Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 187487 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gafero Priapalla Rahim
"Pada desain bangunan saat ini, pemakaian ruang terbuka ukuran besar dengan ketinggian ceiling sudah banyak dipakai. Panas dan asap adalah faktor yang membuat kebakaran berbahaya. Menggunakan model eksperimental dengan ukuran 2.4m x 1.6m x 1m, sirkulasi asap saat kebakaran diteliti dalam penelitian ini. Efek penimbunan dan pembuangan asap berkorelasi dengan kepekatan, temperatur, heat release rate dan laju pembuangan massa. Penggunaan sabut kelapa yang dibakar dengan menggunakan kompor berventilasi mekanik dapat menggambarkan kebakaran membara dengan laju produksi asap yang tinggi. Penggunaan massa sabut kelapa sebesar 40, 60 & 80 gr dapat mensimulasikan kondisi penumpukan asap dengan tingkat kepekatan asap yang sangat tinggi hingga 99%. Berdasarkan persamaan physical scale models dengan pendekatan nondimensional, nilai HRR untuk pengujian 40 gr, 60 gr & 80 gr sabut kelapa setara dengan kebakaran pada kursi, sofa dan unit kasur. Pada eksperimen pembuangan asap, semakin banyak sabut kelapa yang digunakan untuk eksperimen, maka akan semakin lama asap terbuang.

In many building designs nowadays, large open spaces with high ceilings are becoming more common. Heat and smoke are the two things that make a fire hazardous. Using an experimental enclosure model that measures 2.4m x 1.6m x 1m in a Scaled Atrium Compartment, researchers examine smoke circulation during a fire incident in a large space. The effect of smoke filling and clearance correlation on occupancy density, temperature, heat release rate and mass loss observed. The use of coconut fiber that is burned using a mechanically ventilated stove can describe a smoldering fire with a high smoke production rate. The use of coconut coir mass of 40, 60 & 80 grams can simulate smoke filling conditions with a very high level of smoke thickness with an optical density level of up to 99%. Based on the physical scale models with non dimensional similarity, the heat release rate from the 40gr, 60gr, and 80gr of burning coconut fibres is equivalent to the heat release rate gained by burning of cotton chair, polyurethane chair, and mattress. In the smoke clearance experiment, the more coconut fiber used, the longer the smoke will be thrown away."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henokh Eulogeo El`Azar
"Indonesia merupakan salah satu negara tropis dengan suhu yang relatif hangat. Oleh karena itu Thermal Energy Storage (TES) perlu dipasang pada bangunan untuk menjaga kenyamanan suhu ruangan. Penelitian ini mempelajari sifat-sifat material perubahan fasa dengan campuran minyak kelapa dan grafit yang diperluas untuk aplikasi penyimpanan energi bangunan. Sebagai PCM organik, minyak kelapa memiliki konduktivitas termal yang rendah, oleh karena itu digunakan grafit yang diperluas sebagai bahan pendukung untuk meningkatkan kinerja termal PCM. PCM dibuat dengan mensonikasi grafit yang diperluas ke dalam minyak kelapa dengan fraksi massa 0,1 sampai 0,5% berat. Percobaan konduktivitas termal dilakukan dengan thermostatic bath Huber dan KD 2 Pro analyzer. Morfologi dibangkitkan dengan eksperimen SEM. Struktur kimia campuran dihasilkan dari percobaan FTIR. Ukuran partikel grafit yang diperluas dihasilkan dengan eksperimen PSA. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PCM campuran grafit dan minyak kelapa terekspansi menunjukkan peningkatan konduktivitas termal yang berkelanjutan. dengan kenaikan tertinggi 19% pada fraksi massa 0,5 wt%. Begitu juga dengan metode pencampuran dan hasil FTIR menunjukkan bahwa grafit terekspansi dan minyak kelapa tidak mengalami perubahan struktur kimia.

