Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 193397 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahmadani Dila Safira
"Penelitian ini membahas mengenai gambaran permasalahan work-family conflict pada guru honorer perempuan di Yayasan Triwibawa menggunakan pendekatan Person-In Environment dari disiplin ilmu kesejahteraan sosial. Penelitian ini dilatarbelakangi dengan kondisi jam kerja guru honorer yang terbilang panjang dan tidak teratur sehingga sulit menyeimbangkan antara pembagian waktu dan tugas dalam pekerjaan dan keluarga. Kondisi tersebut dapat disebut sebagai work-family conflict yang menyebabkan ketidakmampuan dalam menyeimbangkan antara peran pekerjaan dan peran dalam keluarga sehingga keberfungsian sosial pada guru honorer terganggu. Untuk itu dalam mengidentifikasi permasalahan tersebut penelitian ini menggunakan pendekatan person-in environment yaitu metode analisis masalah yang bertujuan untuk membantu  kemampuan dan kompetensi guru dalam mengatasi masalah work-family conflict dengan mengembangkan kemampuan coping. Penelitian ini bertujuan untuk memberi gambaran terhadap permasalahan work-family conflict dan menemukan strategi untuk mengatasinya. Penelitian ini dilakukan dari November 2021 sampai Juni 2022, dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan jenis teknik pengambilan sampel untuk memilih informan yaitu purposive sampling. Informan yang dipilih dalam penelitian ini berjumlah lima orang yang terdiri dari guru honorer perempuan yang sudah menikah dan yang belum menikah, pemilihan informan berdasarkan status nya tersebut dilakukan agar peneliti dapat membandingkan perbedaan work-family conflict yang dialami kedua jenis informan tersebut. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan terdapat dua bentuk work-family conflict yang dialami oleh guru honorer perempuan. Guru honorer perempuan yang berstatus belum menikah cenderung mengalami Work interfere Family dimana konflik terjadi pada saat peran pada pekerjaan  mengganggu kehidupan keluarga sedangkan guru honorer yang telah menikah dan memiliki anak lebih mengalami Family interfere Work yang mana konflik terjadi karena kehidupan keluarga mempengaruhi pekerjaan. Sedangkan untuk menghadapi work-family conflict bentuk adaptasi yang dilakukan guru honorer perempuan SMA Triwibawa mencakup tindakan coping meminimalkan situasi dan kondisi serta coping untuk meminimalisir emosi yang tidak menyenangkan dengan menggunakan mekanisme pertahanan diri. Hasil akhir penelitian ini merekomendasikan agar guru honorer memperbaiki manajemen waktu, memperbaiki pembagian peran dalam keluarga dan mengembangkan penyesuaian diri yang positif serta saran untuk yayasan terkait agar memberi fasilitas yang menunjang untuk mempermudah kinerja mereka di sekolah.

