Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 162476 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Reyhan Frediyanto
"Dalam satu dekade terakhir, sisi gelap dari permasalahan perilaku konsumen mulai bermunculan, salah satunya adalah perilaku compulsive buying. Self-congruence dan brand attachment merupakan salah satu pendorong timbulnya perilaku konsumen tersebut. Fenomena ini juga terjadi pada salah satu merek fashion ternama, yakni Uniqlo. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh self-congruence terhadap compulsive buying melalui brand attachment sebagai mediasi pada konsumen Uniqlo di Jabodetabek. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi target dalam penelitian ini adalah konsumen Uniqlo yang berdomisili di Jabodetabek. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen kuesioner yang disebarkan secara daring. Ukuran sampel yang ditentukan untuk penelitian ini adalah 130 sampel. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi sederhana dan regresi berganda dengan software SPSS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh self- congruence terhadap compulsive buying melalui brand attachment sebagai mediasi pada konsumen Uniqlo di Jabodetabek. Persepsi konsumen tentang kesesuaian antara konsep diri (aktual atau ideal) berdampak positif pada keterikatan merek, yang mengarah pada perilaku pembelian kompulsif.

In the last decade, the dark side of consumer behavior problems began to emerge, such as compulsive buying behavior. Self-congruence and brand attachment are the drivers of this consumer behavior. This phenomenon also occurs in one of the well-known fashion brands, namely Uniqlo. The purpose of this study is to analyze the effect of self-congruence towards compulsive buying through brand attachment as mediation on Uniqlo consumers in Jabodetabek. This study uses a quantitative approach. The target population of this study is Uniqlo consumers who live in Jabodetabek. Data collection was carried out using a questionnaire instrument which was distributed online. The sample size determined for this study was 130 samples. Simple regression analysis and multiple regression analysis with SPSS software are used for data analysis. The results showed that there is an effect of self-congruence towards compulsive buying through brand attachment on Uniqlo consumers in Jabodetabek. Consumers' perceptions about the fit between self-concepts (actual or ideal) positively impacted brand attachment, which led to compulsive buying behavior."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thalia Zen
"Indonesia menjadi salah satu penyumbang populasi generasi milenial terbanyak di dunia. Dari 267 juta jiwa, sebanyak 130 juta jiwa merupakan wanita dan 68% diantaranya adalah generasi milenial dengan mayoritas berada di Jabodetabek. Hal tersebut menjadi peluang bagi Indonesia sebagai pasar yang potensial dalam halnya produk kecantikan, dimana telah terjadinya peningkatan yang signifikan dalam 3 tahun terakhir. Meningkatnya penjualan produk kecantikan ini didasari adanya motivasi belanja yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh mindset terhadap compulsive buying pada konsumen brand Somethinc di Jabodetabek dengan menggunakan shopping motivation sebagai variabel mediasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan responden berupa pelanggan yang pernah membeli produk brand Somethinc lebih dari tiga kali selama enam terakhir kepada 100 responden dan menggunakan teknik non-probability sampling. Hasil temuan dalam penelitian ini menunjukkan adanya korelasi yang cukup kuat antara mindset dan shopping motivation sehingga dibuktikan bahwa mindset merupakan faktor penting yang dapat memengaruhi pembentukan shopping motivation konsumen. Mindset konsumen merupakan kerangka penting bagi seorang pemasaran dalam memehami motivasi dan perilaku konsumen. Dalam hal ini, penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih baik kepada brand Somethinc mengenai perilaku konsumen yang dilihat dari mindset konsumen serta berbagai motivasi yang mengarah pada compulsive buying

Indonesia is one of the largest contributors to the millennial generation in the world. Of 267 million people, 130 million people of them are women and 68% of them are millennials in Jabodetabek. This is an opportunity for Indonesia as a potential market in terms of beauty products that has been facing a significant increase in the last 3 years. The increase in sales of beauty products is based on a high shopping motivation. This study aims to analyze the influence of mindset on compulsive buying on Somethinc brand consumers in Jabodetabek through shopping motivation as a mediating variable. This study uses a quantitative with a non-probability sampling technique by distributing questionnaires to 100 customers who have purchased something brand products more than three times during the last six months as the respondents. The findings in this study indicate that there is a fairly strong correlation between mindset and shopping motivation, so that it is proven that mindset is an important factor that can influence consumers shopping motivation. The consumer mindset is an important framework for a marketer in understanding consumer motivation and behavior. In this case, this research provides a better understanding of the something brand regarding consumer behavior seen from the consumers mindset and motivations that lead to compulsive buying."