Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 96300 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siregar, Rolan
"Kegagalan fungsi rem kendaraan merupakan salah satu masalah serius yang dapat menimbulkan kecelakaan dan berdampak pada risiko keselamatan orang yang berada di lingkungan kejadian tersebut. Masalah kegagalan fungsi rem atau yang sering dikenal dengan rem blong relatif sering terjadi di Indonesia dan bahkan di Dunia. Sehingga disfungsi rem ini merupakan salah satu penyumbang besar dalam dampak buruk kecelakaan bertransportasi. Pemerintah Indonesia melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 37 Tahun 2017 tentang “Keselamatan Lalu Lintas dan Keselamatan Jalan” telah menghimbau untuk membuat suatu perencanaan dalam peningkatan keselamatan bertransportasi di Indonesia. Maka, penelitian ini mengambil peran dari sisi pengembangan teknologi kendaraan yang difokuskan ke pada sistem monitoring kondisi rem. Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui titik kritis kerusakan sistem rem dan untuk menemukan sampel data temperature pada kondisi kritis tersebut. Metode penelitian yang dilakukan adalah pengujian satu unit sistem rem pada uji rig, di mana metode ini dapat digunakan pada kendaraan secara aktual. Kerusakan kritis rem ditentukan melalui pengujian, kemudian kondisi tersebut dibuat menjadi acuan dalam menentukan performa rem. Adapun indikator yang digunakan untuk mengetahui performa rem tersebut adalah temperatur. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa temperatur sebagai sinyal indikator performa rem dapat digunakan untuk menentukan rem normal dengan yang abnormal. Di mana, sampel data sinyal menunjukkan Mean + SD melebihi batas maksimum (82,5 °C), maka rem dikategorikan brake failure dan sampel data sinyal yang menunjukkan Mean + SD melebihi batas minimum (48,8 °C) juga dikategorikan brake failure. Sinyal temperatur pada beberapa kerusakan elemen rem dapat dikembangkan menjadi sebuah variabel yang digunakan untuk memonitoring sistem rem. Kedepannya, metode dalam pengujian rig ini dapat diterapkan pada kondisi aktual. Pada akhirnya dengan adanya penelitian ini diharapkan kasus kecelakaan akibat sistem pengereman yang gagal dapat dihindari.

Failure of vehicle brake function is one of the serious problems that can cause accidents and have an impact on the safety risks of people who are in the environment of the incident. The problem of brake failure or often known as brake failure is relatively common in Indonesia and even in the world. So that brake dysfunction is one of the major contributors to the adverse effects of transportation accidents. The Government of Indonesia through Government Regulation (PP) Number 37 of 2017 concerning "Traffic Safety and Road Safety" has called for a plan to improve transportation safety in Indonesia. So, this research takes a role in terms of vehicle technology development which is focused on the brake condition monitoring system. In general, the purpose of this study is to determine the critical point of the brake system damage and to find a sample of temperature data at that critical condition. The research method used is the testing of one unit of the brake system on the test rig which can be developed for actual vehicle testing. Critical brake damage is sought through testing and then these conditions are made as a reference in determining brake performance. The indicator used to determine the brake performance is temperature. Where the sample data signal shows Mean + SD exceeds the maximum limit (82.5 C), then the brake is categorized as brake failure, and the data sample shows the mean + SD exceeds the minimum limit (48.8 C) is also categorized as brake failure. The signal temperature of several brake failure elements can be developed into a variable used to monitor the brake system. In the future, the method in testing this rig can be applied to actual conditions. In the end, with this research, it is hoped that accidents due to a brake failure can be avoided."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hurricane
"Massa angkut yang melebihi ambang dan pengereman intensif yang disertai dengan minimnya pemeliharaan pada unit kendaraan truk dan bus khususnya terkait performa rem membawa keselamatan berlalu lintas jauh dari kata terjamin. Penelitian ini bertujuan untuk menggagas sebuah inovasi teknologi yang mampu mengabarkan pengemudi secara langsung (real-time) jika didapat indikasi kegagalan rem melalui komparasi secara aktual antara peristiwa deselerasi yang terjadi dengan standar deselerasi yang ditetapkan oleh United Nations Economic Commission for Europe (UNECE) yaitu sebesar 3,86 m/s2 pada lintasan mendatar. Penelitian dilakukan dengan alat peraga untuk menyimulasikan berbagai kondisi pengereman pada kendaraan dan sebuah detektor dini kegagalan rem. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental kuantitatif. Pengujian performa detektor dini kegagalan rem kemudian dilakukan untuk melihat apakah alat tersebut mampu mengiterasikan standar deselerasi dengan benar sesuai regulasi terkait. Hasil observasi menunjukkan alat ini mampu mengiterasikan garis acuan penurunan kecepatan secara konsisten dengan rerata gradien -3,8549 m/s2 dengan rerata deviasi -0,13% dan mampu mengoreksi standar deselerasi terhadap perubahan kemiringan jalan sebesar -0,081255 m/s2 per derajat dengan rerata deviasi -0,24%. Selain itu, alat ini juga teruji mampu menyeleksi pengereman yang dapat diterima oleh standar deselerasi berdasarkan waktu tempuh sebelum tenggat waktu yang secara otomatis ditetapkan (dengan buffer 15% lebih dini) menyesuaikan kecepatan awal pengereman. Dengan demikian, detektor dini kegagalan rem dinyatakan mampu untuk melakukan pendeteksian potensi kegagalan rem berdasarkan komparasi secara aktual antara peristiwa deselerasi yang terjadi dengan standar deselerasi.