This study discusses the description of the problem of work-family conflict in female honorary teachers at the Triwibawa Foundation using the Person-In Environment from the social welfare discipline. This research is motivated by the condition of working hours for honorary teachers which are fairly long and irregular, making it difficult to balance the division of time and tasks in work and family. This condition can be referred to as work-family conflict which causes an inability to balance work and family roles so that the social functioning of honorary teachers is disrupted. For this reason, in identifying these problems, this study uses a person-in-environment which is a problem analysis method that aims to help teachers' abilities and competencies in overcoming work-family conflict by developing coping skills. This study aims to provide an overview of work-family conflict and find strategies to overcome them. This research was conducted from November 2021 to June 2022, using a descriptive qualitative approach with the type of sampling technique used to select informants, namely purposive sampling. The informants selected in this study were five people consisting of female honorary teachers who were married and unmarried, the selection of informants based on their status was carried out so that researchers could compare the differences in work-family conflict experienced by the two types of informants. The conclusion of this study shows that there are two forms of work-family conflict experienced by female honorary teachers. Unmarried female honorary teachers tend to experience Work interfere Family where conflicts occur when roles at work interfere with family life, while honorary teachers who are married and have children experience more Family interfere Work where conflicts occur because family life affects work. Meanwhile, to deal with work-family conflict. the form of adaptation carried out by female honorary teachers at SMA Triwibawa includes coping actions to minimize situations and conditions and coping to minimize unpleasant emotions by using self-defense mechanisms. The final results of this study recommend that honorary teachers improve time management, improve the division of roles in the family and develop positive self-adjustment as well as suggestions for related foundations to provide supporting facilities to facilitate their performance at school."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nyak Cut Nadira Azzahra
"Penelitian ini bertujuan mengungkap work-family conflict yang dihadapi perempuan pelaku usaha kecil di sektor fashion. Kajian terdahulu menggambarkan perempuan pelaku usaha mengalami peran ganda harus mengurus keluarga dan menjalankan usahanya sehingga kesulitan menyeimbangkan antara keduanya. Dampaknya perempuan sering kali harus memilih untuk menghentikan inovasinya dan membuat usahanya tetap berskala kecil. Usaha fashion merupakan usaha yang lekat dengan perempuan dan memberikan fleksibilitas pada pelakunya serta tidak membutuhkan latar belakang khusus. Kajian terdahulu telah menjelaskan tantangan perempuan pelaku usaha fashion dalam aspek manajemen dan organisasi. Kajian yang telah ada belum mengidentifikasi situasi yang dihadapi bentuk work-family conflict dan strategi menghadapinya. Peneliti berargumen bahwa perempuan pelaku usaha mengalami conflict karena adanya tuntutan dari pekerjaan dan keluarga. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif melalui metode studi kasus. dan menggali data dengan wawancara mendalam. Hasil temuan menunjukkan perempuan pelaku usaha pada dasarnya cenderung mengalami family-work conflict yaitu keluarga memengaruhi pekerjaan, karena kontribusi usahanya dibangun sesudah menikah. Bentuk konfliknya dalam bentuk waktu, tekanan, dan perilaku. Sumber konflik adalah faktor sosial di keluarga, faktor pekerjaan terkait kebutuhan sumber daya, serta faktor personal terkait emosi dan kesadaran individu.. Dalam menghadapi konflik, strategi perempuan pelaku usaha adalah membangun komunikasi dengan keluarga dan karyawan, serta mencari dukungan sosial baik dari keluarga maupun orang yang dipercaya. Selain itu kecenderungan perempuan untuk mendahulukan keluarga menjadi salah satu strategi mereka dalam mengatasi konflik.

This study aims to uncover the work-family conflict faced by women small business entrepreneur in the fashion sector. Previous studies describe that women entrepreneurs experience dual roles, having to take care of their families and run their businesses, making it difficult to balance it. As a result, women have to choose to stop their innovation and keep their businesses in small-scale. The fashion business is a sector that is related to women and provides flexibility to its owners and does not require a special background. Previous studies have explained the challenges faced by women fashion entrepreneurs in terms of management and organization. However existing studies have not identified the situations faced in the form of work-family conflict and the strategies to dealing with it. The researcher argues that women entrepreneurs in fashion small business experience conflict due to demands from work and family. The study was conducted using a qualitative approach through a case study method and exploring data through in-depth interviews. The findings show that women entrepreneurs basically tend to experience family-work conflict, namely that family influences work, because their business contributions are built after marriage. The forms of conflict are based on: time, role pressure/demands, and behavior. The sources of conflict are family factors, work factors related to resource needs, and personal factors related to emotions, including individual awareness. To dealing with conflict, the strategy of women entrepreneurs is to build communication with family and employees, and seek social support from both family and trusted people. In addition, the tendency of women to prioritize family is one of their strategies in overcoming conflict.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatimah Zahra
"Dominasi generasi milenial di tempat kerja telah menarik perhatian pada bidang sumber daya manusia dikarenakan generasi milenial dapat dengan cepat meninggalkan organisasi dibandingkan generasi lainnya. Mengetahui banyaknya jumlah generasi milenial merupakan tantangan yang dihadapi oleh organisasi yaitu untuk menarik dan mempertahankan mereka. Perselisihan antara pekerjaan dan keluarga telah terbukti mempengaruhi turnover intention khususnya pada perempuan yang memiliki peran ganda. Diketahui pula, bahwa family-supportive organization environment terbukti memainkan dalam menurunkan keinginan karyawan untuk meninggalkan organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh kebijakan perusahaan dan dukungan atasan yang mendukung keluarga serta konflik yang melibatkan keluarga dan pekerjaan terhadap niat yang mengakibatkan keinginan berhenti pada karyawan perempuan generasi milenial di Indonesia. Pada penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan total 185 responden dari berbagai sektor pekerjaan. Terdapat sepuluh hipotesis yang diuji dari model penelitian yang mengadopsi suatu metode yaitu Structural Equation Modeling (SEM). Penelitian ini akan menjelaskan bahwa konflik yang terjadi pada domain pekerjaan dan keluarga akan berpengaruh ke turnover intention secara langsung dan tidak langsung menggunakan mediasi work engagement. Namun, tidak terdapat pengaruh antara family-supportive organization environment dengan turnover intention untuk karyawan perempuan milenial di Indonesia.

