Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119512 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rifda Adila
"Dalam ranah bisnis, emotikon sering dimanfaatkan oleh para penjual ketika berinteraksi dengan konsumen. Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa penggunaan emotikon memiliki efek terhadap intensi membeli seorang konsumen, tetapi efek tersebut tergolong lemah. Hal tersebut mengindikasikan adanya variabel yang memediasi hubungan antara keduanya. Studi ini meneliti penggunaan emotikon dan dampaknya terhadap intensi membeli konsumen melalui mediator persepsi kompetensi. Variabel persepsi kompetensi sendiri pada penelitian-penelitian sebelumnya terbukti memiliki hubungan dengan intensi membeli dari konsumen. Studi ini dilakukan pada individu yang pernah melakukan transaksi belanja online melalui chat commerce di Indonesia. Secara total didapatkan 200 partisipan berusia 18-34 tahun yang mengisi kuesioner penelitian melalui survei online. Analisis pada studi ini dilakukan dengan statistical test berupa means: difference between two dependent means karena desain penelitian yang dipakai adalah within-subject design. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa penggunaan emotikon memiliki dampak yang signifikan terhadap persepsi kompetensi maupun intensi membeli. Sementara penelitian ini juga mendapati bahwa variabel persepsi kompetensi berperan sebagai mediator dalam hubungan penggunaan emotikon dan intensi membeli secara parsial.

In the business world, sellers often use emoticons when interacting with consumers. Previous research found that using emoticons affected a consumer's purchase intention, but this effect is relatively weak. It indicates that there are variables that mediate the relationship. This study examines the use of emoticons and their impact on consumers' purchase intentions through a mediator of perceived competence. The variable perceived competence itself in previous studies has been proven to be able to trigger the purchase intentions from consumers. This study was conducted on individuals who have made online shopping transactions through chat commerce in Indonesia. In total, there were 200 participants aged 18-34 years old who filled out research questionnaires through online surveys. The analysis in this study uses a statistical test through means: the difference between two dependent means because the research design used was a within-subject design. The data processing results indicate that the use of emoticons significantly impacts the perceived competence and purchase intention. Meanwhile, this study also found that the perceived competence variable partially mediated the relationship between emoticon use and purchase intention"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Yulianingsih
"Emotikon yang biasanya digunakan saat berkomunikasi dengan orang terdekat ternyata juga dapat diaplikasikan pada ranah bisnis. Salah satunya adalah saat berkomunikasi dengan konsumen melalui chat commerce. Temuan sebelumnya mengungkapkan bahwa penggunaan emotikon ternyata memiliki pengaruh yang kecil terhadap meningkatnya intensi membeli konsumen. Hal ini mengindikasikan diperlukannya studi lebih mendalam untuk menjelaskan kemungkinan variabel lain yang mengintervensi hubungan keduanya. Pada studi ini ingin melihat hubungan penggunaan emotikon dan intensi membeli melalui peran mediasi persepsi kehangatan. Adapun teori besar yang digunakan untuk menjelaskan kerangka studi ini adalah Stimulus-Organism-Response (SOR) model. Dalam memeroleh data, pada penelitian ini menggunakan desain eksperimental withinsubject design. Dari 200 partisipan yang terkumpul didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara penggunaan emotikon dan intensi membeli konsumen. Sementara itu, untuk hasil analisis mediasi menunjukkan persepsi kehangatan secara penuh memediasi hubungan penggunaan emotikon dan intensi membeli konsumen. Dari hasil ini dapat dijadikan acuan bagi penjual daring untuk menggunakan emotikon saat berkomunikasi dengan konsumen. Pasalnya, dampak dari penggunaan emotikon ini dapat meningkatkan intensi membeli yang nantinya dapat memprediksi transaksi pembelian konsumen.

Emoticons are commonly used when communicating with a close-related person evidently can be applied to the business realm. One of them is when communicating with consumers through chat commerce. Previous findings revealed that emoticons turned out to have a small effect on consumers' buying intention. Therefore, it is necessary to conduct a more in-depth study to explain other variables that interfere with the two variables. This study aimed to see the relationship between the use of emoticons and the intention to buy through mediating the perception of warmth. The principal theory used to explain the framework of this study is the Stimulus-Organism-Response (SOR) model. In obtaining data, this study used an experimental within-subject design. From 200 participants collected was found that there is a relationship between the use of emoticons and consumer buying intentions. Meanwhile, the results of mediation analysis showed that perception warmth fully mediates the relationship between emoticon use and consumer buying intentions. These results can be used as a reference for online sellers to use emoticons when communicating with consumers. The reason is that using these emoticons can increase purchase intentions, which later can predict consumer purchase transactions."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulianty Chi Putri
"

