Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 133062 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Syahid
"Pasien yang diisolasi Covid-19 tidak dapat berinteraksi dan terpaksa dipisahkan dari lingkungan sosialnya. Keadaan ini tentu akan berdampak terhadap kebahagiaan psikologisnya, padahal kebahagiaan psikologis merupakan faktor yang penting dalam penyembuhan pasien Covid-19. Dalam penelitian ini ingin diketahui lebih lanjut bagaimana peranan dukungan sosial terhadap kebahagiaan psikologis pada saat pasien isolasi Covid-19, dan juga dukungan sosial apa yang signifikan berperan terhadap kebahagiaan psikologis. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur dukungan sosial adalah Multidimensional Scale of Perceived Social Support dan kebahagiaan psikologis dengan Ryff’s Psychological Well Being Scale. Partisipan pada penelitian ini adalah individu yang sedang diisolasi maupun penyintas Covid-19 dengan total partisipan 84 orang. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear sederhana. Dari hasil penelitian diketahui adanya peran yang signifikan dari dukungan sosial terhadap kebahagiaan psikologis pada pasien disaat masa isolasi Covid-19 (r = 0.442, n= 84, R2 = 0.185, p<.05), dan baik dukungan keluarga, teman, maupun ‘orang yang spesial’ berperan secara signifikan. Juga diketahui bahwa dukungan orang spesial (tetangga) diketahui paling besar peranannya pada kebahagiaan psikologis.

Patients isolated from Covid-19 cannot interact and are forced to be separated from their social environment. This situation will certainly have an impact on his psychological well being, even though psychological well being is an important factor in healing Covid-19 patients. In this study, we want to find out more about the role of social support on psychological well being when patients are isolated from Covid-19, and also what social support has a significant role in psychological well being. The measuring instrument used to measure social support is the Multidimensional Perceived Social Support Scale and psychological well being with the Ryff Psychological Well-being Scale. Participants in this study were individuals who were isolated and survivors of Covid-19 with a total of 84 participants. The data analysis technique used is simple linear regression. From the results of the study, it is known that there is a role in social support for psychological well being during the Covid-19 isolation condition (r = 0.442, n = 84, R2 = 0.185, p < .05), and both support from family, friends, and significant other plays a significant role. It is also known that the support of significant others (neighbors) is known to have the greatest role in psychological well being."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evryanti Cahaya Putri
"Pandemi COVID-19 tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik namun juga pada SWB remaja. Remaja merupakan kelompok paling rentan terhadap dampak tersebut berkaitan dengan karakteristik perkembangannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi kesepian, traits kepribadian (extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuroticism, openness to experience), dan persepsi terhadap dukungan sosial (keluarga, teman, figur yang signifikan) terhadap SWB (LS, PA, NA) remaja pada masa pandemi COVID-19 di Indonesia. Partisipan penelitian ini adalah 313 orang remaja yang tinggal di Indonesia usia 13-18 tahun (M= 15.72; SD=1) dengan tingkat pendidikan sekolah menengah (sederajat SMP dan SMA). Partisipan dipilih menggunakan metode convenience sampling, pengumpulan data dilakukan secara daring. Alat ukur dalam penelitian ini adalah Satisfaction with Life Scale, Scale of Positive and Negative Experience, R-UCLA Loneliness Scale Version 3, dan Multidimensional Scale of Perceived Social Support. Analisis data menggunakan teknik regresi hirarki berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesepian, traits kepribadian, dan persepsi terhadap dukungan sosial berkontribusi terhadap SWB (LS, PA, NA) remaja secara signifikan. Kontributor yang signifikan adalah kesepian, neuroticism dan openness to experience, serta persepsi terhadap dukungan sosial dari keluarga. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk menyusun intervensi psikologis bagi remaja dan psikoedukasi bagi orangtua dalam meningkatkan SWB remaja pada masa pandemi.

