Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 133368 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Rizal Ardiansyah
"Tiga kegiatan sosial yang meliputi kegiatan dana sosial, dasa wisma, dan jumantik di lingkungan RT 003, RW 05, Kelurahan Setu melibatkan perempuan sebagai pengurus. Fokus penelitian ini menjelaskan bahwa pemberdayaan perempuan diwujudkan melalui partisipasi aktif sebagai pengurus dalam kegiatan dana sosial, dasa wisma, dan jumantik. Partisipasi aktif perempuan dalam tiga kegiatan sosial dilakukan secara swadaya dengan mengoptimalkan daya dan kemampuan perempuan untuk membangun kapasitas diri perempuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam dan pengamatan langsung terhadap laporan kegiatan dana sosial, dasa wisma, dan jumantik. Penelitian ini melibatkan Ketua Rukun Tetangga 003, tiga perempuan yang berpartisipasi aktif selaku pengurus kegiatan dana sosial, dasa wisma, dan jumantik, beserta suami dari salah satu pengurus dalam kegiatan dana sosial. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa perempuan memperoleh pengetahuan dan keterampilan menulis data terkait laporan kegiatan dana sosial, dasa wisma, dan jumantik dalam upaya pemberdayaan perempuan.

Three social activities which include social fund activities, dasa wisma, and jumantik at RT 003, RW 05, Kelurahan Setu involving women as administrators. The focus of this research explains that women's empowerment is realized through active participation as administrators in social fund activities, dasa wisma, and jumantik. Women's active participation in three social activities is carried out independently by optimizing women's power and ability to build women's self-capacity. The method used in this research is in-depth interviews and direct observation of the reports on activities of social funds, dasa wisma, and jumantik.. This research involved the Head of the Neighborhood Association 003, three women who actively participated as administrators of social fund activities, dasa wisma, and jumantik, along with the husband of one of the administrators in social fund activities. The results of this research show that women gain knowledge and skill in writing data related to reports on social funds, dasa wisma, and jumantik activities in an effort to empower women."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Fadlilah Haqq
"Penelitian ini membahas mengenai citra positif seorang perempuan muslim berhijab yang ditampilkan dalam sebuah serial remaja Jerman. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif yang berfokus pada analisis tekstual teori post-islamisme milik Asef Bayat yang juga dilihat dari sudut pandang feminisme Islam digunakan dalam analisis korpus. Korpus berupa serial Jerman berjudul Druck yang difokuskan pada musim keempat yang rilis pada tahun 2019. Dilatarbelakangi oleh maraknya misrepresentasi mengenai muslim dalam industri film Barat dengan sejumlah stereotip yang melekat, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana penggambaran perempuan muslim berhijab yang dilakukan Druck musim keempat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggambaran perempuan muslim dalam serial ini ditampilkan secara positif dan sejalan dengan konsep post-islamisme yang menjunjung ketaqwaan beragama dalam suatu modernisasi, namun dengan tetap menyertakan realita kehidupan sosial komunitas muslim di Jerman. Hal ini menunjukkan bahwa serial ini mampu mematahkan stereotip yang selama ini melekat pada komunitas muslim di media maupun industri film Barat terutama di Jerman.

This study discusses the positive image of a muslim woman wearing a hijab that is shown in a german youth series. By using a qualitative research method that focuses on textual analysis, Asef Bayat's post-islamism theory is used which is also seen from the point of view of islamic feminism in analyzing the corpus in the form of a german series entitled Druck which is focused on the fourth season which was released in 2019. Muslims in the western film industry with a number of inherent stereotypes, this study aims to determine the extent to which Druck's representation of muslim woman in hijab has been portrayed in the fourth season. The results show that the representation of muslim women in this series is presented positively and in line with the concept of post-islamism which upholds religious piety in a modernization, but still includes the reality of the social life of the muslim community in Germany. This shows that this series is able to break the stereotypes that have been attached to the muslim community in the media and the western film industry, especially in Germany."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Zulhaeni
"Partisipasi perempuan sebagai bagian dari partisipasi masyarakat dalam pembangunan, dalam kenyataannya mengalami kendala sebagai salah satu dampak dari adanya distorsi pembangunan yang hanya mementingkan pertumbuhan ekonomi. Hal ini terutama terjadi dalam perencanaan atau pengambilan keputusan yang ditunjukkan dengan rendahnya keterwakilan perempuan secara kualitas maupun kuantitas dalam institusi atau lembaga publik dari pusat sampai ketingkat lokal, terutama untuk tujuan memformulasikan kebijakan dan perencanaan pembangunan.
