Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161343 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Simanjuntak, Dewi Lestari
"Pembangunan perkotaan mengakibatkan perubahan penggunaan lahan serta terbatasnya ruang publik untuk kegiatan bermain anak-anak di kawasan permukiman padat. Tujuan penelitian menganalisis tempat bermain anak di permukiman padat dan menyiapkan konsep rancangan ruang publik yang lebih aman dan nyaman untuk anak. Penelitian menggunakan metode gabungan dengan analisis kuantitatif menggunakan analisis deskritpif dan analisis spasial, sedangkan analisis kualitatif dengan Analytical Hierarchy Process (AHP). Hasil analisis anak-anak bermain di ruang publik di sekitar rumah yang masih belum aman dan nyaman dengan pengawasan orang tua, dan konsep ruang publik multi fungsi menjadi alternatif yang terpilih untuk rancangan tempat bermain yang memperhatikan aspek keamanan, keselamatan, dan kenyamanan anak. Kesimpulan penelitian bahwa rancangan ruang publik multi fungsi yang memperhatikan keamanan dan kenyamanan anak-anak menjadikan ruang publik yang lebih ramah sebagai tempat bermain anak.

Urban development have resulted in changes in land use and limited public space for children's play activities in densely populated areas. This research aims to analyze the existence of a children's playing space in densely populated areas and provide a public space design concept that is safer and more convenient for children. This study uses a combined method with quantitative analysis using descriptive and spatial analysis, while qualitative analysis uses the Analytical Hierarchy Process. The results showed that children played in public spaces around the house that were still not safe and comfortable for them with parental supervision. Furthermore, the concept of a multi-functional public space became the chosen alternative for designing a playing area in a public space that considers aspects of security, safety, and convenience for children. This study concludes that the design of a multi-functional public space that pays attention to the safety and convenience of children makes a more friendly public space as a place for children to play."
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Najatun
"Anak-anak merupakan kelompok individu yang memiliki perilaku senang bergerak atau bermain. Terutama untuk anak-anak usia sekolah mereka senang bermain di luar ruangan. Saat bermain di luar, ruang-ruang kota seringkali menjadi tempat yang menarik untuk mereka bagi yang tinggal di area perkotaan. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor. Sebuah ruang bermain berupa RPTRA yang ada di dalam lingkungan kota menjadi tempat yang sering mereka gunakan untuk bermain. Elemen-elemen di dalam ruang bermain RPTRA memiliki peran dalam mengakomodasi anak-anak untuk bermain didalamnya. Elemen-elemen tersebut memiliki affordances yang kemudian anak-anak akan menerima affordances itu sesuai karakter masing-masing anak. Affordances-affordances di dalam RPTRA menjadi penting agar anak-anak memiliki ruang bermain yang sesuai dengan karakteristik mereka. Peran-peran elemen ruang di dalam RPTRA dapat dilihat melalui konsep affordances dan hubungannya dengan anak-anak.

