Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 138969 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gina Nurul Habibah
"Proporsi ibu hamil yang datang ke pelayanan dan mendapat tes HIV tahun 2021 di Kabupaten Sumedang masih dibawah target, yaitu sebesar 79%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan perilaku tes HIV pada ibu hamil di Kabupaten Sumedang tahun 2022. Penelitian menggunakan desain cross sectional, pada 220 ibu hamil yang berkunjung ke 8 Puskesmas yang terpilih secara acak di Kabupaten Sumedang. Data dikumpulkan dengan cara responden mengisi secara mandiri kuesioner yang sudah diujicoba validitas dan reliabilitasnya dan selanjutnya dianalisis dengan uji logistik regresi ganda. Hasil penelitian menunjukkan proporsi ibu hamil yang tidak melakukan tes HIV di Kabupaten Sumedang sebesar 30,9%. Pengetahuan tentang HIV/AIDS, persepsi manfaat dan persepsi hambatan melakukan pemeriksaan HIV berhubungan dengan perilaku tes HIV dan faktor yang paling dominan adalah persepsi manfaat pemeriksaan HIV. Ibu hamil yang mempersepsikan pemeriksaan HIV tidak bermanfaat berpeluang hampir 3,4 kali untuk tidak melakukan tes HIV dibanding yang mempersepsikan bermanfaat setelah dikontrol oleh pengetahuan tentang HIV/AIDS dan persepsi hambatan melakukan pemeriksaan HIV di Kabupaten Sumedang (p value = 0,003, POR = 3,427, 95% CI: 1,542-7,615). Untuk itu, perlu mengoptimalkan pemberian KIE dan konseling tentang manfaat melakukan tes HIV/AIDS, meningkatkan upaya promosi kesehatan melalui media massa serta mengoptimalkan pelayanan mobile VCT.

The proportion of pregnant women who come to the service and receive an HIV test in 2021 in Sumedang is still below the target, which is 79%. This study aims to determine the determinants of HIV testing behavior in pregnant women in Sumedang in 2022. The study used a cross sectional design, on 220 pregnant women who visited 8 health centers randomly selected in Sumedang. Data were collected by means of respondents filling out a questionnaire that had been tested for validity and reliability and then analyzed by using multiple regression logistic test. The results showed that the proportion of pregnant women who did not do an HIV test in Sumedang was 30.9%. Knowledge of HIV/AIDS, perceived benefits and perceived barriers to HIV testing are related to HIV testing behavior and the most dominant factor is perceived benefits of HIV testing. Pregnant women who perceive that HIV testing is not beneficial are almost 3.4 times more likely not to take an HIV test than those who perceive it is beneficial after being controlled by knowledge about HIV/AIDS and perceived barriers to HIV testing in Sumedang (p value = 0.003, POR = 3.427, 95% CI: 1.542-7.615). For this reason, it is necessary to optimize the provision of KIE and counseling about the benefits of testing for HIV/AIDS, increase efforts to promote health through mass media and optimize mobile VCT services."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lidya Latifah Novianti
"ABSTRAK
Menurut data WHO (2015) jumlah perempuan yang terinfeksi HIV adalah
sebanyak 16,0 juta jiwa dan 3,2 juta jiwa merupakan anak-anak (<15 tahun) dari
total 36,7 juta orang yang terinfeksi HIV. Pencegahan penularan HIV dari ibu ke
anak merupakan upaya pengendalian HIV/AIDS karena membantu menurunkan
jumlah orang terkena HIV. Dari tahun 2000 sampai dengan 2015 penurunan
jumlah orang yang tertular HIV sampai dengan 35 % dari program pencegahan
HIV. Salah satu pencegahannya adalah pemeriksaan tes HIV kepada Ibu hamil.
Provinsi Jawa barat termasuk dalam 3 provinsi terbanyak kasus HIV, Puskesmas
Cicalengka dan Puskesmas Rancaekek merupakan Puskesmas yang tersedia
layanan pemeriksaan tes HIV. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktorfaktor
yang berhubungan dengan perilaku test HIV pada ibu hamil. Design cross
sectional dengan menggunakan instrument kuesioner. Hasil regresi logistic dalam
penelitian didapatkan persepsi manfaat (P value = 0,021; OR = 0,299), informasi
(P value = 0,004; OR = 6,67) dan dukungan petugas kesehatan (P value = 0,011;
OR = 3,704) merupakan faktor yang berhubungan dengan perilaku tes HIV pada
ibu hamil, dengan faktor yang paling mempengaruhi adalah faktor informasi.