Akibatnya, persoalan-persoalan sensitif pada isu perempuan seperti kekerasan negara, kesehatan reproduksi, rendahnya tingkat pendidikan, pelecehan seksual, gizi anak kurang menjadi prioritas disamping dimensi kemanusiaan perempuan, hak-haknya sebagai manusia khususnya dalam mengemukakan pandangan akan suatu masalah atau program pembangunan dari sudut pandang perempuan, yang harus dihargai seringkali ditempatkan diwilayah sekunder.
Forum warga yang keberadaanya sebagai respon terhadap UU No. tahun 1999 terutama berkaitan dengan otonomi dan desentralisasi, diharapkan dapat mengakomodasi berbagai elemen masyarakat, perempuan dan laki-laki untuk ikut serta dalam mempengaruhi kebijakan lokal yang berdampak pada kehidupan mereka. Untuk itu penelitian ini diarahkan untuk melihat bagaimana partisipasi perempuan terutama dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan melalui Forum Komunikasi (Forkom) RT, RW di Kel. Palmerah dan faktor apa saja yang menjadi pendorong dan penghambat partisipasi perempuan didalamnya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Teknik pemilihan informan adalah purposif sesuai dengan tujuan penelitian dimana informan utama sebagai unit analisa adalah 5 orang perempuan yang rutin hadir dalam Forkom yang dibandingkan dengan jawaban anggota Forkom laki-laki. Informasi diperoleh melalui wawancara mendalam yang didukung oleh observasi dan dokumentasi.
Konsep utama yang digunakan adalah konsep partisipasi yang dikemukakan oleh Nunnenkamp (didukung oleh Ife) yaitu partisipasi masyarakat sebagai suatu proses dimana orang ikut dalam suatu kegiatan dan ikut mempengaruhi dan mempertajam keputusan yang berdampak pada hidup mereka, dan dalam konteks perencanaan dan pelaksanaan kegiatan maka dikaitkan dengan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan yang partisipatif. Konsep partisipasi tidak dapat dipisahkan dengan konsep pemberdayaan (Ife didukung oleh Chambers dan beberapa ahli lain) dimana konsep partisipasi disini dalam hubungan dengan power dan disempowered atau powerlessness. Dan karena dibatasi pada partisipasi perempuan maka partisipasi dikaitkan juga dengan konsep jender yang dikemukakan oleh Lycette dan Narayan yaitu gender division of labor (pembagian keda berdasarkan jender) yang kurang menguntungkan perempuan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada dasarnya perempuan terlibat dalam pereneanaan dan pelaksanaan kegiatan melalui Forkom, namun berbeda dengan laki-laki, dimana partisipasi perempuan ini terbatas yaitu tidak terlibat pada beberapatahap yang menentukan seperti penentuan prioritas masalah dan penentuan tim pelaksana. Sedangkan faktor pendorong terutama dari perempuan sendiri yaitu rasa suka dan didukung oleh keluarga dan Forkom. Sedangkan faktor penghambatnya antara lain kurangnya keberanian dan kurangnya dukungan dari forkom sendiri.
