Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165583 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alzy Maulana Bermanto
"Sistem pengenalan wajah (face recognition system) merupakan salah satu sistem yang dibangun berdasarkan pre-trained model. Sistem ini memanfaatkan teknik biometrik yang menggunakan wajah sebagai pengenalan atau identifikasi seseorang. Implementasi sistem pengenalan wajah dapat diaplikasikan dalam berbagai macam aplikasi seperti sistem absensi untuk mengecek kehadiran, sistem monitoring pengunjung di tempat wisata ataupun tempat-tempat publik, hingga dapat digunakan untuk mengenali tingkah laku seseorang untuk analisis-analisis yang dibutuhkan di berbagai bidang. Dalam penelitian ini, akan diimplementasikan sistem pengenalan wajah untuk sistem absensi menggunakan metode pembelajaran deep learning. Proses training data dan validasi hasil pengenalan wajah akan dibandingkan antara model CNN (Convolutional Neural Network) berarsitektur ResNet-50 dengan VGG16 yang telah dilatih sebelumnya menggunakan dataset Open Data Science (ODSC) untuk mendapatkan model perancangan sistem wajah terbaik. Simulasi real-time dilakukan dengan menggunakan model latih dengan validasi akurasi tertinggi sebesar 98.2%. Model latih yang digunakan dalam simulasi adalah ResNet-50 dengan dataset B sebagai data training serta learning rate sebesar 0.01. Hasil analisis menunjukkan bahwa proses training menggunakan model ResNet-50 jauh lebih ringan dan memberikan hasil model pelatihan dengan validasi akurasi yang lebih tinggi dibanding dengan model VGG16 yang membutuhkan banyak resource selama proses training berlangsung. Pengujian real-time yang dilakukan menunjukkan bahwa model ResNet-50 akan akurat jika memperhatikan beberapa kondisi yang diperlukan seperti jarak deteksi harus 50 hingga 100 cm dari kamera deteksi dan posisi wajah harus lurus menghadap kamera deteksi.

The face recognition system is a system that is built based on a pre-trained model. This system utilizes biometric techniques that use the face as an identification or authentication of a person. The facial recognition system can be applied in various applications such as attendance systems to check attendance, visitor monitoring systems at tourist attractions or public places, and to identify a person's behavior for the analyzes needed in various fields. In this study, a facial recognition system will be implemented for the attendance system using deep learning methods. To obtain the best system design, training, and validation of facial recognition results will be compared between the CNN (Convolutional Neural Network) model with the ResNet-50 and VGG16, which has been previously trained using the Open Data Science (ODSC) dataset. Real-time simulations were carried out using a training model with the highest validation accuracy of 98.2%. The training model used in the simulation is ResNet-50 with dataset B as training data and a learning rate of 0.01. The analysis results show that the training process using the ResNet-50 model is much lighter and provides results with higher accuracy validation than the VGG16 model, which requires a lot of resources during the training process. Real-time testing has shown that the ResNet-50 model will be accurate if it considers several conditions, such as the detection distance must be 50 to 100 cm from the detection camera, and the face position must be in a straight facing towards the detection camera."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafif Fadhilah Ushaim
"Dalam sistem presensi konvensional, seringkali terjadi kecurangan dalam proses presensi baik itu yang menggunakan RFID ataupun manual dengan tanda tangan. Begitu pula dengan presensi menggunakan teknologi pengenalan wajah juga terjadi kecurangan dengan menggunakan foto gambar wajah atau rekaman video,  Oleh karena itu, penelitian ini mengusulkan penggunaan algoritma Deep Learning untuk mendeteksi serangan face spoofing dalam sistem presensi berbasis wajah. Pada pengimplementasiannya digunakan Raspberry Pi 4 Model B agar lebih efektif dan efisien dalam penerapannya. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengumpulkan dataset wajah asli dan palsu, kemudian dilakukan proses pelatihan menggunakan algoritma Deep Learning. Algoritma Deep Learning sudah terkenal efektif dalam mengenali fitur wajah. Dataset yang digunakan dalam penelitian ini adalah kombinasi antara dataset wajah asli dan palsu yang dikumpulkan dari berbagai sumber. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan teknologi pengenalan wajah dengan penerapan algoritma Deep Learning sebagai Face Anti-Spoofing (FAS) mampu mendeteksi serangan face spoofing dalam sistem presensi berbasis wajah. Hal ini terlihat dari tingkat keakuratan yang diperoleh dari proses pengujian yang dilakukan pada sistem presensi yang dikembangkan. Diharapkan sistem presensi ini dapat diimplementasikan secara luas untuk meningkatkan keamanan dan keandalan dalam sistem presensi berbasis wajah.