The dominance of millennials in the workplace has attracted attention to the field of human resources because millennials be able quickly leave their organization compared to other generations. Knowing the large number of millennials is a challenge faced by organizations, to attract and retain them. Disputes between work and family have been shown to affect turnover, especially in women who have dual roles. It is also known that the family-supportive organization environment has been shown to play a role in lowering the desire of employees to leave the organization. This study aimed to see the effect of company policy and the supervisor support that supports family and conflict involving family and work on intention that result in the turnover intention among female employees of the millennial generation in Indonesia. This study used quantitative design with a total of 185 respondents from various working sectors. There are ten hypotheses tested from the research model that adopt a method of Structural Equation Modeling (SEM). This study will explain conflict that happens in work domain and family will affect to turnover intention both directly and indirectly using work engagement mediation. However, there is no effect between family-supportive organization environment and turnover intention of millennial generation female employees in Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febrian Dwi Christian
"

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh compulsory citizenship behavior, emotional labor dan abusive supervision terhadap work-family conflict dengan emotional exhaustion sebagai mediatornya. Penelitian ini berjenis penelitian kuantitatif dengan desain penelitian konklusif. Metode pengambilan sampel berjenis judgemental sampling. Sejumlah 225 responden karyawan perempuan di Indonesia pada berbagai wilayah dan industri menjadi sampel pada penelitian ini. Metode analisis data yang dipakai pada penelitian ini yaitu CB-SEM yang dioleh menggunakan Lisrel 8.80. Temuan menunjukan bahwa emotional exhaustion berhasil memediasi pengaruh emotional exhaustion terhadap work-family conflict. Akan tetapi emotional exhaustion tidak dapat memediasi pengaruh emotional labor (surface acting dan deep acting) terhadap work-family conflict. Selanjutnya, emotional exhaustion memediasi pengaruh abusive supervision terhadap work-family conflict. Meskipun demikian, sampel yang digunakan terlalu kecil untuk merepresentasikan keseluruhan populasi karyawan perempuan di Indonesia.


This study aims to examine the effect of compulsory citizenship behavior, emotional labor and abusive supervision on work-family conflict with emotional exhaustion as the mediator. This research is a quantitative research type with a conclusive research design. The sampling method is judgmental sampling. A total of 225 female employee respondents in Indonesia in various regions and industries were sampled in this study. The data analysis method used in this study is CB-SEM which is obtained using Lisrel 8.80. The findings show that emotional exhaustion successfully mediates the effect of emotional exhaustion on work-family conflict. However, emotional exhaustion cannot mediate the effect of emotional labor (surface acting and deep acting) on work-family conflict. Furthermore, emotional exhaustion mediates the effect of abusive supervision on work-family conflict. Nevertheless, the sample used is too small to represent the entire population of female employees in Indonesia.

 

"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulkarnain
"Indonesian females lecture are expected to perform double roles to do their jobs and to take care of their families. This condition may create conflicts if female lecturers cannot perform their duties as expected by their employers and families. These conflicts then turn into mental pressure and experiences of burnout. The aim of this study is to find out the impacts of work-family conflicts and burnout among female lecturers. The subjects of this study are 160 lecturers who are female, are married, and have children. Research data are generated using family-work conflict scale and burnout scale. The data are analyzed using regression analysis technique. The results of data analysis also show that the conflict between work and family strongly associate with burnout among female lecturers. The result findings also show that there are two dimensions of work-family conflicts which may cause burnout: behavior-based conflict dan timebased conflict. By implication, this study can help expand the understanding of burnout among female lecturers which may lead to the improvement of the quality of their working environments. In this way, better understanding of the impacts of living environments and individual characteristics on burnnouts can benefit the lecturers themselves and the institutions they work at.