The COVID-19 pandemic not only has an impact on physical health but also on adolescents’ subjective well-being (SWB). Adolescent is the most vulnerable group affected by the negative consequences of COVID-19 pandemic. This research investigated the contribution of loneliness, personality trait (extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuroticism, openness to experience), and perceived social support (family, friend, and significant figure) to adolescents’ SWB during COVID-19 pandemic. The participants were 313 of Indonesian adolescents aged 13- 18 years (M= 15.72; SD=1. 517), with junior and senior high education. Participants were selected using the convenience sampling method and data were collected online. The measuring instruments used in this study are Satisfaction with Life Scale, Scale of Positive and Negative Experience, R-UCLA Loneliness Scale Version 3, and Multidimensional Scale of Perceived Social Support. Data were analyzed using hierarchical multiple regression technique. The results showed that loneliness, personality traits, and perceived social support contributed to adolescent SWB (LS, PA, NA). Loneliness, neuroticism and openness to experience, and perceived social support from family were significant contributors to SWB (LS, PA, NA). This study can be implemented to develop psychological interventions for adolescents and psychoeducation for parents in increasing adolescent SWB during the pandemic."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bella Aprisia
"Subjective well-being (SWB) adalah kepuasan hidup yang dievaluasi dengan kognitif, perasaan positif serta negatif. Emerging adults (EA) dengan keluarga utuh dan tidak utuh memiliki perbedaan dukungan keluarga. Dalam beberapa penelitian, SWB berhubungan kuat dengan dukungan keluarga EA, namun belum berfokus pada kondisi EA keluarga utuh dan tidak utuh. Studi ini meneliti bagaimana hubungan dukungan keluarga pada EA keluarga utuh dan tidak utuh terhadap SWB mereka, kemudian dikomparasikan. Jumlah responden 86 laki-laki dan 114 perempuan usia 18-25 tahun. Hasil analisis pearson correlation dan independent sample t-test dengan hasil korelasi terbukti signifikan sebesar р=0,000 < 0,005 r=0,786 untuk kepuasan hidup, r=0,843 untuk afek positif, dan r=-0,688 untuk afek negatif. Hasil komparasi membuktikan bahwa EA dengan keluarga utuh lebih tinggi dalam SWB kognitif dan afek positif, sedangkan EA dengan keluarga tidak utuh lebih tinggi dalam SWB afek negatif. Maka penting bagi EA baik dari keluarga utuh maupun tidak utuh mendapatkan dukungan keluarga yang mencukupi.

Subjective well-being (SWB) is life satisfaction evaluated by cognitive, positive and negative feelings. Emerging adults (EA) with intact and non-intact families have differences in family support. In several studies, SWB is strongly related to EA family support, but has not focused on the conditions of intact and non-intact EA families. This study examines the relationship between family support in intact and non-intact EA families on their SWB, and then compares it. The number of respondents was 86 men and 114 women aged 18-25 years. The results of the pearson correlation analysis and independent sample t-test showed that the correlation results were significant at р=0.000 <0.005 r=0.786 for life satisfaction, r=0.843 for positive affect, and r=-0.688 for negative affect. The comparison results prove that EAs with intact families are higher in cognitive SWB and positive affect, while EAs with incomplete families are higher in negative affect SWB. So it is important for EAs from both intact and non-intact families to get adequate family support."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khumaira Azzahrah Shakti Sahidah
"Berbagai perubahan yang dialami pada saat bertransisi ke perguruan tinggi dapat memengaruhi afek positif dan negatif subjective well-being, tetapi perceived social support dapat berfungsi sebagai pelindung (stress-buffer). PSS memiliki tiga sumber, yaitu teman, keluarga, dan significant other. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama dari setiap dimensi atau sumber PSS terhadap afek positif dan negatif SWB serta sumber manakah yang memiliki pengaruh lebih besar terhadap afek positif dan negatif SWB. Partisipan terdiri dari 361 mahasiswa baru S1 yang berusia 18-21 tahun dan melaksanakan pembelajaran daring sehingga saat ini tinggal bersama keluarga. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik statistika multiple linear regression dengan metode stepwise. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PSS keluarga dan significant other merupakan sumber yang berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap afek positif. PSS keluarga memiliki peran yang lebih besar daripada PSS significant other terhadap afek positif (R2 = 0,215, p< 0,001). Selanjutnya, PSS keluarga merupakan satu-satunya sumber yang secara negatif dan signifikan berpengaruh terhadap afek negatif (R2 = 0,066, p< 0,001). Hasil penelitian dapat dimanfaatkan oleh konselor mahasiswa di perguruan tinggi.