Transport masses that exceed the threshold and intensive braking accompanied by minimal maintenance on truck and bus vehicle units, especially related to brake performance, bring traffic safety far from guaranteed. This study aims to initiate a technological innovation that can inform the driver directly (real-time) if indications of brake failure are obtained through actual comparisons between the deceleration events that occur with the deceleration standard set by the United Nations Economic Commission for Europe (UNECE), which is equal to 3.86 m/s2 on the horizontal track. The research was carried out with props to simulate various braking conditions on vehicles and an early brake failure detector. The research method used is quantitative experimental. Testing the performance of the early brake failure detector is then carried out to see whether the device can iterate the deceleration standards correctly according to the relevant regulations. The observation results show that this device can iterate the reference line for decreasing speed consistently with an average gradient of -3.8549 m/s2 with an average deviation of -0.13% and can correct the standard deceleration for changes in road slope of -0.081255 m/s2 per degree with an average deviation of -0.24%. In addition, this device has also been tested to be able to select acceptable braking by deceleration standards based on the travel time before the automatically set deadline (with a 15% earlier buffer) adjusting the initial braking speed. Thus, the brake failure early detector is said to be capable of detecting potential brake failures based on actual comparisons between deceleration events that occur and deceleration standard."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Rolan
"ABSTRAK
Kecelakaan sering terjadi karena sistem pengereman yang tidak berfungsi dengan baik. Penyelidikan dilakukan terhadap penyebab kegagalan rem seperti panas berlebih yang terjadi pada komponen rem akibat gesekan antar elemen rem karena menahan beban dan laju kendaraan. Sejauh ini belum ada pengkajian terhadap kinerja sistem rem berdasarkan indikasi temperatur yang dibaca oleh sensor temperatur pada rem yang ada pada tiap roda, sehingga dapat dilihat fungsi rem apakah berjalan dengan baik atau tidak. Sistem pengereman yang tidak berfungsi dengan baik seperti kaliper kurang mencekam akan terlihat dari panas rotor disc yang dihasilkan. Jika satu unit rem tidak berfungsi maka beban pengereman unit lainnya akan bertambah dan dapat menimbulkan panas yang berlebih. Temperatur maksimum dan selisih yang paling tinggi adalah acuan kinerja rem apakah masih berfungsi dengan normal atau tidak, di mana temperature tersebut digunakan sebagai
input untuk alat deteksi temperatur yang bertujuan sebagai alert tambahan performa rem. Selanjutnya apabila pengukuran temperature adalah menggunakan rubbing termokopel maka akan terjadi perbedaan pembacaan temperatur antara temperatur sebenarnya pada rotor brake maka dibuat konversi temperature pengukuran rubbing termokopel terhadap rotor brake yaitu. 2 0.0036 0.3342 83.4 r r T  T  T  Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka temperatur maksimum yang diperbolehkan pada rem di roda depan (salah satu) adalah 233oC , rem belakang 246 oC, selisih maksimum temperatur antar rem belakang dengan depan (R1-R3) adalah 90 oC, antara rem depan kiri dengan depan kanan adalah 69 oC, dan antara rem belakang
kanan dengan kiri adalah 71 oC. Hasil perhitungan temperatur tersebut dihitung ketika sistem pengereman masih berfungsi dengan normal

