Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 192971 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eulul Ma`ruf
"Feminine-gay man dalam masyarakat heteropatriarkal distigma sebagai penyimpang, abnormal, dan pendosa karena mereka melawan kodrat ‘kelaki-lakian’. Skripsi ini bertujuan untuk menjelaskan bahwa patriarki tidak hanya menempatkan perempuan pada posisi subordinat, melainkan juga feminine-gay man. Skripsi ini menggunakan perspektif queer criminology dengan narrative analysis untuk menganalisis pengalaman kekerasan yang dialami oleh feminine-gay man melalui kisah yang mereka tuturkan. Hasil analisis data menunjukkan bahwa patriarki merupakan akar dari kekerasan terhadap feminine-gay man melalui hegemonic masculinity. Kekerasan ini dapat terjadi sebab anggapan bahwa mereka telah melakukan penolakan terhadap konstruksi maskulinitas. Kekerasan terhadap feminine-gay man merupakan kekerasan berbasis gender. Dalam hal ini, feminine-gay man menjadi korban yang mengalami derita dan kerugian sebab identitas gender dan seksual mereka yang berbeda dengan masyarakat heteronormatif. Kekerasan terhadap feminine-gay man memengaruhi setiap individu dengan membatasi kebebasan dan kedaulatan atas identitas gender dan seksualitas mereka. Dengan demikian, konstruksi gender dan seksualitas telah dijadikan sebagai alat untuk melanggengkan eksistensi patriarki melalui kekerasan berbasis gender.

Feminine-gay man in heteropatriarchal society are stigmatized as deviant, abnormal, and sinner because they do resistant the nature of ‘maleness’. This thesis aims to explain that patriarchy does not only place women in a subordinate position, but also feminine-gay man. This thesis applies a queer criminology perspective with narrative analysis to analyze the experience of violence experienced by the feminine-gay man. The results of data analysis show that patriarchy is the root of violence against feminine-gay man through hegemonic masculinity. This violence can occur because of the assumption that they have rejected the construction of masculinity. Violence against feminine-gay man is gender-based violence. In this context, the feminine-gay man becomes the victim who suffers and loses because of their gender and sexual identity which is different from the heteronormative society. Violence against feminine-gay man affects individuals by limiting their freedom and sovereignty over their gender and sexual identity. Thus, the construction of gender and sexuality has been used as a tool to perpetuate the existence of patriarchy through gender-based violence."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naibaho, Tua Maratur
"Skripsi ini membahas mengenai kekerasan yang dialami oleh perempuan Batak Toba, sebagai istri, yang tidak memiliki anak laki-laki. Skripsi ini menggunakan metode studi kasus dengan meneliti kekerasan yang dialami Crosby dan Fanny. Teori yang digunakan dalam skripsi ini adalah teori Interseksionalitas dalam kajian kriminologi feminis dan konsep viktimisasi struktural.
Skripsi ini mencoba melihat mengapa terjadi kekerasan dalam rumah tangga dialami oleh Crosby dan Fanny yang merupakan perempuan Batak Toba yang tidak memiliki anak laki-laki. Dalam hal ini Crosby dan Fanny menjalani berbagai hal yang semakin memperburuk kekerasan dalam rumah tangga yang mereka alami.
Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan feminis untuk dapat melihat permasalahan yang dialami perempuan dari sudut pandang dan dunia perempuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam, dan penelusuran data-data sekunder lainnya sebagai teknik pengumpulan data.

This Thesis discusses violence against Batak Toba Woman, as a wife, who does not have any son. This Thesis is a case study that analyzes Crosby?s and Fanny?s case. The theory and concept used in this thesis are intersectionality theory from feminist criminology and structural victimization concept.
This thesis sees why domestic violence can happen to Crosby and Fanny, as Batak Toba women that do not have any son. Crosby and Fanny have experienced many things that make the violence against them worse.