Analisa hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk perencanaan dan pelaksanaan dalam Forkom belum partisipatif karena tidak melibatkan perempuan dalam setiap tahapannya, dimana tahapan yang menentukan tersebut didominasi oleh laki-laki dan elite, sehingga partisipasi perempuan masuk dalam kategori partisipasi pasif yaitu hanya mengikuti atau melaksanakan apa yang ditugaskan pada mereka. Sedangkan faktor pendorong partisipasi perempuan adalah karena adanya kemauan, kemampuan, kesempatan dan adanya dukungan terhadap keterlibatan perempuan dan faktor penghambat partisipasi perempuan adalah karena kurang adanya kemauan, kemampuan dan kesempatan bagi perempuan yang disebabkan antara lain oleh adanya gender division of labor yang telah terinternalisasi dalam diri perempuan dan laki-laki, selanjutnya menimbulkan pembakuan peran dan dominasi peran laki-laki dalam Forkom dan dominasi alit sebagai pemilik kekuasaan (power) dalam Forkom yang juga ikut membatasi kesempatan partisipasi perempuan dalam pengambilan keputusan.
Berdasarkan analisa temuan lapangan disaran pada kelompok perempuan untuk mengadakan kegiatan yang dapat memotivasi dan meningkatkan kemampuannya untuk terlibat dalam pengambilan keputusan melalui sejumlah pelatihan dan pemberian pengetahuan, disamping memperbaiki kinerja Forkom agar dapat menjadi wadah pembelajaran partisipasi warga dan pemerintah tanpa pembedaan perempuan dan laki-laki, yang dilakukan dengan bekerja sama dengan CO (Community organizer) dan NGO yang bergerak dibidang pemberdayaan perempuan maupun organisasi civil society."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12213
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Hanifa
"ABSTRAK
Program-program pemberdayaan ekonomi perempuan belum mampu melakukan transformasi sosial karena programnya yang women specific. Studi ini mengungkap pengalaman Pusat Pengembangan Sumberdaya Wanita PPSW Pasoendan dalam melibatkan laki-laki sebagai upaya mewujudkan transformasi sosial, terutama transformasi gender yang mana laki-laki sebagai aktor ikut berpartisipasi didalamnya. Temuan dari penelitian ini menunjukkan usaha transformasi PPSW Pasoendan tidak mudah tetapi bisa dilakukan yang ditunjukkan oleh adanya program non spesifik laki-laki dan program spesifik laki-laki yang ternyata berdampak secara internal organisasi dan eksternal masyarakat dampingan . Dampaknya adalah meningkatnya kesadaran dan praktik keterlibatan laki-laki dalam pekerjaan rumah tangga, pengasuhan anak dan juga penghargaan terhadap otonomi tubuh perempuan. Dampak dari pelibatan laki-laki ini, tidak hanya terjadi pada program pemberdayaan ekonomi perempuan tetapi juga pada program kesehatan reproduksi dan kesehatan lingkungan yang dikelola PPSW Pasoendan.