Indonesia is one of tropical country with a relatively warm temperature. Therefore, Thermal Energy Storage (TES) need to be installed at building to maintain its comfort room temperature. This research studies the properties of phase change material with coconut oil and expanded graphite mixture for building energy storage applications. As an organic PCM, coconut oil has a low thermal conductivity, therefore expanded graphite are used as the supporting material to enhance thermal performance of the PCM. PCMs was prepared by sonicating expanded graphite into coconut oil with the mass fraction of 0.1 until 0.5 wt%. Thermal conductivity experiment was conducted with Huber thermostatic bath and KD 2 Pro analyzer. The morphology was generated with SEM experiment. The chemical structure of the mixture was generated by FTIR experiment. Particle size of the expanded graphite was generated with PSA experiment. The result in this study showed that expanded graphite and coconut oil mixture PCM show an continues improvement in thermal conductivity. with the highest increase of 19% at mass fraction of 0.5 wt%. also with sociation mixing methods and FTIR result shows that expanded graphite and coconut oil has no change in chemical structure."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herfira Triana
"Secara global, konsumsi energi pada bangunan didominasi sebesar 55% oleh penggunaan energi listrik selama bangunan beroperasi. Sementara di Jakarta, sebesar 15 – 25% dari keseluruhan konsumsi energi digunakan untuk sistem pencahayaan buatan, berdasarkan riset tahun 2009. Untuk menurunkan konsumsi energi, serta mengurangi dampak negatif emisi pada lingkungan, diterapkan upaya peningkatan efisiensi energi. ASHRAE 189.1 merupakan standar yang disusun oleh sebuah asosiasi profesional Amerika, yang menjadi acuan teknis dunia untuk mendesain bangunan dengan penggunaan energi yang efisien. Melihat pencahayaan buatan pada bangunan seni multifungsi memegang peran yang penting, konsumsi energi pada tipe bangunan ini berpotensi didominasi oleh sistem pencahayaannya.
Penulisan ini mengkaji sistem pencahayaan buatan pada salah satu bangunan seni multifungsi, yaitu Makara Art Center Universitas Indonesia, untuk mengetahui apakah konsumsi energi sistem pencahayaan buatan pada bangunan telah efisien menurut standar ASHRAE 189.1. Kajian ini diawali dengan meninjau literatur yang berkaitan dengan bahasan, dilanjutkan dengan mengukur dan mengevaluasi iluminasi sistem pencahayaan bangunan studi kasus secara manual berdasarkan standar SNI 7062: 2019 serta dengan simulasi menggunakan perangkat lunak DIALux evo 10.1, yang kemudian disetarakan dengan standar ASHRAE 189.1. Hasil pengukuran 36 ruangan pada bangunan ini menunjukkan konsumsi energi untuk sistem pencahayaannya berlebih sebesar 0.17%. Berdasarkan 6 ruangan yang mengkonsumsi energi berlebih, terdapat 5 ruang yang lebih dominan menggunakan pencahayaan alami. Maka secara keseluruhan, konsumsi energi untuk sistem pencahayaan buatan Makara Art Center telah mendekati efisien, namun tetap dapat ditingkatkan kembali.

Globally, energy consumption in buildings is dominated by 55% use of electrical energy during building operations. Meanwhile in Jakarta, 15 – 25% of the total energy consumption is used for artificial lighting systems, based on research in 2009. To reduce energy consumption, and reduce the negative impact of emissions on the environment, efforts to improve energy efficiency are implemented. ASHRAE 189.1 is a standard compiled by an American professional association, which is a world’s technical reference for designing buildings with energy efficient use. Seeing that artificial lighting in multifunctional art buildings plays an important role, energy consumption in this building type has the potential to be dominated by the lighting system.