Disarankan untuk Dinas Kesehatan dan Puskesmas untuk meningkatkan upaya
promosi tentang pencegahan HIV melalui media elektronik untuk memudahkan
akses informasi oleh masyarakat.

ABSTRACT
The number of women who is infected by HIV is 16.0 million. Moreover, 3.2
million from 36.7 million number who infected by HIV are children (<15 years
old) (WHO, 2015). Prevention of mother-child transmission is one of HIVinfected.
From 2000 until 2015 the decreased number of people who are infected
by HIV down to 35% resulting from HIV prevention. One of the gold standards in
prevention programs is HIV examination for pregnant women. West Java
Province included in three largest provinces of HIV cases, primary health care
center in Cicalengka and Rancaekek are providing HIV test service. The aims of
this study are related to HIV test behavior in pregnant women. A cross-sectional
design with questionnaire measurement was used in this study. The result of
regretion logistic shows that benefit perception (P = 0.021, OR = 0.299),
information (P = 0.021, OR = 0.299), and health care provider support (P =
0.021, OR = 0.299) are factors determinant in this study. Information factor
resulting as most influencing factors in this study. Recommended to the
department of health and public health center is to improve the promotion of HIV
using electronic media to help the community."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T51231
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lidya Latifah Novianti
"Menurut data WHO (2015) jumlah perempuan yang terinfeksi HIV adalah sebanyak 16,0 juta jiwa dan 3,2 juta jiwa merupakan anak-anak (<15 tahun) dari total 36,7 juta orang yang terinfeksi HIV. Pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak merupakan upaya pengendalian HIV/AIDS karena membantu menurunkan jumlah orang terkena HIV. Dari tahun 2000 sampai dengan 2015 penurunan jumlah orang yang tertular HIV sampai dengan 35 % dari program pencegahan HIV. Salah satu pencegahannya adalah pemeriksaan tes HIV kepada Ibu hamil. Provinsi Jawa barat termasuk dalam 3 provinsi terbanyak kasus HIV, Puskesmas Cicalengka dan Puskesmas Rancaekek merupakan Puskesmas yang tersedia layanan pemeriksaan tes HIV. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor- faktor yang berhubungan dengan perilaku test HIV pada ibu hamil. Design cross sectional dengan menggunakan instrument kuesioner. Hasil regresi logistic dalam penelitian didapatkan persepsi manfaat (P value = 0,021; OR = 0,299), informasi (P value = 0,004; OR = 6,67) dan dukungan petugas kesehatan (P value = 0,011; OR = 3,704) merupakan faktor yang berhubungan dengan perilaku tes HIV pada ibu hamil, dengan faktor yang paling mempengaruhi adalah faktor informasi. Disarankan untuk Dinas Kesehatan dan Puskesmas untuk meningkatkan upaya promosi tentang pencegahan HIV melalui media elektronik untuk memudahkan akses informasi oleh masyarakat.