In conventional attendance systems, cheating often occurs in the attendance process, whether using RFID or manual methods with signatures. Similarly, in attendance systems that utilize facial recognition technology, cheating can occur through the use of facial photos or video recordings. Therefore, this research proposes the use of Deep Learning algorithms to detect face spoofing attacks in facial-based attendance systems. For implementation, Raspberry Pi 4 Model B is employed to enhance effectiveness and efficiency. The methodology utilized in this study involves collecting genuine and fake face datasets, followed by training processes using Deep Learning algorithms. Deep Learning algorithms are renowned for their effectiveness in recognizing facial features. The dataset used in this research is a combination of genuine and fake face data collected from various sources. The results obtained from this research demonstrate that employing facial recognition technology with the application of Deep Learning algorithms as Face Anti-Spoofing (FAS) is capable of detecting face spoofing attacks in facial-based attendance systems. This is evident from the accuracy achieved during the testing process conducted on the developed attendance system. It is hoped that this attendance system can be widely implemented to enhance security and reliability in facial-based attendance systems."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Idham Ramadito
"Proses identifikasi dan pengenalan emosi seseorang selama ini hanya dapat dilakukan secara langsung dengan melihat raut wajahnya secara langsung dan mengolah raut wajah dari orang tersebut untuk mengerti emosi yang sedang dirasakan. Emosi dari raut wajah seseorang merupakan sesuatu yang paling susah dimengerti dan manfaat dari aplikasi yang dapat mengenali emosi ini dari raut wajah seseorang sangat tinggi. Untuk memenuhi minat yang tinggi atas pengenalan emosi pada raut wajah seseorang, penulis berniat untuk mengembangkan sebuah aplikasi yang dapat mengenali emosi seseorang dari raut wajahnya dengan menggunakan machine learning face recognition. Penulis berniat menggunakan framework CNN sebagai algoritma untuk melakukan machine learning face emotion recognition karena algoritma ini yang paling cocok dan mudah untuk digunakan, serta menggunakan arsitektur EfficientNet karena arsitektur ini merupakan arsitektur pengembangan dari Google yang bersifat opensource dan mudah digunakan karena sudah terintegrasi langsung dengan Keras. Program face emotion recognition ini menggunakan arsitektur EfficientNetB2 dan menggunakan dataset FER2013 berhasil mendapatkan akurasi training di angka 95.55% dan akurasi validasi sebesar 63.71%. Walaupun terjadinya overfitting karena perbedaan akurasi validasi dan training yang besar, akurasi testing dari program ini mendapatkan angka 88.21% dan berhasil mendeteksi 7 kategori emosi yang dihasilkan oleh raut wajah manusia
The process of identifying and recognizing a person's emotions so far can only be done directly by looking at his face directly and processing the facial expressions of the person to understand the emotions that are being felt. The emotion of a person's facial expression is something that is the most difficult to understand and the benefits of an application that can recognize this emotion from a person's facial expression is very high. To meet the high interest in recognizing emotions on a person's facial expression, the author intends to develop an application that can recognize a person's emotions from his facial expression using machine learning face recognition. The author intends to use the CNN framework as an algorithm to perform machine learning face emotion recognition because this algorithm is the most suitable and easy to use and uses the EfficientNet architecture because this architecture is a development architecture from Google that is open source and easy to use because it is integrated directly with Keras. This face emotion recognition program using the EfficientNetB2 architecture and using the FER2013 dataset managed to get a training accuracy of 95.55% and a validation accuracy of 63.71%. Despite the occurrence of overfitting due to the large difference in validation and training accuracy, the testing accuracy of this program scored 88.21% and succeeded in detecting 7 categories of emotions generated by human facial expressions.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Rafiul Mahdi
