Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 109871 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Chandra Dwi Anggoro
"Indonesia memiliki tingkat kecelakaan pesawat yang jauh lebih tinggi dari rata-rata tingkat global. Jenis kecelakaan pesawat yang paling sering terjadi di Indonesia adalah runway excursion. Runway excursion dapat dipicu oleh faktor manusia, faktor lingkungan, dan faktor fasilitas. Selain faktor tersebut, fase peristiwa serta waktu peristiwa juga berpengaruh terhadap kejadian runway excursion. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi aspek-aspek yang tergolong faktor fasilitas di runway strip dan menganalisis probabilitas terjadinya runway excursion akibat faktor fasilitas di runway strip berdasarkan fase peristiwa dan waktu peristiwa. Data penelitian dihimpun dari laporan investigasi KNKT dan data sertifikasi bandar udara yang mempunyai pengecualian (exemption) runway strip. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat tiga kategori aspek yang tergolong fasilitas di runway strip sebagai penyebab maupun memperparah runway excursion yaitu kontaminan di runway, kondisi runway strip, dan visual aids. Dengan menggunakan probability density function, didapatkan bahwa probabilitas terjadinya runway excursion akibat faktor fasilitas di runway strip di fase peristiwa landing maupun take off pada waktu daylight (06.00-18.00) lebih besar daripada waktu night (18.00-06.00).

Indonesia has a plane crash rate that is much higher than the global average. The most common type of plane crash in Indonesia is runway excursion. Runway excursions can be triggered by human factors, environmental factors, and facility factors. In addition to these factors, the phase of the event and the time of the event also affect the runway excursion. This study aims to identify aspects that are classified as facility factors on the runway strip and analyze the probability of a runway excursion due to facility factors on the runway strip based on the phase of the event and the time of the event. The research data is collected from KNKT investigation reports and airport certification data that have runway strip exemptions. The results of this study are that there are three categories of aspects that are classified as facilities on the runway strip as a cause or aggravating runway excursion, namely contaminants on the runway, runway strip conditions, and visual aids. By using the probability density function, it is found that the probability of a runway excursion due to facilities on the runway strip during the landing and take-off phases during daylight (06.00-18.00) is greater than at night (18.00-06.00)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafira Rahmayanti
"Keberadaan runway strip pada bandar udara harus mampu melindungi pesawat udara yang melaju keluar dari landas pacu ketika sedang melakukan lepas landas atau pendaratan pesawat yang mana kejadian ini dikenal dengan istilah runway excursion. Analisis faktor yang menyebabkan terjadinya runway excursion tersebut dapat dilakukan dengan mengelompokan faktor penyebab menjadi faktor lingkungan, faktor fasilitas dan infrastruktur, serta faktor manusia. Selain itu dilakukan pengelompokan data kejadian ke dalam lingkup yang lebih kecil untuk melihat bagaimana pengaruh setiap faktor berdasarkan pajang runway dan didapatkan bahwa runway excursion paling banyak terjadi pada bandar udara yang memiliki panjang runway lebih dari 1800 meter. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari faktor tersebut, maka dilakukan analisis regresi yang dapat menyatakan bagaimana besaran pengaruh dari suatu setiap faktor tersebut. Jalur pengaruh yang diujikan adalah antara masing-masing faktor terhadap runway excursion secara sendiri atau bersamaan dan juga jalur pengaruh antar masing-masing faktor terhadap satu sama lain. Dari hasil regresi tersebut didapatkan bahwa faktor fasilitas dan infrastruktur merupakan faktor yang paling berpengaruh dengan hasil besaran pengaruh yang paling besar. Ketidakhadiran faktor fasilitas dan infrastruktur ini juga akan menghilangkan pengaruh terhadap kejadian runway excursion sehingga dapat dinyatakan sebagai penyebab. Sedangkan untuk faktor lingkungan dan faktor manusia dinyatakan sebagai faktor yang berkontribusi karena kejadian runway excursion dapat saja terjadi tanpa adanya pengaruh faktor lingkungan dan faktor manusia tetapi kedua faktor tersebut dapat meningkatkan atau mengurangkan pengaruh yang terjadi terhadap runway excursion.