The number of women who is infected by HIV is 16.0 million. Moreover, 3.2 million from 36.7 million number who infected by HIV are children (<15 years old) (WHO, 2015). Prevention of mother-child transmission is one of HIV-infected. From 2000 until 2015 the decreased number of people who are infected by HIV down to 35% resulting from HIV prevention. One of the gold standards in prevention programs is HIV examination for pregnant women. West Java Province included in three largest provinces of HIV cases, primary health care center in Cicalengka and Rancaekek are providing HIV test service. The aims of this study are related to HIV test behavior in pregnant women. A cross-sectional design with questionnaire measurement was used in this study. The result of regretion logistic shows that benefit perception (P = 0.021, OR = 0.299), information (P = 0.021, OR = 0.299), and health care provider support (P = 0.021, OR = 0.299) are factors determinant in this study. Information factor resulting as most influencing factors in this study. Recommended to the department of health and public health center is to improve the promotion of HIV using electronic media to help the community."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bety Nurul Afni
"Prevalensi stunting di Indonesia berada pada posisi 115 dari 151 negara di dunia pada tahun 2020. Secara nasional, Indonesia menunjukkan penurunan namun masih diperlukan penurunan untuk mencapai target di tahun 2024. Menurut hasil SSGI tahun 2021 prevalensi stunting di Provinsi Jawa Barat sebesar 24,5%. Berdasarkan Buku Profil Informasi Kesehatan Kabupaten Bogor 2019, prevalensi stunting di Puskesmas Ragajaya sebesar 41,98% lebih tinggi daripada prevalensi Kabupaten Bogor yaitu sebesar 19,08%. Ibu hamil merupakan salah satu kelompok sasaran dalam pencegahan stunting. Pencegahan stunting dapat dilakukan sejak 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) yaitu dari masa kehamilan hingga usia 2 tahun. Stunting dapat terjadi akibat asupan nutrisi ibu hamil kurang. Theory of Planned Behavior (TPB) mencakup strategi untuk meningkatkan kepercayaan ibu terhadap kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan nutrisi selama kehamilan. Perilaku pencegahan stunting dapat dipengaruhi berbagai faktor seperti sikap, norma subjektif, dan persepsi kontrol perilaku. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sikap, norma subjektif, dan persepsi kontrol perilaku dengan perilaku pencegahan stunting pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Ragajaya. Desain penelitian ini cross-sectional. Sampel penelitian sebanyak 90 ibu hamil. Pengambilan data dilakukan pada bulan Desember 2022. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 65.5% ibu hamil memiliki perilaku pencegahan stunting yang baik. Hasil analisis bivariat menunjukkan sikap (p=0.004), norma subjektif (p=0.045), dan persepsi kontrol perilaku (p=0.001) berhubungan dengan perilaku ibu hamil dalam mencegah stunting. Saran bagi fasilitas kesehatan diharapkan memberikan pendidikan kesehatan secara rutin sebagai salah satu langkah preventif baik melalui pelayanan konsultasi kesehatan ibu hamil, berbagai platform media sosial, serta kegiatan – kegiatan diskusi terkait dengan kesehatan ibu hamil terutama mengenai gizi ibu hamil dalam pencegahan stunting.

In 2020, the prevalence of stunting in Indonesia will be the 115th highest out of 151 countries in the world. Nationally, Indonesia is showing a decline, but a gradual decrease is still needed to reach the target in 2024. According to the results of SSGI in 2021, the prevalence of stunting in West Java Province is 24.5%. Based on the 2019 Bogor Regency Health Information Profile Book, the prevalence of stunting in the Ragajaya Health Center is 41.98%, which is higher than the Bogor Regency prevalence of 19.08%. Pregnant women are one of the target groups in stunting prevention. Stunting can be prevented from the first 1000 days of life (HPK), or from pregnancy to the age of two. Stunting can occur due to the insufficient nutritional intake of pregnant women. The Theory of Planned Behavior (TPB) includes strategies to increase the mother's confidence in her ability to meet nutritional needs during pregnancy. Stunting prevention behavior can be influenced by various factors, such as attitudes, subjective norms, and perceptions of behavior control. This study aims to determine the relationship between attitudes, subjective norms, and perceptions of behavior control with stunting prevention behavior in pregnant women in the working area of the Ragajaya Health Center. The research design is cross-sectional. The research sample consisted of 90 pregnant women. Data collection was carried out in December 2022. The results showed that 65.5% of pregnant women had good stunting prevention behavior. The results of the bivariate analysis showed that attitude (p = 0.004), subjective norm (p = 0.045), and perceived behavioral control (p = 0.001) were related to pregnant women's behavior in preventing stunting. Suggestions for health facilities are expected to provide routine health education as one of the preventive measures both through pregnant women's health consultation services, various social media platforms, and discussion activities related to the health of pregnant women, especially regarding nutrition for pregnant women in preventing stunting."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Bestari
"Resiko penularan HIV dari Ibu ke bayi dinegara berkembang meningkat cepatdisebabkan oleh minimnya akses intervensi. Di Indonesia sendiri kasus HIV semakinmeningkat ditiap tahunnya dan kasus HIV banyak terjadi di usia produktif dimana padausia ini banyak terdapat ibu hamil yang sangat rentan untuk dapat menularkan HIVkepada bayinya. Provinsi Kepulauan Riau merupakan provinsi yang sangat dekatdengan negara tetangga Singapura dan Malaysia , sehingga merupakan daerah yangsangat rentan untuk terjadinya penularan HIV/AIDS. Oleh sebab itu, perlu dilakukanupaya untuk pencegahan penyebaran penularan HIV/AIDS lebih luas terutama pada ibuhamil melalui program Pencegahan Penularan HIV/AIDS dari Ibu ke Anak PPIA.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku ibu hamil dalam pencegahanpenularan HIV dari Ibu ke Anak PPIA di Kota Tanjungpinang. Desain penelitianadalah cross-sectional dengan pendekatan kuantitatif. Sampel merupakan ibu hamilyang datang ke puskesmas berjumlah 130 responden. Variable yang diteliti yaitu umur,tingkat pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, sikap, dukunganpetugas kesehatan, dukungan suami dan keterpaparan informasi. Variabel tersebutdiukur dengan menggunakan kuisioner yang diolah hingga multivariat denganmenggunakan uji regresi logistik ganda. Hasil analisis univariat didapatkan bahwa ratarataibu yang berkunjung ke puskesmas mempunyai perilaku buruk sebesar 56,2.
