Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157507 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dara Puspita Dewi
"Covid-19 telah mewabah ke hampir seluruh negara di dunia selama lebih dari satu tahun. Case Fatality Rate (CFR) dan Recovery Rate (RR) penyakit digunakan untuk menilai tingkat keparahan, risiko pada populasi dan mengevaluasi mutu fasilitas pelayanan kesehatan. Status gizi dapat memperburuk prognosis penyakit, ketahanan hidup, dan memperpanjang lama rawat inap. Obesitas menyebabkan morbiditas yang lebih tinggi saat perawatan di rumah sakit seperti kegagalan sistem pernafasan, pemindahan tempat rawat ke ICU dan meningkatkan tingkat kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesintasan pasien dewasa yang dirawat di rumah sakit berdasarkan status gizi. Penelitian menggunakan desain studi kohort retrospektif menggunakan data rekam medis pasien rawat inap terkonfirmasi Covid-19 tahun 2021 di RS Universitas Indonesia dan dianalisis menggunakan Cox Proportional Hazard Model. Hasil menunjukkan perbedaan probabilitas kesintasan antara pasien dewasa terkonfirmasi Covid-19 yang dirawat di RS Universitas Indonesia dengan status gizi normoweight, underweight dan obesitas (15,41% vs 71,11% vs 7,43%). Pasien dengan underweight meningkatkan risiko kematian sebesar 1,19 kali dibandingkan pasien dengan normoweight (95% CI 0,471-3,049) setelah dikontrol dengan usia, tingkat keparahan, dan ARDS. Sedangkan pasien dengan overweight/obesitas meningkatkan risiko kematian sebesar 1,03 kali dibandingkan pasien dengan normoweight (95% CI 0,714-1,487).

Covid-19 has plagued almost all countries in the world for more than a year. Case Fatality Rate (CFR) and Recovery Rate (RR) of disease are used to assess the severity, risk to the population, and evaluate the quality of health care facilities. Nutritional status can worsen disease prognosis, survival, and prolong hospitalization. Obesity causes higher morbidity during hospitalization such as respiratory system failure, and increased mortality rates. This study aims to determine the survival of adult patients who are hospitalized based on nutritional status. The study used a retrospective cohort study design using medical record data of confirmed Covid-19 inpatients in 2021 at the University of Indonesia Hospital and analyzed using the Cox Proportional Hazard Model. The results showed a difference in the probability of survival between adult patients with confirmed Covid-19 who were admitted with normoweight, underweight and obese nutritional status (15.41% vs 71.11% vs 7.43%). Underweight patients increased the risk of death by 1.19 times compared to normoweight patients (95% CI 0.471-3.049) after controlling for age, severity, and ARDS. Meanwhile, overweight/obese patients increased the risk of death by 1.03 times compared to normoweight patients (95% CI 0.714-1.487)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rossalyn Andromeda
"Latar Belakang: Pandemi COVID-19 telah menjadi ancaman kesehatan global dengan tingginya kasus dan kematian di seluruh dunia. Untuk membantu dokter dan pasien dalam mengambil keputusan terkait perawatan dan tindak lanjut, skor prognosis telah digunakan untuk memprediksi risiko kematian pasien dengan COVID-19. Saat ini terdapat beberapa skor prognostik dan mortalitas yang digunakan untuk COVID-19 yang bervariasi dalam pengaturan, ukuran hasil yang diprediksi dan parameter klinis yang disertakan. Penelitian membandingkan akurasi aplikasi prediksi luaran Clinical Assessment Tool (CAT) COVID dan Coronavirus Clinical Characterisation Consortium (4C) Mortality Score Pada Pasien COVID-19 Terkonfirmasi Pada Perawatan Di Rumah Sakit Universitas Indonesia: Tinjauan Hubungan Status Vaksinasi. Metode: Penelitian ini adalah suatu penelitian observasional dengan metode potong lintang menggunakan data rekam medis pasien COVID-19 di RS Universitas Indonesia Depok. Proses pengumpulan data dimulai sejak Oktober 2023. Pasien dengan status vaksin COVID-19 yang datang ke RSUI dengan keluhan mengarah ke COVID-19 pada periode Januari - Desember 2022 dengan kriteria subjek berusia >18 tahun diambil secara consecutive sampling sebanyak 344 subjek. Hasil: Jumlah subjek pada penelitian ini sebanyak 91. Aplikasi prediksi 4C lebih baik yaitu dengan nilai AUC 73.5% (sensitivitas 78.9% dan spesifisitas 68%) dibandingkan CAT COVID dengan AUC 52.1% (sensitivitas 74% dan spesifisitas 30%). Nilai kesesuaian antara aplikasi CAT COVID dengan aplikasi 4C mortality score dengan uji kappa adalah sebesar 0.094. Bila dinilai dari jumlah subjek, kedua aplikasi prediksi memiliki penilaian prediksi dengan hasil yang sama pada 47 subjek dan terdapat perbedaan prediksi pada 44 subjek. Kesimpulan: Aplikasi prediksi kematian 4C mortality score terjangkau dan mudah untuk digunakan pada fasilitas kesehatan dalam memprediksi kematian sehingga tenaga kesehatan bisa menentukan perawatan dan tindak lanjut untuk pasien serta edukasi mengenai prognosis kepada pasien dan keluarga pasien. Aplikasi 4C mortality score memiliki variabel yang sederhana dengan hasil berupa tingkatan kelompok prediksi risiko kematian ringan, sedang, berat dan sangat berat.

