Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 101913 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahmad Zaki Risadi
"Dalam 5-6 tahun terakhir, pembangunan infrastruktur di Indonesia dipercepat. Banyak masalah terkait pengadaan lahan yang terjadi, karena itu digunakan struktur jembatan slab-on-pile sebagai solusi. Akibat properti unik struktur slab-on-pile dimana batasan antara struktur atas dan bawahnya yang sangat ambigu, dan fakta bahwa struktur slab-on-pile banyak digunakan pada proyek jalan tol elevated sedangkan menurut KKJTJ, setiap jembatan elevated yang panjangnya melebihi 3 km perlu dilakukan uji dinamik, maka dari itu, perlu dilakukan pengujian dinamik lateral terhadap struktur slab-on-pile agar bisa dianalisis karakteristik dinamiknya. Pada penelitian ini, pengujian dinamik lateral menggunakan eccentric mass shaker dilakukan terhadap struktur jembatan slab-on-pile agar diketahui frekuensi alaminya. Data yang diolah menggunakan proses FFT (fast fourier transform) dan FDD (frequency domain decomposition) divalidasi terhadap beberapa model struktur yang divariasikan dalam permodelan pondasinya serta jenis elemen yang digunakan. Terdapat 3 variasi jenis permodelan pondasi yaitu Full (dimodelkan seutuhnya), Fix.Point (dijepit pada taraf penjepitan lateral) dan Ground (dijepit pada elevasi ground) dan 2 variasi jenis elemen yang digunakan yaitu Frame & Shell dan Elemen Solid. Model dibuat menggunakan program Midas Civil.
Didapatkan nilai frekuensi alami struktur sebesar 3.3 Hz dalam arah longitudinal dan 4.5 Hz dalam arah transversal. Frekuensi alami dari pengujian setara dengan model dalam arah longitudinal, namun jauh lebih besar dari model dalam arah transversal. Hal ini karena dalam proses pemancangan spun pile, terjadi pemadatan tanah di sekelilingnya sehingga dalam arah transversal, dimana jarak antar pile kecil, kekakuan tanah meningkat. Dari penelitian ini juga didapat kesimpulan bahwa model yang paling akurat untuk memodelkan struktur slab-on-pile adalah model struktur yang dijepit pada taraf penjepitan lateral yang menggunakan elemen frame dan shell (FS- FIX.POINT) untuk arah longitudinal dan model struktur yang dijepit pada elevasi ground yang menggunakan elemen frame dan shell (FS-GROUND) untuk arah transversal.

In the last 5-6 years, infrastructure development in Indonesia has accelerated greatly. This causes land availability issues, which are solved by implementing slab-on-pile structures for bridge construction. Due to slab-on-pile bridges not having a clear border between their superstructure and substructure, and the fact that slab-on-pile bridges are often used for elevated toll road projects where KKJTJ states that all elevated toll roads spanning over 3 km must be assessed for its dynamic capabilities, a lateral dynamic test becomes relevant to conduct in order to analyze the structure’s dynamic characteristics.. In this research, a slab-on-pile bridge structure is tested for its lateral dynamic capacities using an eccentric mass shaker so that its natural frequencies can be obtained. The data processed using the FFT (fast fourier transform) and FDD (frequency domain decomposition) methods are compared with the values obtained from numerical models made using Midas Civil. Several models were made with variations on the spun pile foundation modelling method and the elements that were used for the model. Three spun pile foundation modelling method variations were used: Full (foundation fully modelled), Partial (foundation fixed at its fixity point), and Ground (foundation fixed at ground level); two variations of elements were used: Frame & Shell and Solid Element. The tests result in a longitudinal natural frequency of 3.3 Hz and a transversal natural frequency of 4.5 Hz. The longitudinal natural frequency is similar with the model’s longitudinal natural frequency. However, the transversal natural frequency is 16.9 – 32.8% higher than the model’s transversal natural frequency. This is caused by the erection of the spun pile foundation that causes its surrounding soil in the transversal direction to condense, which in the case of very short pile spacing distances, causes the soil stiffness to increase. The tests and models also show that the most accurate model in the longitudinal direction is the FS-FIX.POINT model which were given fixed restraints at its fixity point and is modelled using the frame & shell elements. In the transversal direction, the most accurate model is the FS-GROUND model which were given fixed restraints at ground level and is modelled using frame & shell elements."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chindika Ashilah