This study uses feminist approach to see the problem that happen to women from their points of view and from the women?s world. The method used in this thesis is a qualitative method with in-depth interviews, and secondary data gathering.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S60139
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qanita Chandrakinanti
"Kekerasan terhadap perempuan pekerja rumah tangga merupakan kekerasan yang terjadi di ranah publik. Kekerasan terhadap perempuan tidak hanya terjadi di kehidupan nyata, tetapi juga terjadi di media sosial. Melalui media sosial, perempuan pekerja rumah tangga dijadikan sebagai sebuah komoditas yang dieksploitasi untuk meraih lebih banyak penonton. Adapun kekerasan yang terjadi terhadap perempuan pekerja rumah tangga di media sosial ditunjukkan melalui visualisasi dan dialog dalam Web Series Pembantu Masa Gitu. Web Series Pembantu Masa Gitu merupakan web series dalam format film pendek yang dibuat oleh Studio Z. Web Series Pembantu Masa Gitu menampilkan viktimisasi primer terhadap tokoh perempuan pekerja rumah tangga dan memberikan representasi yang tidak sesuai dengan kenyataan mengenai perempuan pekerja rumah tangga. Dengan menggunakan metode analisis konten atau isi kualitatif yang dikaitkan dengan kriminologi visual, hasil analisis menunjukkan bahwa tokoh perempuan pekerja rumah tangga menerima pelecehan seksual di tempat kerja, objektifikasi seksual, dan stereotip gender. Teori feminis radikal kemudian digunakan untuk melihat patriarki sebagai penyebab utama dari penderitaan yang dialami oleh perempuan pekerja rumah tangga. Web Series Pembantu Masa Gitu dijadikan sebagai sebuah alat propaganda untuk Studio Z menyebarluaskan sistem patriarki melalui media sosial. Pada akhirnya, visualisasi kekerasan terhadap perempuan pekerja rumah tangga yang secara terangterangan ditampilkan di dalam Web Series Pembantu Masa Gitu menunjukkan bahwa Studio Z berusaha untuk menjustifikasi patriarki dan melanggengkan kekerasan terhadap perempuan pekerja rumah tangga.

Violence against women domestic workers is violence that occurs in the public sphere. Violence against women does not only occur in real life, but also occurs on social media. Through social media, women domestic workers are used as a commodity to be exploited to reach a wider audience. The violence that occurs against women domestic workers on social media is shown through visualization and dialogue in the Web Series Pembantu Masa Gitu. The Web Series Pembantu Masa Gitu is a web series in short film format made by Studio Z. The Web Series Pembantu Masa Gitu presents the primary victimization of women domestic workers and provides a representation that is not in accordance with the reality of women domestic workers. By using the method of content analysis or qualitative content associated with visual criminology, the results of the analysis show that women domestic workers receive sexual harassment in the workplace, sexual objectification, and gender stereotypes. Radical feminist theory is then used to see patriarchy as the main cause of the suffering experienced by women domestic workers. Web Series Pembantu Masa Gitu is used as a propaganda tool for Studio Z to disseminate the patriarchal system through social media. In the end, the visualization of violence against women domestic workers that is openly displayed in the Web Series Pembantu Masa Gitu shows that Studio Z is trying to justify patriarchy and perpetuate violence against women domestic workers."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Angelia Stefany
"Drama Korea merupakan salah satu media hiburan yang kerap kali mengangkat isu-isu sosial yang terjadi di masyarakat Korea Selatan sebagai bagian dari narasi cerita. Kekerasan Berbasis Gender (KBG) menjadi permasalahan yang serius di Korea Selatan sehingga kerap diangkat dalam drama Korea. Salah satu drama yang mengangkat isu tersebut adalah Mask Girl dengan karakter bernama Mo-mi yang mengalami kekerasan berbasis gender. Tindak kekerasan berbasis gender yang dialami oleh Mo-mi menimbulkan perubahan perilaku pada dirinya menjadi agresif dan amoral. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan perlawanan perempuan terhadap kekerasan berbasis gender melalui perubahan respons Mo-mi. Metode penelitian yang digunakan yakni kualitatif deskriptif dengan pendekatan gothic feminism oleh Diane Hoeveler. Sumber data penelitian berupa potongan adegan dan dialog pada beberapa episode yang relevan dengan kajian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk-bentuk kekerasan berbasis gender yang dialami oleh Mo mi adalah negative lookism, kekerasan psikologis, stereotip, dan kekerasan seksual. Respons yang dilakukan oleh Mo-mi terhadap kekerasan berbasis gender yang ia alami adalah internalisasi dan perlawanan agresif.