Background: The corona virus disease 19 (COVID-19) pandemic has become a significant global health threat, with cases and deaths increasing in the worldwide. To assist doctors and patients in making decisions regarding treatment and follow-up, prognosis scores have been used to predict the risk of death in patients with COVID-19. Currently, there are several prognostic and mortality scores used for COVID-19 that vary in setting, predicted outcome measures, and included clinical parameters. Research comparing the accuracy of outcome prediction applications, such as the Clinical Assessment Tool (CAT) COVID, and the Coronavirus Clinical Characterisation Consortium (4C) Mortality Score in Confirmed COVID-19 Patients Under Treatment at Universitas Indonesia Hospital: A Review on Vaccination Status Relationship. Method: This study is an observational research employing a cross-sectional method utilizing medical record data of COVID-19 patients at Universitas Indonesia Hospital in Jakarta. The data collection process commenced in October 2023. Patients with COVID-19 vaccine status presenting to RSUI with complaints suggestive of COVID-19 during the period of January to December 2022, with the criteria of subjects aged > 18 years, were consecutively sampled, totalling 344 subjects. Results: The total number of subjects in this study was 91. The 4C mortality score application performed better, with an accuracy of 73.5% (sensitivity 78.9% and specificity 68%) compared to CAT COVID with an AUC of 52.1% (sensitivity 74% and specificity 30%). The concordance value between CAT COVID application and 4C mortality score application with kappa test was 0.094. When assessed by the number of subjects, both prediction applications had the same prediction outcome in 47 subjects, and there was a difference in prediction in 44 subjects. Conclusion: The 4C mortality score prediction applications are accessible and affordable in healthcare facilities for predicting mortality, allowing healthcare professionals to determine treatment and follow-up for patients as well as provide prognosis education to patients and their families. The 4C mortality score application has simple variables with prediction results in the form of risk group prediction levels low, intermediate, high and very high."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Safar N.
"Pandemi Covid-19 menjadi tantangan bagi RS UI dalam mengedepankan pelayanan kepada pasien yang bersifat holistik, demi kepentingan dan keselamatan pasien. Case manager merupakan jabatan baru di RS UI, sehingga dianggap masih memiliki banyak celah dalam penerapannya. Peran case manager dirasakan belum optimal di lapangan, terutama oleh klinisi dan manajemen. Tujuan penelitian adalah untuk merumuskan tugas pokok fungsi case manager dalam pelayanan pasien Covid-19, dan mengidentifikasi peran yang telah dilaksanakan oleh case manager. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental kualitatif, menggunakan pendekatan fenomenologi dengan desain potong lintang. Peneliti menemukan bahwa case manager RS UI belum menjalankan peran sesuai rumusan tugas pokok fungsi case manager yang ada dalam standar akreditasi RS; rumusan tugas pokok fungsi case manager belum sesuai dengan kebutuhan pelayanan pasien Covid-19 di RS UI, sehingga case manager RS UI belum menjalankan peran sesuai rumusan tugas pokok fungsi case manager untuk kebutuhan pelayanan pasien Covid-19 di RS UI. Secara garis besar, terdapat tiga hambatan peran case manager, yaitu hambatan pengorganisasian, hambatan aktivitas, dan hambatan evaluasi. Peneliti merekomendasikan agar tupoksi case manager tetap memenuhi standar akreditasi, dan disesuaikan dengan karakteristik RS. Selain itu, perlu dilakukan penguatan case manager secara kualitas dan kuantitas, agar dapat berperan lebih optimal.