Changes experienced by freshmen when transitioning to college influence both their positive and negative affects of SWB, but the existence of perceived social support may act as a protector (stress-buffer). PSS has three sources, namely friends, family, and significant other. Thus, this study aims to determine the joint effect of each dimension or source of PSS towards positive and negative affects of SWB and which sources have a greater influence towards positive and negative affects of SWB. Participants consisted of 361 freshmen college students aged 18-21 years and attended lectures by an online learning system so they currently live with their families. Data analysis is done using multiple linear regression statistical techniques with stepwise method. The results showed that family and significant other PSS are sources that have a positive and significant effect toward positive affect. Family PSS has a greater role than the significant other PSS toward positive affect (R2 = 0.215, p <0.001). Furthermore, family PSS is the only source that has a negative and significant effect toward negative affect (R2 = 0.066, p <0.001). The research results can be used by student counselors in universities"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noori Lukman Pradipto
"Selama masa pandemi Covid-19, tantangan yang dihadapi oleh guru semakin berat
dengan strategi mengajar yang baru. Hal tersebut membuat guru kesulitan untuk
mempertahankan kesejahteraan psikologis mereka terutama guru perempuan yang mengajar di tingkat SD. Stres yang dirasakan oleh guru perempuan semakin bertambah dengan beban sebaga seorang ibu yang mengurus anak. Komunikasi antara anggota keluarga diasumsikandapat membantu guru untuk melewati masa sulit selama pandemi Covid-19. Penelitian inidilakukan untuk melihat peran pola komunikasi keluarga, baik dimensi conversation ataupun conformity, sebagai mediator dalam hubungan antara perceived social support dengan psychological well-being. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan teknik pengambilan sampel convenient sampling dari guru perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara perceived social support
dengan psychological well-being baik secara langsung (β = 0.57, t(117) = 7.91, p = 0.000), maupun tidak langsung melalui pola komunikasi keluarga dimensi conversation (coefficient = 0.42, SE = 0.07, CI = 0.27 - 0.56). Di sisi lain, pola komunikasi keluarga yang mementingkan konformitas dalam berpendapat tidak berperan sebagai mediator karena tidak menunjukkan hubungan yang signifikan dengan psychological well-being (coefficient = -0.11, SE = 0.10, CI = -0.32 - 0.10, p = 0.300). Salah satu limitasi penelitian ini adalah penelitian
ini hanya dapat dilakukan masa pandemi akan tetapi hasil yang didapatkan mengimplikasikan bahwa dukungan sosial dari berbagai pihak sangat dibutuhkan oleh guru dalam menghadapi masa pandemi agar dapat menjadi bahagia, terlepas dari pola komunikasi di rumah. Meskipun demikian, pola komunikasi yang mementingkan kehangatan dalam berpendapat dan keterbukaan dapat menjadi salah satu bentuk dukungan sosial yang menunjang psychological well-being guru di situasi pandemi.