Kosmetik halal, secara khusus skincare, merupakan salah satu produk kebutuhan sehari-hari yang banyak diminati oleh konsumen di Indonesia. Kehalalan skincare menjadi hal yang diperhatikan oleh masyarakat Indonesia karena ajaran agama serta jaminan keamanan dan kualitas ganda yang terjamin oleh pihak Majelis Ulama Indonesia. Meski demikian, studi mengenai skincare halal belum banyak dilakukan terhadap populasi umum. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh halal awareness dan persepsi sertifikasi halal terhadap intensi konsumen generasi dalam membeli produk perawatan wajah (skincare) halal melalui e-commerce. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental between-group design terhadap 318 partisipan perempuan dewasa muda (18-25 tahun). Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi sertifikasi halal secara signifikan mempengaruhi intensi membeli skincare halal, namun tingkat halal awareness tidak mempengaruhi intensi membeli skincare halal. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa semakin tinggi persepsi sertifikasi halal maka semakin tinggi pula intensi membeli kosmetik daring. Hal ini mengimplikasikan bahwa responden menganggap sertifikasi halal penting untuk produk kosmetik dan tertarik untuk membeli kosmetik dengan sertifikasi halal, sehingga pelaku usaha perlu mendaftarkan dan memverifikasi produk kosmetik mereka agar mendapatkan sertifikasi halal.


Halal skincare is one of the most used products in people’s day to day life, specifically for moslem consumers that are required by their religion to consume halal and permissible products. This study aimed to investigate the effect of halal awareness and halal certification perception towards intention to purchase halal skincare through e-commerce. The study used experimental, between-subject design on 318 young adult female participants (18-25 years old). The results showed that halal certification perception significantly predicted intention to purchase halal skincare, while halal awareness doesn’t have any significant effect on intention to purchase halal skincare. From the results, this study concludes that halal certification perception scores can positively predict intention to purchase halal cosmetics through e-commerce. This implies that generation Z consumers perceive halal certification as important and have the intention to purchase cosmetics with halal certification, thus manufacturers and brands need to register their cosmetic products to obtain halal certification.

"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Larasati Natasha Asmara
"Kemajuan teknologi yang bergerak cepat memengaruhi gaya hidup konsumen secara global, dalam hal mengakses dan menyebarkan informasi digital (E-WOM), membeli barang dan jasa secara online, dan mengonsumsi makanan cepat saji yang berdampak negatif terhadap lingkungan dari limbah. Penelitian tesis ini dilakukan untuk melihat pengaruh hubungan antara keterlibatan E-WOM dan sikap terhadap lingkungan terhadap niat untuk membeli produk hijau pada konsumen dewasa muda. Penelitian korelasional dengan metode non-probability sampling dengan sampel 479 partisipan, dewasa muda berusia 18-34 tahun dengan membagikan kuesioner online dengan topik Green Consumers.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan E-WOM dan sikap terhadap lingkungan secara simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap niat untuk membeli produk ramah lingkungan. Hubungan positif antara keterlibatan E-WOM dan hubungan negatif dari sikap terhadap lingkungan terhadap niat untuk membeli produk hijau dapat menjadi pernyataan bahwa semakin tinggi keterlibatan individu dalam E-WOM, dan semakin rendah atau negatif sikap terhadap lingkungan akan meningkat niat untuk membeli produk hijau untuk perorangan. Keterlibatan E-WOM memiliki pengaruh yang lebih besar pada niat untuk membeli produk hijau daripada sikap terhadap lingkungan pada konsumen dewasa muda.

