Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 178332 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alfian Ali Murtadlo
"Geotermal merupakan salah satu kekayaan alam terbaik di Indonesia yang saat ini masih belum dimanfaatkan secara maksimal. Tercatat dari data tahun lalu, baru 8,9 persen dari total sumber daya yang berhasil dimanfaatkan. Salah satunya berada di wilayah Pegunungan Ijen, Jawa Timur. Pegunungan Ijen ini merupakan pegunungan api aktif yang dahulunya berupa gunung api tunggal bernama Gunung Kendeng yang mengalami erupsi secara eksplosif. Meskipun PLTP ditargetkan akan beroperasi di tahun 2025, namun kondisi medan yang berupa pegunungan aktif dengan banyak patahan didalamnya serta hanya terdapat sedikit mata air panas (hot spring) dan batuan teralterasi sebagai manifestasi geotermal yang terlihat di atas permukaan membuat daerah ini masih dalam tahap penelitian. Salah satu cara untuk melihat kondisi bawah permukaan bumi adalah dengan metode gravitasi satelit. Data yang diambil berada di area perbatasan Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Situbondo, dan Kabupaten Banyuwangi. Data gravitasi satelit ini akan menghasilkan peta complete bouguer anomaly. Untuk melihat secara lebih baik dibuat peta regional orde 1 dan 2, dan peta residual gravitasi orde 1 dan 2 dengan metode Trend surface analysis (TSA). Daerah prospek geotermal terdapat di bagian tengah peta disekitar persimpangan Struktur Blawan dan Struktur Cemara-Kukusan. Beberapa stuktur teridentifikasi dengan metode FHD. Diantaranya Patahan Kendeng Merapi, Patahan Djampi, Patahan Cemara-Kukusan, dan beberapa struktur lain yang bisa membantu proses pemodelan. Pemodelan 2D data gravitasi menggunakan peta residual dari Butterworth Filter dengan diikat data gravitasi lapangan dan data MT sehingga dapat membantu melihat keadaan bawah permukaan serta digunakan untuk mengidentifikasi zona permeabel geotermal. Pemodelan menghasilkan beberapa lapisan yaitu Batu Breksi Gunung Api (ρ=2.7-2.8 g/cc), Basaltic Lava (ρ=3.3 g/cc), Clay Cap (ρ=2.0 g/cc), Batuan Reservoir (ρ=2.8 g/cc), dan Basement (ρ=3.3 g/cc).

Geothermal is one of the best natural resources in Indonesia which is currently not being fully utilized. From last year's data, only 8.9 percent of the total resources were successfully utilized. One of them is in the Ijen Mountains area, East Java. The Ijen Mountains are active volcanoes that were once a single volcano called Mount Kendeng which erupted explosively. Although the geothermal power plant is targeted to operate in 2025, the terrain conditions in the form of active mountains with many faults in it and there are only a few hot springs and altered rocks as geothermal manifestations visible above the surface make this area still in the research stage. . One way to see the conditions below the earth's surface is the satellite gravity method. The data taken are in the border area of Bondowoso Regency, Situbondo Regency, and Banyuwangi Regency. This satellite gravity data will produce a complete bouguer anomaly map. For a better view, regional maps of order 1 and 2 were made, and residual gravity maps of order 1 and 2 were made using the Trend surface analysis (TSA) method. The geothermal prospect area is located in the center of the map around the intersection of the Blawan Structure and the Cemara-Kukusan Structure. Several structures were identified by the FHD method. Among them are the Kendeng Merapi Fault, the Djampi Fault, the Cemara-Kukusan Fault, and several other structures that can assist the modeling process. 