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Sesa Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh materialisme teradap compulsive buying pada kelas sosial ekonomi menengah dan atas di Indonesia. Materialisme merupakan sebuah keyakinan yang dianut seseorang tentang seberapa pentingnya kepemilikan di dalam kehidupan mereka (Richins dan Dawson, 1992). Compulsive buying dapat didefinisikan sebagai perilaku belanja yang abnormal dimana perilaku tersebut tidak terkontrol, berulang-ulang dan memiliki dorongan kuat untuk belanja yang dianggap sebagai cara untuk menghilangkan perasaan negatif seperti stres dan cemas (Edwards, 1993). Responden berjumlah 206 orang dengan karakteristik individu yang berusia antara 20-40 tahun, dengan sosial ekonomi status menengah dan atas, bertempat tinggal di wilayah Jabodetabek. Materialisme diukur dengan alat ukur MVS short form (Richins, 2004) yang merupakan versi modifikasi singkat dari alat ukur MVS (Material Value Scale) yang disusun oleh Richins dan Dawson (1992).
Compulsive Buying diukur dengan alat ukur Compulsive Buying Scale yang disusun oleh Edwards (1993). Hasil utama penelitian ini menunjukkan bahwa materialisme dapat mempengaruhi skor compulsive buying secara signifikan β = .545, t(206) = 9.296, p < .01 Selain itu, materialisme juga dapat secara signifikan menjelaskan proporsi varians skor compulsive buying R2 = .298, F(1,206) = 86.415. Berdasarkan hasil tersebut, penting adanya pengarahan terhadap kelas sosial ekonomi menengah dan atas agar dapat menjadi konsumen yang cerdas dan lebih selektif agar terhindar dari konsekuensi-konsekuensi negatif yang ditimbulkan dari nilai-nilai materialisme dan compulsive buying.

This research aims to find the influence of materialism on compulsive buying in middle & upper social economic class Indonesian. Materialism is a value about the importance of possessions in one's life (Richins & Dawson, 1992). Compulsive buying can be defined as abnormal form of shopping and spending in which the afflicted consumer has an overpowering, uncontrollable, chronic and repetitive urge to shop and spend (Edwards, 1993). Respondens of this research were individuals between the ages of 20-40 years old, with middle & upper social economy class, and live in Jabodetabek, with the amounts of 206 research participants. MVS Short Form made by Richins (2004) was used to measure materialism, as a short modified version of Material Values Scale (Richins & Dawson, 1992).
Compulsive buying was measured using Compulsive Buying Scale constructed by (Edwards, 1993) The main result of this research indicates that materialism is significantly predicted compulsive buying scores β = .545, t(206) = 9.296, p < .01. Furthermore, materialism also explained a significant proportion of variance in public compulsive buying scores, R2 = .298, F(1,206) = 86.415. Based on these results, it’s important to direct the middle and upper social economic class in Indonesia to become smarter and more selective consumer to prevent them from negative consequences from materialistic values and compulsive buying.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S47575
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karima Dhiya Dharanathi
"Kecocokan seorang konsumen dengan suatu merek dapat mendorong keterikatan konsumen dengan merek tersebut, yang kemudian mengarahkan pada beberapa perilaku konsumen. Skripsi ini membahas tentang peran dari ideal self-congruence terhadap emotional brand attachment, compulsive buying, brand loyalty, dan external trash-talking. Selanjutnya, skripsi ini juga membahas peran dari emotional brand attachment terhadap beberapa perilaku konsumen yang terdiri dari compulsive buying, brand loyalty, dan external trash-talking dengan objek penelitian pada produk-produk fashion.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian conclusive-descriptive dan single-cross sectional. Kriteria responden adalah pria dan wanita dengan usia 17 tahun ke atas yang memiliki satu atau beberapa merek fashion favorit dan pernah melakukan pembelian produk dari merek favoritnya dalam satu tahun terakhir. Kuesioner disebarkan melalui google form, dengan total 208 responden yang didapatkan, dan pengolahan datanya dilakukan dengan Structural Equation Modeling (SEM) menggunakan software Lisrel 8.51.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ideal self-congruence mempengaruhi emotional brand attachment dan brand loyalty, tetapi tidak mempengaruhi compulsive buying dan external trash-talking secara langsung. Selain itu, dari hasil penelitian juga didapatkan bahwa emotional brand attachment berpengaruh positif terhadap compulsive buying, brand loyalty, dan external trash-talking.