During the Covid-19 pandemic, teachers are facing more challenges such as new teaching strategies. Thus, makes it difficult for teachers to maintain their psychological well-being especially female teachers who teach elementary students. Some of those female teachers have responsibilities as mothers at home. The burden of caring for children in home increasing the stress felt by these teachers. It is assumed that communication between family members can help teachers through difficult times during the Covid-19 pandemic. This
research was conducted to see whether conversation or conformity dimension within family communication pattern can act as mediator in the relationship between perceived social support and psychological well-being. This research is non-experimental study with convenient sampling technique given to female teachers. The result indicates that there is significant relationship between perceived social support and family communication pattern, either directly (β = 0.57, t(117) = 7.91, p = 0.000) or indirectly through the conversation
dimension within family communication family patterns (coefficient = 0.42, SE = 0.07, CI = 0.27 - 0.56). On the other hand, family with high conformity dimension do not act as mediator in relationship between perceived social support and psychological well-being (coefficient = -0.11, SE = 0.10, CI = -0.32 - 0.10, p = 0.300). One of the limitation of this study is this study can only be conducted in pandemic Covid-19 situation but the results obtained shows that social support from various sources is needed by teachers in order to be mentally healthy and happy regardless of communication patterns at home. However, communication patterns that emphasize warmth and openness can be one of the social
support that teachers needed in this pandemic situation.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aristawidya Alyani
"Pandemi Covid-19 menimbulkan adanya kebijakan untuk menerapkan Bekerja dari Rumah (BDR). Karyawan tidak memiliki pilihan selain mengikuti kebijakan tersebut, karena itu perubahan kondisi dan metode kerja menimbulkan tekanan yang berdampak pada kesejahteraan psikologis para karyawan. Berdasarkan hal itu, kesejahteraan psikologis karyawan perlu diteliti, khususnya pada karyawan BDR di Indonesia pada masa pandemi Covid-19. Penelitian ini juga dilakukan untuk melihat hubungan antara thriving at work dan keterlibatan kerja dengan kesejahteraan psikologis para karyawan BDR di masa pandemi Covid-19, serta peran mediasi keterlibatan kerja. Responden penelitian berjumlah 205 karyawan BDR di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa thriving at work dan keterlibatan kerja mampu menjadi prediktor dari kesejahteraan psikologis karyawan BDR di Indonesia pada masa pandemi Covid-19. Thriving at work juga dapat menjadi prediktor dari keterlibatan kerja karyawan BDR di Indonesia pada masa pandemi Covid-19. Namun demikian keterlibatan kerja tidak memiliki peran sebagai mediator terhadap hubungan thriving at work dengan kesejahteraan psikologis. Selain itu, partisipan dengan frekuensi BDR sebanyak 1 sampai 2 hari per minggu memiliki skor kesejahteraan psikologis dan thriving at work yang lebih tinggi dibandingkan partisipan dengan frekuensi BDR sebanyak 3 sampai setiap hari per minggu. Hal tersebut sejalan dengan penelitian sebelumnya yang mengatakan bahwa frekuensi BDR menjadi penentu kesejahteraan psikologis para karyawan.

Covid-19 pandemic led to implementation of Work from Home (WFH). Employees do not have other choices than to follow the policy, therefore changes in working conditions and methods create pressure that has an impact on the psychological well-being of employees. Therefore, the psychological well-being of employees needs to be re-examined, especially for WFH employees in Indonesia during the Covid-19 pandemic. This research was conducted to see the relationship between thriving at work and work engagement with psychological well-being of Indonesia's employees who work from home and whether work engagement has a mediating role on the relationship between thriving at work and psychological well-being. The participants of this research consist of 205 Indonesian WFH Employees. The results show that thriving at work and work engagement can be the predictors of psychological well-being of employees who work from home in Indonesia during Covid-19 pandemic. In this study, thriving at work can also be a predictor of work engagement of employees who work from home in Indonesia during Covid-19 pandemic. However, work engagement does not have a mediating role on the relationship between thriving at work and psychological well-being. Participants with WFH intensity of 1 to 2 days per week had higher psychological well-being and thriving at work than those of 3 to every day per week. This is in line with previous research which says that the WFH intensity is one of the determinants of the psychological well-being of employees."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aswin Hardi
"COVID-19 berdampak sangat signifikan pada kehidupan banyak orang dan mungkin memiliki efek buruk pada kesehatan mental. Kesejahteraan psikologis perawat menjadi perhatian utama di masa COVID-19. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi hubungan antara dukungan sosial dan strategi koping dengan kesejahteraan psikologis perawat. Desain penelitian ini cross-sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dengan jumlah 147 perawat. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dukungan sosial MSPSS (Multidimentional Scale of Perceived Social Support), strategi koping Ways of Coping dan kesejahteraan psikologis RSPWB (Ryff’s Scale of Psychological Well-Being). Analisis univariat, bivariat menggunakan uji chi square dan analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik berganda. Hasil penelitian menunjukkan 49,7% kesejahteraan psikologis rendah dan 50,3% tinggi; 83,7% tingkat dukungan sosial yang tinggi dan 97,3% strategi problem focused coping. Tidak terdapat hubungan antara dukungan sosial dengan kesejahteraan psikologis (p 0,110), namun perawat yang mempersepsikan dukungan sosial tinggi mempunyai peluang memiliki kesejahteraan psikologis yang tinggi 2 kali dibandingkan perawat yang mempersepsikan dukungan sosial sedang setelah dikontrol variabel jenis kelamin (OR 2,354). Tidak ada hubungan strategi koping dengan kesejahteraan psikologis perawat (p 0,366). Perawat dapat meningkatkan kesejahteraan psikologis dengan cara pengembangan profesional berkelanjutan tenaga keperawatan seperti melanjutkan pendidikan keperawatan ke jenjang yang lebih tinggi dan pelatihan berorientasi kognitif-perilaku serta mengikuti program berbasis kesadaran.