Hasil uji chi-square didapatkan hasil bahwa yang berhubungan dengan perilaku ibuhamil dalam pencegahan penularan HIV dari Ibu ke Anak PPIA yaitu sikap ibu,keterpaparan informasi kesehatan dan dukungan petugas kesehatan. Variabel yangpaling dominan mempengaruhi perilaku ibu adalah dukungan dari tenaga kesehatandengan nilai OR= 6,420 yang artinya Ibu yang mendapat dukungan dari petugaskesehatan akan berperilaku baik 6,240 kali lebih besar dibandingkan Ibu hamil yangtidak mendapatkan dukungan dari tenaga kesehatan, setelah dikontrol oleh variablependidikan, sikap dan keterpaparan informasi. Direkomendasikan kepada DinasKesehatan dan Puskesmas agar dapat meningkatkan upaya promosi kesehatan tentangHIV/AIDS dan meningkatkan komunikasi, informasi, dan edukasi KIE serta konselingtentang HIV/AIDS kepada ibu hamil agar ibu hamil mau melakukan pemeriksaan HIVselama kehamilan.

The risk of HIV transmission from mother to baby in developing countries is increasingrapidly due to lack of access to intervention. In Indonesia, HIV cases are increasingevery year and HIV cases occur in productive age which many pregnant women rsquo s veryvulnerable to be able transmitting HIV to their babies. Riau Islands province is aprovince that very close to neighboring countries Singapore and Malaysia , so it is avery vulnerable area for the occurrence of HIV AIDS transmission. Therefore, effortsshould be made to prevent HIV AIDS spread more widely, especially for pregnantwomen through the program Prevention of HIV AIDS from the mother to child PPIA.
This study aims to determine the behaviour of pregnant women in prevention ofHIV transmission from mother to child PPIA in Tanjungpinang City. This studydesign is cross sectional with quantitative approach. Samples are pregnant women whocame to the health centers amounted to 130 respondents. The variables studied wereage, education level, marital status, occupation, knowledge, attitude, health officersupport, husband support and information exposure. The variables were measured usinga multivariate treated questionnaire using multiple logistic regression tests. The result ofunivariate analysis showed 56,2 average of mothers who visited Primary HealthCentre had bad behaviour.
The result of chi square test showed that related to pregnantwoman rsquo s behaviour in prevention of HIV AIDS from the mother to child PPIA ismother attitude, health information exposure and health officer support. The mostdominant variable that influence mother behaviour is support from health manpowerwith OR 6,420 which means that mother who get support from health officer willbehave better 6,240 times bigger than mother who do not get support from healthworker, after controlled by education variable, attitude and information exposure. It isrecommended for Health Department and Primary Health Centre to improve healthpromotion efforts on HIV AIDS and improve communication, information, andeducation IEC and HIV AIDS counseling to pregnant women so then that pregnantwomen are willing to perform HIV test during pregnancy.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50918
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Mulyanti
"Kota Pontianak merupakan kasus tertinggi HIV-AIDS pada perempuan di Provinsi Kalimantan Barat, hanya sedikit ibu hamil trimester 2 dan 3 yang melakukan pemeriksaan HIV. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan variabel pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, kerentanan, manfaat, hambatan dan sumber informasi ibu hamil trimester 2 dan 3 dengan pemeriksaan HIV di empat Puskesmas Kota Pontianak tahun 2012.Data yang dikumpulkan secara CrossSectional dilakukan pada 114 sampel ibu hamil trimester 2 dan 3 melalui wawancara langsung berpedoman pada kuesioner.