Tridarma perguruan tinggi menuntut dosen untuk lebih optimal menjalankan tugas di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat. Di sisi lain, wanita di Indonesia dituntut untuk menjadi ibu rumah tangga dan mengurus anak di rumah. Kondisi ini dapat menimbulkan konflik jika dosen wanita tidak mampu memenuhi kewajibannya di pekerjaan maupun di keluarga. Konflik yang terjadi akan menyebabkan tekanan yang pada akhirnya menimbulkan burnout. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak konflik pekerjaan-keluarga terhadap burnout pada dosen wanita. Subjek pada penelitian ini adalah 160 dosen wanita, menikah, dan telah memilikki anak. Data penelitian diungkap dengan skala work family conflict dan skala burnout. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi. Hasil analisis data menunjukkan bahwa konflik pekerjaan-keluarga berpengaruh terhadap burnout di kalangan dosen wanita. Hasil analisis juga menunjukkan ada dua dimensi konflik pekerjaan-keluarga yang berpengaruh terhadap burnout yaitu behaviour-based conflict dan time-based conflict. Implikasi dari studi ini dapat membantu meningkatkan pemahaman mengenai burnout yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan bekerja. Pemahaman akan pengaruh lingkungan dan pribadi terhadap burnout memiliki keuntungan bagi lembaga dan dosen."
Medan: Universitas Sumatera Utara. Faculty of Psychology, 2015
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Zulkarnain
"Tridarma perguruan tinggi menuntut dosen untuk lebih optimal menjalankan tugas di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat. Di sisi lain, wanita di Indonesia dituntut untuk menjadi ibu rumah tangga dan mengurus anak di rumah. Kondisi ini dapat menimbulkan konflik jika dosen wanita tidak mampu memenuhi kewajibannya di pekerjaan maupun di keluarga. Konflik yang terjadi akan menyebabkan tekanan yang pada akhirnya menimbulkan burnout. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak konflik pekerjaan-keluarga terhadap burnout pada dosen wanita. Subjek pada penelitian ini adalah 160 dosen wanita, menikah, dan telah memilikki anak. Data penelitian diungkap dengan skala work family conflict dan skala burnout. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi. Hasil analisis data menunjukkan bahwa konflik pekerjaan-keluarga berpengaruh terhadap burnout di kalangan dosen wanita. Hasil analisis juga menunjukkan ada dua dimensi konflik pekerjaan-keluarga yang berpengaruh terhadap burnout yaitu behaviour-based conflict dan time-based conflict. Implikasi dari studi ini dapat membantu meningkatkan pemahaman mengenai burnout yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan bekerja. Pemahaman akan pengaruh lingkungan dan pribadi terhadap burnout memiliki keuntungan bagi lembaga dan dosen.

Indonesian females lecture are expected to perform double roles to do their jobs and to take care of their families. This condition may create conflicts if female lecturers cannot perform their duties as expected by their employers and families. These conflicts then turn into mental pressure and experiences of burnout. The aim of this study is to find out the impacts of work-family conflicts and burnout among female lecturers. The subjects of this study are 160 lecturers who are female, are married, and have children. Research data are generated using family-work conflict scale and burnout scale. The data are analyzed using regression analysis technique. The results of data analysis also show that the conflict between work and family strongly associate with burnout among female lecturers. The result findings also show that there are two dimensions of work-family conflicts which may cause burnout: behavior-based conflict dan time- based conflict. By implication, this study can help expand the understanding of burnout among female lecturers which may lead to the improvement of the quality of their working environments. In this way, better understanding of the impacts of living environments and individual characteristics on burnnouts can benefit the lecturers themselves and the institutions they work at."
Medan: Universitas Sumatera Utara. Faculty of Psychology, 2015
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Dara Ninggar, atuhor
"Skripsi ini membahas mengenai gambaran work-family conflict yang dialami ibu bekerja di PT. X sumber serta bentuk dukungan sosial yang mereka peroleh dalam mengatasi work-family conflict. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa ibu bekerja di PT. X menghadapi work-family conflict berbasis waktu seperti banyaknya waktu yang dihabiskan dalam pekerjaan mengurangi waktu ibu bekerja dengan keluarganya dan berbasis tekanan seperti tuntutan pekerjaan dari atasan yang membuat ibu bekerja merasa tertekan maupun konflik dalam keluarga yang memberikan tekanan dan stres kepada ibu bekerja yang berdampak pada dirinya sendiri, keluarga, dan pekerjaannya. Dalam mengatasi konflik tersebut, ibu bekerja melakukan upaya yang bersumber dari dirinya sendiri, mendapatkan dukungan sosial baik dari keluarga seperti orang tua, suami, kerabat, asisten rumah tangga, teman dan perusahaan. Dukungan sosial yang diterima ibu bekerja yaitu dalam bentuk dukungan emosional berupa kata-kata positif, dukungan informasi terkait anak, dukungan persahabatan berupa ketersediaan teman yang menghabiskan waktu bersama, dan dukungan berwujud berupa bantuan mengasuh anak, finansial, mengerjakan pekerjaan, fasilitas perusahaan, serta fleksibilitas waktu bekerja. Hasil penelitian ini merekomendasikan agar ibu bekerja meningkatkan komunikasi dan waktu berkualitas dengan keluarganya serta saling menerapkan active listening antar anggota keluarga. Selain itu, perusahaan terutama atasan juga dapat meningkatkan kesadaran dan fasilitas untuk membantu permasalahan ibu bekerja.