2D modeling of gravity data using residual maps from Butterworth Filter with field gravity data tied and MT data so that it can help see subsurface conditions and is used to identify geothermal permeable zones. The modeling produces several layers, namely Volcanic Breccia Rock (ρ=2.7-2.8 g/cc), Basaltic Lava (ρ=3.3 g/cc), Clay Cap (ρ=2.0 g/cc), Reservoir Rock (ρ=2.8 g/cc). cc), and Basement (ρ=3.3 g/cc)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dandi Baskoro Soebakir
"Keberadaan struktur geologi merupakan salah satu parameter penting dalam menentukan zona permeabel pada suatu sistem geotermal. Penelitian ini dilakukan di salah satu area prospek geotermal di zona Sistem Sesar Sumatera (GSF) yang termasuk dalam segmen Angkola dan Barumun yang bertujuan untuk mengidentifikasi kemenerusan fitur permukaan hingga bawah permukaan terutama struktur geologi yang berkaitan erat dengan zona permeabel dengan mengintegrasikan data geologi, geokimia, dan geofisika. Teknologi remote sensing digunakan untuk mengidentifikasi struktur geologi yang terobservasi di permukaan yang dikorelasikan dengan persebaran manifestasi permukaan. Namun, tidak semua struktur geologi yang terobservasi di permukaan dapat diamati dan kemenerusannya dari permukaan hingga bawah permukaan dilakukan dengan pendekatan geofisika menggunakan data magnetotelurik (MT) dan gravitasi. Interpretasi struktur geologi permukaan berdasarkan analisis remote sensing dan persebaran manifestasi permukaan memiliki korelasi yang positif dengan hasil gravitasi adanya struktur graben dari zona GSF yang memiliki orientasi baratlaut-tenggara. Kelurusan dan karakteristik (arah dan kemiringan) struktur ditandai dengan adanya kontras nilai gravitasi, nilai Horizontal Gradient Magnitude (HGM) maksimum, dan nilai zero Second Vertical Derivative (SVD) serta analisis Multi Scale-Second Vertical Derivative (MS-SVD). Hasil interpretasi struktur bawah permukaan gravitasi berkorelasi positif dengan analisis parameter MT (splitting curve MT) yang dapat mengindikasi zona struktur bawah permukaan. Gabungan interpretasi struktur permukaan dan bawah permukaan teridentifikasi adanya 5 struktur (F1, F2, F3, F4, dan F5) yang diklasifikasikan sebagai Struktur Pasti (F1, F2, F3, dan F4) dan Struktur Diperkirakan (F5) yang memiliki orientasi baratlaut-tenggara. Struktur F3 yang berorientasi baratlaut-tenggara merupakan struktur utama yang berperan sebagai fluid conduit (zona permeabel) yang dibuktikan dengan adanya manifestasi mata airpanas bertipe klorida. Berdasarkan hasil pemodelan inversi 3-D MT dan pemodelan kedepan 2-D gravitasi dapat mendelineasi zona reservoir pada kedalaman 1500 – 2000-meter yang dikontrol oleh struktur F3 dan zona reservoir berasosiasi dengan batuan metasediment yang nantinya dapat menentukan lokasi sumur pengeboran. Untuk memvisualisasikan sistem geotermal secara komprehensif, maka dikembangkan model konseptual dengan mengintegrasikan model geofisika yang memiliki kualitas data optimum dengan data geologi dan geokimia yang saling berkorelasi, sehingga dapat dijadikan dasar dan acuan dalam menentukan lokasi pengembangan sumur produksi dan reinjeksi dan menurunkan resiko kegagalan dalam well targeting.