Penelitian menunjukkan 7,0% ibu hamil trimester 2 dan 3 melakukan pemeriksaan HIV.Variabel kerentanan dan sumber informasi berhubungan dengan pemeriksaan HIV (< p= 0,05).variabel yang paling dominan adalah sumber informasi tentang HIV-AIDS dimana ibu hamil trimester 2 dan 3 yang memiki sumber informasi banyak mempunyai peluang 12,03 kali melakukan pemeriksaan HIV.

Pontianak city is the highest cases of HIV / AIDS on women in the province of West Kalimantan, few pregnant women trimester 2 and 3 that conduct HIV. This study aims to determine the relationship variables of education, employment, knowledge, susceptibility, benefits, barriers and information sources trimester pregnant women 2 and 3 with the examination of HIV in four health centers in 2012 the city of Pontianak. Data collected CrossSectional performed on 114 samples of pregnant women trimesters 2 and 3 through direct interviews based on questionnaires.
The study showed 7.0% of pregnant women trimesters 2 and 3 HIV.Variabel examination of vulnerability and sources of information related to HIV testing ( < p = 0.05(. The most dominant variable is the source of information about HIV / AIDS which trimester pregnant women 2 and 3 are thinking about a lot of resources have a chance of 12.03 times conduct HIV.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Ayu Merry Antarina
"Salah satu penyakit/infeksi yang harus dideteksi selama kehamilan adalah infeksi HIV pada ibu karena berpotensi tertular pada bayi yang akan dilahirkannya yaitu sekitar 30%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik, pengetahuan, sikap dan perilaku ibu hamil mengenai tes HIV di wilayah kerja Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur Tahun 2012.
Jenis penelitian yang digunakan bersifat kuantitatif dengan rancangan penelitian yang digunakan potong lintang dengan populasi 16.428 ibu hamil. Dalam penelitian ini tekhnik sampling yang digunakan adalah metode accidental sampling sehingga didapat sampel sebanyak 100 ibu hamil. Dari hasil penelitian ini didapat bahwa perilaku ibu hamil yang melakukan tes HIV sebanyak 15 orang (15%).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari seluruh variabel independen (umur, pendidikan, pekerjaan, sikap, pengetahuan, ketersediaan sarana dan prasarana, dukungan keluarga dan dukungan petugas kesehatan), tampaknya yang ada hubungan atau bermakna secara statistik adalah dukungan petugas kesehatan dengan nilai p = 0,038.

One of the diseases or infections that must be detected during pregnancy is HIV infection in Pregnant Mother, since it potentially infected at birth to the baby to be around 30%. This study aimed to investigate the characteristic, knowledge, attitude and behavior of pregnant mothers regarding HIV Test at East Jakarta District Health Department in 2012.
This research is quantitative cross-sectional research among population of 16.428 pregnant mothers. In this study, the sampling technique used is accidental sampling method in order to get a sample of 100 pregnant mothers. This study found that the behavior of pregnant mother conducting test for HIV as many as 15 people (15%).
The results of this study showed that of all the independent variables (age, education, occupation, attitudes, knowledge, availability of facilities and infrastructure, families support and health workers support), seem likely that health workers support variable, with p value = 0.038 is the only variable that proved statistically significant with the dependent variable.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45238
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanik Setiyawati
"Human immunodeficiency virus (HIV) dan Acquired immune deficiency syndrome
(AIDS) merupakan salah satu sorotan dalam pencapaian target
Millenium Development Goals (MDGs). Ibu hamil dengan HIV akan berisiko
menularkan kepada bayinya. Tes HIV merupakan gerbang pembuka status
HIV yang sangat penting dilakukan pada ibu hamil. Penelitian ini bertujuan
untuk menentukan determinan perilaku tes HIV pada ibu hamil yaitu tingkat
pendidikan, tingkat pengetahuan, persepsi kerentanan diri tertular HIV,
sikap, Provider-Initiated Testing and Counselling (PITC) dan ketersediaan
sumber informasi (keluarga dan kader kesehatan). Jenis penelitian adalah
potong lintang dengan metode survei. Penelitian ini dilakukan di
Puskesmas Mantrijeron dan Puskesmas Sleman yang telah memiliki
sarana pemeriksaan tes HIV dan telah menjalankan program Pencegahan
Penularan dari Ibu ke Anak (PPIA). Subjek penelitian adalah ibu hamil yang
berkunjung ke puskesmas tersebut pada bulan Agustus sampai dengan
Oktober 2014 yang berjumlah 54 orang. Pengumpulan data menggunakan
kuesioner. Analisis yang digunakan univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil
penelitian menunjukkan tidak ada hubungan tingkat pendidikan, tingkat
pengetahuan tentang HIV dan AIDS, persepsi kerentanan diri dan sikap ibu.
