Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 196752 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cahya Putri Andika
"Penutupan permukaan air menghalangi cahaya matahari yang masuk ke badan air sehingga mengganggu proses fotosintesis fitoplankton. Konsentrasi klorofil-a berpengaruh terhadap perubahan aktivitas fitoplankton yang akan mempengaruhi produktivitas primer. Tujuan dari penelitian untuk menganalisis pengaruh kedalaman terhadap produktivitas primer fitoplankton dan klorofil-a serta korelasi antar keduanya pada kondisi dengan dan tanpa adanya penutupan permukaan air. Penelitian dilakukan di Solar Panel Terapung (SPT) Danau Mahoni UI. Sampel diambil pada kedalaman 30 cm dan 60 cm pada kondisi tertutup dan kondisi terbuka. Analisis data dilakukan dengan menggunakan regresi, uji parametrik independent t test, uji korelasi Pearson dan Spearman Rho. Berdasarkan nilai rata-rata, menunjukan bahwa kedalaman air memberikan pengaruh terhadap kedua parameter. Namun, berdasarkan uji independent t test didapatkan nilai sig. (2-tailed) >0,05 bahwa tidak terdapat perbedaan nilai produktivitas primer dan konsentrasi klorofil-a yang berarti antara kedalaman 30 cm dengan kedalaman 60 cm. Hubungan produktivitas dengan klorofil-a pada kondisi tertutup menghasilkan koefisien determinasi (R2 ) sebesar 0,8, sementara kondisi terbuka menghasilkan R 2 sebesar 0,088. Hasil analisis menunjukan bahwa korelasi produktivitas primer dengan klorofil-a lebih kuat pada kondisi tertutup. Keberadaan penutupan permukaan badan air berupa solar panel terapung memberikan pengaruh yang siginifikan terhadap penurunan nilai produktivitas primer dan klorofil-a.

The closure of the water surface blocks the sunlight that enters the water body so that it interferes with the photosynthetic process of phytoplankton. The concentration of chlorophyll-a affects changes in phytoplankton activity which will affect primary productivity.The purpose of the study was to analyze the effect of depth on the primary productivity of phytoplankton and chlorophyll-a and the correlation between them in conditions with and without water surface cover. The research was conducted on the floating solar panel of Lake Mahoni UI. Samples were taken at a depth of 30 cm and 60 cm in closed and open conditions. Data analysis was performed using regression, parametric independent t test, Pearson and Spearman Rho correlation test. Based on the average value, it shows that the water depth has an effect on both parameters. However, based on the independent t test, the sig. value was obtained. (2-tailed) > 0.05 that there is no significant difference in the value of primary productivity and chlorophyll-a concentration between a depth of 30 cm and a depth of 60 cm. The relationship between productivity and chlorophyll-a in the closed condition resulted in a coefficient of determination (R2) of 0.8, while the open condition resulted in an R2 of 0.088. The results of the analysis showed that the correlation of primary productivity with chlorophyll-a was stronger in closed conditions. The existence of surface cover of water bodies in the form of floating solar panels has a significant effect on the decrease in the value of primary productivity and chlorophyll-a."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Shafira Rachmadhini
"Keberadaan sampah di badan air dapat mempengaruhi penurunan kualitas lingkungan perairan. Di mana sampah sisa makanan dan sampah taman mendominasi pencemaran sampah di Sungai Ciliwung sebesar 68,63%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dinamika konsentrasi, laju perubahan, dan simulasi perubahan konsentrasi COD dan amonia akibat keberadaan sampah organik spesifik pada badan air. Dilakukan pengambilan air sampel di Sungai Ciliwung, Depok yang diuji dengan perlakuan penambahan sampah sisa makanan dan sampah taman menggunakan reaktor batch skala laboratorium. Korelasi pengaruh jenis sampah organik spesifik terhadap dinamika konsentrasi COD dan amonia di investigasi menggunakan Kruskal-Wallis. Laju pembentukan dan penguraian COD dan amonia di investigasi dengan melibatkan penggunaan ODE linear faktor pengintegrasian. Sehingga dapat diperoleh hasil simulasi dengan bantuan opsi analisis solver pada Microsoft Excel. Hasilnya didapatkan bahwa keberadaan sampah sisa makanan dan sampah taman mempengaruhi perubahan konsentrasi COD dan amonia pada badan air, yang dibuktikan dengan hasil uji Kruskal Wallis untuk nilai Hhitung COD dan amonia berturut turut 14,81 dan 10559,4 yang lebih besar daripada nilai kritisnya sebesar 9,49. Untuk parameter COD, diperoleh nilai