ABSTRAK
Women 39 s economic empowerment programs have not been able to carry out social transformation because of the programs are women specific. This study sought to reveal the experience of Pasoendan Women 39 s Resources Development Center PPSW Pasoendan in involving men, as a social actor, to realize social transformation, especially gender transformation. The findings of this study show that the transformation process of PPSW Pasoendan is not easy, but it is possible as shown by the presence of non men specific program and men specific program that have significant impact both internally organizational and externally assisted community program beneficiaries . The participation of men in women 39 s economic empowerment programs have impacted three areas 1 increase men rsquo s participation in housework, 2 increase men rsquo s participation in childcare and 3 increase men rsquo s respect towards the autonomy of women rsquo s body reproductive rights. Those impacts are due to the involvement of men, not only on women 39 s economic empowerment programs but on other programs such as reproductive health and environmental health managed by PPSW Pasoendan. "
2017
T47942
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Fatina Risinda
"Perempuan, sebagai salah satu bagian dari masyarakat yang tinggal di permukiman kumuh perkotaan seringkali tidak disadari bahwa perempuan tidaklah hanya mengemban peran sebagai seseorang yang mengurus dalam rumah, melainkan tiga (triple role) yakni peran reproduktif yaitu melahirkan dan membesarkan anak; peran produktif yaitu sebagai pencari nafkah tambahan; dan peran sosial dan kemasyarakatan (community management) (Moser: 1988; 1993, dikutip dalam Miraftab, 1995). Dari kondisi keuangan dan tempat tinggal, membentuk peran dan kegiatan perempuan yang kemudian berpengaruh kembali terhadap bentuk ruang yang dilakukan perempuan untuk menjalankan kegiatan sehari-harinya. Namun, seringkali hal ini tidak terperhatikan, dan kepentingan perempuan menjadi dikesampingkan. Padahal perempuan ini juga turut menghadapi tantangan yang sering melanda permukiman kumuh, seperti penggusuran dan relokasi. Penulisan ilmiah ini pun mengacu pada pengungkapan kegiatan sehari-hari perempuan yang bertempat tinggal di permukiman kumuh, peran, serta ruang berkegiatannya. Hal ini kemudian dikaitkan dengan penggusuran, dan pendapat perempuan-perempuan ini terhadap penggusuran. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara kepada perempuanperempuan yang bertempat tinggal di permukiman kumuh. Kajian teori juga dilakukan untuk menjadi dasar analisis terhadap studi kasus. Melalui metode pengumpulan data yang dilakukan, penulis bisa mendapatkan data untuk kemudian dianalisis dan bertemu dengan kesimpulan sesuai dengan tujuan penulisan.

Women, as part of the society that lives in the city slums, often did not get much attention that they are not only have role as someone that caring the house and family, but actually have triple role. The triple role is reproductive role, the childbearing and rearing responsibilities; productive role, as primary or secondary income-earners; and social role in community management (Moser, 1988; 1993, citated in Miraftab, 1995). Economic and settlement condition make women have their role and activity. This affected their own space to do all their activity. But this is often being missed and women's needs is being forgotten. Whereas, this women also faces many challenge in slums, like eviction and relocation. This writting then pointing to express the role and daily activity of women in slums, and also their space of activity. Then, it will be analised with a challenge in slums like eviction and with women's opinion about it. Observation had been done with some of interview with some women that live is slums. Literature study had been done too, to be the base of case study analysis. With the data research method, writter can get data that can be analised to become a conclusion."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42631
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Fatma Dewi
"Putting out system merupakan skema kerja pada sektor informal yang sebagian besar proses produksinya berada di rumah dan tempat yang dipilih sendiri oleh pekerjanya secara langsung tanpa adanya supervisi dari pemberi kerja. Skema kerja dengan putting out system banyak dialami oleh pekerja rumahan. Melalui sistem ini pemberi kerja dapat mengefisienkan biaya produksi dengan memberikan upah yang rendah dan tidak sebanding dengan beban pekerjaan, jumlah jam kerja serta tidak adanya jaminan ketenagakerjaan yang didapatkan oleh pekerja rumahan. Kerja rumahan secara mayoritas dilakukan oleh perempuan pekerja rumahan. Mereka harus menyelesaikan target pekerjaan dengan waktu kerja lebih dari dua belas jam dalam sehari. Akibatnya, Hak ekonomi dan sosial mereka sebagai pekerja pun tidak terpenuhi dan terabaikan. Pengabaian hak yang dirasakan oleh pekerja rumahan menandakan tidak adanya perlindungan dari pemerintah atau negara bagi para pekerja sektor informal. Perbedaan kondisi yang cukup mencolok antara pekerja formal dan informal adalah ada tidaknya daya tawar (bargaining power) pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses kerja rumahan dengan skema putting out system yang terjadi pada perempuan pekerja rumahan pengelem alas kaki; mendeskripsikan proses daya tawar (bargaining power) yang dilakukan oleh perempuan pekerja rumahan pengelem alas kaki dalam menuntut pemenuhan hak ekonomi dan sosial; serta mengidentifikasi dan menjelaskan faktor pendukung dan penghambat yang mempengaruhi kepemilikan daya tawar perempuan pekerja rumahan pengelem alas kaki. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa daya tawar (bargaining power) yang dimiliki oleh perempuan pekerja rumahan sangat lemah bahkan tidak ada. Bahkan mereka tidak memiliki ruang atau kesempatan untuk melakukan negosiasi terkait upah yang mereka terima. Padahal daya tawar (bargaining power) menjadi aspek penting bagi perempuan pekerja rumahan dalam mencapai hidup yang sejahtera. Selain itu, daya tawar juga menjadi salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh perempuan pekerja rumahan untuk menuntut pemenuhan atas Hak ekonomi dan sosial mereka. Baiknya dalam perumusan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah, dapat pula memperhatikan aspek kesejahteraan bagi perempuan pekerja rumahan sebagai pertimbangan dalam penyusunan regulasi tentang pekerja rumahan. Selain itu, penelitian ini juga merekomendasikan kepada pemerintah untuk giat mengkampanyekan anti-sweatshop sebagai upaya untuk memperbaiki kondisi kerja dan upah bagi perempuan

The putting out system is a work scheme in the informal sector where most of the production process is located at home and in a place that the workers choose directly without any supervision from the employer. Work schemes with a putting out system are experienced by many homeworkers. Through this system, employers can streamline production costs by providing low wages that are not proportional to the workload, the number of hours worked and there is no employment guarantee that the homeworkers get. Homework is predominantly carried out by women homeworkers. They must complete work targets with a work time of more than twelve hours a day. As a result, their economic, social and cultural rights as workers are not fulfilled and are neglected. The denial of rights felt by homeworkers indicates the absence of protection from the government or the state for informal sector workers. The difference in conditions that is quite striking between formal and informal workers in the presence or absence of the bargaining power of workers. This study aims to describe the homework process with a putting out system scheme that occurs in women homeworkers who glue footwear; describe the bargaining power process exercised by women homeworkers who glue footwear in demanding fulfilment of economic and social rights; identifying and explaining the supporting and inhibiting factors that affect the bargaining power ownership of women homeworkers who glue footwear. The research was conducted using a qualitative approach. The results of the study concluded that the bargaining power possessed by women homeworkers is very weak or even non-existent. They do not even have space or opportunity to negotiate the wages they receive. Whereas bargaining power is an important aspect for women homeworkers in achieving a prosperous life. Apart from that, bargaining power is also one of the efforts that women homeworkers can make to demand the fulfilment of their economic, social and cultural rights. It is better if, in the formulation of policies carried out by the government, it can also pay attention to the welfare aspects of women homeworkers as a consideration in drafting regulations on homeworkers. Also, this study recommends the government to actively campaign for anti-sweatshops as an effort to improve working conditions and wages for women"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tabana
"ABSTRAK
Tesis ini bertujuan untuk menunjukkan corak keteraturan kehidupan sosial dalam masyarakat miskin yang tinggal di permukiman kumuh RT 05 RW 12 Kelurahan Tanah Tinggi Johar Baru Jakarta Pusat.
Sebagai satu satuan sosial, masyarakat miskin yang tinggal di permukiman kumuh, terdapat pula keteraturan sosial dimana dalam hubungan antar sesama warga masyarakatnya, perilaku anggota masyarakat tadi sesuai dengan norma dan pedoman yang adaptif dengan lingkungan mereka tinggal. Demikian pula halnya masyarakat yang tinggal di RT 05 RW 12 Kelurahan Tanah Tinggi Johar Bans Jakarta Pusat, terdapat norma dan pedoman dalam hubungan sosial antar sesama warganya sesuai peran dan statusnya. Hubungan sosial tadi tercakup dalam jaringan sosial yang terwujud dalam keteraturan sosial. Dan dalam keteraturan sosial tersebut, tercermin aturan dan norma yang berupa pola hubungan sosial antar peran-peran anggota masyarakatnya yang menentukan corak keteraturan sosial di lingkungan masyarakat tersebut.