This paper examines the artificial lighting system in one of the multifunctional art buildings, namely Makara Art Center Universitas Indonesia, to find out whether the energy consumption of the artificial lighting system in the building is efficient according to ASHRAE 189.1 standards. This study begins by reviewing the literature related to the discussion, followed by measuring and evaluating the lighting system’s illumination of the case study building manually based on the SNI 7062: 2019 standard and by simulating it using the DIALux evo 10.1 software, which is then compared to the ASHRAE 189.1 standard. The measurement results of 36 rooms in this building show that the energy consumption for the lighting system is 0.17% excessive. Based on 6 rooms that consume excess energy, there are 5 rooms that use natural lighting more dominantly. So overall, the energy consumption of Makara Art Center's artificial lighting system is nearly efficient, but still can be increased.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kuat Riyanto
"Pemakaian energi pada gedung merupakan sumber terbesar konsumsi energi. green building merupakan konsep penghematan energi yang berstandar internasional. Audit energi bangunan menggunakan simulasi software adalah salah satu cara untuk mengetahui bagaimana konsumsi energi bangunan dan mencari alternatif untuk mengurangi konsumsi energinya agar memenuhi kriteria sebagai gedung hemat energi. Dalam penelitian ini digunakan software EnergyPlus yang memiliki keunggulan dibanding software simulasi energi lainnya. Simulasi dilakukan dengan menggunakan sistem pendingin unitary dan VAV pada rancangan gedung MRC FT-UI. Dari hasil simulasi tersebut diketahui bahwa sistem VAV merupakan sistem yang lebih efisien dengan konsumsi energi sebesar 1386,67 GJ/tahun dan dapat menjaga dengan baik kondisi kenyaman ruangan pada temperatur 24,5 oC dan relative humidity antara 45%-65%.

Energy used in buildings is the largest source of energy consumption. Green building is the concept of energy saving or energy efficient based on international standard. Energy audits of buildings using the simulation software is one of the way to find out how the building energy consumption and find alternatives to reduce the energy consumption of its buildings to meet the criteria as energy- efficient buildings. This study used the EnergyPlus software which has more advantage then the other energy simulation software. The simulation using unitary and VAV cooling system in the MRC FT-UI building. From the simulation results can be known that the VAV system is more efficient with energy consumption of 1386,68 GJ/year and can maintain good indoor comfort conditions at the temperature of 24,5 oC and relative humidity between 45% -65%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1068
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Debby Eka Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis gambaran terhadap sistem proteksi kebakaran, sarana penyelamatan jiwa, dan manajemen kebakaran di Mega Distribution Centre Coca Cola Europacific Partners Cibitung Plant. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan semi kuantitatif melalui observasi online, wawancara, dan telaah dokumen. Analisis data dilakukan dengan membandingkan kondisi aktual dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26 Tahun 2008, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20 Tahun 2009, dan Standar Nasional Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian, sistem proteksi kebakaran aktif memiliki nilai persentase tingkat pemenuhan sebesar 94% dengan kategori baik, sistem proteksi kebakaran pasif memiliki nilai persentase tingkat pemenuhan sebesar 100% dengan kategori baik, sarana penyelamatan jiwa memiliki nilai persentase tingkat pemenuhan sebesar 100% dengan kategori baik, dan manajemen kebakaran memiliki nilai persentase tingkat pemenuhan sebesar 100% dengan kategori baik. Hasil akhir menunjukkan rata-rata pemenuhan sistem proteksi kebakaran, sarana penyelamatan jiwa, dan manajemen kebakaran di Mega Distribution Centre Coca Cola Europacific Partners Cibitung Plant yaitu sebesar 98,5%. Hal ini menunjukkan bahwa Mega Distribution Centre Coca Cola Europacific Partners Cibitung Plant telah memenuhi standar dan peraturan.