COVID-19 has had a very significant impact on the lives of many people and may have adverse effects on mental health. Nurses' psychological well-being is a major concern during COVID-19. The purpose of the study was to identify the relationship between social support and coping strategies with nurses' psychological well-being. This research design is cross-sectional. Sampling used a total sampling technique with a total of 147 nurses. Data collection used the MSPSS (Multidimentional Scale of Perceived Social Support) social support questionnaire, Ways of Coping coping strategies and RSPWB (Ryff's Scale of Psychological Well-Being) psychological well-being. Univariate analysis, bivariate using chi square test and multivariate analysis using multiple logistic regression test. The results showed 49.7% low psychological well-being and 50.3% high; 83.7% high level of social support and 97.3% problem focused coping strategy. There was no relationship between social support and psychological well-being (p 0.110), but nurses who perceived high social support had 2 times the chance of having high psychological well-being compared to nurses who perceived moderate social support after controlling for gender variables (OR 2.354). There was no relationship between coping strategies and nurses' psychological well-being (p 0.366). Nurses can improve psychological well-being by means of continuous professional development of nursing personnel such as continuing nursing education to a higher level and cognitive-behavioral oriented training and participating in mindfulness-based programs."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Clara Nuhermaria Agusta
"Pandemi Covid-19 membawa sejumlah tantangan dalam dunia pendidikan, kususnya terkait proses belajar-mengajar siswa. Pandemi Covid-19 membawa sejumlah konsekuensi psikologis pada kondisi emosi siswa dan hal ini memengaruhi tingkat subjective well-being secara kusus dalam konteks sekolah. Sayangnya, penelitian mengenai dampak pandemi Covid-19 pada subjective well-being di sekolah masih belum banyak dilakukan di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor-faktor internal yang diperkirakan dapat menjadi prediktor dari subjective well-being siswa di sekolah. Secara lebih spesifik, penelitian ini ingin melihat peran academic resilience dan student engagement terhadap subjective well-being yang dimediasi oleh academic hope pada pelajar SMA. Partisipan penelitian ini adalah 509 siswa SMA, SMK dan MA di Jabodetabek. Analisis dilakukan menggunakan uji structural equation modelling (SEM) dan diketahui bahwa model penelitian yang dikembangkan fit dengan data (RMSEA= 0.066 , GFI=0.901, NFI =0.901). Academic hope diketahui memediasi secara penuh hubungan antara student engagement dan subjective well-being, dan memediasi parsial hubungan antara academic resilience dengan subjective well-being. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan psikolog sekolah untuk mengembangkan academic resilience, student engagement, dan juga academic hope sebagai upaya untuk meningkatkan subjective well-being siswa di sekolah.