laju pembentukan (k1) untuk sampah sisa makanan adalah 0,126-0,145 per hari dan sampah taman adalah 0,086-0,0827 per hari. Adapun laju degradasi (k2) untuk sampah sisa makanan adalah 0,437-0,517 per hari dan sampah taman adalah 0,368-0,342 per hari. Sedangkan untuk amonia, (k1) sampah sisa makanan adalah 0,00017-0,000175 per hari dan sampah taman adalah 0,00055-0,00051 per hari. Adapun laju nitrifikasi (k2) sampah sisa makanan adalah 0,1179-0,1391 per hari dan sampah taman adalah 0,2456-0,3481 per hari. Sehingga dapat diketahui bahwa degradasi sampah sisa makanan menjadi COD atau amonia (k1) dan laju degradasi COD akibat sampah sisa makanan (k2) lebih signifikan dibandingkan dengan sampah taman. 

The presence of waste in bodies of water can affect the decline in the quality of the aquatic environment. Food waste and garden waste dominate the waste pollution in the Ciliwung River by 68.63%. This study aims to analyze the dynamics of concentration, rate of change, and simulate changes in COD and ammonia concentration due to the presence of specific organic waste in water bodies. Water samples were taken from the Ciliwung River in Depok, which were tested with the treatment of adding food waste and garden waste using a laboratory-scale batch reactor. The correlation of the influence of specific organic waste types on the dynamics of COD and ammonia concentration was investigated using Kruskal-Wallis. The formation and degradation rates of COD and ammonia were investigated by involving the use of linear ODE integration factor. Thus, simulation results can be obtained with the help of the solver analysis option in Microsoft Excel. The results showed that the presence of food waste and garden waste affects the changes in COD and ammonia concentration in water bodies, which was confirmed by the Kruskal-Wallis test results for the calculated H values of COD and ammonia, which were 14.81 and 10559.4, respectively, greater than their critical values of 9.49. For the COD parameter, the formation rate (k1) values for food waste ranged from 0.126 to 0.145 per day, while for garden waste it ranged from 0.086 to 0.0827 per day. The degradation rate (k2) for food waste ranged from 0.437 to 0.517 per day, while for garden waste it ranged from 0.368 to 0.342 per day. As for ammonia, the formation rate (k1) for food waste ranged from 0.00017 to 0.000175 per day, while for garden waste it ranged from 0.00055 to 0.00051 per day. The nitrification rate (k2) for food waste ranged from 0.1179 to 0.1391 per day, while for garden waste it ranged from 0.2456 to 0.3481 per day. Therefore, it can be concluded that the degradation of food waste into COD or ammonia (k1) and the degradation rate of COD due to food waste (k2) are more significant compared to garden waste."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pongpan Leelahakriengkrai
"Mae Teang District is home to many tributaries of the Ping River. Each tributary is associated with different geographical characteristics and uses. This study is the first report on benthic diatom diversity in the designated water bodies and the first comparison of benthic diatom distribution in the Ping River and its tributaries, including the Mae Hao and Mae Luang Streams in Mae Taeng District of Chiang Mai Province, Thailand. The benthic diatom distribution and physico-chemical properties were investigated in August and November 2015 at three locations in each water body. The highest abundance of benthic diatoms was found in the Ping River (143 species), followed by Mae Hao (132 species) and Mae Luang Streams (90 species). The most abundant species found in the Ping River were Planothidium lanceolatum, Nitzschia palea, Navicula cryptotenella and Seminavis strigosa. The most abundant species found in the Mae Hao Stream were Nitzschia palea, Seminavis strigosa, Surirella splendida and Sellaphora pupula. The most abundant species found in the Mae Luang Stream were Navicula cryptotenella, Diadesmis contenta, Karayevia oblongella and Achnanthes brevipes. Additionally, Amphipleura lindheimeri Grunow was identified as a newly recorded species for Thailand. This study revealed that the Ping River and Mae Hao Stream are similar bodies of water when compared with the Mae Luang Stream in terms of benthic diatom diversity and water quality. In addition, indicator species of tolerance and sensitivity to organic pollution were found. In conclusion, the areas of utilization were found to have affected the distribution of benthic diatoms in these water bodies, along with the water quality of the Ping River and its tributaries."