The Covid-19 pandemic is a challenge for UI Hospital in prioritizing its services to patients that are holistic in nature, for the benefit and safety of patients. Case manager is a new position at UI Hospital, so it is considered that there are still many gaps in its implementation. The role of the case manager is felt to be not optimal in the field, especially by clinicians and management. The purpose of the study was to formulate the main duties and functions of the case manager in the service of Covid-19 patients, as well as to identify the roles that have been carried out by the case manager. This research was a non-experimental qualitative using a phenomenological approach with a cross-sectional design. The researcher found that the case manager of the UI Hospital had not carried out the role according to the formulation of the main duties and functions of the case manager in the hospital accreditation standard; The formulation of the main duties and functions of the case manager was not in accordance with the service needs of Covid-19 patients at the UI Hospital. Therefore, the case manager was considered not to have carried out the roles accordingly for the service needs of Covid-19 patients at the UI Hospital. Thus, in general terms, there are three barriers to the role of the case manager, namely organizational barriers, activity barriers, and evaluation barriers. The researcher recommends that the main duties of the case manager still meet accreditation standards, and are adjusted to the characteristics of the hospital. In addition, it is necessary to strengthen case managers in terms of quality and quantity, so that they can play a more optimal role."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elsi Novitasari
"Tuberkulosis atau TB merupakan penyakit menular yang menjadi penyebab utama pada kesakitan serta termasuk ke dalam 10 penyebab kematian di dunia. Prevalensi kejadian tuberkulosis paru berdasarkan diagnosis dokter di Indonesia sebesar 0.4% pada tahun 2013. Status gizi diketahui sebagai salah satu faktor risiko kejadian tuberkulosis paru. Di wilayah Asia, prevalensi malnutrisi pada penderita TB beriksar antara 68.6% - 87%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi dengan kejadian tuberkulosis paru pada usia > 18 tahun di Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari hasil Indonesia Family Life Survey (IFLS) 5 pada tahun 2014-2015 serta menggunakan desain cross sectional. Sampel pada penelitian ini sebanyak 29.545 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Variabel kontrol pada penelitian ini adalah diabetes melitus, merokok, usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan tingkat pendapatan. Hasil stratifikasi yang diperoleh: Diabetes melitus (OR= 3.02; 95% CI 2.32–3.95), merokok (OR= 2.93; 95% CI 2.24–3.84), usia (OR= 2.79; 95% CI 2.14–3.65), jenis kelamin (OR= 2.77; 95% CI 2.12–3.62), tingkat pendidikan (OR= 2.89; 95% CI 2.22–3.77), tingkat pendapatan (OR = 2,65; 95% CI: 1,82 – 3,87).