Penulisan tesis tentang kehidupan masyarakat miskin yang tinggal di permukiman kumuh RT 05 RW 12 Kelurahan Tanah Tinggi Johar Baru Jakarta Pusat, metodologi yang dipergunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode etnografi, yaitu mendiskripsikan suatu kebudayaan masyarakat dari sudut pandang masyarakat itu sendiri. Dengan cara mengkaji prinsip-prinsip umum yang berlaku dalam kehidupan sosial masyarakat tersebut.
Sebagai masyarakat miskin di lingkungan RT 05 tadi, kebanyakan warga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya bekerja di sektor informal, dengan sejumlah pekerjaan sampingan. Hal ini dikarenakan apabila hanya menyandarkan kepada I (satu) jenis mata pencaharian saja, kebutuhan rumah tangga tidak dapat tertanggulangi. Dalam usaha mendapatkan penghasilan keluarga tadi, penduduk setempat ada yang melibatkan anggota keluarganya dalam membantu kehidupan ekonomi rumah tangganya dan disamping ada yang meminjam uang ke rentenir.
Kehidupan sosial masyarakat, dapat terlihat dalam berbagai kegiatan sosial masyarakat setempat, misalnya hubungan antara aparat pengurus RT dengan masyarakat atau hubungan antar tetangga. Bagi masyarakat RT 05 hubungan antara tetangga dapat dijadikan sebagai sandaran dalam memenuhi kebutuhan hidupnya seperti adanya pinjam-meminjam uang dan pinjam meminjam barang. Disamping itu dalam hubungan antar tetangga terlihat ada kegiatan arisan, ngobrol bersama dan melakukan kegiatan hiburan.
Dalam kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat tadi, sering pula timbul konflik. Penyelesaian konflik ini dilakukan dengan berbagai cara seperti mendiamkan, mempermalukan, melibatkan pihak lain seperti tokoh masyarakat, dan juga melibatkan aparat keamanan. Peran yang menonjol dalam kehidupan masyarakat tersebut dalam menciptakan keteraturan sosial adalah peran Pak Rohim selaku tokoh masyarakat yang diperlakukan sebagai patron.
Dari peran tokoh tadi, terlihat bahwa corak keteraturan sosial di RT 05 RW 12 Kelurahan Tanah Tinggi Johar Baru Jakarta Pusat, dipengaruhi oleh tokoh informal yang diperlakukan sebagai patron. Dan dalam kaitannya dengan implikasi kamtibmas di wilayah tadi, maka seyogyanya aparat kepolisian memanfaatkan peran tokoh informal tersebut."
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rabea Pangerti Jekti
"Pelayanan antenatal (ANC) merupakan salah satu program kegiatan Puskesmas, yang berupaya merubah sikap dan perilaku masyarakat kearah keamanan persalinan dan memperbaiki rujukan risiko kehamilan. Pemeriksaan kesehatan ibu sewaktu melakukan ANC terekam dalam data kohort ibu hamil. Namun di Indonesia peningkatan angka kunjungan ANC tidak selalu diikuti dengan pemanfaatan tenaga kesehatan yang ada pada saat melahirkan. Kecamatan Jati Sampurna Bekasi yang merupakan salah satu daerah penyangga DKI Jakarta, memiliki angka cakupan persalinan oleh dukun yang tertinggi di wilayah kota Bekasi (14,30%).
Berdasarkan pada kenyataan ini, maka dilakukan penelitian yang mencoba melakukan analisis data kohort ibu hamil tentang hubungan melakukan kepatuhan ANC dengan pemilihan penolong persalinan di wilayah Puskesmas Jati Sampurna Bekasi tahun 2001-2002, yang terdiri dan beberapa variabel, yaitu : kepatuhan melakukan ANC, umur, paritas, jarak kehamilan, riwayat kehamilan dengan variabel pemilihan penolong persalinan.
