Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 50903 dokumen yang sesuai dengan query
cover
V. Irmayanti M. Budianto
"Penelitian ini merupakan kajian lintas ilmu, studi kebudayaan populer dan ilmu filsafet. Setiap kebudayaan memiliki berbagai elemen budaya yang menunjang munculnya kebudayaan populer. Perspektif fenomenologi melihat bahwa secara intensionalitas kebudayaan populer memiliki keterhubungan dengan kesadaran manusia. Melalui kesadaran manusia, dapat ditemukan munculnya tanda yang bersifet ontologis, tanda imajinatif, dan tanda melalui bahasa. Bagi kebudayaan populer, fenomena budaya tensi oleh tanda-tanda yang mengaktualisasikan dengan berbagi bentuk, wama, gaya hidup dan sebagainya. Melalui kesadaran manusianya pelaku budaya memiliki kebebasan, kreativitas dan ideologi dalam proses penciptaan. Ideologi dalam kebudayaan populer muncul dalam "bentuk-bentuk ideologi" yang muncul dalam kata-kata atau teks. Para pembaca teks menjadi terpengaruh oleh gencarnya bentuk-bentuk ideologis (misal slogan, semboyan dalam iklan dan sebagainya) untuk "menuruti" keinginan atau pesan yang disampaikan melalui budaya pop. Sifat budaya populer cenderung untuk menyenangkan orang, hedonistis, banyak disukai orang meskipun tidak tertutup masuknya kelompok katalis dan bentuk-bentuk ideologis kedalamnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Sartono Kartodirdjo, 1921-2007
Yogyakarta: Gadjahmada University Press, 1994
306.4 SAR k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sissy Nurvidati Rahim
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T25449
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sartono Kartodirdjo, 1921-2007
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1987
909 SAR k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Adhvidya
"Tesis ini membahas cara pembentukan akun populer dalam media sosial Instagram yang dilakukan oleh orang dari kalangan bukan artis dan bukan tokoh ternama Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode fenomenologi deskriptif. Informan adalah tiga orang masyarakat umum yang bukan artis ataupun tokoh. Penelitian ini menghasilkan 4 empat cara untuk membentuk akun populer dan meningkatkan pengikut dalam media sosial Instagram. Keempat cara tersebut adalah Konsistensi, Menciptakan Konten Berkarakteristik, Mengunggah Ulang, dan Memberikan Ekspektasi pada Pengikut.

This thesis discusses how to form a popular account in social media Instagram done by people from non artists and not prominent figures Indonesia. This research uses qualitative research model with descriptive phenomenology method. Participants are three common people who are not artists or figures. This study produced 4 four ways to form popular accounts and increase followers in social media Instagram. These four ways are Consistency, Creating Characteristic Content, Repost, and Giving Expectations to Followers.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
T51210
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frieda Rizqi Agustin
"Karaoke merupakan sebuah kegiatan yang diikuti oleh hampir seluruh masyarakat Jepang, bahkan kegiatan karaoke telah dikenal hampir di seluruh dunia. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk membuktikan bahwa karaoke merupakan salah satu kebudayaan populer Jepang. Dalam penulisan skripsi ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan studi kepustakaan. Teori yang digunakan adalah kriteria tentang kebudayaan popular yang dikemukakan oleh Yoshio Sugimoto dalam bukunya An Introduction to Japanese Society.
Dari penulisan skripsi ini dapat disimpulkan bahwa karaoke merupakan kebudayaan yang muncul pada era Jepang kontemporer dan sejak itu terus berkembang dan semakin diminati oleh berbagai lapisan masyarakat. Oleh karena itu, kegiatan karaoke memenuhi kriteria mengenai kebudayaan populer yang dikemukakan oleh Yoshio Sugimoto, sehingga karaoke dapat dikategorikan sebagai kebudayaan populer.

Karaoke is an activity done by almost all members of Japanese Sociey, moreover today karaoke is known worldwide. The purpose of this study is to prove that karaoke is one of Japanese popular culture. This study used analytical descriptive and literature methods. The theory that is used in this study is the popular culture's criteria started by Yoshio Sugimoto in his book An Introduction to Japanese Society.