"Pandemi COVID-19 yang semakin mengkhawatirkan telah membatasi masyarakat dalam melakukan kontak fisik dengan benda-benda pada fasilitas umum. Berbagai sarana interaksi yang membutuhkan kontak fisik telah digantikan dengan alternatif yang mendukung interaksi secara contactless. Elevator merupakan salah satu fasilitas umum yang paling sering digunakan masyarakat, maka perlunya alternatif dari penggunaan tombol pada elevator untuk mengurangi kemungkinan tersebarnya virus. Perkembangan teknologi computer vision telah menghasilkan banyak implementasi yang bermanfaat, salah satu implementasi tersebut adalah pendeteksian objek. Pada penelitian ini, dilakukan perancangan dan implementasi dari deep learning untuk menghasilkan model pengenalan gestur tangan secara real-time yang ditujukan untuk diterapkan sebagai sarana interaksi dengan elevator. Metode transfer learning digunakan karena dapat menghasilkan model yang akurat tanpa perlu menggunakan dataset yang besar. Perancangan model dilakukan menggunakan Tensorflow Object Detection API dan SSD MobileNetV2 sebagai pre-trained model yang telah dilatih dengan dataset Microsoft COCO. Model yang telah dilatih dengan jumlah training steps sebesar 11000 menggunakan Dataset A pada nilai threshold 0.7 dapat mendeteksi 8 gestur tangan dengan nilai akurasi mencapai 90% berdasarkan uji coba real-time yang dilakukan.

The increasingly worrying COVID-19 pandemic has limited people from making physical contact with objects in public facilities. Various means of interaction that require physical contact have been replaced with alternatives that support contactless interaction. Elevators are one of the public facilities that are most often used by the public, so there is a need for alternatives to using buttons on elevators to reduce the possibility of spreading the virus. The development of computer vision technology has resulted in many useful implementations, one of which is object detection. In this research, the design and implementation of deep learning and artificial neural network is carried out to produce a real-time hand gesture recognition model that is intended to be applied as a means of interaction with elevators. The transfer learning method is used because it can produce accurate models without the need to use large datasets. The model design is carried out using the Tensorflow Object Detection API and SSD MobileNetV2 as a pre-trained model that has been trained with the Microsoft COCO dataset. The model that has been trained with the number of training steps of 11000 using the Dataset A at a threshold value of 0.7 can detect 8 hand gestures with an accuracy reaching up to 90% based on real-time trials carried out."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suryanoto Negoro
"Dengan beredarnya pandemi corona-virus (Covid-19) menuntut masyarakat untuk menjaga protokol kesehatan saat bepergian, salah satunya adalah menggunakan masker untuk mengurangi risiko terkena virus. Penggunaan masker juga disarankan oleh World Health Organization (WHO) agar digunakan saat beraktivitas dengan orang lain. Dengan mengacu hal tersebut, banyak perubahan yang terjadi pada teknologi yang digunakan sehari-hari, salah satunya adalah untuk sistem absensi. Apabila sebelum adanya Covid-19 absensi mahasiswa masih menggunakan buku tulis atau fingerprint, kini lebih baik beralih ke dalam sistem absensi berbasis face recognition dengan memanfaatkan salah satu algoritma deep learning, yaitu metode Convolutional Neural Network (CNN) untuk mengindentifikasi wajah seorang mahasiswa yang telah terdaftar. Dengan mengaplikasikan sistem absensi ini, memungkinkan mahasiswa untuk melakukan absensi tanpa terjadinya sentuhan langsung melalui media tangan. Bahasa pemrograman yang digunakan pada pengembangan aplikasi sistem absensi merupakan bahasa Python dengan implementasi Single Shot Detection (SSD) dan fitur ekstraksi ResNet. Evaluasi pengukuran pada sistem dilakukan pada situasi yang mempengaruhi kejelasan gambar dan model jumlah titik karakteristik yang berbeda.