Children are a group of individuals who have different behavior from adults. They like to move actively or play. Especially for school age children, they love to play outside. When playing outside, city spaces often become interesting places for them who live in the city. It is influenced by various factors. A play space in the RPTRA of the city environment is a place that they often use to play. The elements in the RPTRA’s layspace have roles in accommodating children to play in it. These elements have affordances which then children will receive the affordances according to the character of each child. Affordances in RPTRA are important.  Children will have play spaces that are appropriate to their characteristics. The role of the space element can we see through affordances theory and the relation with children."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tyas Pinendita
"Melihat fenomena semakin banyaknya anak-anak yang bermain di ruang luar, selama masa golden age mereka membutuhkan tahap perkembangan yang optimal. Selain kota merupakan tempat yang menarik bagi anak-anak, kota juga memiliki resiko dan tantangan terhadap kesehatan dan perkembangan anak di usia emas. Maka, untuk menciptakan Kawasan Ramah Anak yang inklusif perlu melihat kota melalui mata mereka (Brown et al, 2019). Penelitian ini berfokus kepada dua unsur penting yang dibutuhkan dalam Kawasan Ramah Anak yaitu kemandirian dan kreativitas. Kedua unsur dapat ditunjang dengan metode Montessori sebagai stimulan (Montessori, 1914). Namun, gagasan tersebut mendapatkan kritik dari W.H Kilpatrick (1935) bahwa beliau menilai Montessori membatasi kemampuan kreativitas anak karena tidak semua jenis permainan dapat dilakukan di dalam kelas. Berbagai kritik juga menekankan hal yang serupa bahwa metode tersebut tidak menganjurkan segala jenis aktivitas dapat dilakukan karena sistem yang terstruktur (Beck, 1961). Melihat adanya celah penelitian terkait dengan keterbatasan metode pedagogi Montessori bahwa metode tersebut hanya dilakukan di lingkungan sekolah-sekolah Montessori saja. Sehingga penelitian mencoba untuk mengadopsi pendekatan Montessori ke ranah urban demi mewujudkan Kawasan Ramah Anak yang optimal dan membuka kesempatan bagi mereka dengan mengasah sensory experience, kemampuan sensorik, motorik, kemandirian, serta kreativitas. Penelitian mencoba memahami bagaimana metode Montessori dapat mewujudkan Kawasan Ramah Anak guna menstimulasi perkembangan mereka dan apa arahan yang tepat untuk menyusun guideline Kawasan Ramah Anak yang dapat menstimulasi kemandirian dan kreativitas. Penelitian berlokasi di Kawasan Pondok Pinang, Jakarta Selatan. Penelitian melihat bahwa pendekatan Montessori dapat mewujudkan Kawasan Ramah Anak melalui 5 unsur penting yaitu (1)sensory experiences, (2)exploratory, (3)collaborative, (4)constructive, dan (5)imaginative. Kelima unsur tersebut berfungsi untuk menstimulasi kemampuan kreativitas dan menciptakan kemandirian untuk mengoptimalkan fungsi ruang sebagai Kawasan Ramah Anak yang interaktif dan atraktif.

Observing the phenomenon where numerous children play outside during the golden age period concludes that they need an optimal development stage. A city is an enticing place for children, but it has risks and challenges against child health and development in the golden age period. Therefore, creating an inclusive Child-Friendly Neighborhood requires a city observation through their eyes (Brown et al., 2019). This study focuses on two fundamental elements necessary in a Child-Friendly Neighborhood, i.e., independence and creativity. Both elements are supported by the Montessori method as a stimulus (Montessori, 1914). However, this notion received a critic from W.H Kilpatrick (1935) where he judged Montessori as limiting child creativity since not all games are playable in class. Various critics emphasize that this method does not include all activities due to the structured system (Beck, 1961). Discovering a study gap regarding the Montessori pedagogic method limitation where the method is only applicable in Montessori school areas, the current study attempted to adopt the Montessori approach to urban areas to realize an optimal Child-Friendly Neighborhood and open an opportunity for them by honing sensory experiences, sensory and motoric abilities, independence, and creativity. The study attempted to understand how the Montessori method can realize a Child-Friendly Neighborhood to stimulate their development and the appropriate direction to arrange the Child-Friendly Neighborhood’s guideline stimulating independence and creativity. The study was located in the Pondok Pinang Neighborhood, South Jakarta. The study examined that the Montessori approach can realize a Child-Friendly Neighborhood through five vital elements: (1) sensory experiences, (2) exploratory, (3) collaborative, (4) constructive, and (5) imaginative. These five elements stimulate creativity and create independence to optimize the space function as an interactive and attractive Child-Friendly Neighborhood."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Wisnu Putri
"Skripsi ini mengkaji lebih lanjut mengenai isu arsitektur yang ramah bagi anak yang diimplementasikan pada Ruang Publik Terpadu Ramah Anak RPTRA sehingga anak-anak dapat merasakan ruang publik yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Penulisan skripsi ini dilakukan dengan mengamati secara langsung implementasi indikator ramah anak pada rancangan terbangun serta mengamati pergerakan dan tingkah laku anak pada ruang terbuka publik terkait dengan bahaya keselamatan dan keamanan melalui metode kajian literatur, observasi, dan wawancara. Hasil observasi, dan wawancara kemudian akan dikaji dan dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan landasan teori dan standar acuan dari literatur. Selanjutnya akan disintesis dan disimpulkan menjadi ruang publik ramah anak. Kata kunci:Arsitektur ramah anak, ruang publik ramah anak.