"ABSTRAK
Setelah terjadinya gempa yang menyebabkan kerusakan pada sambungan (Northridge earthquake), konsep strong colomn-weak beam ini menjadi pusat perhatian para peneliti di dunia. Seperti yang diketahui bahwa Indonesia merupakan Negara yang rawan gempa, hal ini disebabkan letak Indonesia yang berada di antara lempeng Australia, lempeng Eurasia dan lempeng pasifik. Selain itu, juga Indonesia termasuk dalam cincin api pasifik, yang tidak lain gugusan gunung berapi di dunia. Karena salah satu penyebab gempa adalah akibat Gempa melepaskan energi yang dilepaskan ke kulit bumi. Disipasi energi yang dilepaskan ini akan diterima di bangunan. Oleh sebab itu, konsep strong colomn-weak beam merupakan konsep yang mengharapkan sendi plastis terjadi pada balok dan tidak terjadi pada sambungan. Kegagalan pada sambungan sendiri sulit diprediksi sehingga diusahakan untuk dihindari. Maka, oleh sebab itu, muncul teori mengenai reduced beam section (RBS) dimana pada RBS ini sayap balok mengalami perlemahan sehingga sendi plastis diharapkan terjadi pada area tersebut. Belum adanya penelitian mengenai bangunan SRPMK dengan RBS diberikan pembebanan sinusoidal menjadi salah satu latar belakang dilakukannya penelitian ini, sehingga pada penelitian dilakukan uji eksperimental dengan memberikan beban sinusoidal pada struktur untuk melihat respon strukturnya.

ABSTRACT
After the earthquake that caused damage to the connection (Northridge earthquake), the concept of the strong column-weak beam became the center of attention of researchers in the world. As it is known that Indonesia is an earthquake prone country, this is due to the location of Indonesia which is located between the Australian plate, the Eurasian plate and the Pacific plate. Besides that, Indonesia is also included in the Pacific ring of fire, which is no other than a group of volcanoes in the world. Because one of the causes of the earthquake was due to the Earthquake releasing energy released into the earth's skin. Dissipation of the energy released will be accepted in the building. Therefore, the concept of strong colomn-weak beam is a concept that expects plastic hinge to occur in beams and does not occur in joints. Failure on the connection itself is difficult to predict so it is tried to be avoided. Therefore, the theory arises about the reduced beam section (RBS) where in this RBS the beam flange is weakened so that plastic hinge are expected to occur in that area. The absence of research on the building of SRPMK with RBS given sinusoidal loading is one of the background of this research, so the experimental research was conducted by giving sinusoidal load on the structure to see the structural response."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nieke Anggia Puri Zulhaida
"ABSTRAK
Karakteristik dinamik struktur yang berupa periode getar dan pola ragam getar
suatu struktur eksisting dapat diperoleh melalui pengolahan data monitoring
vibrasi struktur tersebut.
Pada penelitian ini, monitoring vibrasi dilakukan dengan menggunakan 5 buah
triaxial accelerometer yang diletakkan dengan beberapa pola pada lantai
jembatan. Dengan menggunakan Transformasi Fourier didapat respons struktur
dalam domain frekuensi. Dari respons spektrum ini kemudian didapat periode
getar dan pola ragam getar alami struktur. Hasil pengujian ini kemudian
dibandingkan dengan hasil analisa dari pemodelan struktur yang dilakukan
dengan program MIDAS.
Dari penelitian ini berhasil dilakukan modal extraction terhadap lima mode
pertama jembatan. Periode getar hasil eksperimen menunjukkan hasil yang identik
dengan hasil pemodelan dimana rata-rata error adalah sebebsar 12.364%. Pola
ragam getar yang diperoleh dari hasil eksperimen cukup identik pula dengan hasil
pemodelan. Dengan menggunakan metode Half Power Bandwidth didapat pula
redaman struktur yang berkisar antara 1.757 – 5.13%.