The existence of geological structures is one of the important parameters in determining the permeability zone in a geothermal system. This study was conducted in one of the geothermal prospect areas in the Sumatera Fault System (GSF) zone included in the Angkola and Barumun segments which aims to identify the continuity of surface to subsurface features, especially geological structures that are closely related to permeability zones by integrating geological, geochemical, and geophysical data. Remote sensing technology is used to identify geological structures observed at the surface that are correlated with the distribution of surface manifestations. However, not all surface-observed geological structures can be observed and their continuity from the surface to the subsurface is done with a geophysical approach using magnetotelluric (MT) and gravity data. Interpretation of surface geological structures based on remote sensing analysis and the distribution of surface manifestations has a positive correlation with the gravity results of the graben structure of the GSF zone which has a northwest-southeast orientation. The alignment and characteristics (direction and slope) of the structure are characterized by the contrast of gravity values, maximum Horizontal Gradient Magnitude (HGM) values, and zero Second Vertical Derivative (SVD) values as well as Multi Scale-Second Vertical Derivative (MS-SVD) analysis. The results of gravity subsurface structure interpretation are positively correlated with MT parameter analysis (splitting curve) which can indicate subsurface structure zones. The combined interpretation of surface and subsurface structures identified 5 structures (F1, F2, F3, F4, and F5) classified as Certain Structures (F1, F2, F3, and F4) and Estimated Structure (F5) that have a northwest-southeast orientation. The northwest-southeast oriented F3 structure is the main structure that acts as a fluid conduit (permeability zone) as evidenced by the manifestation of chloride-type hot springs. Based on the results of 3-D MT inversion modeling and 2-D gravity forward modeling, it can delineate the reservoir zone at a depth of 1500 - 200 meters controlled by the F3 structure and the reservoir zone is associated with metasedimentary rocks which can later determine the location of drilling wells. To visualize the geothermal system comprehensively, a conceptual model was developed by integrating geophysical models that have optimum data quality with geological and geochemical data that are correlated, so that it can be used as a basis and guide in determining the location of production well development and reinjection and reduce the risk of failure in drilling targets."
Jakarta: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bimo Ramadhan
"Indonesia merupakan negara dengan potensi energi geotermal yang besar. Salah satu wilayah di Indonesia dengan potensi energi geotermal adalah Wilayah Z. Sebelumnya, beberapa penelitian dalam bidang geosains mengenai Wilayah Z telah dilakukan untuk mengetahui struktur geologi, keberadaan manifestasi geotermal, geokimia fluida hidrotermal, resistivitas batuan, dan anomali gravitasi. Metode geofisika yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode geofisika gravitasi dengan data yang diperoleh dari GGMPlus 2013. Anomali gravitasi regional dan residual diperoleh menggunakan dua metode, yaitu bandpass dan polynomial trend surface analysis. Analisis FHD dan SVD digunakan dalam menentukan keberadaan patahan. Terdapat sepuluh patahan yang teridentifikasi melalui analisis tersebut dengan rincian delapan patahan normal dan dua patahan naik. Model 2-D dan 3-D digunakan dalam memperkiraan nilai densitas batuan bawah permukaan. Densitas batuan tertinggi berada pada luar pull-apart basin dan densitas batuan terendah berada pada bagian tengah pull-apart basin. Berdasarkan analisis data gravitasi GGMPlus 2013 beserta data-data pendukung seperti data geologi, data geokimia, dan data geofisika, teridentifikasi beberapa struktur patahan yang sesuai dengan persebaran struktur patahan pada peta geologi.

Indonesia is a country with great geothermal energy potential. One of the regions in the country with geothermal energy potential is Region Z. Previously, several studies in the field of geosciences regarding Region Z have been carried out to determine the geological structure, the presence of geothermal manifestations, the geochemistry of hydrothermal fluids, rock resistivity, and gravitational anomalies. The geophysical method used in this study is the gravitational geophysical method with data obtained from GGMPlus 2013. Regional and residual gravity anomalies are obtained using two methods, namely bandpass and polynomial trend surface analysis. FHD and SVD analysis are used in determining the presence of faults. There were ten faults identified through the analysis with details of eight normal faults and two ascending faults. 2-D and 3-D models are used in estimating the density values of subsurface rocks. The highest rock density is outside the pull-apart basin and the lowest rock density is in the central pull-apart basin. Based on the analysis of GGMPlus 2013 gravity data along with supporting data such as geological data, geochemical data, and geophysical data, several fault structures that correspond to the distribution of fault structures on the geological map were identified."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Fariduddin Syafiq