Korean dramas are one type of entertainment that often bring social issues that occur in South Korean society as part of its story narrative. Gender Based Violence (GBV) is a serious problem in South Korea so it is often brought up in Korean dramas. One of the dramas that brought up this issue is Mask Girl with a character named Mo-mi that has experienced gender-based violence. From all of those gender-based violence Mo-mi had experienced, her behavior turned aggressive and immoral. This study aims to explain women’s resistance to gender-based violence through changes in Mo-mi’s response. The research method used is descriptive qualitative along with a gothic feminism approach by Diane Hoeveler. The data source of this research is in the form of cuts of scenes and dialogue in several episodes that are relevant to this study. The research results show that the forms of gender-based violence Mo-mi’s had experienced are negative lookism, psychological violence, stereotypes, and sexual violence. Mo-mi's response to the violence she experienced was internalization and aggressive resistance."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Deani Agnes Monikha
"Kekerasan berbasis gender telah diakui sebagai penyalahgunaan hak asasi manusia, dengan perempuan dan anak perempuan sering menjadi korban. Menggabungkan teori agensi Kabeer dan konsep resistensi Crann dan Barata, penelitian ini mengkaji tentang agencyperempuan dan strategi mereka melawan kekerasan dalam konteks film Believe Me: The Abduction of Lisa McVey (2018) and Citation (2020). Melalui analisis tekstual dari narasi, adegan, karakter, dan dialog dalam percakapan dengan konsep agency perempuan dan perlawanan, penelitian ini berusaha untuk menantang pemahaman konvensional tentang perempuan yang mengalami kekerasan berbasis gender yang seringkali dipandang sebagai korban pasif. Penulis berpendapat bahwa agensi perempuan dalam kedua film tersebut sangat penting dalam mengembangkan strategi untuk memerangi penindasan. agency mereka mencakup pasif seperti polos dan mematuhi pelaku dan respon aktif, seperti memutuskan pendekatan terbaik untuk keadaan tertentu sebagai strategi mereka. Selain itu, analisis menemukan bahwa agency bisa mengubah perempuan dari korban menjadi penyintas dengan mengaktifkan dan melatihnya untuk memerangi kekerasan terhadap perempuan. Penelitian ini berkontribusi pada studi tentang kesetaraan gender dalam film.

Gender-based violence has been recognized as an abuse of fundamental human rights, with women and girls frequently being the victims. Incorporating Kabeer's theory of agency and Crann and Barata's resistance concept, this research examines female agency and their strategies for fighting violence in the context of the movies, namely Believe Me: The Abduction of Lisa McVey (2018) and Citation (2020). Through a textual analysis of the narratives, scenes, characters, and dialogue in conversation with the concept of female agency and resistance, this study seeks to challenge the conventional understanding of women and girls who encounter gender-based violence that are often viewed as passive victims. The author argues that the female agency in both films is crucial in developing the strategy to combat oppression. Their agency encompasses both passive as innocent and obeying perpetrators and active response, such as deciding on the best approach for particular circumstances as their strategies. In addition, the analysis found that female agency can transform women from victims to survivors by activating and exercising it to combat violence against women. This research contributes to the study of gender equality in movies."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tsaltsa Arsanti