Fast-moving technological advancements affect global lifestyles of consumers, in terms of accessing and disseminating digital information (E-WOM), buying goods and services online, and consuming fast food that negatively impacts the environment from waste. This thesis research was conducted to see the effect of the relationship between E-WOM involvement and attitudes towards the environment on the intention to buy green products in young adult consumers. Correlational research with non-probability sampling method with a sample of 479 participants, young adults aged 18-34 years by distributing online questionnaires with the topic Green Consumers.
The results showed that the involvement of E-WOM and attitudes towards the environment simultaneously had a significant influence on the intention to buy environmentally friendly products. The positive relationship between E-WOM involvement and the negative relationship of attitudes towards the environment towards the intention to buy green products can be a statement that the higher the involvement of individuals in E-WOM, and the lower or negative attitude towards the environment will increase the intention to buy green products for individuals. The involvement of E-WOM has a greater influence on the intention to buy green products than the attitude towards the environment in young adult consumers.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fika Restyana Ramadhani
"ABSTRAK
Consumers rsquo; Perception of Ethics of Online Retailers CPEOR dalam bisnis e-commerce bersifat penting karena transaksi online memunculkan kekhawatiran konsumen terhadap adanya perilaku tidak etis yang dilakukan oleh peritel online. Peritel online yang menjalankan kegiatan bisnisnya dengan memperhatikan unsur-unsur etika, akan mampu membentuk kepuasan dan loyalitas konsumen. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menguji hubungan antara CPEOR terhadap loyalitas konsumen yang dimediasi oleh kepuasan konsumen. Sampel yang digunakan sebanyak 110 responden konsumen MatahariMall.com di Jakarta. Kuesioner dijadikan sebagai instrumen penelitian, dan data dianalisis dengan menggunakan Structural Equation Modeling SEM . Hasil penelitian menunjukkan bahwa CPEOR memiliki pengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen yang dimediasi oleh kepuasan konsumen.

ABSTRACT
Consumers rsquo Perception of Ethics of Online Retailers CPEOR in e commerce business is important because online transactions raise consumer concerns about unethical behavior by online retailers. Online retailers who run their business activities with attention to the elements of ethics, will be able to build a consumer satisfaction and consumer loyalty. The main purpose of this research was to examine the relationship between CPEOR and loyalty through consumer satisfaction. This research use 110 respondents from MatahariMall.com consumer in Jakarta. The questionnaires were used as research instruments, and data were analyzed using Structural Equation Modeling SEM . The results show that CPEOR has a significant influence on consumer loyalty through consumer satisfaction.
"
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kenia Ritka Ayutimur
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh electronic word-of-mouth (e-WOM) positif terhadap intensi membeli pengguna TransjakartaTM. Penelitian ini adalah penelitian field experiment dengan desain non equivalent control group design (dengan dan tanpa e-WOM) prestest-postest. Partisipan adalah mereka yang pernah menggunakan TransjakartaTM dan memiliki akun instant messaging LINETM. Penelitian dilakukan dengan memberikan manipulasi e-WOM positif sebanyak delapan buah kepada partisipan di kelompok Eksperimen (KE) (n = 46) selama tujuh hari melalui instant messaging LINETM dan kelompok Kontrol (KK) (n = 35) tidak diberikan manipulasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa e-WOM positif pada penelitian ini tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap intensi membeli (t -2.677 = 0.500 (p < 0.05 )), yang berarti pada penelitian ini tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara peningkatan selisih mean antar kelompok. Hal ini juga berarti bahwa pada penelitian ini e-WOM positif tidak memiliki pengaruh terhadap intensi membeli. Penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya mengenai e-WOM positif yang lebih sempurna.

This study aimed to understand the effect of positive electronic word-of-mouth (e-WOM) towards purchase intention on TransjakartaTM user. This was a field experimental research with a non-equivalent control group design (with and without e-WOM) prestest-posttest. The participants are those who have used TransjakartaTM and had an account for instant messaging LINETM. This research was done by giving eight manipulation to participants in experiment group (KE) (n = 46) for seven days via instant messaging LINETM and the control group (KK) (n = 35) was not given any.
The results shows that the positive e-WOM did not have a significant effect on purchase intentions (t -2.677 = 0.500 (p < 0.05)), which means that there are no significant differences between the increase in the mean between the two groups. This means that the positive e-WOM in this study did not have an effect towards purchase intention. Therefore, this study can act as a reference to make better future research about the effect of positive e-WOM.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S60776
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Khusnul Hisyam
"Spiritualitas di tempat kerja muncul sebagai salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan karyawan dalam menemukan tujuan, makna, dan pemenuhan kehidupan pada pekerjaan mereka. Konsep tersebut diformulasikan memiliki tiga dimensi yaitu meaningful work, sense of community, dan alignment with organizational values. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh spiritualitas di tempat kerja (workplace spirituality) terhadap intensi untuk mengundurkan diri (intention to quit) dan perilaku kewarganegaraan organisasi (organizational citizenship behavior) yang dimediasi oleh  kesejahteraan kerja (well-being at work). Sampel penelitian ini adalah 351 karyawan generasi milenial yang bekerja di Jabodetabek dan minimal telah bekerja selama setahun di tempat kerja mereka. Data responden diolah menggunakan metode Partial Least Square Structural Equation Modelling (PLS-SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa  spiritualitas di tempat kerja berhubungan positif terhadap kesejahteraan kerja, perilaku kewarganegaraan organisasi, dan secara tidak langsung berpengaruh negatif terhadap intensi untuk mengundurkan diri. Kesejahteraan kerja memediasi secara penuh hubungan spiritualitas di tempat kerja dengan intensi untuk mengundurkan diri dan memediasi secara parsial hubungan spiritualitas di tempat kerja dengan perilaku kewarganegaraan organisasi.