"Sumani merupakan salah satu daerah dengan potensi geotermal yang terletak di provinsi Sumatera Barat. Daerah ini memiliki struktur graben dan beberapa patahan-patahan disekitar graben. Eksplorasi geotermal di daerah Sumani telah dilakukan pada tahun 2011, Namun masih belum ada penelitian lanjutan ataupun penelitian dari pihak lain, terutama penelitian yang menggunakan metode geofisika untuk identifikasi struktur di daerah tersebut, terbukti dari sedikitnya publikasi yang ada, sehingga penelitian ini dilakukan. Dalam penelitian ini, aplikasi metode gravitasi yang diintegrasikan dengan data geologi dan geokimia yang bertujuan untuk meneliti lebih lanjut terkait struktur geologi yang berasosiasi di daerah geotermal Sumani. Penelitian dilakukan dengan menggunakan data gravitasi satelit GGMPlus dan diolah untuk pembuatan Peta CBA, Pemisahan anomali Regional dan residual menggunakan metode spectrum analysis dan polynomial TSA Orde 1 dan 2, melakukan korelasi FHD dan SVD, serta pemodelan 3 dimensi yang kemudian di konfirmasi kembali dengan data geologi dan geokimia. Hasilnya ditemukan struktur geologi berupa sesar yang didominasi dengan arah orientasi baratlaut – tenggara yang searah sesar besar Sumatera dan sesuai dengan peta geologi, sesar-sesar tersebut juga lah yang mengontrol kemunculan mata air panas Lawi, Karambia, Lakuak, dan Lubuk Jange dari data geokimia. Analisis FHD dan SVD menunjukkan bahwa struktur geologi yang terjadi didominasi oleh struktur patahan turun berarah baratlaut-tenggara dan struktur graben yang sesuai dengan data geologi, serta ditemukannya struktur graben pada pemodelan 3 dimensi sampai kedalaman yang dalam.

Sumani is one of the areas with geothermal potential which is located in the province of West Sumatra. This area has a graben structure and several faults around the graben. Geothermal exploration in the Sumani area was carried out in 2011, however there is still no further research or research from other parties, especially research using geophysical methods to identify structures in the area, as evidenced by the lack of publications, so this research was conducted. In this study, the application of the gravity method is integrated with geological and geochemical data which aims to further research related geological structures in the Sumani geothermal area. The research was conducted using GGMPlus satellite gravity data and processed for making CBA Maps, Separating Regional and residual anomalies using spectrum analysis and TSA polynomial methods of Order 1 and 2, performing FHD and SVD correlations, as well as 3-dimensional modeling which was then re-confirmed with geological data. and geochemistry. The results found that geological structures in the form of faults were dominated by a northwest-southeast orientation in the direction of the Sumatran fault and in accordance with the geological map, these faults also controlled the emergence of Lawi, Karambia, Lakuak, and Lubuk Jange hot springs from geochemical data. FHD and SVD analysis shows that the geological structure that occurs is dominated by a northwest-southeast trending down fault structure and a graben structure that is in accordance with geological data, as well as the discovery of a graben structure in 3-dimensional modeling to deep depths."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Alwi Nawawi
"Daerah penelitian panas bumi Pariangan, Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat berada pada jalur sesar besar Sumatra yang terbentuk akibat aktivitas penunjaman lempeng Indo-Australia dibawah lempeng Eurasia yang berada di sebelah barat lepas pantai Sumatra. Sesar besar Sumatra berarah baratlaut-tenggara dengan jenis pergeseran menganan (dextral). Penelitian yang dilakukan oleh Pusat Studi Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia pada tahun 2014 hanya melakukan analisis peta Anomali Bouguer Lengkap hingga pemisahan anomali regional dan residual. Pada penelitian penulis yang terbaru yaitu menggunakan metode gravitasi satelit dengan bertujuan untuk mengetahui keberadaan struktur bawah permukaan dan menentukan zona permeabel dengan melakukan pengolahan data serta hasil yang didapat yaitu pembuatan peta anomali bouguer lengkap sampai model inversi 3D. Dari hasil yang dilakukan diperoleh beberapa patahan yaitu sesar normal dan sesar naik pada analisis FHD dan SVD, Sesar ini masih berarah sama dengan struktur geologi Pariangan yaitu berarah baratlaut-tenggara ini, diperkirakan sebagai struktur pengontrol kemunculan manifestasi panas bumi di daerah penelitian. Sesuai dengan hasil yang diperoleh dari metode gravitasi satelit didapatkan kemunculan mata air panas yaitu mata air panas Pariangan dan Sopan Didih pada daerah penelitian Pariangan.