ABSTRACT
Dynamic characteristics of structure which consist of natural period of vibration
and mode shape of an existing structure can be obtained from analysis of vibration
monitoring data of the structure.
In this research, an experimental vibration monitoring field investigation is
presented. The experimental procedure involves instrumenting 5 triaxial
accelerometer that located on bridge deck in a few layout arrangements. By
implementing Fourier Transform structure response in frequency domain is
obtained. From this response spectrum natural period of vibration and mode shape
of structure can be extracted. Finite element model of the bridge using MIDAS
software is validated against experimental results.
Result shows that from experimental, modal extraction of 5 first mode of the
bridge has been accomplished. Natural period based on experimental result shows
identical result compared to the modelling results with average error of 12.364%.
Mode shape based on experimental result and modelling result are also identical.
By implementing Half Power Bandwidth method damping ratio of bridge is
ranging from 1.757% to 5.13%."
2013
T35422
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwinita Apritasari
"ABSTRAK
Dalam sistem EBF, jarak link memiliki fungsi untuk memberikan
penampang yang lemah pada frame sehingga akan memberikan kapasitas deformasi plastis dan mendisipasi energi yang muncul akibat gempa. Link yang cukup panjang maka disipasi energi diperoleh dari flexural yielding, sementara link tidak terlalu panjang, maka link akan mengalami shear yielding. Shear yielding memungkinkan untuk terjadinya pengembangan deformasi plastis yang besar tanpa adanya
pengembangan strain lokal berlebihan yang muncul pada flexural yielding. Oleh karena itu, sistem EBF dengan shear yielding link lebih stabil dan menunjukkan daktilitas yang lebih baik dibandingkan dengan flexural yielding link.
Dalam perkembangan dunia arsitektur, bangunan tidak hanya dilihat
berdasarkan fungsi dan kekuatannya, namun juga estetika dan seninya. Jika dinilai berdasarkan fungsi dan estetika, frame tanpa bracing lebih baik digunakan untuk penggunaan ruang seperti jendela dan bukaan pada dinding lainnya. Namun, jika dibandingkan dengan sistem bangunan tanpa bracing, sistem bangunan dengan bracing akan menunjukkan kekuatan yang lebih baik terhadap beban lateral.
Sehingga untuk dapat mengimbangi kebutuhan kekuatan dan estetika bangunan, flexural yielding link dapat dijadikan sebagai aternatif solusi karena mampu memberikan ruang yang lebih luas dibandingkan dengan shear yielding link.
Pada penelitian ini, dilakukan eksperimen pada portal baja dengan sistem struktur Eccentrically Braced Frames (EBF) dengan menggunakan flexural link dan menggunakan analisa dinamik dengan menggunakan eccentric mass shaker. Dilakukan juga pemodelan numerik pada portal tersebut dengan software OpenSEES.

ABSTRACT
In an EBF system, the length of a link functions to give a frame a weak section that provides a plastic deformation capacity and dissipates energy that emerges from earthquakes. Longer links dissipate energy through flexural yielding while shorter links dissipate energy through shear yielding. Shear yielding allows for larger development of plastic deformation without experiencing excessive local strain, as is what happens when links experience flexural yielding. For that reason,
shear link EBFs tend to be more stable and more ductile than flexural link EBFs.
A look from the perspective of the world of architecture denotes that a
structure is not only seen from its function and strength, but also its aesthetic and artistry. Functionally and aesthetically speaking, unbraced frames are better utilized for windows and other wall openings. However, braced frames have been known to show better resistances to lateral loading when compared with unbraced frames. To resolve this issue between strength and aesthetics, flexural link EBFs proves to
be a viable alternative because of its ability to provide larger clearance space than shear link EBFs.