The Covid-19 pandemic has brought a number of challenges in the world of education, especially related learning process of students. The are some psychological consequences caused by the pandemic, it affects student’s emotional state and also the level of student’s subjective well-being, in particular in the school context. Unfortunately, research on the impact of the Covid-19 pandemic on subjective well-being in schools is still not widely carried out in Indonesia. Therefore, this study aims to look at the internal factors that are thought to be predictors of the subjective well-being of students at school. More specifically, this study wants to see the role of academic resilience and student engagement on subjective well-being mediated by academic hope in high school students. The participants of this study were 509 senior high school, vocational and MA students in Jabodetabek. The analysis was carried out using the structural equation modeling (SEM) test and it is known that the research model developed fits the data (RMSEA = 0.066 , GFI = 0.901, NFI = 0.901). Academic hope is known to fully mediate the relationship between student engagement and subjective well-being, and partially mediate the relationship between academic resilience and subjective well-being. The results of this study can be used as a reference for school psychologists to develop academic resilience, student engagement, and also academic hope as an effort to improve the subjective well-being of students in schools."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gerardine Genoveva Saulina
"Tantangan penyesuaian peran ganda yang disebabkan oleh pandemi COVID-19 memberikan dampak buruk pada psychological well-being ibu yang bekerja, khususnya pada ibu yang bekerja dengan anak kelas 1-3 sekolah dasar karena adanya tantangan perkembangan serta perubahan sistem pembelajaran akibat pandemi COVID-19. Mindful parenting merupakan gaya pengasuhan yang dapat diterapkan untuk menghindari penurunan psychological well-being. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk melihat kontribusi mindful parenting terhadap psychological well-being pada ibu bekerja dengan anak yang duduk di kelas 1 sampai dengan 3 SD. Mindful parenting dan psychological well-being pada ibu bekerja dengan anak yang duduk di kelas 1 sampai dengan 3 SD (N=310) diukur menggunakan Interpersonal Mindfulness in Parenting Scale dan Ryff’s Scale of Psychological Well-being. Hasil analisis statistik regresi linear sederhana menunjukkan bahwa mindful parenting memiliki kontribusi yang positif dan signifikan terhadap psychological well-being.

The challenge of adjusting to multiple roles caused by the COVID-19 pandemic has a negative impact on the psychological well-being of working mothers. Especially for mothers who work with children in grades 1-3 of elementary school due to developmental challenges and changes in the learning system due to the COVID-19 pandemic. Mindful parenting is a parenting style that can be applied to avoid a decrease in psychological well-being. This correlational study aims to examine the contribution of mindful parenting to psychological well-being in working mothers with children who are in grades 1 to 3 of elementary school. Mindful parenting and psychological well-being of working mothers with children in grades 1 to 3 of elementary school (N=310) were measured using the Interpersonal Mindfulness in Parenting Scale and Ryff's Scale of Psychological Well-being. The results of simple linear regression statistical analysis showed that mindful parenting had a positive and significant contribution to psychological well-being."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pradnya Corinelia
"Kegiatan perilaku prososial semakin sering terjadi pada situasi krisis, seperti situasi pandemi COVID-19. Dalam upaya pencegahan dan penanganan pandemi COVID-19, pemerintah membuat kebijakan pembatasan sosial sehingga memengaruhi kondisi well-being masyarakat. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk melihat adanya hubungan antara perilaku prososial dan well-being pada dewasa muda setelah berakhirnya pembatasan sosial COVID-19. Sejumlah 409 individu dewasa muda berusia 18-29 tahun yang berdomisili di Jabodetabek berpartisipasi dalam penelitian ini. Perilaku prososial diukur menggunakan alat ukur Prosocialness Scale for Adults (PSA) (Caprara dkk., 2005) dan well-being diukur menggunakan alat ukur PERMA Profiler (Butler & Kern, 2016). Hasil analisis korelasi menggunakan Pearson correlation menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara perilaku prososial dan well-being (r(409)= 0.487, p < 0.01, r2=0.237).

Prosocial activities are happening more often during the time of a crisis, like the COVID-19 pandemic situation. As a measure to prevent and manage the COVID-19 pandemic, changes in regulations are made by the government which limit people’s daily activities and thus potentially affect their well-being. Therefore, this study aimed to see a relationship between prosocial behavior and well-being in young adults’ post COVID-19 pandemic. The study sample is 409 young adults between the ages of 18-29 years old living in Jakarta greater area (Jabodetabek). Prosocial behavior was assessed with Prosocialness Scale for Adults (PSA) (Caprara et al., 2005) and well-being was assessed with the PERMA Profiler (Butler & Kern, 2016). Result in correlation by Pearson correlation technique shows a significant and positive relationship between prosocial behavior and well-being (r(409)= 0.487, p < 0.01, r2=0.237)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>