The Pariangan geothermal research area, Tanah Datar Regency, West Sumatra is located on the Sumatran fault line which was formed due to the subduction activity of the Indo-Australian plate under the Eurasian plate which is in the west off the coast of Sumatra. The Sumatran fault has a northwest-southeast trend with a dextral type of shift. Research conducted by the Center for Geological Studies of the Ministry of Energy and Mineral Resources of the Republic of Indonesia in 2014 only analyzed the Complete Bouguer Anomaly map to separate regional and residual anomalies. In the author's latest research, using the satellit gravity method with the aim of knowing the existence of subsurface structures and determining the permeable zone by processing data and the results obtained are making a complete bouguer anomaly map to a 3D inversion model. From the results obtained by several faults, namely normal faults and rising faults in the FHD and SVD analysis, this fault has the same direction as the Pariangan geological structure, which is northwest-southeast, it is estimated as the beginning of the emergence of geothermal manifestations in the study area. In accordance with the results obtained from the satellit gravity method, the emergence of hot springs, namely Pariangan and Sopan Didih hot springs in the Pariangan research area."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Arif Maritza
"Pulau Jawa merupakan salah satu bagian penting dari kompleks geologi Indonesia dan memiliki sejarah geologi yang sangat kompleks. Salah satu wilayah di Jawa yang terkena dampak dari aktivitas tektonik tersebut adalah Jawa Tengah. Mengingat Jawa Tengah sendiri merupakan Provinsi dengan penduduk ketiga terbanyak di Indonesia, maka diperlukan penelitian untuk mengidentifikasi struktur geologi yang terjadi akibat aktivitas tektonik tersebut terutama terhadap potensi bencana alam, khususnya gempa bumi. Penelitian ini menggunakan metode gravitasi dengan data gravitasi Topex. Hasil penelitian menunjukkan setidaknya terdapat 7 sesar di daerah penelitian dengan kedalamanan zona regional sedalam 15,37 km dan kedalaman zona residual sedalam 1,45 km. Penelitian ini juga dapat memetakan daerah dengan risiko bencana gempa bumi yang tinggi, yaitu daerah di sekitar Sesar Opak.

Java Island is one of the important parts of the geological complex of Indonesia and has a very complex geological history. One of the regions in Java affected by tectonic activities is Central Java. Considering that Central Java itself is the third most populous province in Indonesia, research is needed to identify the geological structures resulting from these tectonic activities, especially regarding the potential for natural disasters, particularly earthquakes. This research uses the gravity method with Topex gravity data. The research results indicate that there are at least 7 faults in the study area with a regional zone depth of up to 15.37 km and a residual zone depth of 1.45 km. This research can also map areas with high earthquake disaster risk, particularly the areas around the Opak Fault."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuriana Indah Pratiwi
"Sektor pertanian di Kecamatan Muntilan mengalami perubahan akibat banjir lahar dingin Gunung Merapi. Pengaruh dari banjir lahar dingin dilihat berdasarkan sebaran material piroklastik, jarak dari tanggul sungai dan jarak dari hulu sungai. Penelitian ini menggunakan pembagian segmen berdasarkan jarak dari sungai, yaitu 0-100, 100-200, dan 200-300 meter pada setiap desa terdampak banjir lahar dingin. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa kandungan unsur hara material piroklastik yang terbawa oleh aliran Kali Pabelan menguntungkan bagi kesuburan pertumbuhan tanaman. Wilayah terdampak banjir lahar dingin ada yang mengalami kerusakan sehingga dijadikan wilayah tambang pasir, ada pula yang kembali digunakan sebagai lahan pertanian. Luas lahan pertanian yang mengalami kerusakan memiliki jarak sejauh 10-120 meter dari tanggul sungai. Wilayah yang semakin jauh dari hulu sungai memiliki produktivitas yang lebih baik karena unsur hara dan tekstur tanah lebih mendukung untuk lahan pertanian. Komoditas hortikultura dan palawija mengalami peningkatan lebih dari 50%, terutama pada tanaman cabe dan kacang panjang.