In this research, an experiment will be conducted on a steel frame utilizing the flexural link Eccentrically Braced Frame (EBF) system. A dynamic analysis using an eccentric mass shaker will be conducted. The frame will also be numerically modelled on OpenSEES."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sastradinata
"Jembatan merupakan infrastruktur dari jaringan jalan dan bagian dari alat peningkatan aktivitas perekonomian baik dari skala daerah maupun nasional. Perawatan jembatan sangat diperlukan, untuk merawat jembatan diperlukan kemampuan manusia dalam penguasaan ilmu pengetahuan yang mendukungnya dan penguasaan teknologi. Tujuan penulisan karya ilmiah ini menganalisa kemungkinan penyebab keruntuhan jembatan gantung yaitu pertama pengaruh variasi gaya dinamik dengan tiga parameter tetap yaitu beban lalu lintas satu sisi (asimetris), lokasi penarikan kabel satu sisi (asimetris), dan efek kekakuan rangka 100%. Kedua menganalisa pengaruh variasi efek kekakuan rangka dengan tiga parameter tetap yaitu beban dinamik, lokasi penarikan kabel satu sisi (asimetris), dan beban lalu lintas satu sisi (asimetris).
Metode analisa dilakukan dengan memasukkan data material, properti penampang, geometri jembatan, modelisasi struktur dalam bentuk tiga dimensi, kemudian melakukan variasi gaya dinamik dan variasi kekakuan rangka menggunakan program komputer berbasis elemen hingga. Kesimpulan dari hasil analisa adalah pada durasi dua detik gaya dinamik yang diberikan berpengaruh besar terhadap gaya-gaya dalam hold clamp. Variasi nilai kekakuan rangka yang diberikan berbanding lurus dengan bertambah besarnya gaya-gaya yang dipikul oleh struktur rangka jembatan. Degradasi material dan elemen pendukung di sekitar hold clamp tidak ikut diperhitungkan dalam studi ini.

Bridge is an infrastructure of road networks economic means of increased activity from both local and national scale. Care is indispensable bridge, the bridge needed to treat human ability in mastering knowledge and mastery of technology that supports it. The purpose of writing this paper analyzes the possible causes of the collapse of a suspension bridge is the first effect of variations in dynamic style with three parameters fixed at one side of the traffic load (asymmetric), the location of the withdrawal cord one side (asymmetrical), and the effect of the stiffness of order 100 %. Both analyze the effect of variations in stiffness effects framework with three fixed parameters are dynamic loads, the location of the withdrawal cord one side (asymmetrical), and the traffic load one side (asymmetrical).
The method of analysis is done by inserting a material data, crosssectional properties, the geometry of the bridge, modelisasi structures in three dimensions, and then do a variety of styles and variations of the dynamic stiffness of the framework using a finite element based computer program. Conclusions from the analysis of the duration of two seconds is a dynamic force that is given a major effect on the forces in the clamp hold. Variations in the value of a given frame stiffness is proportional to the increased magnitude of the forces are carried by the frame structure of the bridge. Degradation of the material and the supporting elements around the clamp hold not taken into account in this study.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S54029
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erdityo Husodo
"Dalam suatu proyek jembatan pemilihan jenis struktur dapat mempengaruhi biaya pelaksanaan dari pembuatan jembatan tersebut. Hal ini menjadi salah satu pertimbangan dalam perencanaan pembuatan jembatan berdasarkan budget yang dimiliki untuk membuat jembatan tersebut. Atas dasar itu penulis ingin mengetahui perbedaan biaya pelaksanaan Jembatan Teknik-Sastra yang terbuat dari struktur Baja (eksisting) dan struktur Beton.
Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan mengetahui biaya pelaksanaan jembatan Teknik - Sastra apabila terbuat dari struktur beton serta dapat mengetahui jenis jembatan yang paling efektif & efisien bagi pelaksanaan proyek Metode penelitian yang dilakukan berupa studi kasusdengan mengumpulkan responden dalam bentuk observasi dan wawancara terhadap pihak-pihak yang terkait dan data yang diambil akan dianalisa dengan membuat perbandingan biaya pelaksanaan proyek antara pelaksanaan pekerjaan jembatan yang telah dilaksanakan sekarang (eksisting), dan pelaksanaan pekerjaan jembatan dengan struktur beton yang akan dibuat.