Tuberculosis or TB is an infectious disease that is a major cause of illness and is among the 10 causes of death in the world. The prevalence of pulmonary tuberculosis based on the diagnosis of doctors in Indonesia was 0.4% in 2013. Nutritional status is known as one of the risk factors for pulmonary tuberculosis. In the Asian region, the prevalence of malnutrition in TB patients varies between 68.6% - 87%. This study aims to determine the relationship of nutritional status with the incidence of pulmonary tuberculosis at age > 18 years in Indonesia. The data used in this study are secondary data from the results of the Indonesia Family Life Survey (IFLS) 5 in 2014-2015 and using a cross sectional design. The sample in this study were 29.545 respondents who met the inclusion and exclusion criteria. The control variables in this study were diabetes melitus, smoking, age, gender, education level, and income level. Stratification results obtained: Diabetes melitus (OR = 3.02; 95% CI 2.32-3.95), smoking (OR = 2.93; 95% CI 2.24-3.84), age (OR = 2.79; 95% CI 2.14-3.65), gender (OR = 2.77; 95% CI 2.12-3.62), education level (OR = 2.89; 95% CI 2.22-3.77), income level (OR = 2,65; 95% CI: 1,82 – 3,87).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Julianti Norva Nemba
"Kadar kalium merupakan salah satu biomarker prognostik yang banyak digunakan untuk memprediksi luaran klinis berbagai penyakit. Kadar kalium yang rendah atau hipokalemia berhubungan dengan perlunya pemasangan ventilasi mekanik pada pasien sakit kritis. Berbagai kondisi seperti status nutrisi dan komorbid dapat menyebabkan hipokalemia. Hipokalemia dapat memengaruhi fungsi otot respirasi dan memengaruhi durasi penggunaan ventilasi mekanik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara status kalium terhadap kejadian sulit weaning ventilasi mekanik pada pasien sakit kritis di ICU RSCM dan RSUI. Penelitian ini menggunakan desain kohort retrospektif pada subjek berusia ≥18 tahun yang dirawat di ICU RSCM dan RSUI. Diperoleh 52 subjek dengan kelompok yang hipokalemia sebanyak 26 subjek dan kelompok yang normokalemia sebanyak 26 subjek. Rerata usia subjek 49,3±15,1 tahun, jenis kelamin laki-laki 65,4%, status nutrisi berdasarkan indeks massa tubuh (IMT) berat badan normal 34,6%, dan komorbid penyakit keganasan 36,5%. Tidak terdapat hubungan bermakna antara status kalium dengan kejadian sulit weaning ventilasi mekanik selama perawatan di ICU. Sebagian besar subjek yang mengalami hipokalemia tidak mengalami sulit weaning ventilasi mekanik. Penelitian lanjutan diperlukan dengan menggunakan subjek yang lebih banyak dan menganalisis faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi kejadian sulit weaning ventilasi mekanik dan status kalium pada pasien sakit kritis yang dirawat di ICU.

Potassium levels are one of the prognostic biomarkers that are widely used to predict clinical outcomes of various diseases. Low potassium levels or hypokalemia are associated with the need for mechanical ventilation in critically ill patients. Various conditions such as nutritional status and comorbidities can cause hypokalemia. Hypokalemia can affect respiratory muscle function and influence the duration of mechanical ventilation. This study aims to examine the relationship between potassium status and the incidence of mechanical ventilation weaning difficulty in critically ill patients in the ICU at RSCM and RSUI. This study used a retrospective cohort design on subjects aged ≥18 years who were treated in the ICU at RSCM and RSUI. Total 52 subjects obtained, with 26 subjects in the hypokalemia group and 26 subjects in the normokalemia group. The mean age of the subjects was 49.3±15.1 years old, male gender 65.4%, nutritional status based on body mass index (BMI) of normal weight 34.6%, and comorbid of malignant disease 36.5%. There was no significant relationship between potassium status and the incidence of mechanical ventilation weaning difficulty during treatment in the ICU. Most subjects who experienced hypokalemia did not experience mechanical ventilation weaning difficulty. Further research is needed using more subjects and analyzing other factors that may influence the incidence of mechanical ventilation weaning difficulty and potassium status in critically ill patients treated in the ICU."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nata Pratama Hardjo Lugito
"ABSTRAK
Latar Belakang. Dengan meningkatnya jumlah populasi usia lanjut, masalah kesehatan yang dialami juga semakin banyak, salah satunya malnutrisi. Studi di luar negeri menunjukkan malnutrisi pada pasien geriatri yang dirawat di rumah sakit menurunkan kesintasan. Pasien usia lanjut di Indonesia mempunyai karakteristik yang berbeda dengan pasien usia lanjut di luar negeri. Di Indonesia belum ada studi tentang status nutrisi pasien usia lanjut yang dirawat di rumah sakit dan pengaruhnya terhadap kesintasan.
Tujuan. Mengetahui pengaruh status nutrisi terhadap kesintasan 30 hari pasien usia lanjut yang dirawat di ruang rawat akut geriatri dan ruang rawat penyakit dalam rumah sakit.