Agricultural sector in Muntilan District altered by cold lahar flood from Mount Merapi. The influence of cold lahar flood can be seen of pyroclastic material, the distance from the river enbankment and distance from upstream. This research uses segment division based on the distance from the river, that are 0-100, 100-200, and 200-300 meters in every village affected by cold lahar flood. Results from this research showed that the nutrient content of pyroclastic material that was carried away by the flow of Pabelan River gave benefits for plant growth fertility. Region affected by cold lava flood damaged used as sand mining area, some are re-used as agricultural land. Agricultural land were damaged due to cold lahar flood has a distance of 10-120 meters from the river embankment. Further regions from the river upstream has better productivity, because nutrients and soil texture better support for agricultural land. Horticulture and palawija comodity have increased more than 50%, especially chili and beans."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S65501
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Haryanto Soleh Atmaja
"Indonesia memiliki potensi geotermal yang sangat tinggi. Potensi ini muncul akibat aktifitas pergerakan lempeng bumi yang membuat Indonesia berada di zona "Ring of Fire". Zona ini menghasilkan geologi dan topografi permukaan yang kompleks, sehingga perlu pemanfaatan data remote sensing untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi eksplorasi. Metode gravity merupakan metode yang baik untuk delineasi struktur bawah permukaan daerah prospek geotermal berdasarkan variasi densitas batuan. Global Gravity Model plus (GGM+) adalah salah satu data gravity satelit yang mampu digunakan dalam eksplorasi panas bumi karena memiliki titik pengukuran yang cukup padat. Data gravity satelit diunduh untuk selanjutnya diolah hingga menghasilkan Complete Bouger Anomaly (CBA). Data hasil pengolahan diinterpretasi dengan metode filtering dengan bilangan gelombang yang beragam. Tahap-tahap yang sama juga dilakukan dengan data gravity darat dengan daerah pengukuran yang sesuai. Hasil perbandingan data gravity satelit dan gravity darat digunakan untuk validasi data gravity satelit untuk menilai sejauh mana kemampuannya dalam mendeteksi anomali batuan bawah permukaan. Hasil yang didapatkan adalah pada perbandingan peta gravity residual menghasilkan banyak kesamaan, sedangkan pada gravity regional memberikan perbedaan yang cukup signifikan. Kemampuan Gravity Satelit GGMplus memiliki tingkat validitas yang baik di kedalaman dangkal, namun tidak cukup baik di kedalaman dalam.

Indonesia has very high geothermal potential that arises from the activity of the movement of the earth's plates which makes it in the "Ring of Fire" zone. This zone produces complex geology and surface topography, so it is necessary to utilize remote sensing data to increase the effectivity and efficiency of exploration. Gravity method is a good method for delineation of subsurface structures in geothermal prospect areas based on variations in rock density. Global Gravity Model plus (GGM +) is one of the satellite gravity data that is able to be used in geothermal exploration because it has a fairly dense measurement point. Satellite gravity data is downloaded for further processing to produce a Complete Bouguer Anomaly (CBA). Data processing results are interpreted using filtering methods with various wave number. The same steps are carried out with field gravity data with the appropriate measurement area. Comparison results of satellite gravity data and ground gravity are used to validate satellite gravity data to assess the extent of its ability to detect subsurface rock anomalies. The results obtained are the comparison of the residual gravity map produces a lot of similarities, while the regional gravity gives a significant difference. The GGMplus Satellite Gravity capability has a good level of validity at shallow depths, but not good enough at deep depths."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maryam Azizah Hanif
"ABSTRAK