This thesis reviews the issue of child friendly architecture implemented in a child friendly integrated public space so that children can feel the public space that suits their needs. The thesis was done by observing the implementation of child friendly indicators in the design of the building and observing children rsquo s movement and behavior in public open space related to safety and security hazard through literature review method, observation, and interview. The result of the observation and interview will be further reviewed and analyzed using the theoretical basis and references standard of the literature. It will then be synthesized and summarized into a child friendly public space. Keywords Child friendly architecture, child friendly public space."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67916
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
L.E.R. Gloria Febriani
"Proyek pembangunan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) banyak mengalami perpanjangan waktu (time overrun) yang disebabkan karena pengelolaan pemangku kepentingan (stakeholder management) belum dilakukan dengan baik. Pemangku kepentingan sebagai pihak berkepentingan merupakan elemen penting untuk dikelola. Pada penelitian ini, kepentingan setiap stakeholder internal dan eksternal disurvey untuk mengidentifikasi kepentingan masing-masing stakeholder yang berpengaruh guna peningkatan kinerja waktu pada pembangunan RPTRA. Hasil survey tersebut dianalisa menggunakan software Structural Equation Modelling (Smart PLS 3.0) untuk selanjutnya dilakukan pengembangan peran dan tanggung jawab pemangku kepentingan berupa diagram alir komunikasi (flow communication) yang dapat meningkatkan kinerja waktu berdasarkan PMBOK.

The Development of Integrated Child-Friendly Public Space (RPTRA) had experienced a lot of time overrun caused by poor management of the stakeholders. Stakeholders are the important elements to manage. In this research, surveys are conducted on the interests of internal and external stakeholder are identified in order to improve the time performance in the development of RPTRA. The identifications key based on the survey result were analyzed using Structural Equation Modeling (Smart PLS 3.0) software on development of roles and responsibilities among stakeholders subsequently in the form of communication flow that can improve the time performance based on PMBOK."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T49605
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anton Nugraha Sudarto
"Sebagai upaya untuk menyediakan ruang publik terbuka bagi masyarakat sekaligus aman bagi anak-anak, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sejak tahun 2015 mulai membangun Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA). Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis efektivitas dampak pembangunan RPTRA di Provinsi DKI Jakarta terhadap output dan outcome dari layanan yang disediakan di tingkat kelurahan di Provinsi DKI Jakarta sekaligus menganalisis output dan outcome mana yang paling efektif terdampak. Efektivitas dampak pembangunan RPTRA dalam penelitian ini, selain dibandingkan dengan antar kelurahan di DKI Jakarta, juga dibandingkan dengan kelurahan-kelurahan di kota-kota di sekitar DKI Jakarta yaitu Kota Bekasi, Kota Depok, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan. Dengan menggunakan metode Difference-in-Difference (DiD), hasil penelitian ini menunjukkan bahwa diantara sebelas output dan outcome dari layanan RPTRA, pembangunan RPTRA signifikan berdampak dalam meningkatkan probabilitas keberadaan ruang publik terbuka dan taman bacaan masyarakat serta signifikan dalam menurunkan probabilitas terjadinya tindak penyalahgunaan narkoba di kelurahan-kelurahan yang dibangun RPTRA di DKI Jakarta dalam periode tahun 2015-2018. Diantara ketiga output tersebut, pengaruh terbesar pembangunan RPTRA adalah terhadap output berupa keberadaan ruang publik terbuka, baik jika dibandingkan dengan antar kelurahan di DKI Jakarta maupun jika dibandingkan dengan kelurahan-keluarahan di kota-kota sekitarnya.