Bogor: Seameo Biotrop, 2018
634.6 BIO 25:3 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Salsya Thabrani
"Teknologi panel surya terapung yang diterapkan di Danau Mahoni Universitas Indonesia merupakan panel surya bifacial. Namun penutupan badan air oleh solar panel terapung dapat menyebabkan perubahan kualitas air secara temporal. Sejauh ini, belum terdapat penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh solar panel terapung di perairan Indonesia. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk mencari pengaruh penutupan permukaan danau terutama pada produktivitas primer, COD, dan BOD serta hubungan produktivitas primer dengan BOD dan COD. Pengambilan sampel air dilakukan pada permukaan air, sedangkan perhitungan produktivitas primer menggunakan metode botol terang-gelap dan dilakukan inkubasi selama 3 jam. Secara temporal, nilai BOD, COD, dan produktivitas primer di bawah solar panel terapung, yang selanjutnya akan disebut titik 1, memiliki nilai kosentrasi yang lebih rendah dibandingkan dengan yang berada di lokasi yang terbuka, yang selanjutnya akan disebut titik 2. Rata-rata kosentrasi BOD di titik 1 yaitu 4.25 mg/l dan titik 2 yaitu 1.56 mg/l. Adapun rata-rata kosentrasi COD di titik 1 adalah 31.875 mg/l dan titik 2 adalah 33.125 mg/l. Sementara itu, rata-rata produktivitas primer titik 1 yaitu 36.46 mg C/m3/jam dan titik 2 yaitu 114.58 mg C/m3/jam. Hasil analisis uji independen t menunjukkan adanya penurunan yang signifikan pada nilai BOD dan produktivitas primer di area yang tertutup solar panel. Sedangkan, nilai COD tidak memiliki perbedaan yang signifikan antara kedua titik. Adapun hasil uji korealasi Pearson’s menunjukkan bahwa produktivitas primer tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap parameter BOD dan COD. Maka dari itu penutupan area badan air dengan solar panel terapung menurunkan kualitas air Danau Mahoni terutama pada parameter BOD, COD, dan produktivitas primer.
The technology of floating photovoltaic applied at Lake of Mahoni, University of Indonesia were bifacial photovoltaic. However, its body of water which was covered by the floating photovoltaic could cause temporal changes in water quality. To date, there had been no further research on the effects of floating photovoltaic in the waters of Indonesia. Therefore, this research aimed to explore the effects of the covered lake surface especially on primary productivity, COD and BOD, also examined how primary productivity was related to BOD and COD. Water sampling was carried out on the surface of the water, meanwhile the primary productivity was calculated utilizing the method of light-dark bottle and incubated for 3 hours. Temporarily, the values of BOD, COD, and primary productivity under the floating photovoltaic, hereinafter referred to as station 1, had lower concentration values compared to those in open areas, hereinafter referred to as station 2. The average BOD concentration at station 1 was 4.25 mg/l and at station 2 was 1.56 mg/l. As for the average COD concentration at station 1 was 31.875 mg/l and at station 2 was 33.125 mg/l. Meanwhile, the average primary productivity at station 1 was 36.46 mg C/m3/hour and at station 2 was 114.58 mg C/m3/hour. The results of independent t test showed a significant decrease in the values of BOD and primary productivity in areas covered by floating photovoltaic. Meanwhile, the values of COD did not show a significant difference between the two stations. As for the results of the Pearson's correlation test suggest that primary productivity did not have a significant relationship with the parameters of BOD and COD. Therefore, covered body of water by floating photovoltaic reduced the water quality at Lake of Mahoni, especially in the parameters of BOD, COD, and primary productivity."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naqiya Asfarina