Penelitian dilakukan dengan desain studi kohort retrospektif, dengan melakukan analisis data sekunder (data kohort ibu hamil). Setelah ditentukan kriteria inklusi dan eksklusi dan dilakukan Simple Random Sampling (SRS), maka diperoleh sampel minimal meliputi 372 sampel, dengan rincian kelompok terpapar (tidak patuh melakukan ANC) sebanyak 186 sampel, dan kelompok tidak terpapar (patuh melakukan ANC) sebanyak 186 sampel. Analisis data meliputi analisis univariat, bivariat, dan multivariat.
Hasil penelitian menunjukkan ada dua dan lima variabel bebas yang bermakna secara statistik dengan pemilihan penolong persalinan, yaitu kepatuhan melakukan ANC [RR = 2,41 (95% CI 1,45-4,01)], dan riwayat kehamilan [RR = 0,22 (95% CI 0,10 - 0,47)] atau dapat ditulis dalam bentuk [RR = 4,55 (95% CI 2,13 - 10,00)].
Perlu dilakukan peningkatan promosi kepada ibu hamil tentang pentingnya kepatuhan melakukan ANC, dan pemilihan penolong persalinan yang aman, meskipun pada ibu yang beriwayat kehamilan baik. Serta dilakukan pengukuran riwayat kehamilan secara konsisten dan terpadu dalam paket ANC.
Pustaka : 45 (1987 - 2002)

Antenatal care (ANC) is one of Puskesmas programmes to pervade people attitude and behavior to childbirth safety and to improve reconciliation of pregnancy risk. The health check up of pregnant women was recorded in the cohort of pregnancy data when she came to ANC. However in Indonesia, arising of ANC coverage is not always followed up by the use of health provider when giving birth. Jati Sampurna subdistrict is one of DKI Jakarta buffer areas, which possess the highest childbirth coverage by midwife in Bekasi City, it is about 14,30%.
Based on these facts, a study was carried out to analyse the cohort of pregnancy data to prove correlation between obedience ANC with selection of childbirth helper in Puskesmas Jati Sampurna Bekasi 2001-2002, which consisted of : obedience of ANC, age, parity, space of pregnancy, history of pregnancy, with selection of childbirth helper.
The study was made by using the retrospective cohort design study by analysing secondary data (the cohort of pregnancy data). After deciding some criterias : inclution and exclution criterias, and by simple random sampling, we achieved 372 subjects which consisted of : 186 subjects in exposed group, and 186 subjects in unexposed group. Data were analysed by univariate, bivariate, and multivariate.
The results of study showed that 2 (two) of 5 (five) variables were statistically significant correlation, those are obedience of ANC [RR = 2,41 (95% CI 1,45 - 4,01)] and history of pregnancy [RR = 0,22 (95% CI 0,10 - 0,47)] or on the other result that [RR = 4,55 (95% CI 2,13 - 10,00)].
Promotion to pregnant women about the importance obedience of ANC and the selection of safe childbirth helper is in need of improvement. The measurement of history of pregnancy should be carried out consistently in ANC package as well.
References : 45 (1987 -- 2002).