To provide open public space for community and safety for children, DKI Jakarta Provincial Government since 2015 start to build a Child Friendly Integrated Public Spaces (RPTRA). The purpose of this study was to analyze effectiveness of the impact of RPTRA development in DKI Jakarta Province on the outputs and outcomes from the services provided at the kelurahan level in DKI Jakarta while analyzing which outputs and outcomes were most effective. The effectiveness of the RPTRA development in this study, not only being compared to between kelurahan in DKI Jakarta, but also compared to kelurahan in cities around DKI Jakarta, that is Bekasi City, Depok City, Tangerang City, and South Tangerang City. By using Difference-in-Difference (DiD) method, the results of this study indicate that among eleven outputs and outcomes of services, the development of RPTRA is significant in increasing the probability of the existence of open public spaces and public reading parks and significantly reducing the probability of abuse drugs in kelurahan where RPTRA was built in DKI Jakarta during 2015-2018. Among the three outputs, the biggest influence of the RPTRA development is on the output of the existence of open public spaces, compared to those between kelurahan in DKI Jakarta and compared to kelurahan in the surrounding cities.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T52570
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paulus Bagus Sugiyono
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menelusuri terjadinya politik pengelolaan pada ruang publik bernama Ruang Publik Terpadu Ramah Anak. Penelitian-penelitian yang dilakukan mengenai RPTRA sebelumnya mengemukakan bahwa secara umum RPTRA dapat memberikan fungsi sosial tertentu dalam masyarakat, misalnya membangun interaksi sosial, memberikan ruang relaksasi dan rekreasi, dan sebagainya. Penelitian ini mengambil sudut pandang yang berbeda. Alih-alih melihat dari paradigma fungsionalis, penelitian ini menggunakan paradigma konflik dalam memetakan politik pengelolaan RPTRA. Yang dimaksud dengan politik adalah tegangan kepentingan antara pihak-pihak yang terkait, antara lain pengelola RPTRA dan warga masyarakat. Kerangka konsep yang digunakan adalah produksi dan kontestasi ruang Henri Lefebvre. Konsep ini sendiri mengatakan bahwa di dalam produksi ruang, terjadi benturan antara ruang abstrak yang dibentuk oleh perencana kota dengan ruang sosial yang dijalani oleh masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan mengambil studi kasus mengenai RPTRA Rusun Tanah Tinggi, Jakarta Pusat, sebab RPTRA ini terletak di permukiman padat penduduk dengan tingkat status ekonomi menengah ke bawah. Metode penelitian yang digunakan adalah observasi lapangan, mental-mapping, wawancara mendalam, dan partisipatori visual (elisitasi foto dan autofotografi). Penelitian ini menemukan tiga simpul analisis. Pertama, pola konstruksi ruang abstrak ditandai dengan pelayanan yang menempatkan warga Rustanti sebagai objek, pelarangan beberapa kegiatan seperti hajatan dan keagamaan, dan kecenderungan melihat warga Rustanti sebagai pihak yang memiliki sumber daya manusia (SDM) rendah. Kedua, warga Rustanti sendiri memaknai RPTRA Rustanti sebagai ruang sosial dalam beberapa kategorisasinya, antara lain ruang rekreasi, ruang edukasi, ruang ekspresi dan eksplorasi diri, serta ruang ekonomi. Ketiga, terjadi beberapa konflik oleh karena adanya perbedaan pemaknaan RPTRA sebagai ruang publik. Beberapa konflik tersebut adalah pengaturan waktu penggunaan lapangan RPTRA, pemberlakuan jam buka-tutup lapangan RPTRA, dan pelarangan perayaan keagamaan di RPTRA. Jarak antara ruang abstrak dan ruang sosial ini semakin diperpanjang dengan adanya beberapa isu, seperti keterwakilan warga sebagai pengelola, perilaku elitis pengelola, dan pelayanan yang birokratif. Di masa pandemi, prioritas pengelolaan juga masih menggunakan sudut pandang dari pengelola alih-alih melihat kebutuhan warga. Hal ini terlihat dari prioritas proyek tanaman hidroponik daripada upaya untuk secara kreatif mempromosikan protokol kesehatan di RPTRA Rustanti.