"Solar panel terapung merupakan sumber energi terbarukan yang dapat memenuhi kebutuhan energi bersih dengan keunggulan yang tidak memakan lahan. Menutup permukaan air dengan solar panel membatasi masuknya sinar matahari ke perairan yang dibutuhkan organisme autotrof untuk berfotosintesis sehingga mempengaruhi kualitas air permukaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi luas tutupan permukaan terhadap perubahan kualitas air danau. Pengujian dilakukan dengan meletakkan 4 buah mesocosm di Danau Mahoni dan memvariasikan persentase tutupan sebesar 0%, 30%, 50%, dan 100%. Selama 5 minggu pengukuran dilakukan pengukuran klorofil-a, DO, nitrat, dan fosfat. Pengolahan data menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Melalui uji ANOVA satu arah didapatkan variasi tutupan permukaan berpengaruh signifikan terhadap perubahan klorofil-a dan tidak berkolerasi signifikan terhadap parameter DO, nitrat, dan fosfat. Sedangkan uji korelasi dengan regresi menunjukkan trendline negatif pada seluruh parameter seiring penambahan persentase tutupan mesocosm. Kemudian dilakukan uji korelasi menggunakan Pearson untuk mengetahui hubungan konsentrasi klorofil-a dengan DO akibat variasi tutupan permukaan mesocosm. Hasilnya menunjukkan korelasi bervariasi pada masing-masing mesocosm.

Floating solar panels is a renewable energy source for clean energy demands that do not require much space. Covering the water's surface with solar panels affects water quality since it can restrain the access of sunlight into the waters, which autotrophs organism need to do photosynthesis. This research aims to determine the effect of surface cover variations on lake water quality. The study was carried out on a small scale by setting four mesocosms in Mahoni Lake, Universitas Indonesia and altering the cover percentage from 0%, 30%, 50%, to 100%. During five weeks of the experiment, the chlorophyll-a, DO, nitrate, and phosphate parameters were processed using descriptive and inferential statistics. The one-way ANOVA test revealed that the variations of surface cover percentage significantly affected changes in chlorophyll-a and did not correlate significantly with DO, nitrate, and phosphate. The correlation test with regression showed a negative trendline for all parameters along with the increasing percentage of mesocosm cover. The correlation test was conducted using pearson to specify the relationship between chlorophyll-a and DO due to variations in mesocosm surface cover. The results show that the correlation value varies in each mesocosm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: BPPT New Building, 1995,
R 333.91 Int p
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Muslim Mufti
"Studi tentang lembaga perwakilan baik lembaga perwakilan nasional atau Dewan Perwakilan Rakyat maupun lembaga perwakilan daerah atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sudah banyak dilakukan, dengan tema dan judul yang beragam. Studi atau penelitian ini juga mengambil tema tentang Dewan Perwakilan Rakyat Daerah di Era Otonomi Daerah yang banyak memberikan berbagai kewenangan dan kekuasaan kepada daerah. Implikasi dari adanya UU No. 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah salah satunya adalah bahwa DPRD menjadi sebuah lembaga yang punya kekuasaan yang cukup besar di daerah, sehingga seringkali dengan kekuasaannya DPRD dapat menjatuhkan seorang Bupati/Walikota bahkan Gubemur. Kekuasaan DPRD yang besar itu juga yang seringkali dipergunakan oleh DPRD untuk menekan eksekutif daerah dalam laporan pertanggungjawabannya, sehingga seringkali terjadi money politics, konflik-konflik antara eksekutif dan legislatif di daerah, bahkan kerapkali legislatif itu sendiri yang melakukan korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power).