The congruence of a consumer with a brand can encourage consumers engagement with the brand, which then leads to some consumer behavior. This study discusses the role of ideal self-congruence on emotional brand attachment, brand loyalty, compulsive buying, and external trash-talking. Furthermore, this study also discusses the role of emotional brand attachment on several consumer behaviors such as compulsive buying, brand loyalty, and external trash-talking with fashion products as the object of research.
This study used conclusive-descriptive and single-cross sectional research designs. The criteria of respondents were men and women aged 17 years and over who has one or several favorite fashion brands and had purchased products from their favorite brands in the past year. The questionnaire was distributed through google form, with a total of 208 respondents obtained, and the data processing was done by using Structural Equation Modeling (SEM) with Lisrel 8.51 software.
The results showed that ideal self-congruence affects emotional brand attachments and brand loyalty but does not directly affect compulsive buying and external trash-talking. In addition, the study also found that emotional brand attachment has a positive effect on compulsive buying, brand loyalty, and external trash-talking.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sintia
"ABSTRACT
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh stres yang berasal dari stresor dalam keluarga dan stresor luar keluarga terhadap pembelian kompulsif pada remaja yang dimoderasi oleh jenis kelamin. Selanjutnya peneliti juga meneliti bagaimana pengaruh perilaku belanja kompulsif terhadap timbulnya perasaan bersalah setelah pembelian. Sampel yang digunakan pada penelitin ini merupakan remaja yang berusia 18-21 tahun yang berdomisili di pulau Jawa. Data yang diperoleh dari sampel diolah dengan menggunakan metode Structural Equation Modelling SEM. Hasil olahan data tersebut menunjukkan bahwa remaja memiliki kecenderungan yang tinggi untuk melakukan CB sebagai upaya untuk mengatasi tingginya tingkat stres yang dialaminya karena faktor keluarga dan non-keluarga. Stresor dalam keluarga dan luar keluarga berpengaruh terhadap tingkat stres yang dialami remaja. Jenis kelamin ditemukan tidak memoderasi pengaruh stres terhadap perilaku belanja kompulsif. Belanja kompulsif merupakan cara umum yang digunakan untuk mengatasi stres baik remaja laki-laki dan perempuan.