The existence of a runway strip at an airport must be able to protect aircraft that are speeding out of the runway while taking off or landing, which is known as a runway excursion. Analysis of the factors that cause the runway excursion can be done by grouping the causal factors into environmental factors, facilities and infrastructure factors, and human factors. In addition, incident data can be grouped into smaller scopes to see how each factor influences based on runway length and it is found that most runway excursions occur at airports with runway lengths of more than 1800 meters. A regression analysis is used to find out how the influence of these factors because it can state how the magnitude of the influence of each of these factors. The path of influence tested is between each factor on runway excursion individually or simultaneously and also the path of influence between each factor on each other. From the regression results, it was found that the facilities and infrastructure factors were the most influential factors on the incidence of runway excursion with the results of the greatest magnitude of influence. The absence of these facilities and infrastructure factors will also eliminate the influence on runway excursion events so that they can be stated as causes. Meanwhile, environmental factors and human factors are stated as contributing factors because runway excursion events can occur without the influence of environmental factors and human factors, but these two factors can increase or decrease the effect that occurs on runway excursion.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Hidayani
"Runway excursion merupakan kecelakaan dalam penerbangan di landasan pacu dengan pesawat udara meninggalkan ujung atau sisi dari landasan pacu saat lepas landas ataupun mendarat. Pada Runway sendiri terdapat Runway Strip yang bertujuan untuk mengurangi risiko kerusakan pesawat terbang yang keluar dari landasan pacu dan melindungi pesawat udara yang terbang di atasnya selama pendaratan, pendaratan darurat atau lepas landas dengan menyediakan area yang bebas dari rintangan, kecuali untuk alat bantu navigasi udara yang diizinkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi terjadinya kecelakaan di runway strip bandar udara beserta jumlah kejadiannya dan mengidentifikasi besarnya probabilitas kecelakaan di runway strip akibat faktor lingkungan. Penelitian ini dilakukan dengan analisis dan tabulasi data kejadian runway excursion di Indonesia dari laporan investigasi KNKT dan DBU Kemenhub. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa kuantitatif dan analisis probabilitas menggunakan Probability Density Function (PDF). Setelah dilakukan analisis, diketahui bahwa aspek-aspek dari faktor lingkungan yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan di runway strip bandar udara di Indonesia adalah rain, thunderstorm, wind condition, dan keberadaan awan comulunimbus. Dari hasil analisis probabilitas menunjukkan probabilitas tertinggi kejadian kecelakaan di runway strip bandar udara di Indonesia akibat faktor lingkungan yaitu terjadi di waktu peristiwa Day-Light yaitu pada pukul 06.00 sampai dengan pukul 18.00.

A runway excursion is an in-flight accident in which the aircraft leaves the end or side of the runway during takeoff or landing. On the runway, there is a runway strip which aims to reduce the risk of damage to aircraft that leave the runway and protect aircraft flying on it during landing, emergency landing or takeoff by providing an area free from obstacles, except for air navigation aids that allowed. This research aims to identify environmental factors that can influence the occurrence of accidents on the airport runway strip along with the number of occurrences and identify the probability of accidents on the runway strip due to environmental factors. This research was conducted by analyzing and tabulating runway excursion data in Indonesia from the KNKT and DBU investigation reports of the Ministry of Transportation. The method used in this research is quantitative analysis and probability analysis using the Probability Density Function (PDF). After doing the analysis, it is known that aspects of environmental factors that can cause accidents on the runway strip of airports in Indonesia are rain, thunderstorm, wind condition, and the presence of comulonimbus clouds. From the results of the probability analysis, it is shown that the highest probability of accidents on the runway strip of airports in Indonesia due to environmental factors occurs during Day-Light events, namely 06.00 to 18.00."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Athaya Zhafira