Studi ini bermula dari keinginan peneliti untuk mengkaji tentang perilaku atau dinamika politik yang terjadi di DPRD Jawa Barat, yang berbentuk konflik dan konsensus, balk konflik dan konsensus antar anggota DPRD, intra fraksi maupun antar fraksi dalam rangka penyelesaian dana kaveling. Tujuan Penelitian adalah untuk mengkaji proses atau dinamika politik yang terjadi di DPRD Jawa Barat, dan menganalisa konflik-konflik dan konsensus politik yang terjadi serta kepentingankepentingan yang dipunyal oleh partai politik dan anggota DPRD Jawa Barat dalam konflik-konflik dan konsensus politik yang terjadi di DPRD Jawa barat tentang penyelesaian kasus "dana kaveling"
Untuk menjelaskan konflik dan konsensus politik tentang penyelesaian dana kaveling, maka peneliti menggunakan kerangka teori tentang Konflik Politik dan Konsensus Politik. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah Pendekatan Kualitatif. Tipe penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif-analitis, dengan teknik pengumpulan data yaitu dengan menggunakan studi kepustakaan, wawancara mendalam (depth interview).
Hasil penelitian yang dilakukan melalui studi pustaka dan wawancara mendalam memperlihatkan bahwa konflik yang terjadi adalah antara anggota dan fraksi yang bersedia mengembalikan dana kaveling dengan anggota dari fraksi yang tidak bersedia mengembalikan dana. Sumber Konflik Politik yang terjadi di DPRD Jawa Barat dalam penyelesaian dana kaveling adalah karena adanya perbedaan nilai-nilai moralitas antar anggota DPRD, adanya kepentingan-kepentingan yang dipunyai oleh masing-masing anggota dan fraksi-fraksi di DPRD Jawa Barat terutama kepentingan politik dalam rangka menghadapi pemilihan umum 2004 serta juga karena kepentingan ekonomi untuk mendapatkan dana/uang untuk kepentingan kesejahteraan anggota DPRD Jawa Barat.
Konflik politik tersebut memang tidak menjadi berlarut-larut dan dapat diselesaikan melalui kompromi diantara fihak-fihak yang terlibat dalam konflik sehingga melahirkan konsensus di antara mereka untuk tidak mengembalikan dana kaveling kepada pemerintah propinsi Jawa Barat, dan mereka lebih memilih penyelesaian kasus ini melalui mekanisme hukum bukan mekanisme politik. Mereka atau anggota dan fraksi yang menolak untuk mengembalikan dana kaveling beralasan bahwa proses pemberian dana kaveling sudah sesuai dengan prosedur dan tata tertib DPRD, serta sudah merupakan kesepakatan antara eksekutif (Gubernur Jawa Barat R. Nuriana) dengan legislatif (yang diwakili oleh Pimpinan DPRD dan para Ketua Fraksi), yang kemudian dianggarkan dalam APBD Jawa Barat tahun 2000, 2001 dan 2002.
Model konsensus yang dilakukan adalah model dimana ada kesepakatan pendapat antara berbagai fihak yang terlibat konflik, serta model dimana ada kesepakatan diantara mereka tetapi dengan model adanya dominasi pendapat dan keputusan yang dilakukan oleh fraksi-fraksi dengan jumlah anggota yang lebih banyak seperti FPDIP, FPartai Golkar serta FPPP. Dominasi pendapat dan keputusan yang melandasi konsensus itu adalah bahwa ada kesamaan kepentingan diantara mereka yaitu kepentingan ekonomi (dana tersebut diperuntukan bagi kesejahteraan anggota DPRD), kepentingan politik untuk menghindari citra buruk anggota DPRD (menghindari sebutan "politisi busuk" dari masyarakat), serta dalam kerangka lebih luas adalah untuk kepentingan politik dalam menghadapi pemilu 2004.

Conflict And Consensus In Region Legislative Institution Study Of Conclusion Case "Dana Kaveling" In DPRD West Java ProvinceStudy about representative institution in nationally or regionally have many already done, with variety of theme and title. This study or research also takes the theme about region of house of representative (DPRD) in region autonomy era which gives many authorities in each region. Implication from constitution No. 2211999 about region government that one include about region of house of representative (DPRD) becomes an institution that have big authority in it's region. Being that oftenly governor or major can be fell by DPRD. The big authority of DPRD. oftenly used for pressing region executive in responsible report, then money politics it could be happened. Unfortunately legislative itself which makes corruption or abuse of power?