Workplace spirituality emerges as one of managerial efforts to meet the needs of employees in finding purpose, meaning, and fulfillment of life in their work. The concept is formulated to have three dimensions, namely meaningful work, sense of community, and alignment with organizational values. The purpose of this study is to study the impact of workplace spirituality on intention to quit and organizational citizenship behavior mediated by well-being at work. The samples of this study are 351 millennial employees who work in Jabodetabek and at least have worked in their workplaces for one year. The data is processed using the Partial Least Square Structural Equation Modeling (PLS-SEM) method. The results of the study prove that workplace spirituality positively correlated with well-being at work & OCB and indirectly negatively correlated with intention to quit. Well-being at work mediated fully the relationship of workplace spirituality and intention to quit & mediated partially the relationship of workplace spirituality and OCB."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edria Pavitaruni
"Non-Fungible Tokens (NFT) adalah salah satu bentuk token digital yang menunjukkan kepelimilikan dari sebuah aset digital. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor yang mempengaruhi intensi membeli dari Non-Fungible Tokens (NFT). Dalam hal ini, sikap terhadap skema NFT dilihat sebagai mediator yang mempengaruhi hubungan persepsi resiko (perceived risk) dan persepsi kesenangan (perceived enjoyment) terhadap intensi membeli Non-Fungible Tokens (NFT). Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan data penelitian yang diperoleh melalui survei secara daring kepada seseorang yang mengikuti perkembangan NFT selama kurang lebih 3 bulan. Perekrutan partisipan dilakukan dengan teknik accidental sampling dengan partisipan yang didapatkan sebanyak 191 partisipan. Analisis mediasi dilakukan dengan menggunakan model 4 dari Hayess’s PROCESS model pada IBM SPSS PROCESS versi 4. Berdasarkan Hasil analisis mediasi menunjukkan bahwa sikap tidak memediasi hubungan antara persepsi kesenangan dan intensi membeli terhadap Non-Fungible Tokens (NFT). Hal ini ditunjukkan dengan tidak ditemukannya efek langsung maupun efek tidak langsung antara persepsi kesenangan dan intensi membeli pada Non-Fungible Tokens (NFT). Lalu, ditemukan pula bahwa sikap tidak memediasi hubungan antara persepsi risiko dan intensi membeli Non-Fungible Tokens (NFT), namun terdapat efek langsung antara persepsi risiko dan intensi membeli pada Non-Fungible Tokens (NFT).Dengan dengan demikian persepsi terhadap resiko perlu menjadi perhatian terhadap perilaku membeli NFT.

Non-Fungible Tokens (NFT) is a form of digital token that shows ownership of a digital asset. Therefore, this study aims to look at the factors that influence the intention to buy Non-Fungible Tokens (NFT). In this case, attitudes towards the NFT scheme are seen as a mediator influencing the relationship between perceived risk and perceived enjoyment of the intention to buy Non-Fungible Tokens (NFT). This research is a correlational study with research data obtained through an online survey of someone who has followed the development of NFT for approximately 3 months. Participant was recruited using accidental sampling technique with total of 191 participants. Mediation analysis was carried out using model 4 from Hayess's PROCESS model on IBM SPSS PROCESS version 4. Based on the results of the mediation analysis, shows that attitude does not mediate the relationship between perceived enjoyment and purchase intention towards Non-Fungible Tokens (NFT). This is indicated by analysis result that shows no direct or indirect effects between perceived enjoyment and purchase intentions for Non-Fungible Tokens (NFT). Then, it was also found that attitude does not mediate the relationship between perceived risk and intention to buy Non-Fungible Tokens (NFT) but there was a direct effect between perceived risk and purchase intention for Non-Fungible Tokens (NFT). Therefore, perceived risk should be a concern to predicts NFT buying behavior."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldilla Reza El Rozak
"ABSTRAK
Pemujaan idola merupakan suatu obsesi individu terhadap seseorang di mata publik dimana pemujaan idola merupakan proses normal dari pembentukan identitas diri dari seorang anak-anak dan remaja. Seseorang yang dijadikan idola adalah orang-orang terkenal dari berbagai bidang pekerjaan, salah satunya adalah bidang entertainment seperti penyanyi, aktor, dan atlit. Pemujaan idola dalam diri seorang individu terdiri dari dimensi social worship dan personal worship. Pemahaman yang baik terhadap pemujaan idola dapat membantu industri musik dalam meningkatkan pembelian produk musik dan mengurangi pembajakan. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh pemujaan idola (social worship dan personal worship) dalam memprediksi keanggotaannya dalam kelompok konsumen music purchase intention atau music piracy intention. Responden dari penelitian ini adalah orang-orang yang memiliki idola favorit yang paling dipuja yang berasal dari berbagai genre musik dan dalam berbagai bentuk (band, solo-singer, ataupun idol group). Metode pengolahan data yang digunakan adalah analisis diskriminan dan analisis kluster. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa dimensi social worship dan personal worship memiliki pengaruh positif dalam memprediksi keanggotaan kelompok konsumen yang melakukan music purchase intention atau music piracy intention. Kemudian, ditemukan juga bahwa variabel moderasi product involvement dapat mempengaruhi secara positif dimensi social worship dan personal worship dalam memprediksi keanggotaan kelompok yang melakukan music purchase intention atau music piracy intention.