The purpose of this research is to analyze the overview of the fire protection system, means of escape, and fire management in Mega Distribution Centre Coca Cola Europacific Partners Cibitung Plant. This research uses a descriptive analytic method with a semi-quantitative approach through online observation, interviews, and document review. Data analysis was carried out by comparing the actual conditions with Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26 Tahun 2008, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20 Tahun 2009, dan Standar Nasional Indonesia. Based on the results of the research, the active fire protection system has a fulfillment rate percentage value of 94% with a good category, a passive fire protection system has a 100% compliance rate percentage value in the good category, means of escape has a 100% compliance rate percentage value with a good category, and fire management has a percentage value of 100% compliance rate with good category. The final result showed an average of 98,5% fulfillment of the fire protection system, means of escape, and fire management in Mega Distribution Centre Coca Cola Europacific Partners Cibitung Plant. This shows that the overall fulfillment average at the Mega Distribution Centre Coca Cola Europacific Partners Cibitung Plant has met the requirements in applicable regulations and standards."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faras Salsadila
"Rumah sakit merupakan tempat kerja yang memiliki risiko terhadap kebakaran. Penelitian ini membahas tentang evaluasi penerapan sistem manajemen kebakaran pada Instalasi Bedah Sentral (IBS) dan Instalasi Pelayanan Intensif Terpadu (ICU) Rumah Sakit Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Desain penelitian ini bersifat mix methode. Objek dari penelitian ini yaitu setiap elemen pada sistem proteksi kebakaran aktif, pasif, sarana penyelamatan jiwa, organisasi proteksi kebakaran, tata laksana operasional, serta pembinaan dan pelatihan yang berada di kedua instalasi tersebut. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi dan wawancara. Analisis dilakukan dengan melakukan perbandingan antara kondisi aktual dengan standar NFPA (NFPA 72, NFPA 13, NFPA 14, NFPA 10, NFPA 101), Permen PU No. 26 Tahun 2008, Juknis Kesiapsiagaan kondisi darurat dan bencana di rumah sakit tahun 2020, dan Permen PU No. 20 Tahun 2009. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sistem proteksi kebakaran aktif pada IBS dan ICU mendapatkan hasil 61,5% dengan katagori cukup baik, sistem proteksi pasif pada IBS dan ICU mendapatkan hasil 100% katagori baik, Sarana penyelamatan jiwa pada IBS mendapatkan hasil 71% yang masuk ke kategori cukup baik dan pada ICU 66 % katagori cukup baik, organisasi proteksi kebakaran mendapatkan hasil 100% katagori baik, tata laksana operasional mendapatkan hasil yaitu 80% katagori baik, serta pembinaan dan pelatihan mendapatkan hasil 100% katagori baik.

Hospital is a workplace that has a risk of fire. This study discusses the evaluation of the implementation of a fire management system at the Central Surgery Installation (IBS) and the Integrated Intensive Service Installation (ICU) at Abdul Moeloek Hospital, Lampung Province. This research design is a mix method. The object of this research is every element of the active and passive fire protection systems, life-saving facilities, fire protection organizations, operational management, and also coaching and training in the two installations. Data was collected by the observation and interview. Data analysis is performed by comparing actual condition with NFPA standards (NFPA 72, NFPA 13, NFPA 14, NFPA 10, NFPA 101), Permen PU No. 26 of 2008, Technical Guidelines for Emergency and Disaster Preparedness in Hospitals in 2020, and Permen PU No. 20 of 2009. The results of this study show that the active fire protection system in IBS and ICU gets a result of 61.5% with a fairly good category, the passive protection system in IBS and ICU gets a 100% result in a good category, life-saving facilities in IBS get a result of 71 % in the pretty good category and in the ICU 66% in the pretty good category, fire protection organizations get the good category 100%, operational management gets the good category 80%, coaching and training get the good category 100%."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suyatim
"ABSTRAK
Udara yang stabil dan angin lemah merupakan kondisi-kondisi yang memudahkan untuk terjadinya gejala haze.
Adanya haze yang tebal dapat mengurangi jarak pandang dan mengganggu lalu-lintas udara, laut dan kehidupan manusia sehari-hari. Haze dapat berasal dari asap kebakaran dan partikel-partikel padat yang halus akibat musim kemarau panjang serta dari debu letusan gunung berapi.
Catatan data meteorologi menunjukkan bahwa pada bulan-bulan Agustus, September dan Oktober tahun 1991 wilayah Sumatera bagian selatan sampai Kalimantan bagian barat mengalami gangguan haze yang parah dengan jarak penglihatan mendatar kurang dari 1 kilometer.