This research aims to analyze the politics of public space’s management, namely Child-friendly Integrated Public Space (RPTRA). Previous research related this public space assert that RPTRA has given certain social function to the life of city dwellers. They can do their various activities there, such as building social interaction, doing sports, and so on. This research itself uses different point of view. Instead of using functionalist paradigm, this research employs conflict paradigm in the process of analyzing the politics of public space’s management. The word “politics” refers to the tension between several related parties, for instance the staff of RPTRA and the local community. As a framework of analysis, this research uses the concept of the production of space from Henri Lefebvre. This concept explains that in the process of production of space, there are some frictions due to the existence of two different spaces, which are abstract space and social space. This research stands within qualitative approach by taking a case study of RPTRA Rusun Tanah Tinggi, Central Jakarta. The reason behind this choice is because this RPTRA exists in the midst of dense community. There are several methods employed within this research, such as field observation, mental-mapping, in-depth interview, and visual partisipatory (photo elicitation and autophotography). There are three main findings of this research. Firstly, the pattern of the construction of abstract space has been signaled by several characteristics, which are the services that position the local community as object, the restriction of activities related to hajatan and religious celebrations, and the tendency to see local community as people who are lack of skills. Secondly, the people of Rustanti see the RPTRA as a social space from several points of view, such as space of recreation, space of education, space of expression and self-exploration, and space of economy. Thirdly, there happen few conflicts due to the different interpretation of RPTRA as a public space. Those conflicts include time schedule of the field usage, the policy of opening and closing the field of RPTRA Rustanti, and the restriction of religious celebrations in RPTRA. The distance between abstract and social space is worsened by some issues, like the representativeness of local community as a staff of RPTRA, the attitude of the staff as certain elites, and the difficult bureaucracy. In the context of COVID-19 pandemic, this research found that the staff put the priority not based on the need of the local community. They chose to put certain efforts to the project of hydroponic plants instead of tirelessly find creative way in promoting the importance of health protocol to the users of RPTRA Rustanti."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendy Satrio Aji
"Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) di Jakarta dibangun sebagai infrastruktur pendukung Kota Ramah Anak, yang membutuhkan tempat bermain dan berekreasi, tempat kegiatan kreatif anak, ruang terbuka hijau, dan ruang kegiatan bersama anak dengan orang dewasa. Diperlukan sebuah kriteria RPTRA yang ideal untuk dapat mengoptimalkan peran RPTRA, khususnya di kawasan permukiman.
Penelitian ini menggunakan mix method dengan lokasi penelitian pada 3 RPTRA di Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat. Evaluasi dilakukan terhadap 3 faktor yaitu legalitas, kebutuhan dasar anak dan kebutuhan ruang publik. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa setiap kawasan permukiman memiliki karakteristik yang berbeda yang berpengaruh terhadap kriteria ideal sebuah RPTRA.

Child-Friendly Integrated Public Space (RPTRA) in Jakarta was initiated as a supporting infrastructure for Child Friendly City, which requires recreation area; place for creative activity, green open spaces, and space for children and adults activities. An ideal RPTRA criteria is required in order to optimize the role of RPTRA, particularly in settlement areas.