Metodologi. Penelitian kohort retrospektif, dengan pendekatan analisis kesintasan, dilakukan terhadap 177 pasien geriatri yang dirawat di ruang rawat akut geriatri dan ruang rawat penyakit dalam Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo selama bulan April–September 2011. Data demografis, diagnosis medis, kadar albumin, indeks ADL Barthel, geriatric depression scale, status nutrisi dengan mini nutritional assessment (MNA) dikumpulkan, dan diamati selama 30 hari sejak mulai dirawat untuk melihat ada tidaknya mortalitas. Perbedaan kesintasan kelompok pasien dengan status nutrisi baik, berisiko malnutrisi dan malnutrisi ditampilkan dalam kurva Kaplan-Meier, diuji dengan uji Log-rank, serta analisis multivariat dengan Cox proportional hazard regression model untuk menghitung adjusted Hazard Ratio dan interval kepercayaan 95% terjadinya mortalitas 30 hari dengan memasukkan variabel-variabel perancu sebagai kovariat.
Hasil. Kesintasan antara subyek yang status nutrisinya baik, berisiko malnutrisi dan malnutrisi ialah 94,7% dengan 89,0% dan 80,7%, namun perbedaan kesintasan 30 hari tak bermakna dengan uji Log-rank (p=0,106). Pada analisis multivariat didapatkan adjusted HR setelah penambahan variabel perancu sebesar 1,49 (IK 95% 0,29 – 7,77) untuk kelompok berisiko malnutrisi dan 2,65 (IK 95% 0,47 – 14,99) untuk kelompok malnutrisi dibandingkan dengan pasien nutrisi baik
Simpulan. Perbedaan kesintasan 30 hari pasien geriatri yang dirawat di rumah sakit yang menderita malnutrisi dan berisiko malnutrisi dibandingkan dengan status nutrisi baik pada awal perawatan belum dapat dibuktikan.

ABSTRACT
Background. Increasing number of older population will also increased its health problems. Studies in foreign countries shown that poor nutrition worsen survival of geriatrics admitted to hospitals. Geriatric patients in Indonesia have different physical, psychological, social economic and cultural characteristics. There has been no study in Indonesia on role of nutritional status on survival in hospitalized geriatric patients.
Objective. Investigating the impact of nutritional status on 30 days survival of geriatric patients hospitalized in geriatric and internal medicine ward
Methods. Retrospective cohort study and survival analysis approach was conducted to 177 geriatric patients hospitalized in geriatric and internal medicine ward of Cipto Mangunkusumo from April – September 2011. Demographic data, albumin level, ADL Barthel, geriatric depression scale, nutritional status according to mini nutritional assessment (MNA) were collected. Patients were observed during 30 days since hospitalized. Difference in survival is shown in Kaplan-meier curve dan difference in survival between groups were tested with Log-rank test, and multivariate analysis with Cox proportional hazard regression to calculate adjusted HR of mortality and confounding variables as covariates.
Results. The survival of well nourished, in risk of malnutrition and malnourished group was 94,7%, 89,0% and 80,7%, but non significant with Log-rank test (p=0,106). After multivariate analysis (Cox proportional hazard regression model), the adjusted HR was 1.49 (CI 95% 0.29 – 7.77) for group in risk of malnutrition and 2.65 (CI 95% 0.47 – 14.99) for malnourished group compared to well-nourished group
Conclusion. Thirty days survival difference of hospitalized geriatrics with malnutrition and in risk of malnutrition compared to well-nourished have not been proved."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
T32750
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Natan Kevin Partogu
"ABSTRAK
Pendahuluan: Saat ini, Indonesia mengalami fenomena yang disebut WHO sebagai double burden status gizi (beban ganda). Beban ganda berarti Indonesia mengalami
permasalahan baik di sisi underweight dna obesitas. Dari data Global Nutrition Report 2015, 5,7% masyarakat Indonesia mengalami obesitas (mengacu pada kriteria WHO).