Ada hubungan antara PITC, ketersediaan sumber informasi tentang HIV
dan AIDS dari keluarga dan kader kesehatan dengan perilaku tes HIV pada
ibu hamil. PITC merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap
perilaku tes HIV pada ibu hamil.
Human immunodeficiency virus (HIV) and Acquired immune deficiency syndrome
(AIDS) is one of highlighted issues in accomplishing Millenium
Development Goals (MDGs) target. Pregnant women with HIV will transmit
the virus to their babies. HIV testing is such an opening gate of HIV status
that is very important to be conducted on pregnant women. This study
Determinan Perilaku Tes HIV pada Ibu Hamil
Determinant of HIV Testing Behavior among Pregnant Women
Nanik Setiyawati, Niken Meilani
aimed to determine the determinant of HIV testing behaviour among pregnant
women including education level, knowledge level, perception of selfvulnerability
to be HIV-infected, attitudes, Provider-Initiated Testing and
Counseling (PITC) and availability of information (family and health workers).
This study was cross sectional using a survey method. This study was
conducted in Mantrijeron and Sleman Primary Health Care that had HIV
testing facilities and executed prevention of mother to child transmission
program. The subjects of this study were pregnant women visiting such primary
health care on August up to October 2014, as much as 54 people.
Data collecting used questionnaire. Analysed used were univariate, biviariate,
and multivariate. The results showed no relation between educational
level, knowledge level about HIV and AIDS, perception of self-vulnerability
and attitudes of women.There was a relation between PITC, information
source availability about HIV and AIDS from the family and health workers
with HIV testing behaviour among pregnant women. PITC is the most influencing
variable toward HIV testing behaviour among pregnant women."
Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan YogyakartaJurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Yogyakarta, 2015
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Komang Novi Suryani
"Lebih dari 90% kasus anak terinfeksi HIV, ditularkan melalui proses penularan dari ibu ke anak. Tujuan penelitian mengetahui hubungan antara keteraturan pelayanan antenatal dengan tes HIV pada ibu hamil di Indonesia berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2018. Penelitian ini merupakan penelitian observasional metode survei (cross sectional) dengan menggunakan data yang bersumber dari Riskesdas tahun 2018. Sampelnya wanita usia subur di Indonesia yang memiliki riwayat kehamilan dan terpilih yang menjadi responden Riskesdas tahun 2018 serta memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Besar sampel pada penelitian ini adalah 12.383 responden. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tes HIV pada ibu hamil, variabel independen utama yaitu keteraturan pemeriksaan antenatal (ANC) dan variabel kovariat yaitu umur, tempat tinggal, pendidikan, status bekerja, paritas, pengetahuan HIV, sikap terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA), pelayanan antenatal 10T, tenaga kesehatan (nakes) pemberi layanan dan fasilitas kesehatan (faskes) tempat ibu periksa hamil. Variabel keteraturan pemeriksaan antenatal dan variabel fasilitas kesehatan memiliki efek yang hampir sama dalam mempengaruhi rendahnya cakupan tes HIV pada ibu hamil. Tes HIV pada ibu yang teratur periksa hamil ditemukan 1,8 kali lebih banyak di perkotaan dan 2,2 kali lebih banyak di perdesaan dibandingkan dengan yang tidak teratur periksa hamil. Selanjutnya tes HIV pada ibu yang teratur periksa hamil lebih banyak ditemukan 1,5 kali yang periksa di rumah sakit, 2,8 kali yang periksa di puskesmas dan 2,2 kali yang periksa di klinik/praktek mandiri dibandingkan dengan yang tidak teratur periksa hamil. Saran kepada tenaga kesehatan dan pengelola program KIA untuk meningkatkatkan keteraturan dan kelengkapan pelayanan Antenatal serta meningkatkan ketersediaan fasilitas tes HIV.