This study uses a mix-method at 3 study site in Kembangan Sub-district, West Jakarta. An evaluation conducted on 3 factors: legal; children basic needs; and needs of a public space. The results showed that each location has different characteristics that influence the ideal criteria for a RPTRA.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afif Farhan Rizqullah
"Penyediaan trotoar yang dirancang dengan baik pada lingkungan perkotaan dengan fungsi mixed-use dapat meningkatkan aktivitas pejalan kaki. Tujuan dari penelitian ini adalah mencoba menelaah bagaimana peran substances dan surfaces dalam ruang publik kota. Sasaran dari penelitian ini adalah membuat panduan rancang kota bagi ruang publik di perkotaan yang livable dan interaktif. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif, pendekatan dari Gibson (1979), tentang substances dan surface, dan walking experience dari Jacobs (1993); Speck (2013) digunakan dalam penelitian ini. Pengumpulan data dilakukan dengan cara berjalan kaki, pengamatan langsung, wawancara, dokumentasi visual dengan foto, video, dan sketsa. Analisis dengan cara naratif deskriptif. Penelitian ini melihat bahwa pendekatan substance dan surface dapat mewujudkan ruang jalan yang ramah bagi pejalan kaki melalui 4 unsur indikator yaitu (1) safe walk, (2) comfortable walk, (3) attractiveness, dan (4) accessible. Keempat unsur tersebut berfungsi untuk menata kembali pola penggunaan ruang oleh pedagang toko dan pedagang kaki lima (PKL), serta mengoptimalkan potensi toko-toko yang sudah tutup menjadi ruang yang atraktif, sehingga menciptakan ruang kota yang livabilitas bagi semua pengguna ruang kota.

The provision of well-designed sidewalks in urban environments with mixed-use functions can increase pedestrian activity. This research aims to examine the role of substances and surfaces in the city's public space. The objective of this research is to create a city design guide for livable and interactive urban public spaces. The research was conducted using qualitative methods, the approach of Gibson (1979) about substance and surface, and the walking experience from Jacobs (1993); Speck (2013) was used in this study. Data collection was done by walking, direct observation, interviews, and visual documentation with photos, videos, and sketches. Analysis using descriptive narrative. This study sees that the substance and surface approach can create a pedestrian-friendly road space through 4 indicator elements, namely (1) safe walk, (2) comfortable walk, (3) attractiveness, and (4) accessibility. These four elements function to reorganize the pattern of use of space by shop traders and street vendors, as well as optimize the potential of closed shops into attractive spaces, thereby creating livable urban space for all city space users."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arfan Nur Akbar
"Tesis ini mengkaji tentang fenomena penggunaan ruang publik oleh pedagang kaki lima di jalur hijau Kanal Banjir Timur. Pedagang kaki lima memiliki peran dalam kehidupan perkotaan khususnya masyarakat menengah kebawah sebagai lapangan kerja, peluang wirausaha, serta memperdagangkan barang dan jasa dengan harga yang lebih terjangkau. Namun keberadaan pedagang kaki lima di jalur hijau Kanal Banjir Timur diyakini telah mengambil alih bentuk ruang publik sehingga kehadirannya mengakibatkan
kemacetan dan ketidakteraturan. Tujuan dari penelitian ini dilakukan adalah untuk merumuskan panduan rancang ruang publik yang mampu mendukung aktivitas pedagang kaki lima. Sedangkan sasaran dari penelitian ini adalah dengan memahami penggunaan jalur hijau Kanal Banjir Timur sebagai ruang terbuka publik dan fungsinya sebagai ruang ketiga. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode desain naratif untuk mengembangkan pemahaman peneliti tentang peran pedagang kaki lima dalam pembentukan
ruang publik. Tesis ini ingin menunjukan bahwa dengan perancangan ruang, pengembangan fungsi, dan perbaikan pergerakan dapat meningkatkan kualitas jalur hijau Kanal Banjir Timur sebagai ruang publik

his thesis examines the phenomenon of the use of public space by street vendors in the green lane of the
Kanal Banjir Timur. Street vendors have a role in urban life, especially for the lower middle class, as
employment, entrepreneurial opportunities, and trading goods and services at more affordable prices.
However, the presence of street vendors in the green lane of the Kanal Banjir Timur is believed to have
taken over the form of public space so their presence results in congestion and disorder. The purpose of
this research is to formulate design guidelines for public spaces that can support the activities of street
vendors. The target of this research is to understand the use of the Kanal Banjir Timur Green Lane as a
public open space and its function as a third space. The research was conducted using a narrative design
method to develop the researcher's understanding of the role of street vendors in the formation of public
space. This thesis aims to show that spatial design, functional development, and movement improvements
can improve the quality of the Kanal Banjir Timur Green Lane as a public space.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>