ABSTRACT
In this research, the assessment of the performance of the brake system based on the rotor disc braking temperatures that exist at each wheel, so that it can be seen whether the brake function works well or not. Where the braking system does not function well as a caliper less gripping will be seen from the hot rotor disc had happened. If the one unit brake is not working then the other unit braking load will increase and can cause overheating. Overheating can cause the brake performance is not functioning optimally due to failure of a material to withstand the heat. Load weight vehicle is varied and braking is done on a straight road and turn with assuming is flat road surface, it is done to find out when the maximum temperature occurs in each brake. Based on the calculation result that a large maximum temperature brake on the front wheel (one) is 222 ° C, the rear brake 239 ° C, the maximum difference of temperature between the rear brakes with the front (R4-R2) is 92oC, between front brakes left with right is 71oC, and between the right rear brakes with the left is 77oC. The maximum temperature and deviation temperature of the brakes are reference brake performance whether still functioning normally or not on the certain vehicle. Temperature detection devices will be developed as an additional alerts brake condition and finally to reduce the risk of vehicle accidents.
"
2016
T46506
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutapea, Raymond Yonathan
"ABSTRAK
Kecelakaan pada kendaraan sering terjadi karena adanya kegagalan pada sistem pengereman kendaraan tersebut. Investigasi penyebab kegagalan rem memberikan dugaan bahwa kegagalan pada sistem pengereman disebabkan oleh panas yang berlebihan karena gesekan antara elemen rem untuk menahan beban dan kecepatan kendaraan. Tidak berfungsinya sistem pengereman dengan baik seperti kaliper yang kurang menggenggam akan terlihat dari panas yang dihasilkan kampas rem. Jika salah satu unit rem tidak berfungsi, maka beban pengereman dari unit lain akan meningkat dan dapat menyebabkan panas yang berlebihan. Kejadian ini biasa terjadi pada truk tangki yang menyebabkan ledakan. Proyek ini bertujuan untuk menyelidiki penyebab kegagalan sistem pengereman pada truk tangki menggunakan sensor suhu rem. Sensor dapat menganalisis kinerja rem dengan menentukan suhu aman dari rem drum itu sendiri. Sensor akan ditempatkan di tromol pada sumbu 3 dan 4 untuk mendeteksi temperature pengereman. Jika satu rem tidak berfungsi pada suhu aman, sensor akan mengingatkan pengemudi. Dengan menerapkan metode ini, risiko kecelakaan akan berkurang. Penelitian ini selesai dengan mendapatkan hasil temperature maksimum pengereman sebesar 64,065 OC pada sumbu 3 dan 88,426 OC pada sumbu 4 berdasarkan perhitungan analitik dan simulasi. Sebagai kesimpulan, alat yang dikembangkan oleh PT Pertamina Patra Niaga tidak memberikan hasil yang sesuai dengan perhitungan analitik. Oleh karena itu, sensor harus diletakkan lebih dekat ke sepatu rem untuk meberikan hasil yang lebih akurat dalam mengukur temperature pengereman.

ABSTRACT
Vehicle accidents often occur because of a failure in the braking system of the vehicle. Investigating the causes of brake failure suggests that failure in the braking system is caused by excessive heat due to friction between brake elements to withstand the load and speed of the vehicle. Malfunction of braking system, for example a less gripping caliper will be seen from the heat produced by the brake lining. If one of the brake units does not work, the braking load from other units will increase and can cause excessive heat. This incident is common in tank trucks that cause explosions. This project is aimed to investigate the cause of braking system failure in tank truck using brake temperature sensor. The sensor could analyze the brake performance by determining the safe temperature of the drum brake itself. The sensors would be placed at axle 3 and four to detect the braking temperature. If one brake is not functioned on the safe temperature, the sensor would alert the driver. By applying this method, the risk of accident would be reduced. This research is then completed by obtaining maximum braking temperature at 64,065 OC on axle 3 and and 88,426 OC on axle 4 based on analytical calculation and simulation. In conclusion, the equipment developed by PT Pertamina Patra Niaga does not give the exact value of temperature recording if we compare to analytical calculation. Therefore, the sensors should be placed closer to the brake shoe to give more accurate result of temperature measurement."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taro Agustian D.
"Banyak golongan manusia usia lanjut (manula) maupun penyandang disabilitas memiliki masalah dalam menaiki atau menuruni anak tangga. Sehubungan dengan kebutuhan diatas, maka dirancang suatu perangkat yang dapat membantu, salah-satunya berupa lif tangga yang memberi solusi bagi manula maupun kaum disabilitas untuk menaiki dan menuruni tangga dengan aman dalam posisi duduk. Satu komponen yang dapat menjamin keamanan tersebut adalah sistem rem darurat. Sebuah penilitian dibutuhkan agar dapat merancang sistem tersebut sesuai dengan kebutuhan. Parameter awal yang dibutuhkan untuk perancangan awal berupa sudut kemiringan rel sebesar 51o dan koefisien gesek rem 0,45. Analisis bertujuan untuk mencari parameter mekanikal, magnetik, dan listrik yang dibutuhkan oleh rem darurat yang menggunakan solenoida agar bekerja dengan baik. Hasil penilitian pengguna menunjukan bahwa parameter tersebut dapat dicapai dan mencukupi dengan empat buah rem.