Menurut data tahun 2018 di klinik sumber data, 24% mahasiswa barunya mengalami kondisi obesitas. Untuk itu perlu ditemukan rekomendasi optimal sesuai kebiasaan
kesehatan untuk mengembalikan status gizi ke normal. Metode: Penelitian ini adalah analisis komparatif menggunakan desain potong lintang. Data populasi merupakan data sekunder pemeriksaan kesehatan awal bagi mahasiswa baru Universitas. Perilaku kesehatan ditentukan melalui sebuah kuesioner. Populasi dibagi menjadi populasi pria dan wanita. Kemudian, dua grup itu akan dibagi menjadi dua subgrup. Satu subgrup membandingkan perilaku kesehatan antara populasi dengan status gizi normal dan underweight. Subgrup kedua membandingkan perilaku kesehatan antara populasi dengan status gizi normal dan obesitas. Analisis akan dilakukansecara univariat dengan metode Pearsons Chi Square. Hasil kemudian dibandingkan dengan analisis multivariat menggunakan regresi multinomial. Hasil: Perilaku Kesehatan dengan hasil signifikan secara statistik sesuai urutan berat exponen B regresi adalah konsumsi karbohidrat, konsumsi buah dan aktivitas fisik. Ketiga variabel bebas ini signifikan di lebih dari satu subgrup. Khusus untuk subgrup pria underweight, konsumsi protein juga signifikan secara statistik. Kesimpulan: Korelasi signifikan ditemukan antara status gizi dengan variabel bebas konsumsi karbohidrat, buah dan aktivitas fisik. Rekomendasi penelitian bagi Universitas untuk penanggulangan malnutrisi adalah konsumsi karbohidrat tidak kurang dari 3 kali sehari dengan porsi secukupnya, konsumsi buah dengan kadar gula rendah, aktivitas fisik teratur dan khusus bagi mahasiswa

ABSTRACT
Introduction: Right now, Indonesia is facing a health problem called the double burden of malnutrition. Double burden means that right now Indonesias population is at risk for underweight and obesity. According to a 2018 survey done by a university clinic, 24% of the university fresh batch is clinically obese. To put that in perspective, the Global Nutrition Report mentions that in 2015, 5,7% of Indonesias population is obese much lower than the rate in the University. Because of that an optimal recommendation for lifestyle changes is needed. Method: This is a comparative anaylisis using cross-sectional research design. The data used is from a compulsary health examination for new students done in the students clinic of a University in Depok. Health-Related Habits is recorded through a questionaire. Population is grouped to 4 groups under weight male compared to normal male, obese male compared to normal male, under weight female compared to normal female and obese female compared to normal female. Statistical analysis will be done through univariate and multivariate analysis. Univariate analysis is done using Pearsons Chi Square and the Multivariate Analysis using multinomial regression analysis. Results will be compared between these two analysis. Result: Health-Related Habits with statistically significant results is consumption of carbohydrates, fruits and physical activity. The results listed in the last sentence is ordered from most important to less important in accordance to the exponent B. In the male-underweight sub-group, the consumption of animal protein also yield a significant result. Conclusion: Significant Correlation was found between nutritional status and consumption of carbohydrates, fruits and physical activity. From the results, we recommend for Universities to implement: Carbohydrate consumptions no less than 3 times a day with sufficient portion, selecting fruit with low sugar content, daily workout and for males with BMI <18 to consume animal protein no less than 3 times a day."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irene Nathania
"Latar belakang: Diabetes mellitus dan penyakit periodontal adalah salah satu penyakit yang paling sering ditemukan pada manusia. Periodontitis disebabkan oleh plak gigi dan diperberat oleh faktor risiko seperti DM. Diabetes memperburuk kondisi periodontal, namun periodontitis juga memperburuk kontrol glikemik pada pasien diabetes. Perawatan periodontal rutin pada pasien diabetes dapat membantu memelihara kontrol glikemik. Diabetes merupakan salah satu komorbid yang sering ditemukan pada pasien COVID-19, oleh karena itu diperlukan edukasi kesehatan gigi dan mulut dan kesadaran penyakit periodontal bagi pasien diabetes selama pandemik. 
Tujuan: Studi ini bertujuan untuk menilai hubungan tingkat kesadaran dan tingkat pengetahuan terhadap status periodontal pada pasien diabetes disertai periodontitis selama masa pandemik COVID-19. 
Metode: Survei kuesioner dalam Bahasa Indonesia dibagikan kepada pasien baru yang dirujuk ke Klinik Periodonsia di RS Khusus Gigi dan Mulut UI, selama masa pandemik COVID-19, dari bulan Januari hingga Juni 2021. Hasil: Total 84 subjek penelitian, dengan 34,5% pasien diabetes disertai periodontitis. Terdapat perbedaan bermakna (p<0,05) pada tingkat kesadaran dan tingkat pengetahuan pada pasien periodontitis dengan pasien DM periodontitis. Terdapat korelasi antara tingkat kesadaran dan pengetahuan dengan status periodontal pasien yang menunjukkan tingkat keparahan dan laju perkembangan periodontitis yang dideritanya. 