With the spread of the corona-virus (Covid-19) pandemic, it requires the public to maintain health protocols when traveling, one of them is to use masks to reduce the risk of infected the virus. The use of masks is also recommended by the World Health Organization (WHO) to be used when doing activities with other people. Because of this, many changes have occurred in the technology that used in daily, one of them is the attendance system. If before Covid-19 student attendance was still using notebooks or fingerprints, now it is better to switch to a face recognition-based attendance system by utilizing one of the algorithm deep learning, namely the Convolutional Neural Network (CNN) method to identify the face of a student who has been recorded in. By applying this attendance system, it allows students to take attendance without direct touch through hand media. The programming language used in making attendance system applications is Python with Single Shot Detection (SSD) implementation and ResNet extraction feature. Evaluation of measurements on the system is carried out on situations that affect image clarity and the model number of different characteristic points."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Supeni
"Proses optimasi pada Probabilistic Neural Network (PNN) dapat dilakukan terhadap nilai smoothing parameter maupun struktur neuron. Setiap permasalahan memiliki nilai smoothing parameter optimal yang berbeda. Optimasi struktur neuron bertujuan untuk mereduksi banyak neuron yang digunakan sehingga dapat mempersingkat waktu komputasi.
Skripsi ini membahas proses pencarian nilai smoothing parameter optimal menggunakan algoritma genetika dan struktur neuron optimal menggunakan algoritma ortogonal dalam sistem pengenal wajah. Terdapat dua jenis teknik optimasi yang akan dibahas, lalu membandingkan hasilnya dengan PNN struktur utuh dan backpropagation. Data wajah yang digunakan berupa foto infra merah dan cahaya tampak.

Optimization of Probabilistic Neural Network (PNN) can be performed to the value of smoothing parameter and neuron structure. Every problem has different value of smoothing parameter. Optimization of neuron structure aims to reduce the number of neurons used, in order to shorten computation time.
This thesis discusses the process of finding the optimal value of smoothing parameter using genetic algorithms and optimal neuron structure using orthogonal algorithms in face recognition system. Two types of optimization techniques which will be discussed, then the results are compared with full structure PNN and backpropagation. Face data used in the form of infrared and visible light images.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1579
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lunnardo Soekarno Lukias
"

Dalam kehidupan kita sehari-hari umumnya banyak barang yang kita butuhkan dan gunakan dalam rumah tangga kita. Mulai dari bahan pangan, minuman, barang untuk membersihkan rumah, barang untuk mencuci pakaian, kudapan, dan lain sebagainya, Pada masyarakat kini banyak barang keperluan sehari-hari tersebut kita beli dan jumpai di berbagai tempat mulai dari warung di dekat rumah, supermarket, toko sembako, dan lain sebagainya. Akhir-akhir ini jumlah supermarket dan minimarket mulai menjamur. Pada tahun 2021 jumlah minimarket di Indonesia mencapai 38.323 gerai yang merupakan peningkatan sebanyak 21,7% dibandingkan pada tahun 2017 yakni hanya sebanyak 31.488 gerai saja. Dengan jumlah gerai yang semakin banyak, banyak masyarakat yang semakin banyak menggunakan jasanya untuk mendapatkan barang-barang kebutuhan sehari-hari mereka. Apalagi bila barang yang dibeli juga cukup banyak sehingga akan sulit untuk mendata barang-barang apa saja yang telah dibeli. Untuk memudahkan hal tersebut, penulis mengajukan sebuah solusi untuk membuat sebuah rancangan sistem yang akan memanfaatkan teknologi Deep Learning untuk mendeteksi tulisan pada struk belanja dari hasil pembelian barang pada minimarket. Hasilnya dari pengujian yang sudah dilakukan pada penelitian ini, masing-masing model Deep Learning memiliki tingkat akurasi mAP50 99,4% dan mAP50:95 72,9% untuk YOLOv5, tingkat akurasi mAP50 99,61% dan mAP50:95 65,19% untuk Faster R-CNN, dan tingkat akurasi mAP50 61,77% dan mAP50:95 98,09% untuk RetinaNet. Dimana YOLOv5 memiliki tingkat akurasi mAP50:95 tertinggi yakni 72,9% dan Faster R-CNN memiliki tingkat akurasi mAP50 tertinggi yakni 99,61%. Dimana pada proses implementasi sistem YOLOv5 dan Faster R-CNN berhasil melakukan proses pengenalan sedangkan RetinaNet gagal untuk melakukannya.