Many elderly people and people with disabilities have problems climbing or descending stairs. In connection with the above needs, a device that can help is designed, one of which is a stairlift that provides solutions for seniors and people with disabilities to safely climb and descend stairs in a sitting position. One component that can guarantee safety is the emergency brake system. A research is needed in order to design the system as needed. The preliminary parameters needed for the early design are the degree of slope of 51o and the brake pad coefficient of friction of 0,45. The analysis aims to find the mechanical, magnetic and electrical parameters needed by emergency brakes that use solenoids to work properly. The results of user studies show that these parameters can be achieved and is sufficient using 4 pieces of brakes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astibiani Ratna Setiawati
"Rem merupakan salah satu bagian penting dalam kendaraan sebagai alat pengaman saat memberhentikan kendaraan terutama dari kecepatan tinggi. Pengereman secara berulang-ulang pada waktu yang lama, seperti saat menuruni jalan yang curam atau pengereman mendadak dari kecepatan tinggi, dapat menyebabkan hilangnya daya cekam, pemakaian prematur, kerusakan pada bearing/bantalan, thermal cracks dan lain-lain. Problem tersebut dapat dihindari dengan menurunkan temperatur maksimal selama masa aktif rem dan menurunkan waktu pendinginan pada temperature yang dapat diterima oleh piringan rem.
Dalam kesempatan ini, penulis mencoba menganalisa secara numerik dan membuat simulasi model pendinginan pada piringan rem di mobil penumpang. Penulis menggunakan CFD kode Fluent untuk melakukan simulasi numerik dalam melakukan perhitungan pemanasan dan pendinginan pada piringan rem pada saat pengereman. Perpindahan panas yang terjadi dianalisa sesuai dengan fitur-fitur desain pada piringan rem. Hasil analisa memperlihatkan bahwa kelompok perpindahan panas secara konveksi mendominasi pada model pendinginan.

Brakes are one of vehicle?s safety parts, which slow down or braking the vehicle especially from high velocity. Long repetitive braking may cause brake fade, premature wear,bearing cracks, thermal cracks, etc. These problems can be avoided by lowering the maximal temperature during the brake activation and by shortening cooling time to the acceptable temperature of the disc brake.
This paper deals with numerical and analytical modeling of disc brake cooling of a passanger car. CFD code FLUENT is used for numerical simulations that account for warming and cooling of the disc brake during brake application. Heat transfer that occurs have been analysed as the design features of the disc brake. The analysis proved the mode of convection heat transfer dominated cooling modelling.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S36220
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hadafi Faturrahman
"

Sistem pengereman adalah salah satu sistem pengaman utama pada kendaraan roda empat dan membutuhkan perhatian khusus dalam pemantauan dan pemeliharaannya. Terdapat banyak faktor yang dapat mengakibatkan komponen sistem ini mengalami potensi kegagalan, salah satunya adalah karakter pengereman yang tidak baik. Pengembangan aplikasi android dengan konsep internet of things (IoT) dan cloud server ini bertujuan untuk mengetahui prediksi sisa masa hidup kampas dan cakram rem serta analisis kenaikan temperatur proses pengereman menggunakan data yang diambil menggunakan raspberry pi 3 B+ melalui OBD II port serta menggunakan pendekatan energi pengereman dari grafik kecepatan terhadap waktu. Hasilnya adalah aplikasi berhasil melakukan akuisisi data dan melakukan analisis, meskipun masih ada rata-rata 3,047 % error rate. Analisis pada aplikasi menyimpulkan periode waktu pemeliharaan komponen kritikal sistem pengereman harus disesuaikan untuk setiap pengguna karena rata-rata pengurangan masa hidup komponen berbeda pada setiap variasi karakter pengereman dengan hasil 20 kilometer per hari untuk kondisi 1 (pengereman yang baik), 25 kilometer per hari untuk kondisi 2 (pengereman yang kurang baik), dan 44 kilometer per hari untuk kondisi 3 (pengereman yang tidak baik).