This study began from researcher intend to be studying about conflicts and consensus of politics behavior that happened in West-Java DPRD. Conflicts and consensus which researched in this study focused in West-Java DPRD. It takes a place between individual (member of DPRD), infra fraksi, inter fraksi to find conclusion about "Kaveling Fund". The aim of research to know about conflict and consensus that happens in West-Java DPRD, and analyzing about interest of political party which settled in DPRD about conclusion of "Kaveling Fund" case.
Explaining conflict and consensus politic about conclusion of "Kaveling Fund", researcher using basic theory of political conflict and political consensus approaching that used in this research is qualitative. Type of research that used is "descriptive-anilities". with data technique by bibliography, also using depth interview.
Result from the research shows that conflict that happen is between individuals in DPRD who wants to get back Kaveling Fund and some of them who don't want to give back the find. The source of conflict caused there are many factors gradually the different of moral from the individuals besides there are interest of political intend from each person in fraksi. Mainly to face the national election 2004, and economy factors to individual prosperity in DPRD.
The political conflict can be "finished" by compromise between the individuals who involved until take the consensus to "keep" the Kaveling Fund. They prefer to choose the solve of case through the law mechanism not political mechanism. The people in DPRD who refuse to give back the fund had a reason that Kaveling Fund had been following the procedure of DPRD and following the agreement between the executive and legislative, later it's estimated budget in West Java APBD on 200, 2001, 2002.
Type of consensus is agreement between each side who is involved in conflict, or agreement that comes from the majority argument which usually come from big fraksi like FPDIP, FPartai Golkar and FPPP. Base the agreement caused there are same interested among them economically (prosperity fund for each member), to avoid bad image from each member of DPRD. (Avoid "Politisi Busuk" from society). More widely the consensus is taken to get the interest of political to face national election 2004.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14352
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Catherine Natalia
"Pembicaraan mengenai keterwakilan perempuan kembali mengemuka menjelang Pemilu 2004, ketika Pasal 65 L]ndang-Undang Namor 12 tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah mencantumkan ketentuan tentang keterwakilan perempuan untuk dicalonkan di lembaga legislatif sebagai berikut:
Setiap Partai Politik Peserta Pemilu dapat mengajukan calon anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota untuk setiap Daerah Pemilihan, dengan memperhatikan keterwakilan perempuan sekurang kurangnya 30%.
Wacana ini menjadi berkembang mengingat posisi perempuan Indonesia dalam sektor politik dapat dikatakan masih marjinal. Salah satu indikator nyata dari masih terpinggirkannya hak-hak politik perempuan adalah rendahnya persentase perempuan yang menduduki kursi di lembaga perwakilan atau parlemen.
Sesuai dengan pengertian parlemen yang berarti suatu lembaga publik yang terdiri dari angota-anggota yang dipilih atau diangkat untuk mewakili kepentingan-kepentingan rakyat dari suatu negara, maka keterwakilan perempuan di parlemen, berarti adanya perempuan di lembaga perwakilan itu untuk mewakili kepentingan-kepentingan perempuan sebagai bagian dari rakyat suatu negara. Lembaga perwakilan yang akan dibahas dalam tesis ini dibatasi pada Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), khususnya masa bakti 2004-2009 yang terpilih dari hasil Pemilihan Umum tahun 2004.
Dengan adanya ketentuan pembenian kuota 30% bagi capon anggota legislatif berdasarkan Pasal 65 ayat (1) tersebut, tercapai jumlah calon legislatif perempuan untuk DPR RI sebanyak 2.507 atau sekitar 32,2% dari total 7.756 calon legislatif, meskipun tidak semua partai politik dapat memenuhi jumlah calon legislatif perempuan sebanyak 30%. Akan tetapi, dari hasil Pemilihan Umum 5 April."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005
T14517
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>