Salah satu bahaya erupsi Gunung Merapi 2010 adalah banjir lahar hujan yang memberikan pengaruh terhadap Kali Woro sebagai salah satu sungai yang bersifat ephemeral dan rawan ditutupi oleh endapan lahar hujan. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti morfodinamika badan Kali Woro sebelum dan sesudah erupsi Gunung Merapi 2010. Variabel bebas penelitian ini adalah kejadian banjir lahar hujan, topografi ketinggian dan kemiringan lereng , dan aktivitas tambang galian C yang diduga dapat mempengaruhi morfodinamika Kali Woro. Variabel terikat penelitian ini adalah morfodinamika Kali Woro yang terdiri atas perubahan indeks kelengkungan SRI , perubahan luas sungai dan perubahan lebar sungai. Penelitian ini menggunakan citra resolusi tinggi yang diperoleh dari aplikasi Google Earth. Hasil perhitungan morfodinamika diuji regresi untuk mengetahui pengaruh dengan kondisi topografi daerah aliran Kali Woro. Selain analisis dengan uji regresi, analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara kejadian lahar hujan dan aktivitas tambang dengan morfodinamika alur badan Kali Woro dilakukan secara deskriptif berdasarkan perbandingan antara data hasil perhitungan morfodinamika dengan fakta yang ada di lapangan. Berdasarkan hasil penelitian, maka diperolah kesimpulan bahwa Kali Woro mengalami peningkatan rata-rata SRI setiap tahunnya adalah 1,08; 1,15 dan 1,14. Luas Kali Woro juga semakin bertambah pasca erupsi Gunung Merapi 2010 dengan rata-rata luas setiap tahunnya adalah 34.026,58 m2, 43.001,24 m2 dan 62.696,23 m2. Berbanding lurus dengan kondisi luas sungai yang semakin meluas, Kali Woro juga mengalami pelebaran dengan nilai rata-rata lebar setiap tahunnya yaitu 42,91 m; 61,54 m dan 79,54 m. Lokasi yang mengalami perubahan bentuk adalah bagian hulu yang mencakup segmen 1 dan bagian tengah yang mencakup segmen 2 ndash; segmen 8. Berbeda dengan bagian hulu dan tengah, bagian hilir segmen 9 ndash; segmen 11 cenderung lebih tetap. Morfodinamika Kali Woro memiliki hubungan dengan seluruh variabel bebas, namun tidak semua variabel memiliki pengaruh. Luapan dan arah aliran lahar hujan juga dipengaruhi oleh kondisi topografi Kali Woro yang cenderung curam dan terjal serta rawan terhadap erosi permukaan, erosi alur dan longsor. Selain itu, peristiwa banjir lahar hujan menyebabkan potensi bahan tambang galian C di Kali Woro meningkat sehingga aktivitas tambang di bagian dasar maupun di bagian tebing Kali Woro juga bertambah.

ABSTRACT<>br>
One of the dangers of the 2010 Mount Merapi eruption is the lava flood that gives effect to the Woro River as one of the ephemeral river and is prone to be covered by rain lava sediment. This study aims to examine the morphodynamics of Woro River before and after the eruption of Mount Merapi in 2010. The independent variables of this research are the incidence of rain lava flood, topography height and slope , and mining activity suspected to affect Woro Kali morphodynamics. The dependent variable of this research is Woro River morphodynamics consisting of changes in curvature index SRI , changes in river area and changes in river width. This study uses high resolution imagery obtained from the Google Earth application. The results of morphodynamic calculations were tested by regression to determine the effect with topographic condition of Woro River area. In addition to the analysis with regression test, the analysis used to determine the relationship between the event of rain lava and mining activities with morphodynamic of Woro River is descriptively based on the comparison between the data of morphodynamic calculation with the facts in the field. Based on the results of the study, it is concluded that the Woro River has an average increase of SRI every year is 1.08 1.15 and 1.14. The area of Woro River is also increasing after the eruption of Mount Merapi 2010 with the average area of Woro River each year is 34,026,58 m2, 43,001,24 m2 and 62,696,23 m2. Directly proportional to the widespread condition of the river, Woro River also experiences widening with an average annual width of 42.91 m 61.54 m and 79.54 m. The deformed location is the upstream segment covering segments 1 and the middle segment covering the 2 segment segments 8. Unlike the upstream and middle sections, the downstream segment segment 9 segment 11 tends to be more fixed. Morphodynamics Woro times have a relationship with all independent variables, but not all variables have an influence. The outflow and direction of rain lava flow is also influenced by topographic condition of Woro River which tend to be steep and steep and prone to surface erosion, erosion of flow and landslide. In addition, the event of rain lava floods caused the potential of mining in Woro Kali increased so that mining activities at the bottom and in the cliffs Woro also increased."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alif Fadhli Anshari