"Bandar udara merupakan sebuah fasilitas di mana terdapat kegiatan pesawat lepas landas dan mendarat. Salah satu fasilitas yang terdapat di bandar udara adalah landasan pacu dan runway strip. Runway strip dari bandar udara merupakan daerah di sekitar landasan pacu yang berfungsi untuk meminimalisir terjadinya kerusakan pesawat apabila terjadi kejadian runway excursion. Namun sayangnya masih banyak bandar udara yang memiliki pengecualian (exemption) pada runway strip-nya. Banyaknya pengecualian (exemption) di runway strip bandar udara maka probabilitas terjadinya kecelakaan dan dampak yang ditimbulkan semakin meningkat. Pada penelitian ini terdapat tiga tujuan, diantaranya adalah: (1) Mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik dari faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan pesawat di runway strip bandar udara; (2) Mengidentifikasi dan menganalisis hubungan antara kejadian kecelakaan pesawat di runway strip bandar udara dengan faktor penyebabnya; (3) Mengidentifikasi dan menganalisis hubungan antar faktor penyebab terjadinya kecelakaan pesawat di runway strip bandar udara. Untuk metode penelitian terdiri dari dua yaitu metode analisis secara kualitatif dengan Teknik 5 Whys dan metode analisis kuantitatif yaitu uji korelasi. Hasil dari penelitian ini nantinya akan dihasilkan beberapa hal sebagai berikut: (1) Karakteristik dari faktor-faktor penyebab terjadinya runway excursion; (2) Nilai koefisien korelasi antara kejadian runway excursion dengan faktor penyebabnya beserta tingkat hubungannya; (3) Nilai koefisien korelasi antar faktor penyebab runway excursion beserta tingkat hubungannya; (4) Pemodelan dari nilai koefisien korelasi yang dihasilkan.

An airport is a facility where aircraft take-off and landing. One of the facilities at the airport is a runway and a runway strip. The runway strip from the airport is the area around the runway that serves to minimize aircraft damage in the event of a runway excursion. But unfortunately there are still many airports that have exceptions on their runway strips. The number of exceptions (exemptions) to the runway strip at the airport increases the likelihood of an accident and its impact. In this study, there are three objectives, including: (1) Identifying and analyzing the characteristics of the factors causing aircraft accidents on the airport runway strip; (2) Identifying and analyzing the relationship between the incidence of aircraft accidents on the airport runway strip (runway excursion) and the causal factors; (3) Identifying and analyzing the relationship between the factors that cause aircraft accidents on the airport runway strip. The research method consists of two, namely the qualitative analysis method with the 5 Whys technique and the quantitative analysis method, namely the correlation test. The results of this research will produce the following things: (1) Characteristics of the factors that cause runway excursion; (2) The value of the correlation coefficient between the incidence of runway excursion with the causal factors and the degree of their relationship; (3) The value of the correlation coefficient between the factors causing runway excursion and the degree of their relationship; (4) Modeling of the resulting correlation coefficient values."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulkarnain
"ABSTRAK
Desain landasan bandar udara harus mempertimbangkan klimatologi angin untuk menggurangi potensi kejadian cross wind dan tail wind karena cross wind dan tail wind dapat menyebabkan kecelakaan dan keterlambatan pesawat. Potensi cross wind dan tail wind yang besar pada suatu landasan di bandar udara sangat merugikan bagi penumpang pesawat dan perusahaan penerbangan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui potensi cross wind dan tail wind di landasan Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng dan menemukan parameterization yang tepat untuk prakiraan arah dan kecepatan angin di landasan Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng. Penelitian menggunakan data arah dan kecepatan angin dari stasiun meteorologi Soekarno Hatta tahun 2002-2012 untuk mengetahui potensi cross wind dan tail wind di landasan bandara Soekarno Hatta serta menjalankan model cuaca WRF (Weather Research and Forecasting) untuk mengetahui parameterization model cuaca yang tepat untuk prakiraan angin di bandara Soekarno Hatta. Komponen cross wind maksimum tertinggi periode tahun 2003-2012 terjadi pada bulan Agustus 30,53 knot, sementara tail wind maksimum tertinggi sebesar 25 knot terjadi pada bulan Januari untuk runway arah 250 derajat dan 24 knot terjadi pada bulan Agustus untuk runway arah 70 derajat. Potensi cross wind dan tail wind berbeda setiap bulannya. Parameterization model cuaca WRF untuk prakiraan arah dan kecepatan angin di bandara Soekarno Hatta yang paling sesuai adalah skema Betts-Miller. Skema tersebut menghasilkan prakiraan arah dan kecepatan angin dengan tingkat hubungan yang kuat dengan hasil pengamatan arah dan kecepatan angin dari stasiun meteorologi Soekarno Hatta, nilai korelasinya adalah 0,61.