Dari hasil penelitian ini akan diketahui mana yang lebih murah antara harga konstruksi jembatan Teknik-Sastra dari struktur baja (eksisting) dan Struktur beton. Serta perbandingan harga jembatan Teknik-Sastra dari struktur beton apabila dikerjakan pada tahun 2007 dan dikerjakan pada tahun 2009.

In an bridge project election of structure type can influence the expense of execution of making of bridge. This matter become one of the consideration in the plan making of bridge pursuant to budget had to make the bridge. On the basis of that writer wish to know difference of expense execution of Bridge of Teknik-Sastra the madeness of Steel structure (eksisting) and Concrete structure.
This research aim to to comprehend and know the expense of execution of Technique bridge - Art if is made from concrete structure and also can know most effective bridge type & ad for for execution of conducted Method research project in the form of study of kasusdengan collect responder in the form of interview and observation to related/relevant partys and taken data will be analysed made comparison of expense execution of project between execution of work of bridge which have been executed now (eksisting), and execution of work of bridge with concrete structure to be made.
From this research result will know whichly is which is cheaper [among/between] bridge construction price of Teknik-Sastra of steel structure (eksisting) and Structure concrete. And also comparison of bridge price of Teknik-Sastra of concrete structure if done in the year 2007 and done in the year 2009.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50525
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Christian
"ABSTRAK
Dalam kehidupan sehari-hari, temperatur jarang diperhitungkan dalam proses perancangan dan pemantauan struktur, dimana mayoritas insinyur dan praktisi menitikberatkan proses desain pada pembebanan gravitasi dan lateral, seperti gempa dan angin. Padahal, pada kasus-kasus tertentu, temperature bisa menjadi faktor penentu pada struktur, secara khusus pada jembatan bentang panjang. Terlebih lagi, statistik menunjukan bahwa temperatur di muka bumi cenderung terus meningkat, sehingga dapat mengakibatkan pula besarnya dampak yang ditimbulkan akibat perubahan temperatur ini, dan dapat menyebabkan perubahan parameter-parameter struktur, salah satunya adalah parameter dinamik, seperti frekuensi natural dan mode shape, yang akan menjadi fokus penelitian ini. Parameter dinamik dipilih karena memiliki hubungan langsung dengan parameter fisik, yaitu massa dan kekakuan struktur. Sehingga, saat parameter fisik mengalami perubahan, parameter dinamik juga akan segera mengalami perubahan. Perubahan ini juga cenderung dapat menurunkan kinerja struktur, dan menyebabkan perbedaan karakteristik struktur. Dalam peraturan, dijelaskan bahwa struktur diizinkan untuk memiliki nilai simpangan parameter sampai dengan 10 dari kondisi ideal untuk dapat dikategorikan sebagai struktur yang sehar. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengobservasi pengaruh temperatur terhadap perubahan parameter struktur, dengan menjadikan salah satu jembatan busur dengan perletakan sendi di Bangkinang, Riau, Indonesia sebagai objek studi kasus. Penelitian dilakukan dengan memodelkan struktur dengan prinsip finite element secara 3D, pemodelan matematis secara 2D, dan pengujian getaran langsung di lapangan. Dari penelitian ini didapati perbedaan temperatur dapat menyebabkan simpangan frekuensi natural struktur sebesar 3.63 .