ABSTRACT
This research aims to discover the impact of stress from family stressors and non family stressors to the compulsive buying with moderation on gender among adolescents. Next, the authors investigate the relationship between compulsive buying and post purchase regret. The research sample are adolescents 15 18 year old in Pulau Jawa. The data gained from the sample were processed using the Structural Equation Modelling method. The results showed that adolescents increasingly turn to CB in an attempt to cope with heightened levels of stress due to familial and non familial factors. Family stressors and non family stressors affect the level of stress. Gender was not found to moderate stress CB relationship. CB behaviour is a common coping strategy for adolescents from both genders."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Viena Rachmania Priyono
"Fenomena perilaku compulsive buying di Indonesia menjadi latar belakang penelitian ini. Motivasi compulsive buyer pun beragam dalam berbelanja. Kehadiran daily deals website yang menawarkan diskon dengan tinggi dengan waktu yang terbatas, diyakini dapat meningkatkan perilaku compulsive buyer di konsumen Indonesia. Penelitian ini ingin melihat pengaruh compulsive buying terhadap shopping motivation dan meneliti pengaruh compulsive buying terhadap response to contextual element yang dimediasi oleh shopping motivation. Penelitian ini dilakukan pada konsumen daily deals website di Indonesia yakni Groupon Disdus yang pernah berbelanja dalam enam bulan terakhir. Metode pengelolahan data yang digunakan adalah Structural Equation Modelling (SEM). Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara compulsive buying terhadap shopping motivations, dan terdapat pengaruh antara compulsive buying terhadap response to contextual elements yang dimediasi oleh shopping motivations

Fenomena perilaku compulsive buying di Indonesia menjadi latar belakang penelitian ini. Motivasi compulsive buyer pun beragam dalam berbelanja. Kehadiran daily deals website yang menawarkan diskon dengan tinggi dengan waktu yang terbatas, diyakini dapat meningkatkan perilaku compulsive buyer di konsumen Indonesia. Penelitian ini ingin melihat pengaruh compulsive buying terhadap shopping motivation dan meneliti pengaruh compulsive buying terhadap response to contextual element yang dimediasi oleh shopping motivation. Penelitian ini dilakukan pada konsumen daily deals website di Indonesia yakni Groupon Disdus yang pernah berbelanja dalam enam bulan terakhir. Metode pengelolahan data yang digunakan adalah Structural Equation Modelling (SEM). Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara compulsive buying terhadap shopping motivations, dan terdapat pengaruh antara compulsive buying terhadap response to contextual elements yang dimediasi oleh shopping motivations."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S63818
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raisha Putri Aprilia
"Seiring berjalannya waktu, persaingan antara perusahaan transportasi online di Indonesia semakin sengit. Perusahaan saling berlomba dalam meningkatkan keterikatan merek kepada konsumen untuk mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bahwa brand attachment tidak hanya mempengaruhi perilaku positif (brand loyalty) saja, tetapi juga perilaku negatif (oppositional brand loyalty), seperti trash-talking, schadenfreude, dan anti-brand actions pada industri ride-hailing di Indonesia, seperti Go-Jek dan Grab. Metode purposive sampling digunakan untuk penelitian ini dengan 357 responden dan dianalisis menggunakan structural equation modeling (SEM).
Temuan dari penelitian ini mengungkapkan bahwa brand attachment memiliki pengaruh terhadap brand loyalty, trash-talking, dan anti-brand actions namun tidak pada schadenfreude. Selanjutnya, variabel moderasi attachment anxiety meningkatkan hubungan antara brand attachment dengan trash-talking dan anti-brand actions sedangkan attachment avoidance tidak memoderasi hubungan tersebut. Implikasi manajerial serta rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut dibahas dalam penelitian ini.

Over time, competition between online transportation companies in Indonesia is increasingly fierce. Companies compete with each other to increase brand attachment to consumers to get higher profits. This study aims to understand that brand attachment not only affects positive behavior (brand loyalty), but also negative behavior (oppositional brand loyalty), such as trash talking, schadenfreude, and anti-brand actions in the ride-hailing industry in Indonesia, such as Go-Jek and Grab. The purposive sampling method was used for this study with 357 respondents and analyzed using structural equation modeling (SEM).
The findings of this study reveal that brand attachments have an influence on brand loyalty, trash-talking, and anti-brand actions but not on schadenfreude. Furthermore, the attachment anxiety moderation variable increases the relationship between brand attachment and trash-talking and anti-brand actions while attachment avoidance does not moderate the relationship. Managerial implications and recommendations for further research are discussed in this study.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sembiring, Frans Hendra Suryanta
"Peritel dalam beberapa tahun yang lalu telah menggunakan beberapa dorongan dari lingkungan makro yang telah mengubah landscape dari psalm yang mereka jalankan. Termasuk di dalamnya penyebaran departement store, berkembangnya pusat kota dan munculnya ritel dengan format yang sesuai dengan lifestyle dari konsumen dan munculnya ritel online sebagai platform bare dari ritel yang memberikan kenyamanan iersendiri bagi konsumennya. Sehingga seat ini operasionai ritel secara konvensional tidak lagi menjadi faktor utama dalam mencapai kesuksesan usaha ritel, karena scat ini aspek hiburan dari ritel lebih menjadi kunci sukses dui persaingan di bisnis ritel. Perubahan ini diakibatkan perubahan perilaku konsumen yang Iebih mencerminkan kebutuhan akan hedonic values daripada utility values dari aktifitas berbelanja yang mereka lakukan.