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T11234
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Husnul Hotima
"Gizi kurang menjadi salah satu masalah kesehatan yang sering ditemukan di wilayah perkotaan yang disebabkan karena faktor sosial ekonomi, lingkungan dan pengetahuan ibu. Balita merupakan salah satu kelompok usia yang rentan mengalami masalah gizi. Karya Ilmiah Akhir Ners ini menggambarkan asuhan keperawatan keluarga dengan balita yang memiliki masalah ketidakseimbangan nutrisi dari kebutuhan tubuh. Implementasi unggulan yang telah dilakukan yaitu edukasi gizi seimbang tinggi energi dan tinggi protein selama 3 minggu dan dilakukan kunjungan 4 kali dalam satu minggu. Edukasi diet tinggi energi dan tinggi protein ini dimana menjelaskan bahwa dalam 1 kali pemberian makan mengandung energi dan protein di atas kebutuhan normal. Evaluasi yang didapatkan yaitu meningkatnya kepatuhan dalam memberikan makan tinggi energi dan protein secara konsisten memberikan sumber protein tinggi (susu, telur, daging) dan adanya peningkatan berat badan anak sebanyak 500 gram dari 9 kg menjadi 9,5 kg. Intervensi edukasi gizi seimbang tinggi protein dan energi dapat meningkatkan berat badan anak. Peningkatan pengetahuan ibu dalam penyusunan menu makanan anak sesuai dengan tinggi energi dan tinggi protein untuk balita gizi kurang perlu ditingkatkan agar mendapatkan peningkatan berat badan lebih signifikan.

Malnutrition is one of the health problems that are often found in urban areas caused by socioeconomic, environmental and maternal knowledge factors. Toddlers are one of the age groups that are prone to nutritional problems. This Ners' Final Scientific Work describes the nursing care of families with toddlers who have nutritional imbalance problems from the needs of the body. Featured implementation that have been carried out is education of balanced nutrition high in energy and high in protein for 3 weeks and visits 4 times in one week. This high-energy and high-protein diet education explains that in 1 feeding contains energy and protein above normal needs. The evaluation obtained was an increase in compliance in providing high-energy and protein foods consistently providing high protein sources (milk, eggs, meat) and an increase in children's body weight by 500 grams from 9 kg to 9.5 kg. The intervention in balanced-nutrition education high in protein and energy can increase children's weight. Increasing maternal knowledge in the preparation of children's food menus in accordance with high energy and high protein for undernourished toddlers needs to be improved in order to get a more significant weight increase."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anjar Kurniawan Saputra
"Sepeda motor merupakan kendaraan yang paling banyak digunakan oleh masyarakat di Indonesia. Salah satunya anak di bawah umur 17 tahun sudah menggunakan sepeda motor. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui persepsi anak di bawah umur tentang keselamatan berkendara sepeda motor di Perumahan Munjul. Analisis data yang digunakan adalah deksriptif kualitatif. Jumlah informan yang didapat penelitian ini yaitu 46 orang terdiri dari 25 anak dan 21 orang tua.
Hasil penelitian ini adalah anak di bawah umur mengetahui tentang syarat berkendara sepeda motor yaitu harus mempunyai SIM dan berumur 17 tahun. Namun, karena kebutuhan transportasi yang cepat, aman dan nyaman menjadi motivasi utama anak di bawah umur berkendara sepeda motor. Pelanggaran lalu lintas dan kecelakaan yang dialami oleh anak mengindikasikan kurangnya persepsi risiko berkendara sepeda motor pada anak di bawah umur.
Lingkungan sosial seperti orang tua dan teman-teman anak menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi anak di bawah umur mengendarai sepeda motor. Belum optimalnya pengawasan dari kepolisian menjadikan salah satu faktor anak di bawah umur mengendarai sepeda motor.

Motorcycle is the most common vehicle thet used by Indonesia people. One of the children under 17 years old have been riding motorcycles. Purpose this study is to discover the perception of underage children about safety riding on motorcycle in Munjul Hometown. Data analysis that used to this study is qualitative descriptive. The periode of study was conducted in march until May 2014 with 46 of respondens that consist if 25 children and 21 parents.
The result showed that the underage children know of requirement for riding motorcycle is must be having driver licence with 17 years old. However, it becauses fast, safety, and comfortable transportation are have been their needs to be their main motivation. Traffic violence and many accident that associated with underage children can indicate that this less perception of motorcycle riding risk.
Social environment such as the parents and their friends could be influence them. Lack of supervise by police department could be one of factor that influence with this violence.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54735
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>