In our daily lives, we generally need and use many items in our households. Starting from food ingredients, drinks, household cleaning items, laundry items, snacks, and so on. Nowadays, many of these daily necessities are bought and found in various places such as small shops near our homes, supermarkets, grocery stores, and so on. Recently, the number of supermarkets and minimarkets has increased. In 2021, the number of minimarkets in Indonesia reached 38,323 branches which is an increase of 21.7% compared to 2017 which was only 31,488 branches. With the increasing number of branches, many people are using their services to obtain their daily necessities. Especially when the purchased items are quite a lot so it will be difficult to record what items have been purchased. To facilitate this matter, the author proposes a solution to create a system design that will utilize Deep Learning technology to detect writing on receipts from purchasing items at minimarkets. The results of testing that have been carried out in this study show that each Deep Learning model has an mAP50 accuracy level of 99.4% and mAP50:95 72.9% for YOLOv5, an mAP50 accuracy level of 99.61% and mAP50:95 65.19% for Faster R-CNN, and an mAP50 accuracy level of 61.77% and mAP50:95 98.09% for RetinaNet. YOLOv5 has the highest mAP50:95 accuracy rate at 72.9%, while Faster R-CNN has the highest mAP50 accuracy rate at 99.61%. Where in the implementation process, YOLOv5 and Faster R-CNN systems were able to perform recognition processes while RetinaNet failed to do so."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kivlan Rafly Bahmid
"Salah satu aspek pertahanan negara yang cukup penting adalah pertahanan udara negara. Sayangnya, Industri Pertahanan Indonesia masih cukup kurang mendukung. Salah satu isu yang diakibatkan oleh masalah ini adalah kurang berkembangnya teknologi pertahanan udara di Indonesia dibanding dengan negara-negara lain, seperti teknologi pengendalian pesawat, seperti Unmanned Aerial Vehicle (UAV). Oleh karena ini, diperlukan pengembangan teknologi pengendalian pesawat yang mandiri dan bersetara dengan pihak luar negeri. Dinamika penerbangan merupakan masalah yang bersifat non-linear, time-varying, memiliki coupling, dan terefek oleh gangguan eksternal. Untuk memecahkan masalah ini, diperlukan pengendali pesawat berbasis metode Direct Inverse Control. Direct Inverse Control memerlukan sistem identifikasi dari sistem yang ingin dikendalikan agar dapat mengembangkan neural network inverse. Pada penelitian ini, diajukan sistem identifikasi pesawat Cessna-172P berbasis Deep Neural Network dan Recurrent Neural Network. Kinerja kedua sistem identifikasi sudah cukup dalam mereplikasikan dinamika penerbangan pesawat Cessna-172P. Dari analisis kinerja kedua sistem identifikasi, sistem identifikasi berbasis recurrent neural network menghasilkan kesahalan prediksi yang lebih rendah, tetapi menggunakan daya dan waktu komputasi yang lebih banyak.