 


Brake System is one of the most essential system for four-wheeler safety and drivers tend to strictly follow the service manual book for maintenance or replacement. However, brake system condition should be checked regularly because many factors contributing to the accelerated wear rate and other potential failure, one of them is bad braking behavior. The development of this android-based application with internet of things and cloud server concept has the objective to perform life expectancy of disc and pad life also temperature rise increase analysis to determine the condition of brake system according to daily data acquired using raspberry pi 3 B+ via OBD II port with the use of braking energy approach from velocity versus time graph. The results are the application system successfully do data acquisition and run all analysis, although the average error rate is around 3,047 %. The output of the analysis concluded that time interval or period of four-wheeler brake system maintenance must be adjusted because the decreasing of life expectancy for braking character variation are different with the result as follows; 20 kilometer per day for condition 1 (good braking character), 25 kilometer per day for condition 2 (average braking character), and 44 kilometer per day for condition 3 (bad braking character).

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Djati Pradana
"Perkembangan teknologi merubah sistem penyediaan listrik tersentralisasi menjadi desentralisasi dengan menggunakan pembangkit listrik virtual. Konsep pembangkit listrik virtual menggunakan pembangkit listrik dengan energi terbarukan yang terdistribusi sehingga memungkinkan klien dapat berperan menjadi prosumer yang terhubung dengan jaringan listrik. Skripsi ini bertujuan untuk merancang platform sebagai sistem pemantauan untuk pemodelan pembangkit listrik virtual. Sistem pemantauan memungkinkan klien dapat memantau aktivitas pembangkit dan beban meliputi daya yang dihasilkan dari setiap pembangkit, kapasitas baterai, daya pada beban serta total energi yang didapatkan dari akumulasi daya per hari pada beban dan pembangkit. Pemodelan ini menggunakan 3 klien yang terdiri dari 2 klien memiliki pembangkit dan beban serta 1 klien memiliki baterai. Pengujian sistem dilakukan terhadap penggunaan node editor dan usability testing. Hasil dari pengujian menunjukan bahwa penggunaan node editor dapat mendukung konfigurasi pada platform yang telah dimodelkan serta penilaian terhadap platform sebagai sistem pemantauan untuk pemodelan pembangkit listrik virtual oleh responden dapat dikategorikan cukup baik dengan Mean of Survey (MoS) berdasarkan responden memahami pembangkit listrik virtual yaitu 4,1 dalam skala 5 sedangkan untuk responden tidak memahami pembangkit lsitrik virtual yaitu 3,93 dalam skala 5.