It can be concluded from the analysis that karaoke is a culture which born in the Japanese contemporer era and since then had grwn and well-liked by all. Therefore, karaoke passed all criteria about popular culture started by Yoshio Sugimoto and could be categorized as popular culture."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S13644
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fatya Permata Anbiya
"Penelitian pustaka mengenai unsur-unsur kebudayaan Bali dan ciri-ciri sastra populer dalam Lejak telah dilakukan di Perpustakaan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Unit Perpustakaan Terpadu Universitas Indonesia, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, serta Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Lejak mengandung tujuh unsur kebudayaan Bali, yaitu bahasa, organisasi sosial, sistem pengetahuan dan ilmu gaib, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian, sistem religi, serta kesenian. Di samping itu, Lejak juga mengandung tujuh ciri kepopuleran, yaitu tokoh stereotip, sistem headline, pengharaman ambiguitas, fungsinya sebagai penghibur, sentimentalitas, serta bentuknya sebagai seni pelarian"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S10861
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Is Karyono Kosasih
"Kentucky Fried Chicken adalah nama restoran cepat saji yang menyediakan hidangan ayam goreng, kentang goreng, burger dan lain-lain yang kemudian disingkat menjadi KFC. Pada mulanya KFC adalah makanan lokal di Corbin, Kentucky yang kurang disukai oleh masyarakat Amerika dan mereka menganggap bahwa makanan itu adalah salah satu jenis makanan yang berbahaya bagi kesehatan serta konsumennya sangat sedikit dan terbatas.
Melalui teknologi pengelolaan dan ditunjang oleh teknologi informasi modem antara lain televisi, radio, surat kabar dan lain-lain maka KFC menjadi popular dan digemari oleh masyarakat luas. Persepsi masyarakat Amerika tentang KFC sebagai makanan yang berbahaya bagi kesehatan, semakin lama semakin berkurang dan akhirnya hilang akibat simulasi dunia periklanan sehingga KFC berubah persepsi menjadi makanan sehat, cepat saji, praktis dan modern.
Nilai-nilai budaya Amerika antara lain demokrasi, individualisme, kapitalisme dan hak azasi manusia telah berinteraksi atau saling mempengaruhi dengan produk-produk KFC dan telah terjadi transformasi nilai atau perubahan bentuk sehingga KFC berubah makna dan fungsinya dari makanan lokal menjadi makanan popular yang digemari oleh masyarakat Amerika secara luas serta memenuhi syarat-syarat kepopuleran. Pada dasarnya kepopuleran memiliki dinamika sendiri bukanlah sebuah realitas melainkan transformasi realitas yang menjadi representasi yang seolah-olah kemudian menjeima sebagai realitas itu sendiri. Penyimpangan citra dari apa yang diwakilinya melahirkan suatu persepsi sebagai suatu wacana yang mandiri maksudnya persepsi yang dibentuk oleh pencitraan tadi bisa menyimpang dari realitas yang hendak diwakilinya yang kemudian melahirkan sebuah dunia tersendiri yaitu suatu dunia hiper realitas. Mereka adalah representasi dari dunia maya dan fantasi yang memiliki dinamika dan hukumnya sandhi. Mereka menciptakan produk-produk KFC sekaligus sebuah strategi fantasi yaitu strategi makan lewat produk kebudayaan popular Amerika yang dipengaruhi oleh sistem produksi kapitalis melalui produksi massal dengan perusahaan multinasional sebagai agennya yang dibantu oleh jaringan informasi modem, menjadikan KFC sebagai komoditas kapitalisme dengan ditransformasikannya nilai-nilai budaya Amerika yang masuk dan menyatu di dalam produk KFC sehingga terjadi proses retifikasi yaitu proses bagaimana suatu produk KFC menemukan ukuran objektif dalam kesepakatan nilai tukar atau yang lebih nyata adalah terjadinya pembentukan harga melalui mekanisme kekuatan pasar (market demand vs market supply). Kekuatan pasar inilah yang dapat meningkatkan kreativitas produk KFC dengan seluruh orientasi nilainya yaitu demokrasi, individualisme, kapitalisme, dan hak azasi manusia yang merupakan nilai-nilai budaya Amerika yang diekspresikan, digandakan dalam arti diproduksi serta dijual ke dalam masyarakat. Amerika dengan tujuan untuk mendapat keuntungan yang sebesar-besarnya. Melalui motto, ?we give you what you want and we give you what you need?. Artinya, mereka telah menyediakan apa yang kita butuhkan dan inginkan. Melalui ikon Colonel Harland Sanders, KFC telah berubah citra menjadi makanan sehat, praktis, modern, kuat, dinamis, maju, up to dare dan cepat saji yang merupakan image masyarakat Amerika. Dengan berinteraksinya nilai-nilai budaya Amerika ke dalam produk-produk KFC ditambah image Amerika yang telah menjadi citra KFC, sehingga KFC berubah makna dan nilainya menjadi produk kebudayaan populer Amerika.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2001
T3508
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafael Raga Maran
Jakarta: Rineka Cipta, 2000
306 RAF m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>