One important aspect of national defense is the country's air defense. Unfortunately, the Indonesian Defense Industry still lacks sufficient support. One issue resulting from this problem is the underdevelopment of air defense technology in Indonesia compared to other countries, such as aircraft control technology like Unmanned Aerial Vehicles (UAV). Therefore, the development of independent aircraft control technology that is on par with foreign counterparts is needed. Flight dynamics pose nonlinear, time-varying challenges with coupling and are affected by external disturbances. To address this problem, an aircraft controller based on the Direct Inverse Control method is required. Direct Inverse Control necessitates system identification of the desired controlled system to develop an inverse neural network. In this study, a Deep Neural Network and Recurrent Neural Network-based identification system for the Cessna-172P aircraft is proposed. Both identification systems perform well in replicating the flight dynamics of the Cessna-172P aircraft. From the performance analysis of both identification systems, the recurrent neural network-based identification system produces lower prediction errors but requires more computational power and time."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sepritahara
"Sistem pengenalan wajah manusia merupakan salah satu bidang yang cukup berkembang dewasa ini, dimana aplikasi dapat diterapkan dalam bidang keamanan (security system) seperti ijin akses masuk ruangan, pengawasan lokasi (surveillance), maupun pencarian identitas individu pada database kepolisian. Tujuan Penulisan laporan tugas akhir ini adalah untuk membangun sebuah perangkat lunak pengenalan citra wajah manusia menggunakan metode Hidden
Markov Models (HMM) dengan input database Pain Ekspression Subset dan database Hasil Foto Sendiri dengan memanfaatkan aplikasi GUI. Hasil pengujian sistem menunjukkan bahwa sistem pengenalan wajah (face recognition) membandingkan percobaan pengenalan sesuai dengan codebook (32, 64,128, 256) dan iterasi (5, 10). Sistem pengenalan wajah manusia menggunakan metode Hidden Markov Models (HMM) mencapai tingkat akurasi pengenalan sebesar
84,28%, dengan database 70 gambar yang terdiri dari 10 individu dengan masing-masing individu memiliki 7 variasi ekspresi yang berbeda.

ABSTRACT
Human face recognition system is one area that is developing now, where applications can be applied in the field of security (security system) such as permit access into the room, monitoring locations (surveillance), or search for individual identity in the police database. Purpose of this final report is to build a software image of human face recognition using Hidden Markov Models method (HMM) with input Pain Ekspression Subset database and Image itself database applications of GUI. Test results show that the system of face recognition systems
trial comparing the introduction according to the codebook (32, 64.128, 256) and iteration (5, 10). Human face recognition system using Hidden Markov Models (HMM) reached the level of recognition accuracy of 84,28%, with 70 database that consists of 10 individuals with each individual has 7 variations of expressions."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1373
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Praseyawidi Indrawan
"Identitas diri seseorang dalam jejaring sosial menjadi hal penting terutama ketika ingin mengenali siapa sebenarnya orang tersebut. Pencarian identitas diri dapat dengan mudah dilakukan melalui pencarian dalam situs search engine ataupun situs jejaring sosial yang ada pada komputer atau laptop. Metode ini sepertinya bukan merupakan hal yang efektif dan praktis seiring berkembangnya perangkat mobile dalam masyarakat seperti smartphone dan tablet. Untuk itu, dirancang sebuah sistem pengenalan wajah pada perangkat mobile. Sistem ini dirancang dalam bentuk aplikasi yang dikembangkan pada perangkat mobile Android.
Penggunaan Android Face Detector API akan bertindak sebagai pustaka dalam proses deteksi wajah pada perangkat mobile sebelum melakukan proses offloading ke layanan komputasi awan. Hasil implementasi berupa modul deteksi wajah pada perangkat mobile dan modul pengenalan wajah (offloading) yang memanfaatkan layanan komputasi awan dengan bantuan komunikasi Representational State Transfer (REST). Hasil pengujian sistem pada perangkat mobile menunjukkan bahwa total waktu pengenalan wajah sebesar 7,45 detik dengan waktu deteksi wajah (onloading) 0,45 detik dan waktu proses offloading 7 detik.

The identity of a person in social networking becomes very important especially when we want to identify a person. Search for detailed-identity can be easily conducted through searching using the search engine sites or existing social networking website using computer or laptop. This method is not effective and practical when we consider the development of mobile device technology in the community such as smartphone and tablet. Therefore, designed a face recognition system on mobile devices. The system is designed in the form of an application developed on Android mobile devices.
The use of Android Face Detector API will act as libraries in the process of face detection before performing the offloading stage. This paper describes the implementation of the facial detection module on mobile device and face recognition module (offloading) using cloud computing service with REST communication. The result of testing on mobile device indicates that total computation time for face recognition system reached 7,45 seconds with the onloading process 0,45 seconds and the offloading process 7 seconds.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42172
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>