Fokus dari penelitian ini adalah emosi positif yang dialami saat berbelanja dan pengaruhnya pads kepuasan dan intensi berbelanja ulang. Dalam penelitian ini diuji bagaimana orientasi internal pembelanja (enduring involvement dan motif berbelanja) dan tingkat variabel eksternal (image toko) mengakibatkan kegairahan berbelanja konsumen saat di departement store serta menguji per-an variabel kegairahan berbelanja tersebut sebagai mediator orientasi internal dan eksternal terhadap kepuasan pelanggan dan intensi berbelanja ulang.
Responden yang dipilih adalah pare karyawan karena merekalah yang menjadi konsumen utama departement store di Jakarta. Tempat penelitian kami adalah PERTAMINA, ASTRA HONDA MOTOR, dan RCTL Jumlah total respondennya adalah 281 orang, dan kuesioner dibentuk berdasarkan multi skala basil penelitian sebelunmya.
Seluruh hipotesa yang menghubungkan konstruk model struktural diuji dengan LISREL versi 8.30, dan dari hasilnya diperoleh bahwa seluruh hipotesa diterima. Jadi penelitian ini memberikan dukungan pads pengetahuan bahwa kegairahan berbelanja dapat menjadi mediator bagi pembentukan kepuasan berbelanja dan keinginan berbelanja ulang pads departement store di Jakarta.

Over the years, retailers have been buffeted by a number of macro-environmental forces that have changed the landscape of the industry. These include the spread of department stores, the proliferation of suburban power centers and the lifestyle retailing formats, and the recent arrival of the Internet as an alternative retail platform offering consumers unparalleled convenience. In this environment it is no longer enough for a retailer to operate in a conventional manner by enticiting consumers with broad assortments, low pricing, and extended store hour. The entertainment aspect of retailing or "entartailing," is increasingly being recognized as a key competitive tool.
The focus of this research is on the positive emotional experience of shopping that influences on satisfaction and the intention to repatronage behavior. This research examined how a shopper's internal orientation (i.e. enduring involvement and shopping motives) and store level external variable (i.e. store images) affect the excitement of shopping at department stores. A conceptual model of excitement as a mediating variable between selected internal and external factors and shopping outcomes (i.e. satisfaction and repatronage intentions) was build and tested in the context of the Jakarta apparel department store retail industry.
Workers were chosen as respondents since they are the primary shoppers at department stores in Jakarta. Our research sites are PERTAMINA, ASTRA HONDA MOTOR, and RCTI. The total respondent are 280 workers, and the questionary develops base on multi-item scales of prior research studies.
All hypotheses in the model were tested by using LISREL v.8.30, and from the print out and path diagram were found that all hypotheses are not rejected. So this study provides an encouraging start in understanding the mediating role of shopping excitement for departement store retailing in Jakarta markets.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T20119
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Nur Fadhilah
"Kemajuan teknologi yang terus meningkat dapat dimanfaatkan oleh berbagai industri yang kemudian dimanfaatkan untuk meningkatkan hubungannya dengan konsumen serta menjangkau lebih banyak potensi pasar, salah satunya oleh industri kecantikan. Dalam konteks ini, kemajuan media sosial menawarkan peluang yang lebih besar untuk melibatkan konsumen, sehingga engagement sering digunakan untuk menjelaskan motivasi yang dimiliki serta kesesuaiannya dengan pribadi konsumen saat terhubung dengan saluran media atau brand tertentu. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh customer engagement terhadap co-creation, customer trust, customer retention melalui self-congruence sebagai mediasi pada pengikut TikTok Somethinc di DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data kuantitatif menggunakan kuesioner. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 165 responden dengan teknik non-probability jenis purposive sampling. Data diolah menggunakan software SmartPLS 4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif signifikan antara customer engagement terhadap co-creation, customer trust, customer retention dalam konteks media sosial. Lebih lanjut, terdapat pengaruh positif signifikan pada hubungan customer engagement terhadap co-creation, customer trust, customer retention melalui self-congruence sebagai mediasi. Mengingat teknologi akan terus meningkatkan kompleksitas dan kecepatan bisnis, marketer perlu mengeksplorasi lebih banyak kemungkinan variabel hasil dalam konteks aplikasi mobile maupun media sosial dengan wawancara secara mendalam.