More than 90% of cases of children infected with HIV are transmitted through the process of mother-to-child transmission. The purpose of the study was to determine the relationship between the regularity of antenatal care and HIV testing in pregnant women in Indonesia based on data from the 2018 Basic Health Research (Riskesdas). This study was an observational survey method (cross sectional) using data sourced from Riskesdas in 2018. The sample was women. of childbearing age in Indonesia who have a history of pregnancy and were selected as Riskesdas respondents in 2018 and met the inclusion and exclusion criteria. The sample size in this study was 12,383 respondents. The dependent variable in this study was HIV testing for pregnant women, the main independent variable was the regularity of antenatal check-ups (ANC) and the covariates were age, place of residence, education, work status, parity, knowledge of HIV, attitudes towards people living with HIV/AIDS (PLWHA). ), 10T antenatal care, health workers (nakes) who provide services and health facilities (faskes) where mothers check for pregnancy. The variables of regularity of antenatal check-ups and variables of health facilities have almost the same effect in influencing the low coverage of HIV testing in pregnant women. There were 1.8 times more HIV tests in women who had regular pregnancy check-ups in urban areas and 2.2 times more in rural areas compared to those who did not regularly check for pregnancy. Furthermore, HIV tests for mothers who regularly check for pregnancy are found to be 1.5 times more checked at the hospital, 2.8 times are checked at the puskesmas and 2.2 times are checked at the clinic/independent practice compared to those who do not regularly check for pregnancy. Suggestions to health workers and MCH program managers to improve the regularity and completeness of Antenatal services and increase the availability of HIV testing facilities.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Perwitasari
"PMTCT (Prevention Mother To Child HIV/AIDS Transmission) merupakan salah satu bentuk pengendalian masalah HIV/AIDS pada ibu hamil dan bayi. Salah satu programnya adalah dengan melakukan Tes HIV pada seluruh wanita yang sedang hamil. Masih ada 4,8% ibu hamil yang tidak mau melakukan test HIV, padahal target dari pemerintah adalah pada 100 persen ibu hamil dilakukan test HIV. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran factor-faktor yang berhubungan dengan perilaku test HIV pada ibu hamil di Puskesmas Pasar Rebo Jakarta Timur. Penelitian adalah penelitian kualitatif dengan teknik wawancara mendalam dan diskusi kelompok terarah dalam pengambilan datanya. Data diperoleh dari 8 informan ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo. Hasil penelitian ini adalah persepsi hambatan dari ibu hamil seperti tidak izin dari suami, ibu takut kerahasiaan hasil test tidak terjamin dan kekhawatiran ibu akan adanya kecurigaan dari orang-orang sekitar bahwa ibu akan dianggap berperilaku negatif bila melakukan test HIV membuat ibu tidak mau melakukan test HIV. persepsi kerentanan ibu terhadap HIV/AIDS juga merupakan factor yang mempengaruhi ibu untuk melakukan test HIV. ibu yang merasa memiliki factor resiko untuk terinfeksi HIV mau melakukan test HIV sedangkan ibu yang merasa sehat dan tidak memiliki factor resiko tidak melakukan test HIV. diharapkan Puskesmas mau melakukan penyuluhan kepada suami sehinga suami semakin waspada dan mau mengizinkan istrinya untuk melakukan test HIV.

PMTCT (Prevention of Mother To Child HIV / AIDS Transmission) is one form to control over the issue of HIV / AIDS in pregnant women and infants. One of the programs is to perform an HIV test to all pregnant women. There are 4,8% pregnant women who do not want to do an HIV test, even though the target of the government is at 100 percent of pregnant women with HIV test done. The purpose of this study is to describe the cause is still there pregnant women who do not want to do an HIV test at Pasar Rebo PHC. The study is a qualitative research technique of in-depth interviews and focus group discussions in data retrieval. Data were obtained from 8 informants check ups pregnant women in sub-district Pasar Rebo PHC. The result of this research is the perception of pregnant women such barriers do not permit of a husband, a mother afraid test results are not guaranteed confidentiality and the mother fears that there is a suspicion of the people around that maternal behavior would be considered a negative HIV test when the mother does not want to do the HIV test . Mother's perception of vulnerability to HIV / AIDS is also a factor that affects the mother to do the HIV test. Mothers who feel they have risk factors for HIV infection would do the HIV test, while mothers who feel healthy and do not have risk factors do not test for HIV."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>