ABSTRACT
Seldom is temperature change effect taken into account in structural design and monitoring, since many engineers are focusing only on gravitational and lateral forces, such as wind and earthquake loadings. However, in some cases temperature may be the governing load case in design and monitoring process, especially for a long span bridge. Moreover, statistics have shown that the world rsquo s temperature is gradually increasing nowadays, which means the range of the temperature is raising up. As the range of temperature increases, the resulting temperature effect will also increase. This may cause an alteration to some parameters of the structure, such as dynamics parameters, which will be a focusing object in this research. These parameters are directly corelated to physical parameters, e.g. mass and stiffness. Hence, as the physical parameters has any kind of change, dynamic parameters will also definitely change. This alteration may decrease the health index of the structure. In some regulations, the deviation of the value of natural frequencies, as one of dynamics characteristics, is limited as 10 . This study is intended to observe the health index of the case study bridge and to observe the effect of temperature to dynamics performance of a pinned supports arch bridge in the Province of Riau, Indonesia, and it was found, by modeling the structure in Finite Element FE Model and performing vibration testing, that temperature difference has caused the natural frequencies of the bridge to vary up to 3.63 . "
2018
T50951
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadilah Putera Ansari
"Jembatan gantung merupakan salah satu bentuk jembatan non-standar. Jembatan non-standar merupakan jembatan dengan kompleksitas tinggi baik dalam perencanaan, pelaksanaan, maupun pemeliharaannya sehingga pemahaman perilaku jembatan gantung harus berdasarkan analisis statik dan dinamik. Pada masa layan, permasalan jembatan gantung umumnya mengenai kenyamanan bagi penggunanya saat melintasi jembatan atau saat dihembus angin. Faktor kenyamanan ini ditentukan bagaimana jembatan bergetar saat diberi beban dinamik seperti beban pejalan kaki maupun angin. Tujuan penelitian ini melakukan konfigurasi frekuensi alami struktur dengan mengkonfigurasi geometri jembatan gantung dapat memperbaiki perilaku statis dan dinamis struktur. Penelitian ini dilakukan dengan memodelkan jembatan gantung dengan berbagai variasi konfigurasi struktur seperi penerapan kabel angin yang diberikan prestress, bentuk pylon, sag ratio, dek, dah camber menggunakan MIDAS Civil. Objek penelitian yang digunakan sebagai dasar konfigurasi merupakan jembatan gantung baja pejalan kaki berbentang 120 meter. Melakukan konfigurasi frekunesi struktur dengan mengubah konfigurasi struktur secara tidak langsung melakukan konfigurasi massa struktur. Berdasarkan hasil pemodelan dan pengecekan didapatkan konfigurasi model dengan dek sokongan segitia dan penggunaan kabel angin yang diberi prestress menunjukkan perilaku statik dan dinamik yang lebih baik terhadap objek penelitian dengan beberapa parameter yang menjadi acuan.

The suspension bridge is a non-standard bridge form. Non-standard bridge are bridges with high complexity in planning, implementing, and maintaining so, understanding the behavior of suspension bridges must be based on static and dynamic analysis. During its service period, the problem of a suspension bridge is mostly about the comfort of its users when crossing the bridge or when the winds blow. This comfortable factor is determined by how the bridge vibrates when given dynamic loads such as pedestrian loads or wind pressure. The purpose of this study is to configure the natural frequency of the structure by configuring the suspension bridge geometry to improve the static and dynamic behavior of the structure. This research was conducted by modeling suspension bridges with various variations of structural configurations such as the application of wind cable with prestress, pylon shape, sag ratio, deck, and camber using MIDAS Civil. The object of this research that is used as the basis for the configuration is a pedestrian steel suspension bridge 120 meters span. Configuring the frequency of the structure by changing the configuration of the structure indirectly configures the mass of structure. Based on the results of modeling and checking it was found that the configuration of the model with a triangular support deck and using prestressed wind cables showed better static and dynamic behavior on the research object with several parameter as references."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Dixon Octora
"Mixed-use building secara struktural dapat diartikan sebagai struktur podium yang memiliki beberapa tower, dimana seringkali dalam analisis, struktur podium dan tower dimodelkan secara terpisah dengan mengasumsikan terjepit pada level atap podium. Pada penulisan ini akan dilakukan analisis dinamik 3D struktur podium yang memiliki beberapa tower sebagai satu kesatuan dengan bantuan program Etabs untuk mengetahui nilai diaphragm mass, eigenvector, dan periode dari struktur tersebut. Kemudian perhitungan akan dilakukan secara manual untuk mengetahui faktor partisipasi massa dan gaya geser dari masing-masing subsistem yang terdiri dari tower dan podium. Dari hasil simulasi dan analisis menunjukkan bahwa periode getar struktur podium multi tower lebih ditentukan oleh periode getar dari sub-struktur tower yang tertinggi atau sub-struktur yang memiliki kekakuan yang kecil. Nilai faktor partisipasi massa total struktur walaupun nilainya kecil tetapi tidak bisa diabaikan karena masih mempunyai kontribusi yang cukup signifikan terhadap respons struktur secara keseluruhan. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa gaya geser di atap podium pada analisis secara terpisah memberikan hasil yang lebih besar dibandingkan dengan analisis secara lengkap sehingga dari segi keamanan, analisis secara terpisah lebih aman dibandingkan dengan analisis secara lengkap, namun dari segi desain analisis terpisah tidak ekonomis dibandingkan dengan analisis secara lengkap.