ABSTRACT
Runway orientation design should consider wind climatology for minimal cross wind and tail wind potential. Cross wind and tail wind may cause aircraft accident and flight delay. The aims of this study is analyze runway cross wind and tail wind potential in Soekarno Hatta airport and also to identify the most accurate parameterization of WRF (weather research and forecasting) numerical weaher prediction for Soekarno Hatta airport wind speed and direction forecast. This study using wind speed and direction data (2003-2012) from Soekarno Hatta meteorological station. WRF numerical weather prediction is run to get the most accurate wind speed and direction forecast. The maximum cross wind component in Soekarno Hatta airport (2003-2012) is 30,53 knot and the maximum tail wind component is 25 knot for runway 25. Cross wind and tail wind potential is different according to its time and month. Scheme Betts-Miller parameterization is the most accurate parameterization for Soekarno Hatta airport wind speed and direction forecast.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T38750
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Hendro Hartanto
"Runway incursion adalah kejadian apapun di landasan pacu yang melibatkan keberadaan yang tidak semestinya oleh pesawat udara, kendaraan, objek, ataupun orang yang dapat mengakibatkan ancaman terjadinya tabrakan atau mengurangi jarak untuk lepas landas atau bermaksud lepas landas dan mendarat atau bermaksud untuk mendarat. Runway incursion dapat terjadi seiring dengan peningkatan frekuensi penerbangan di tiap-tiap bandar udara dan dapat berakibat kecelakaan serius. Kondisi aktual menunjukan kejadian runway incursion di Indonesia dapat dikatakan jarang sekali terlaporkan sehingga database keselamatan di landasan pacu di Indonesia sangat sedikit. Berdasarkan penelitian mengindikasikan lokasi-lokasi bandar udara di Indonesia yang sering terjadi kejadian runway incursion berdasarkan persepsi pilot, khususnya bagi bandar udara dengan kelengkapan landasan pacu sebagai faktor kontribusi utama runway incursion.

Runway incursion is any occurrence in a runway involving by incorrect presence of aircraft, vehicle, object, or person which may lead to the threat of a collision or reduce the distance to take off or intends to take-off and landing or intending to land. Runway incursion may occur with increasing frequency of flights at each airport, and can be serious accident. Runway incursion in Indonesian airports are often unreported resulting in unreliable runway safety database. This study indicates airports with high frequency of runway incursion based on pilots perceptions, in particular at airport with runway safety compliance at the primary contributing factor.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35775
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marpaung, Joice Rosita
"Tugas akhir ini membahas tentang perencanaan suatu sistem drainase yang memadai untuk pembuangan air hujan di bandar udara yang disesuaikan dengan pola konfigurasi runway yang dipilih berdasarkan analisa angin. Data-data yang diperlukan dalam penyelesaian tugas akhir ini diambil dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta yang kemudian juga dibandingkan dengan kondisi eksisting yang ada. Berdasarkan analisa angin yang telah dilakukan diperoleh data bahwa runway dapat dibangun dengan pola berpotongan tegak lurus di mana runway I dibangun dengan arah timur-barat dan runway II dibangun tegak lurus terhadap arah runway II. Setelah menentukan arah runway, langkah selanjutnya adalah membuat perencanaan saluran drainase. Data-data yang diperlukan adalah data curah hujan, peta topografi, denah bandara Soekarno-Hatta dan sistem jaringan saluran yang ada serta penampang saluran yang digunakan. Untuk bandar udara sipil, FAA menganjurkan perencanaan drainase untuk periode 5 tahunan. Dalam tugas akhir ini, juga dilengkapi dengan perencanaan drainase untuk periode 10 dan 20 tahunan. Dari analisa diperoleh kesimpulan bahwa bentuk penampang yang dihasilkan lebih ekonomis daripada kondisi eksisting saat ini. Kesimpulan lain yang dapat diambil adalah bahwa perencanaan drainase suatu bandara tidak dipengaruhi oleh pola konfigurasi runway secara langsung, tetapi lebih dipengaruhi oleh tata letak bandara secara umum."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S34910