Hasil analisis data suhu udara atas, arah dan kecepatan angin serta kemarau yang kering yang diikuti oleh terbakarnya hutan di beberapa wilayah Indonesia, menunjukkan bahwa wilayah-wilayah tersebut memang memenuhi kondisi untuk terjadi haze. Sedangkan akibat adanya haze yang tebal, curah hujan di wilayah-wilayah tersebut meningkat cukup besar. "
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yansen
"Wilayah DKI Jakarta merupakan kota dengan jumlah kejadian kebakaran per tahun yang tinggi dibandingkan wilayah lain di Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan kajian tentang variasi dan distribusi kejadian kebakaran sebagai bagian dari mitigasi bencana perkotaan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kejadian kebakaran di DKI Jakarta tahun 2017 hingga 2021, menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi kejadian kebakaran, serta menganalisis wilayah rawan kebakaran. Metode yang digunakan adalah overlay, spatial join, scoring, serta analisis spasial deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kejadian kebakaran di DKI Jakarta paling sedikit terjadi di akhir pekan, berhubungan dengan puncak musim hujan dan kemarau, serta cenderung meningkat di masa liburan panjang. Mayoritas objek yang terbakar berupa permukiman dengan sebab berupa gangguan aliran listrik. Kejadian kebakaran di DKI Jakarta memiliki korelasi signifikan dengan unsur-unsur cuaca, kepadatan bangunan, jumlah penduduk berusia 65 tahun ke atas, jumlah penduduk berusia 0-4 tahun, kerapatan jalan, dan kerapatan drainase. Terdapat dua model wilayah rawan kebakaran di DKI Jakarta yang dibuat berdasarkan variabel-variabel tersebut dengan variasi berupa penambahan variabel rata-rata kejadian kebakaran sebelumnya. Hasil pencocokan terhadap data kejadian kebakaran tahun 2017 hingga 2021 menunjukkan bahwa model dengan variabel rata-rata kejadian kebakaran sebelumnya lebih sesuai untuk menggambarkan wilayah rawan kebakaran di DKI Jakarta.

The DKI Jakarta area has a high number of fire incidents per year compared to other regions in Indonesia. Therefore, it is necessary to study the variation and distribution of fire incidents as part of urban disaster mitigation. The purpose of this study is to analyze the fire incidents in DKI Jakarta from 2017 to 2021, to analyze the factors that influence those fire incidents, and to synthesize models of fire-prone areas. The methods used are overlay, spatial join, scoring, and descriptive spatial analysis. The results of this study indicate that fire incidents in DKI Jakarta occured least frequently on weekends, were associated with the peaks of the rainy and dry seasons, and tended to increase during long holidays. The majority of the objects affected were settlements, with the cause being electrical disturbances. Fire incidents in DKI Jakarta have a significant correlation with building density, population aged 65 years and over, population aged 0-4 years, road density, and drainage density. Two models of fire-prone areas in DKI Jakarta were made based on those variables with variations made by adding the average number of previous fire incidents variable. The results from matching fire incident data from 2017 to 2021 show that the model with the average number of previous fire incidents variable is more suitable for describing fire-prone areas in DKI Jakarta."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Zilvan Bey
"Semakin terbatasnya lahan di perkotaan dan terus meningkatnya kebutuhan ruang aktivitas masyarakat telah mendorong pembangunan bangunan gedung ke arah vertical. baik di atas permukaan tanah (gedung tinggi), maupun ke dalam tanah (bismen). Besmen merupakan bangunan berlapis yang dibangun secara vertikal kebawah tanah. Besmen umumnya digunakan untuk aktifitas yang menunjang penggunaaan bangunan seperti untuk fungsi parkir, instalasi alat-alat mekanikal dan banyak digunakan sebagai tempat pertokoan, hiburan, kantor dan lain-lain. Fokus penelitian ini adalah pemodelan tingkat visibilitas dan konsentrasi asap ketika sebuah lantai besmen mengalami kebakaran. Untuk menekan tingkat bahaya akumulasi asap, maka basement tersebut dilengkapi dengan jetfan untuk membantu dalam upaya pengaliran dan ekstraksi asap.