This study discusses the description of work-family conflict experienced along with the sources and forms of social support received by working mothers at Company X in overcoming work-family conflicts. The approach used in this research is a qualitative approach with descriptive research type. The results of this study explain that working mothers at PT. X face time-based work-family conflict, such as the amount of time spent in work reduces the time to spend with with her family and time-based conflict, such as work demands by managers that make working mothers feel depressed or conflicts in the family that give pressure and stress to working mothers which have an impact to herself, her family, and her work. In overcoming this conflict, working mothers make several efforts to overcome them, namely those that come from themselves, get social support from families such as parents, husbands, relatives, household assistants, friends, and companies. The social support received by working mothers is in the form of emotional support such as positive words and motivation, informational support related to children, companionship support in the form of friends to spend time together, and tangible support in the form of childcare assistance, financial assistance, doing work, company facilities, as well as flexibility in working time."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Alsyifa Mawira Aura
"Flexible working arrangements (FWA) yang didukung oleh work-family culture (WFC) – dapat menjadi solusi untuk mengurangi persepsi karyawan tentang work-family conflict (WFCON) yang pada akhirnya akan meningkatkan job satisfaction (JS) karyawan. Berbagai penelitian menunjukkan pentingnya intervensi organisasi untuk mendukung keterkaitan antara peran pekerja dalam kehidupan pribadi dan profesional karyawannya. Belum banyak penelitian tentang topik ini di Asia dimana kasus work-family conflict lebih banyak dialami oleh karyawan perempuan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh hubungan antara FWA dan WFC dengan memediasi WFCON terhadap JS karyawan wanita. Penelitian ini menggunakan hasil survei terhadap 295 karyawan wanita dari perusahaan jasa Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) sebagai metode analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan wanita memiliki persepsi positif tentang flexible working arrangements (FWA), yang memengaruhi job satisfaction (JS) secara keseluruhan. Variabel work-family culture (WFC) berperan signifikan dalam meningkatkan kepuasan kerja dengan mengurangi work-family conflict (WFCON). Sedangkan pada hubungan pengaruh tidak langsung, diidentifikasi bahwa WFCON memediasi hubungan WFC terhadap JS serta pada hubungan FWA terhadap JS. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi berupa penelitian bagi manajer SDM khususnya pada organisasi tentang dampak penerapan FWA dan budaya kerja-keluarga bagi JS melalui peran mediasi konflik kerja-keluarga untuk dapat menggali lebih jauh terkait hal-hal tersebut.

Reduced employee perceptions of work-family conflict (WFCON) can be achieved by flexible working arrangements (FWA) supported by work-family culture (WFC), which will ultimately lead to an increase in job satisfaction (JS). Several studies highlight the value of organizational interventions in establishing connections between employees' roles in their personal and professional life. Yet, research on this subject is lacking in Asia, where female employees are more likely to face work-family conflicts. This research aims to clarify how FWA and WFC affect on JS of female employees through the mediating role of WFCON. This study uses the results of a survey of 295 female employees from Information and Communication Technology (ICT) service companies using Structural Equation Modeling (SEM) as a data analysis method. The results showed that most female employees positively perceived flexible working arrangements (FWA), which influenced overall job satisfaction. The work-family culture variable plays a significant role in increasing job satisfaction by reducing work-family conflict. In the indirect influence relationship, the identification of WFCON mediates the relationship between WFC and JS also between FWA and JS. This research is expected to contribute to the form of research for HR managers, especially in organizations about the impact of implementing FWA and work-family culture for JS through the mediation role of work-family conflicts to be able to explore further related to these things."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Uliyatun Nikmah
"Ketidakamanan atas pekerjaan dan konflik pekerjaan-keluarga semakin lazim dialami dalam lingkungan pekerjaan yang dinamis, dan penelitian terdahulu telah mendokumentasikan konsekuensinya terhadap luaran pekerjaan. Penelitian ini mengintegrasikan peran faktor psikologis dalam menjelaskan hubungan tersebut dengan menganalisis persepsi karyawan yang menjalani pengaturan kerja fleksibel. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh persepsi ketidakamanan atas pekerjaan, konflik yang disebabkan gangguan pekerjaan terhadap keluarga dan gangguan keluarga terhadap pekerjaan terhadap keterikatan kerja karyawan dan kinerja mereka melalui peran mediasi kesehatan psikologis karyawan. Data dari 578 karyawan dianalisis menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan persepsi ketidakamanan atas pekerjaan, konflik yang disebabkan gangguan pekerjaan terhadap keluarga dan gangguan keluarga terhadap pekerjaan dapat menurunkan kesehatan psikologis karyawan yang selanjutnya dapat berdampak pada keterikatan kerja karyawan serta kinerja mereka. Peningkatan kesehatan psikologis karyawan juga ditemukan dapat meningkatkan kinerja mereka melalui keterikatan kerja karyawan.