"Feminisme merupakan gerakan sosial politik yang menuntut atas kesetaraan dan keadilan bagi semua gender. Saat ini, feminisme dipercayai sudah masuk ke masa gelombang keempat dimana yang ditandai oleh peralihan digital gerakan feminisme itu sendiri. Namun, pada perjalanannya, feminisme tidak selalu disambut dengan baik dengan adanya penolakan. Pada spesifik gelombang keempat, feminisme digital kerap direspon dengan penolakan yang dibalut dengan kekerasan berbasis kebencian atau misogini. Misogini dalam jaringan tidak lepas dari sifat internet yang didominasi laki – laki dan maskulinitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk misogini daring sebagai sikap anti dalam diskursus kesetaraan gender dan feminisme sebagai penyimpangan dan upaya pembungkaman suara perempuan sebagai bentuk dari kekerasan terhadap perempuan di Twitter. Penelitian ini mencakup data berupa puluhan cuitan berkonotasi misoginis terkait diskusi feminisme dan kesetaraan gender yang dibagi dalam tiga bagian. Data yang diperoleh dari media sosial Twitter kemudian dianalisis ke dalam payung besar feminisme radikal yang diturunkan menjadi patriarki. Dalam TKA ini juga disusun analisis menggunakan teori yang relevan terkait kejahatan siber, yaitu Teori Transisi Ruang milik Jaishankar (2008). Cuitan dalam temuan data dengan menggunakan konsep misogini langsung (eksplisit) dan misogini tidak langsung (implisit) yang dirangkum milik Strathern & Pfeffer (2022) yang memperkaya bentuk – bentuk misogini yang seringkali belum disadari. Temuan data menunjukkan bahwasannya seringkali sikap anti – feminisme dibalut dengan bentuk misoginis dalam jaringan yang dapat diklasifikasikan sebagai kekerasan terhadap perempuan secara umum.

Feminism is a socio-political movement that demands equality and justice for all genders. Currently, feminism has adhered to have entered the fourth wave period, marked by the digital transition of the feminist movement itself. However, along the way, feminism has not always been accepted. In the specific fourth wave, digital feminism faces rejection wrapped in hate-based violence or misogyny. Misogyny in the internet scope network could not be separated from the nature of the internet which is dominated by men and masculinity. The purpose of this research is to find out the form of online misogyny as an anti-attitude in the discourse on gender equality and feminism as a deviation and efforts to silence women’s voices as a form of violence against women on Twitter. This paper gathered data in the form of dozens of tweets with misogynistic connotations related to discussions of feminism and gender equality which are divided into three parts. The data obtained from social media Twitter is then analyzed into the broad analysis of radical feminism, specific to patriarchy. In this paper, an analysis was also compiled using relevant theories related to cybercrime, namely Jaishankar’s Space Transition Theory (2008). The tweets in the data findings use the concepts of direct (explicit) misogyny and indirect (implicit) misogyny, summarized by Strathern & Pfeffer (2022) that enrich forms of unidentified misogyny. The findings of the data indicate that anti-feminism attitudes are often wrapped in misogynistic forms in networks that can be classified as violence against women in general."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nova Ananda
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara paparan terhadap kekerasan dan sikap terhadap kekerasan pada remaja laki-laki. Partisipan penelitian ini berjumlah 301 orang yang terdiri dari remaja laki-laki di komunitas umum dan remaja laki-laki di lembaga pemasyarakatan. Pengukuran paparan terhadap kekerasan menggunakan alat ukur KID-Screen for Adolescent Violence Exposure (KID-SAVE) (Flowers et al., 2000) dan pengukuran sikap terhadap kekerasan menggunakan alat ukur Attitudes Towards Violence Scale (ATVS) (Funk et al., 1999).
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara paparan terhadap kekerasan dan sikap terhadap kekerasan pada remaja laki-laki (r = 0.442; p = 0.000, signifikan pada L.o.S 0.05). Artinya, semakin tinggi paparan terhadap kekerasan yang dialami seseorang, maka semakin positif sikapnya terhadap kekerasan. Analisis tambahan menemukan perbedaan paparan terhadap kekerasan dan sikap terhadap kekerasan yang siginifikan antara partisipan yang berada di komunitas umum dan di lembaga pemasyarakatan.