Technological development change the centralized electricity supply system to decentralized using virtual power plant. The concept of virtual power plant uses power plant with distributed renewable energy that allows client as prosumer can be connected to the grid. This thesis aims to designing platform as monitoring system for virtual power plant modeling. Monitoring system allows client can monitor activity of generator and load include the power is generated from each generator, the capacity of battery, the power of load and the energy total is obtained from accumulation of power per day in the load and generator. This modeling uses 3 clients consisting of 2 clients having a generator and load while 1 client having a battery. System testing is performed on the usage of node editor and usability testing. Results of the testing show that the usage of node editor can support configuration in the platform that has been modeled and the assessment of platform as monitoring system for virtual power plant modeling by respondents can be categorized quite well with the Mean of Survey based on respondents understanding virtual power plant that is 4.1 in a scale of 5 while for respondents not understanding the virtual power plant is 3.93 in a scale of 5."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Adi Prasetya
"Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kampas rem cakram kendaraan bermotor dengan sifat fisis dan sifat kimia yang baik, menggunakan silika dari sekam padi sebagai bahan pengganti asbes. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan Acak Lengkap (RAL) nonfaktorial, setiap perlakuan diulang 3 (tiga) kali. Faktor tunggal ukuran partikel silika (50 mesh, 100 mesh, dan 200 mesh). Parameter yang diamati meliputi ketahanan aus, kekerasan, ketahanan rekat, dan ketahanan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran partikel silika untuk kampas rem cakram kendaraan bermotor yang dihasilkan memenuhi spesifikasi kampas rem cakram kendaraan bermotor dipasaran. Kampas rem cakram kendaraan bermotor terbaik yang memenuhi spesifikasi di pasaran adalah ukuran partikel silika 100 mesh (U2) dengan ketahanan aus 0,286 cm³/Nm, kekerasan 24 kg/mm², ketahanan rekat 80 kg/cm ² dan ketahanan air 2,69%"
Yogyakarta: Balai Besar Kulit, Karet, dan Plastik, 2016
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Pranawa Dwi Pradipta
"Umumnya material blok rem kereta api terbuat dari material besi cor yang mudah mengalami aus, membutuhkan biaya pemasangan yang tinggi, dan mempunyai umur pakai yang sebentar sehingga tidak efisien. Maka dilakukan penelitian mengenai bahan yang mempunyai sifat-sifat yang dibutuhkan sehingga dapat dijadikan alternatif dalam membuat blok rem kereta. Alternatif yang menjadi unggulan adalah menggunakan komposit dengan matriks logam aluminium. Matriks aluminium dipilih karena massanya yang ringan, ketahanan korosinya yang tinggi, dan nilainya yang sangat ekonomis. Dalam penelitian ini, komposit dibuat dari aluminium ADC12 sebagai matriks, lalu ditambahkan juga partikel SiC sebesar 3 vf yang berperan sebagai penguat. Selain itu, terdapat penambahan unsur stronsium dengan variasi penambahan sebanyak 0.02, 0.03, 0.04, 0.05, dan 0.08 wt sebagai agen pemodifikasi mikrostruktur kasar yang biasa terdapat pada aluminium tuang. Dengan adanya modifikasi pada mikrostruktur tersebut maka dapat meningkatkan sifat mekanis material. Penambahan magnesium sebanyak 5 wt. dilakukan untuk meningkatkan kemampubasahan matriks aluminium dengan penguat SiC. Proses fabrikasi komposit ini menggunakan metode pengecoran aduk dikarenakan ekonomis, cepat, dan dapat menghasilkan produk dalam jumlah massa. Pengujian tarik, keras, aus, impak, densitas porositas, pengamatan mikrostrukture, OES, SEM-EDS, dan XRD dilakukan untuk mengkarakterisasi mikrostruktur dan sifat mekanis dari komposit aluminium. Hasil dari penelitian ini adalah sifat mekanis terbaik ditemukan pada penambahan Sr sebanyak 0.03 wt, dimana mempunyai kekuatan tarik sebesar 131 MPa, 52 HRB, dan 0.0775 J/mm2 untuk ketahanan impaknya. Lalu, hasil dari pengujian menggunakan SEM-EDS dan XRD, ditemukan fasa intermetallik termasuk fasa Mg2Si primary dan binary yang juga ditemukan dalam pengamatan metalografi.

Generally, train brake shoe material is made of cast iron that is easy to wear, requires high installation costs, and has a short lifetime, we could say it is so inefficient. So, in this paper we focused on the research of materials that have the properties needed so that can be used as an alternative in making the brake shoe. Metal matrix composite possess siginificantly improved properties that can be an alternative to replace materials for manufacturing purposes. So, in this study we use metal composite with aluminium ADC 12 as the matrix with Silicon Carbide as the reinforced and a variation addition of Strontium as the modifier, because aluminium as a matrix has a light weight, cheaper, good strength, good castability, and has a good corrosion resistance. In this paper, we focused on the investigation of the effects of Sr addition on the microstructure and mechanical properties of composite ADC12 with 3 vf SiC and 5 Magnesium to improve the wettability fabricated by stir casting method. The variation of strontium to be added is 0.02, 0.03, 0.04, 0.05, 0.08 wt. Microstructure test, OES, SEM EDS, XRD test, tensile strength, hardness test, wear resistance, impact resistance, and density and porosity test were performed to characterize the microstructure and mechanical properties of the aluminium composite. The result of this study is the best mechanical properties found in 0.03 wt, it has 131 MPa for tensile strength ,52 HRB, and 0.0775 J mm2 for impact value. Then, from the SEM EDS and XRD results, intermetallic phases including Mg2Si primar and binary phases were detected in metallographic examination."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>