"Wilayah Cisolok-Cisukarame merupakan area prospek geotermal liquid dominated geothermal system yang berlokasi di Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Aktivitas geotermalnya dicirikan dengan kemunculan manifestasi permukaan dalam bentuk mata air panas di sepanjang sungai Cisolok dan Cisukarame. Eksplorasi geotermal pertama di wilayah Cisolok-Cisukarame telah dilakukan sejak tahun 1970 dan sumur eksplorasi pertama dilakukan pada akhir 1986 di dekat mata air panas Cisolok hingga kedalaman 1200 meter dan mendapati temperatur di dasar sumur sebesar 120o C. Beberapa penelitian serupa telah dilakukan sebelumnya, namun model konseptual dari penelitian terdahulu belum secara akurat dapat menduga lokasi keberadaan reservoir dan heat source dikarenakan keterbatasan data sehingga interpretasi yang dilakukan belum tepat. Dalam penelitian ini, rekonstruksi model konseptual geotermal dilakukan untuk memecahkan permasalahan utama dalam menentukan keberadaan reservoir dan heat source, berbasis integrasi data geologi, geokimia, gravitasi satelit GGMPlus, dan magnetotellurik. Berdasarkan hasil interpretasi model konseptual yang telah direkonstruksi, keberadaan reservoir pada sistem geotermal Cisolok-Cisukarame diduga berada dibawah manifestasi permukaan Cisukarame yang berperan sebagai zona upflownya dan mengalami perluasan ke arah timur laut. Temperatur pada reservoir mencapai 235o C dengan sumber panas yang diduga berasal dari sisa panas Gunung Halimun berumur kuarter. Area prospek berdasarkan pertimbangan pola persebaran resistivitas serta batas reservoir diperkirakan memiliki luas sebesar 15 km2 dengan top of reservoir pada kedalaman 500 - 1000 meter. Lokasi titik pemboran sumur eksplorasi direkomendasikan berada pada zona permeable timur laut manifestasi Cisukarame mencapai kedalaman 1000 meter pada zona dengan temperature yang tinggi. Diperkirakan area prospek reservoir masih mengalami perluasan ke arah utara dan timur laut, namun diperlukan survei geofisika lanjut untuk mengonfirmasi kemungkinan possible extend tersebut.

The Cisolok-Cisukarame region is a liquid dominated geothermal system prospect area located in Sukabumi Regency, West Java Province, Indonesia. Its geothermal activity is characterized by the appearance of surface manifestations in the form of hot springs along the Cisolok and Cisukarame rivers. The first geothermal exploration in the Cisolok-Cisukarame area has been carried out since 1970 and the first exploration well was carried out at the end of 1986 near the Cisolok hot spring to a depth of 1200 meters and found the temperature at the bottom of the well of 120o C. Several similar studies have been carried out before, but the model conceptual studies from previous studies have not been able to accurately predict the location of the reservoir and heat source due to limited data so that the interpretation is not correct. In this research, the reconstruction of the conceptual geothermal model is carried out to solve the main problems in determining the existence of reservoirs and heat sources, based on the integration of geological, geochemical, gravity satellite GGMPlus, and magnetotelluric data. Based on the interpretation of the reconstructed conceptual model, the reservoir in the Cisolok- Cisukarame geothermal system is predicted below the surface manifestation of Cisukarame which acts as the upflow zone and is expanding to the northeast. The temperature in the reservoir reaches 235o C with the heat source predicted to come from the residual heat of Mount Halimun with quarter age. The prospect area based on consideration of the resistivity distribution pattern and reservoir boundary is estimated to have an area of 15 km2 with a top of reservoir at a depth of 500 - 1000 meters. The location of the exploration well drilling point is recommended to be in the northeastern permeable zone of the Cisukarame manifestation reaching a depth of 1000 meters in a zone with high temperatures. It is estimated that the reservoir prospect area is still expanding to the north and northeast, but further geophysical surveys are needed to confirm the possibility of this possible extend."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>