Job insecurity and conflict between work and family are increasingly prevalent in dynamic work environments, and previous research has documented their consequences for work outcomes. This study integrates the role of psychological factors in explaining this relationship by analyzing the perceptions of employees who are implementing flexible work arrangements. This study aims to analyze the effect of job insecurity, work-family conflict, and family-work conflict towards work engagement and job performance through the mediation role of psychological well-being. Data from 578 employees were analyzed using the Structural Equation Modeling (SEM) method. The results showed that increased perceptions of job insecurity, work-family conflict, and family-work conflict can reduce psychological well-being, which in turns can influence work engagement and job performance. Improved employees’ psychological well-being was also found to improve their job performance through work engagement."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Beatrice Clarisa
"Work-family conflict merupakan konflik antar peran yang terjadi ketika tuntutan peran dalam kehidupan pekerjaan dan keluarga bersifat saling bertentangan dalam beberapa hal.
Ketidakmampuan untuk menyeimbangkan dua tuntutan peran yang berbeda dapat memberikan dampak negatif bagi individu, keluarga, maupun perusahaan. Ketersediaan dukungan sosial dapat menyediakan sumber daya bagi individu untuk mengelola tuntutan peran pekerjaan dan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
dukungan sosial supervisor, rekan kerja, dan pasangan dengan work-family conflict pada perawat wanita yang telah menikah. Penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan tujuan deskriptif. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Juni 2023 dengan responden 75 perawat wanita yang telah menikah, yang dipilih dengan menggunakan stratified random
sampling sebagai teknik pengambilan sampel. Hasil penelitian melalui uji korelasi Kendall’s tau-b menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara dukungan sosial pasangan dan dukungan sosial rekan kerja dalam beberapa aspek (dukungan emosional,
dukungan informasi, dan dukungan penilaian) dengan work-family conflict. Sedangkan itu, ditemukan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan sosial supervisor dengan work-family conflict. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat dukungan sosial pasangan dan rekan kerja yang dimiliki, maka akan semakin rendah tingkat
work-family conflict yang dialami. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi manajemen organisasi pelayanan kemanusiaan dalam mengembangkan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan dalam kehidupan pekerjaan-keluarga pekerja

Work-family conflict is a form of an inter-role conflict that occurs when the demands of roles in work and family life are mutually contradictory in several ways. The inability to balance the demands of two different roles can have a negative impact on individuals, families and
even companies. The availability of social support can provide additional resources for
individuals to manage the competing demands of work and family roles. This research aims
to determine the relationship between the social support of supervisors, colleagues, and
partners with work-family conflict in married female nurses. This study used quantitative
methods with descriptive objectives. Data collection was conducted in June 2023 with 75
married female nurses as respondents, who were selected using stratified random sampling
as the sampling method. The research results obtained from Kendall's tau-b correlation test
showed that there was a significant negative relationship between spousal social support and
coworker social support in several aspects (emotional support, informational support, and
appraisal support) with work-family conflict. However, it was found that there was no
significant relationship between the social support of supervisors and work-family conflict.
The results showed that the higher the level of spousal and co-worker social support an
individual received, the lower the level of work-family conflict experienced. This research is
expected to contribute for the management of human service organizations in developing
efforts to improve the welfare in the work-family life of workers.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>