This research was conducted to find the correlation between exposure to violence and attitude toward violence among adolescent boys. The participants of this research are 301 adolescent boys who lived in general community and correctional institution. Exposure to violence was measured using an adaptation of KID-Screen for Adolescent Violence Exposure (KID-SAVE) scale (Flowers et al., 2000) and attitudes toward violence was measured using an adaptation of Attitudes Towards Violence Scale (ATVS) (Funk et al., 1999).
The results showed that there is a significant correlation between exposure to violence and attitude toward violence (r = 0.448; p = 0.000, significant at L.o.S 0.01). That is, the higher the exposure to violence experienced, the more positive one’s attitude toward violence. Additional analysis also find significant differences in exposure to violence and attitude toward violence between participants who lived in general community and correctional institution.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46803
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Habdad Alwi
"Unjuk rasa dalam menolak rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi merupakan unjuk rasa yang terjadi pada tahun 2019 yang diikuti oleh ribuan mahasiswa di Indonesia. Dalam unjuk rasa tersebut, banyak mahasiswa yang mengalami luka hingga meninggal dunia akibat bentrok dengan aparat kepolisian. Tulisan ini berfokus pada visualisasi kekerasan yang dilakukan polisi terhadap mahasiswa dalam melakukan pemolisian unjuk rasa. Penulis menggunakan teori kekerasan kolektif yang akan menjadi landasan untuk menganalisis 32 gambar yang ada pada temuan data terkait kekerasan polisi dalam unjuk rasa tahun 2019. Hasilnya didapati bahwa kekerasan dan tindakan represif aparat kepolisian tervisualkan dalam gambar-gambar tersebut. Tindakan tersebut merupakan pelanggaran terhadap hak asasi manusia dan bertentangan dengan prinsip demokrasi yang dianut oleh negara Indonesia.

The protest against the Criminal Code draft and the revision of the Corruption Eradication Commission Law was a protest that took place in 2019, which was attended by thousands of students in Indonesia. During the protest, many students were injured and died due to clashes with the police. This paper focuses on the visualization of violence perpetrated by police against students in policing demonstrations. The author uses collective violence theory, which will be the basis for analyzing 32 images in the data findings related to police violence in the 2019 protest. The results show that violence and repressive actions by the police apparatus are visualized in these pictures. This act constitutes a violation of human rights and is against the principles of democracy adhered to by the Indonesian state."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Aminda Dhianti
"ABSTRACT
Tulisan ini membahas tentang representasi perempuan berbahaya atau femme fatale sebagai bentuk kekerasan simbolik terhadap perempuan. Femme fatale menjadi sosok arketipe yang umum dalam berbagai aspek kehidupan manusia, mulai dari legenda, literatur, seni lukis hingga industri perfilman.Melalui metode analisis wacana, peneliti berusaha menjelaskan penggambaran femme fatale dalam ketiga film Indonesia, yaitu Kala, Pintu Terlarang dan Rumah Dara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggambaran merugikan akan perempuan sebagai femme fatale yang disubordinasi, dinaturalisasi dan dilanggengkan dalam industri kultural dapat menjadi bentuk kekerasan simbolik terhadap perempuan. Dominasi maskulin dan misrecognition menjadi elemen kunci dalam melahirkan kekerasan simbolik terhadap perempuan.

ABSTRACT
This article discusses the representation of dangerous women or femme fatales in films as a form of symbolic violence against women. Femme fatale has been a familiar and recurring archetype in society, across from myth, literature, painting and film industry. Through discourse analysis method, this research reveals the representation of femme fatales within 3 Indonesian films, ldquo Kala rdquo , ldquo Pintu Terlarang rdquo and ldquo Rumah Dara rdquo . The result of this thesis shows that the subordinated, naturalized and recurring harmful representation of femme fatale in cultural industry is a form of symbolic violence against women. Both masculine domination and misrecognition are key elements to produce symbolic violence against women."
2017
S69993
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Butler, Judith
New York : Routledge, 1999
305.4 BUT g (1);305.4 BUT g (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>