Kesimpulan: Kesadaran dan pengetahuan mengenai periodontitis dan DM masih sangat minim dan kurang. Edukasi mengenai periodontitis, dan DM sangat diperlukan untuk meningkatkan pengertian dan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan gigi dan mulut serta bagaimana dampaknya terhadap kesehatan sistemik.

 Diabetes mellitus and periodontal disease are among the most common diseases found in humans. Periodontitis is caused by dental biofilm but can be aggravated by risk factors, such as, diabetes mellitus. Diabetes worsens the periodontal condition, but periodontitis also worsen glycemic control in diabetic patients. Periodical periodontal maintenance in diabetics could help maintain good glycemic control. Diabetes is also among one of the most found comorbid diseases in Covid-19 patients, therefore dental health education and periodontal disease awareness is crucially needed for diabetic patients during pandemic. 
Objectives: This study aims to assess the relationship between level of awareness and knowledge on periodontal status in diabetic patients with periodontitis during Covid-19 pandemic. 
Methods: A close-ended questionnaire in local language (Indonesia) was distributed among new patients that were referred to Periodontology Clinic in Dental Hospital of Universitas Indonesia. Patients were collected during cov-19 pandemic from January to June 2021.
Results: A total of 84 patients were collected, with 34.5% of diabetic patients with periodontitis. Statistically, significant differences (p<0,05) were found between the level of awareness and knowledge of periodontal disease in diabetic patients and non-diabetic patients with periodontitis. The level of awareness and knowledge of periodontal disease was found correlated to their present clinical periodontal status which showed the severity and progression of periodontitis.
Conclusion: Awareness and knowledge of periodontal disease and diabetes mellitus are still minimal and lacking. Further dental health education is needed to improve better understanding and awareness of the mutual relationship between periodontal disease and diabetes mellitus.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Arianingsih
"Latar belakang: Penanganan pasien anak yang terkonfirmasi COVID-19 yang memiliki gejala dilakukan dengan menjalani isolasi, Hal ini menyebabkan timbulnya dampak yang kurang menyenangkan bagi pasien anak. Adanya dampak kurang menyenangkan membuat anak memiliki begitu banyak pengalaman terkait hal yang dialami selama isolasi .
Tujuan:  Peneltian ini bertujuan untuk menggali lebih dalam pengalaman anak terkonfirmasi positif COVID-19 yang dirawat diruang isolasi rumah sakit.
Metode dan subjek: Desain penelitian kualitatif dengan pendekatan studi fenomenologi. Pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam secara online kepada 10 orang anak yang pernah terkonfirmasi positif COVID-19 dan dirawat di ruang isolasi rumah sakit wilayah Tanjungpinang dan Batam.
Hasil: Penelitian ini menghasilkan tujuah tema yaitu: 1) Kondisi emosional anak saat mengetahui terkonfirmasi positif COVID-19, 2) Pengalaman yang tidak menyenangkan selama menjalani isolasi, 3) Anak memiliki cara untuk menghilangkan rasa bosan dan tidak nyaman dengan beberapa kegiatan selama isolasi, 4) Anak mudah beradaptasi saat menjalani isolasi di rumah sakit, 5) Anak merasa mendapat pengetahuan baru selama menjalani isolasi di rumah sakit, 6) Respon bahagia saat hasil swab negatif dan diperbolehkan pulang, 7) Astronot di ruang rawat.
Kesimpulan: Tujuh tema yang didapat sebagai gambaran pengalaman anak dan adaptasi anak terhadap lingkungan maupun orang-orang disekitar lingkungan tempat menjalani isolasi.
Rekomendasi: Sebagai rekomendasi bagi instansi rumah sakit agar lebih melengkapi fasilitas terutama untuk menunjang kegiatan anak selama menjalani isolasi, dan perawat  lebih meningkatkan komunikasi terapeutik dengan pasien anak. smeua hal ini dilakukan dengan tujuan unutk meminimlakan dampak kurang menyenangkan bagi anak dan untuk meminimalkan trauma.