With the lack of space in urban areas and the increasing needs of space for activity, society has encouraged the development of buildings vertically, both above or underground (Basement). Basement is a layered building which built vertically down the ground. It is generally used for activities that support the use of the building for functions such as parking, installation of mechanical equipment and is widely used as a shopping, entertainment, office and others. The focus of this study is to model the level of visibility and smoke concentration when a basement is on fire. The researcher made some options in order to push the danger level of accumulation smoke by using a jetfan system in order to help the flow and the extraction of the smoke."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44484
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faza Furqan Wibisana
"Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis, menyebabkan Indonesia cenderung mendapatkan sinar matahari secara merata dan memiliki temperature yang cukup panas. Hal tersebut dapat dimanfaatkan sebagai keuntungan dalam pemanfaatan energi surya dan juga menyebabkan kerugian pada tinggi nya suhu pada ruang bangunan akibat energi termal. panasnya energi termal menyebabkan ketidaknyamanan termal pada bangunan, sehingga dibutuhkan sistem pendinginan ruangan yang dapat menyebabkan peningkatan konsumsi listrik. oleh karena itu sistem konservasi energi merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi permaslahan tersebut. penelitian ini menggunakan sistem Closed loop pulsating heat pipe dengan fluida kerja biner DI Water- Methanol untuk konservasi energi pada bangunan Gedung. Closed loop pulsating heat pipe bekerja dengan prinsip heat exchange pada tiga bagian yaitu evaporator, adiabatic dan kondensor. bagian evaporator diharapkan dapat menyerap panas dan menggerakan fluida kerja sebagai medium perpindahan panas melalui bagian adiabatik ke bagian kondensor untuk melepas panas. studi ini dilakukan untuk mengetahui kinerja sistem CLPHP dengan fluida kerja biner DI Water-Methanol sebagai perangkat reduksi termal dan konservasi energi Gedung serta pemanfaatan Kembali panas yang dilepas pada bagian kondensor sebagai pemanas air. eksperimen ini menggunakan variasi antara lain Mixing ratio 10:1, 5:1, 1:1, 1:5, 1:10 sudut inklinasi 5°, 10° , 15° dan Heat Input 25 W 35 W 45 W. Hasil pengujian menunjukan bahwa Mixing ratio 1:5 dengan sudut inklinasi 5 danHeat Input 45 W menghasilkan hasil paling optimum dengan nilai resistensi termal (0,741°C/W) dan perolehan suhu akhir pada tangki kondensor (34,89 °C).

Indonesia is a tropical country, which means it tends to receive sunlight evenly and has relatively high temperatures. This can be leveraged as an advantage in the utilization of solar energy but also poses a disadvantage in terms of high indoor temperatures due to thermal energy. The heat from thermal energy causes thermal discomfort in buildings, necessitating cooling systems that can increase electricity consumption. Therefore, energy conservation systems are an appropriate solution to address this issue. This research utilizes a Closed loop pulsating heat pipe (CLPHP) system with a binary working fluid of DI Water-Methanol for energy conservation in buildings. The Closed loop pulsating heat pipe operates on the principle of heat exchange in three sections: the evaporator, the adiabatic section, and the condenser. The evaporator is expected to absorb heat and move the working fluid as a heat transfer medium through the adiabatic section to the condenser to release heat. This study aims to determine the performance of the CLPHP system with the binary working fluid DI Water-Methanol as a thermal reduction device and energy conservation for buildings, as well as the reutilization of heat released in the condenser section for water heating. This experiment employs variations including Mixing ratios of 10:1, 5:1, 1:1, 1:5, 1:10; inclination angles of 5°, 10° , 15°; and Heat Inputs of 25 W, 35 W, and 45 W. The test results show that working fluid with Mixing ratio of 1:5 with an inclination angle of 5° and a Heat Input of 45 W produces the most optimal results with thermal resistance value of 0.741 °C/W and a final temperature gain in the condenser tank of 34.89°C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>