Increasing technological advancements can be utilised by various industries to improve their relationship with consumers and reach more potential markets, including the beauty industry. In this context, advances in social media offer greater opportunities to engage consumers, so engagement is often used to explain the motivations that consumers have and how they fit into their personalities when connecting with certain media channels or brands. Therefore, this study aims to analyse the effect of customer engagement on co-creation, customer trust, customer retention through self-congruence as mediation for TikTok Somethinc followers in DKI Jakarta. This research uses a quantitative approach with quantitative data collection techniques using a questionnaire. The sample in this study were 165 respondents with non-probability purposive sampling technique. The results showed that there is a significant positive relationship between customer engagement on co-creation, customer trust, customer retention in the context of social media. Furthermore, there is a significant positive effect on the relationship of customer engagement to co-creation, customer trust, customer retention through self-congruence as mediation. Given that technology will continue to increase the complexity and speed of business, marketers need to explore more possible outcome variables in the context of mobile applications and social media with in-depth interviews."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raya Jayawati Ratnawilis Amanah Notonegoro
"Live streaming commerce merupakan salah satu kanal penjualan yang saat ini kerap digunakan oleh para pebisnis untuk memasarkan dan menjualkan produk yang mereka miliki, seperti halnya produk fashion. TikTok merupakan salah satu platformce live streaming commerce yang paling banyak digunakan di Indonesia. Hingga saat ini, produk fashion merupakan jenis produk yang memiliki jumlah live streamer dengan ranking yang tinggi pada Fitur live Shopping yang terdapat pada platform TikTok. Melihat persaingan yang ketat di antara live streamer, peneliti melakukan penelusuran dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi parasocial relationship, purchase intention, dan behavioral loyalty konsumen pada konteks live streaming shopping. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data yang diperoleh dari 350 responden yang merupakan pengguna aktif TikTok dan pernah menonton live streaming shopping pada TikTok. Data diperoleh menggunakan metode non-probability sampling dengan menyebarkan survei secara online. Hasil pengujian yang dilakukan menunjukkan bahwa semua hipotesis didukung oleh data yang diperoleh, kecuali terkait dengan pengaruh attractiveness dan expertise terhadap hubungan parasocial atau hubungan sepihak yang dirasakan oleh konsumen terhadap live streamer pada live streaming commerce TikTok. Penelitian ini memberikan kontribusi teoretis dan praktikal untuk para pebisnis dan live streamer, khususnya terkait dengan menumbuhkan parasocial relationship, purchase intention, dan behavioral loyalty konsumen TikTok Live.

Live streaming commerce is a sales channel that is currently often used by business people to market and sell their products, such as fashion products. TikTok is one of the most used live streaming commerce platforms in Indonesia. Until now, fashion products are a type of product that has a high number of live streamers with high rankings in the live Shopping feature found on the TikTok platform. Seeing the intense competition among live streamers, researchers conducted a search with the aim of knowing the factors that can influence parasocial relationships, purchase intentions, and consumer behavioral loyalty in the context of live streaming shopping. This research was conducted using data obtained from 350 respondents who are active users of TikTok and have watched live streaming shopping on TikTok. Data was obtained using the non-probability sampling method by distributing online surveys. The results of the tests carried out show that all hypotheses are supported by the data obtained, except those related to the influence of attractiveness and expertise on parasocial relationships or unilateral relationships felt by consumers towards live streamers in live streaming commerce TikTok. This research provides theoretical and practical contributions for business people and live streamers, especially related to growing parasocial relationships, purchase intentions, and behavioral loyalty of TikTok Live consumers."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>