ABSTRACT
Idol worship is an individual obsession against someone in the public eye where idol worship is a normal process of identity formation of the children and adolescents. Someone who idolized is well-known people from various fields of work, one of which is the field of entertainment such as singers, actors, and athletes. Idol worship in an individual consists of a social and personal dimension of worship. A good understanding of idol worship can help the music industry to increase the purchase of products and reduce music piracy. This study aims to analyze the effect of idol worship (social and personal worship worship) in predicting membership in a group of music consumers purchase intention or music piracy intention. Respondents of this study are the ones who have the most adored favorite idols from various genres of music and in various forms (bands, solo-singer, or idol group). Discriminant analysis and cluster analysis is used to process the data. The results from this study show that the social and personal dimension of worship have a positive influence in predicting group membership consumers who make music purchase intention or music piracy intention. Furthermore, the moderating variable of product involvement can positively influence the social and personal dimension of worship in predicting group membership that does music purchase intention or music piracy intention."
2016
S62775
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alghifari Farhan Muzakki
"Islamic financial literacy adalah sejauh mana seseorang memiliki seperangkat pengetahuan dan keterampilan untuk memahami pentingnya layanan keuangan syariah yang mempengaruhi sikap mereka mengenai niat untuk menggunakan pembiayaan syariah. Penelitian ini menguji pengaruh dimensi brand awarenness of Islamic Banks, Cost and benefit of Islamic Bank’s product, reputation of islamic bank dan Islamic financial literacy terhadap intention to use Islamic banks baik secara langsung dan juga menggunakan peran mediasi attitude towards Islamic banks. Data diperoleh melalui kuesioner disebarkan secara online kepada masyarakat di Indonesia yang belum menggunakan layanan Syariah dan diperoleh 214 kuesioner yang dapat diolah. Metode pengolahan data menggunakan structural equation modelling untuk mengevaluasi antara hubungan laten. Analisis model menggunakan software SmartPLS 3 menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan positif dan signifikan dari brand awarenness of Islamic Banks, Cost and benefit of Islamic Bank’s product, reputation of islamic bank dan Islamic financial literacy secara langsung terhadap intention to use Islamic Banks. Namun saat variabel mediasi attitude towards Islamic banks, terjadi efek indirect-only mediation yang berarti tidak terdapat pengaruh langsung dari variabel independen, namun terdapat pengaruh dengan efek mediasi.

Islamic financial literacy is the extent to which a person has a set of knowledge and skills to understand the importance of Islamic financial services that affect their attitude regarding the intention to use Islamic finance. This study examines the effect of the dimensions of brand awareness of Islamic Banks, Cost and benefit of Islamic Bank's product, reputation of Islamic bank and Islamic financial literacy on the intention to use Islamic banks both directly and also using the mediating role of attitude towards Islamic banks. Data obtained through questionnaires distributed online to people in Indonesia who have not used Sharia services and obtained 214 questionnaires that can be processed. The data processing method uses structural equation modeling to evaluate the latent relationships. Model analysis using SmartPLS 3 software shows that there is no positive and significant relationship between brand awareness of Islamic Banks, Cost and benefit of Islamic Bank's product, reputation of Islamic bank and Islamic financial literacy directly on intention to use Islamic Banks. However, when the mediation variable is attitude towards Islamic banks, there is an indirect-only mediation effect, which means that there is no direct influence from the independent variable, but there is an influence with a mediating effect."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>