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Yuli Zulkifli
"Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan kegiatan penerbangan yang padat setiap harinya. Dalam hal ini, maka keamanan penerbangan sangat penting diperhatikan oleh berbagai pihak. Salah satu isu utama adalah keamanan pada landasan pacu yang harus terbebas dari berbagai objek (Foreign Object Debris =FOD) yang dapat menimbulkan kecelakaan pada pesawat terbang. Keadaan tersebut berbahaya bagi keselamatan para penumpang dan menimbulkan kerugian bagi operator penerbangan dan pengelola bandara. Adapun teknologi yang dapat digunakan untuk solusi tersebut dengan pendekatan Computer Vision menggunakan kamera long range. Teknologi ini menggunakan deep learning atau biasa dikenal dengan Artificial Intelegent (AI). Sistem deteksi FOD ini telah mampu mendeteksi 13 jenis objek sebagai FOD. Dengan ketinggian kamera kurang lebih 8 meter dari permukaan tanah, sistem dapat mendeteksi FOD sekecil baut mur pada jarak 50 meter, sedangkan pada jarak 200 meter, FOD sebesar botol minum dan kardus masih dapat terdeteksi. Apabila ingin mendeteksi objek yang sangat kecil seperti baut mur pada jarak lebih dari 200 meter maka diperlukan kamera dengan kemampuan perbesaran yang lebih tinggi lagi. Pekerjaan ini telah diselesaikan secara profesional dengan menjalankan prinsip dasar kode etik insinyur dan senantiasa memperhatikan Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Lingkungan Hidup (K3L).

Indonesia is the largest archipelagic country in the world with heavy flight activities every day. Therefore, aviation security is very important to be considered by various parties. One of the main issues is security on the runway which must be free from Foreign Object Debris (FOD) that can cause accidents to aircraft. This situation is dangerous for the safety of passengers and causes losses for flight operators and airport managers. The technology proposed for this solution is the Computer Vision approach using a long range camera. This technology uses deep learning as part of Artificial Intelligence (AI). This FOD detection system has been able to detect 13 types of FOD. With a camera placed aproximately 8 meters from the ground, the system can detect FOD as small as a bolt at a distance of 50 meters, while at a distance of 200 meters, FOD as large as a drinking bottle and cardboard can still be detected. If a need to detect very small objects such as bolts at a distance of more than 200 meters, a camera with a higher magnification capability is needed. This work has been completed professionally by carrying out the basic principles of the engineer's code of ethics and always paying attention to Security, Safety, Health and Environment."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Gede Arya Satya Dharma
"Pertumbuhan industri penerbangan telah mendorong peningkatan permasalahan runway allocation dan gate assignment di bandara. Permasalahan tersebut mendorong terjadinya permasalahan kelebihan kapasitas dan akan sangat berpengaruh pada tingkat pelayanan bandara tersebut, salah satunya Terminal 1 Bandara Soekarno Hatta. Pada penelitian ini dibuat formulasi model optimasi stokastik yang merupakan kombinasi model runway allocation dan gate assignment, dengan menggunakan 4 fungsi tujuan yaitu maksimalisasi lalu lintas pesawat, minimalisasi keterlambatan, minimalisasi jumlah ungated flights, dan minimalisasi total jarak jalan penumpang.