A Mixed-use building, in structural can be interpret as a podium structure with several towers, which common in analyzing modeled separately by means the towers assumed to be fixed at podium's roof level. In this study, 3D dynamic analysis will be performed by ETABS program to find out diaphragm mass, eigenvector, and period of the multi towers podium structure which is modeled completely as a unity. Then, manual calculation will be performed to find out mass participation factors and shear force from each of sub-system that consists of tower and podium. From simulation and analysis show that the period of vibration of multi towers podium structure more dominate by the period of vibration from the sub-structure that have highest tower or from the sub-structure that have small stiffness. Total mass participation factors of structures even have a small value but it can't be ignore because is still has a significant contribution to the response of the whole structures. The result also shows that the shear force at podium's roof level from separate analysis bigger than complete analysis, so from the safety aspect, separate analysis safer than complete analysis, but from the design aspect, complete analysis more economic than separate analysis."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50553
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Salangka, Christopher
"Mixed-use building secara structural dapat dianggap sebagai struktur podium yang memiliki beberapa tower yang seringkali dalam analisis, struktur podium dan tower dimodelkan secara terpisah dengan tower diasumsikan terjepit pada lantai atap podium. Pada penulisan ini akan dilakukan analisis dinamik 3D struktur podium yang memiliki beberapa tower sebagai satu kesatuan dengan bantuan program ETABS untuk mengetahui arah dan besaran gaya geser baik pada bagian atap podium maupun dasar podium dengan menggunakan analisa riwayat waktu. Hasil ini kemudian akan dibandingkan dengan hasil analisa respon spektrum.
Dari hasil simulasi dan analisis menunjukkan bahwa perbandingan antara analisa riwayat waktu dan respon spektrum tergolong kecil terutama pada struktur yang memiliki tower kembar, sehingga analisa respon spektrum cukup aman jika digunakan pada struktur podium multi tower. Hasil analisa respon spektrum pada umumnya lebih besar pada atap podium, namun lebih kecil pada dasar podium serta jika tower dimodelkan terpisah. Untuk tower yang memiliki ketinggian yang berbeda, terjadi gaya tekan, tarik maupun geser pada pelat lantai atap podium akibat gerakan tower yang berlawanan arah sehingga perlu diperhatikan lebih lanjut.

A mixed-use building, in structural can be interpret as a podium structure with several towers, which common in analyzing modeled separately by means the towers assumed to be fixed at podium's roof level. In this study, a podium structure with several towers is modeled completely as a unity with 3D dynamic analysis will be performed by ETABS programme to find out the direction and value of the shear force at podium's roof and base level with time history analysis. This output will be compare with response spectrum analysis.
The output of simulation and analysis show that the comparison between time history and response spectrum analysis relatively small, especially the structure which have a twin towers, so the response spectrum analysis can be classified safely if used at multi towers podium structure. Generally, the value of response spectrum analysis had a bigger result at podium's roof level, but smaller at podium's base level and if the tower modeled separately. For the tower which have different level, there are normal and shear force at podium's roof level which happen because of different direction between towers, so it need to be considered.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50651
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>