to absorb a considerable amount of liquid. In the present study, synthesis of SAP material using Sodium Carboxymethyl Cellulose NaCMC from water hyacinth cellulose as raw material was conducted. One of the most important characteristic of NaCMC is degree of Subtitution DS . Higher DS of NaCMC will improve the ability of produced SAP to absorb liquid, as measured by swelling ratio SR . Type of medium used in NaCMC synthesis also plays a significant role in DS value. Medium with low polarity will result in higher DS value. The aim of this study is to produce NaCMC from water hyacinth with high DS value, thus SAP material with high absorption ability can be obtained.This research consists of three main steps cellulose isolation, synthesis of NaCMC and synthesis of SAP. Isolation of cellulose was performed using NaClO2 and NaOH to remove lignin and hemicellulose content. Synthesis of NaCMC was then carried out using a mixture of two solutions as reaction medium in order to obtain low polarity medium. Five different combinations of reaction medium mixtures were used, i.e. isopropyl alcohol ethanol IPE , 2 butanol ethanol BE , isobuthyl alcohol ethanol IBE , isopropyl alcohol 2 butanol IPB , and isopropyl alcohol isobutyl alcohol IPIB with different ratios 20 80, 50 50 and 80 20 , followed by variation of NaOH 5 35 solution for each ratio. NaCMC obtained using reaction medium IPB was further utilized as raw material in synthesis SAP with citric acid as crosslinker agent. Cellulose content in water hyacinth and cellulose from isolation step and DS of NaCMC were measured. Cellulose and NaCMC were analyzed by SEM, FTIR and XRD. Measurement of Na content in alkali cellulose were performed using AAS, and SAP product was characterized by FTIR, SEM and SR analysis.The results obtained show that cellulose content of cellulose product is 95.04 and degree of subtitusion of NaCMC product from water hyacinth is above 0.72. Highest DS value of NaCMC from water hyacinth is 2.34, which was achieved using a mixture medium of isopropyl alcohol and isobutyl alcohol 20 80 at NaOH 35 . SR value of produced SAP material was 12.99."
2018
D2413
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>