Model ini dibangun menggunakan genetic algorithm dengan output berupa runway and gate assignment order yang optimal. Dari solusi tersebut dapat dilihat bahwa saat simulasi model mampu menampung rata-rata 98% dari total lalu lintas pesawat, serta penurunan rata-rata sebesar 52% untuk total waktu keterlambatan, penurunan rata-rata sebesar 36% untuk jumlah ungated flights, dan penurunan rata-rata sebesar 13% untuk total jarak jalan penumpang. Kedepannya, diperlukan pengembangan penelitian meliputi pengembangan model berbasis real time, penggunaan algoritma stokastik lainnya, serta pembangunan model berdasarkan persepektif maskapai.

The growth of the aviation industry has enhanced the increase of airport runway allocation and gate assignment problem. Those problems led to the overcapacity problem and will affect on the level of service of the airport, Terminal 1 Soekarno Hatta International Airport. This research constructed a model formulation of stochastic optimization model, which is basically the combination of runway allocation and gate assignment, with the objectives are to maximize the aircraft traffic, to minimize the flight tardiness, to minimize the number of ungated flights, and to minimize the total passenger travelling distance.
This model was constructed using genetic algorithm, which the model outputs are the optimal runway and gate assignment order. Based on the optimal solution generated, the model was successfully to accommodate in average 98% of total flights and also was contributed to the 52% average decreasing of flight tardiness, 36% average decreasing of ungated flights, and 13% average decreasing of total passenger travelling distance. This research may be developed in the future by constructing real time based model, using another stochastic algorithm, and building the model by the airline perspective.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44605
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Huda Jamilah
"Pertumbuhan dari transportasi udara mengindikasikan bahwa dalam beberapa dekade terakhir industri ini memiliki peranan pada ekonomi regional dan integrasi pada perekonomian dunia Industri penerbangan terus tumbuh dengan cepat meski tidak bersamaan dengan pertumbuhan profitabilitas yang kuat dan konsisten akibat persaingan yang ketat Belobaba 2009. Namun pertumbuhan ini menghadapi sebuah tantangan yang besar untuk maskapai bandara pembuat kebijakan dan politisi Masalah khusus yang dihadapi adalah pertumbuhan permintaan pada jasa penerbangan tidak diiringi oleh pertumbuhan yang respektif dari kapasitas bandara. Oleh sebab itu banyak bandara di seluruh dunia mengalami kekurangan kapasitas Dampak dari kurangnya kapasitas bandara adalah terjadinya congestion atau kepadatan baik di udara maupun di darat akibat antrinya pesawat untuk lepas landas dan mendarat yang menyebabkan delay Salah satu kebijakan yang ditempuh oleh PT Angkasa Pura II dan PT AirNav Indonesia adalah melalui kebijakan Improved Runway Capacity 72. Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa telah terjadi penurunan tingkat delay penerbangan per menit di Bandara Internasional Soekarno Hatta Penurunan tingkat delay penerbangan per menit pada penerbangan domestik lebih tinggi dibandingkan tingkat penerbangan internasional dan penurunan tingkat delay penerbangan per menit untuk leg keberangkatan lebih tinggi dibandingkan leg kedatangan.

Growth Of Air Transport indicated that the several recent decades in the industry have the initial role of regional economic and integration to the world economic The airline industry continues its rapid growth despite not being followed by the growth and consistent of profitability as the result of fierce competition Belobaba 2009. However the growth is facing a big challenges for airlines airports policy makers and politicians Some special issues is that the growth of demand for aviation services is not accompanied by the respective growth from airport capacity. Therefore there are lots of airports worldwide experiencing capacity shortage. Impact From the lack of capacity of the airport is gridlock or density both in the air and on the ground plane due to the queue to takeoff and landing that causes delays. One policie which is pursued by PT Angkasa Pura II and PT AirNav Indonesia is Capacity Runway 72. This research conclude there is a declining rate per minute flight delay at Soekarno Hatta International Airport after IRC 72 applied. The decrease rate per minute flight delay for domestic flights is higher compared to international flights and a decrease in rate per minute flight delay for departure rather than arrival."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S61663
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>