Background: Handling of confirmed COVID-19 pediatric patients who have symptoms is carried out by undergoing isolation, this causes an unpleasant impact for pediatric patients. The existence of an unpleasant impact makes the child have so many experiences related to what was experienced during isolation.
Objective: This study aims to dig deeper into the experiences of children who are confirmed positive for COVID-19 who are being treated in hospital isolation rooms.
Methods and subjects: Qualitative research design with a phenomenological study approach. Data collection uses in-depth online interviews with 10 children who have been confirmed positive for COVID-19 and are being treated in the isolation rooms of hospitals in the Tanjungpinang and Batam areas.
Results: This study resulted in seven themes, namely: 1) Children's emotional condition when they found out positive confirmation of COVID-19, 2) Unpleasant experiences during isolation, 3) Children have ways to relieve boredom and discomfort with some activities during isolation, 4) Children adapt easily when undergoing isolation in hospital, 5) Children feel they have gained new knowledge while undergoing isolation in hospital, 6) Happy response when swab results are negative and are allowed to go home, 7) Astronauts in the treatment room. Conclusion: Seven themes were obtained as a description of children's experiences and their adaptation to the environment and the people around the environment where they underwent isolation.
Recommendation: As a recommendation for hospital agencies to further complete the facilities, especially to support children's activities during isolation, and nurses to further improve therapeutic communication with pediatric patients. All of this is done with the aim of minimizing the unpleasant impact on the child and minimizing trauma.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meilinda Tri Ratnasari
"Virus pneumonia jenis baru yang sekarang ini disebut dengan COVID-19 pertama kali ditemukan di Wuhan China pada tanggal 8 Desember 2019. Pneumonia jenis baru ini hampir menyebar dan menginfeksi ke seluruh bagian dunia. Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan. Perawat mempunyai peranan penting dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien terkonfirmasi COVID-19. Studi kasus ini bertujuan untuk menjabarkan hasil analisis asuhan keperawatan psikososial ansietas menggunakan penerapan teknik dukungan spiritual pada pasien dengan COVID-19 di RS Universitas Indonesia. Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) merupakan salah satu rumah sakit rujukan Kemenkes untuk kasus COVID-19. Salah satu pasien yang dirawat di ruang icu isolasi COVID adalah Tn.W yang berusia 59 tahun. Pasien datang dengan gejala COVID-19 kategori berat. Pasien dirawat diruang perawatan COVID selama 49 hari dengan kondisi klinis yang fluktuatif. Gejala COVID-19 yang muncul pada pasien yaitu gejala fisik maupun gejala psikososial. Penulis sudah melakukan asuhan keperawatan sesuai dengan asuhan keperawatan kesehatan jiwa psikososial untuk mengurangi ansietas pasien. Penulis menganalisis jika dukungan spiritual merupakan cara yang paling efektif diterapkan kepada pasien. Untuk itu, tindakan keperawatan yang diberikan pada pasien COVID-19 baiknya dilakukan secara holistik meliputi bio-psiko-sosial-spiritual untuk mengatasi ansietas pasien.

A new pneumonia virus has been discovered in Wuhan, China on December 8th 2019. It is called SARS-CoV-2 that caused coronavirus disease( Covid-19). This newly discovered coronavirus has spread and infected almost the whole world. Coronaviruses are large family of viruses that usually cause mild to moderate upper-respiratory tract illnesses. Nurse has important role on nursing care of confirmed Covid-19 patients. This case study describes analysis of psychosocial nursing care using spiritual support implementation on confirmed Covid-19 patient in Universitas Indonesia Hospital. Universitas Indonesia Hospital is one of referral hospitals for Covid-19 cases. Mr. W (59 yo.) was one of Covid-19 patient in ICU isolation room. He came with severe symptoms and had been treated for 49 days in fluctuative medical condition. The patient had physical and phychosocial symptoms. The author has carried out mental health nursing care to reduce patients' anxiety. The author analyzed that spiritual support is the most effective method to be implemented on patients. Therefore, nursing care actions for Covid-19 patients should be carried out in holistic manner, including bio-phycho-social-spiritual care to overcome patients' anxiety."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>