Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 62180 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nikma Mawaddah
"Diabetes melitus (DM) berhubungan dengan disfungsi kognitif, kondisi inflamasi dan stres oksidatif yang memberikan efek seluler secara langsung terhadap neuron. GLP-1 berperan pada fungsi memori karena interaksi GLP-1/GLP-1R akan meningkatkan modulasi neurogenesis dan plastisitas sinaptik. Efek Hibiscus sabdariffa Linn. (HSL) pada ekspresi GLP-1R dan mRNA proglukagon yang merupakan prekursor GLP-1 di hipokampus masih belum jelas. Oleh karena itu, akan diselidiki pengaruh pemberian ekstrak etanol HSL pada fungsi memori melalui GLP-1/GLP-1R. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan mencit DDY jantan usia 8-10 minggu, dibagi menjadi 5 kelompok: kontrol normal (K), kontrol DM (DM), DM dengan quercetin (DM-Que), DM dengan HSL 200 mg/kg BB (DM-Hib200), DM dengan HSL 400 mg/kg BB (DM-Hib400). Intervensi diberikan selama 28 hari. Semua mencit melakukan Object Location Test (OLT) untuk menilai fungsi memori spasial. Ekspresi mRNA proglukagon dan GLP-1R dianalisis dengan menggunakan RT-PCR. Dilakukan uji in silico terhadap zat aktif HSL terhadap GLP-1R. Ditemukan penurunan fungsi memori pada mencit DM disertai dengan penurunan ekspresi mRNA proglukagon dan GLP-1R. Pada uji in silico zat aktif HSL seperti Myricetin-3-arabinogalactoside, Tetra-O-methyljeediflavanone, dan Ethyl chlorogenate dapat dijadikan kandidat senyawa terbaik yang berikatan dengan GLP-1R. Temuan ini menunjukkan bahwa ekstrak HSL dapat meningkatkan fungsi memori dengan mempertahankan eskpresi mRNA proglukagon dan GLP-1R hipokampus dan terdapat juga kandidat zat aktif HSL yang dapat berikatan langsung dengan GLP-1R.

Diabetes mellitus (DM) is connected to cognitive dysfunction, inflammatory conditions and oxidative stress that exert direct cellular effects on neurons. GLP-1 plays a role in memory function because the GLP-1/GLP-1R interaction will increase the modulation of neurogenesis and synaptic plasticity. The effects of Hibiscus sabdariffa Linn (HSL) on the expression of GLP-1R and proglucagon mRNA which is a precursor of GLP-1 in the hippocampus is still unclear. Therefore, we will investigate the effect of giving HSL ethanol extract on memory function via GLP-1/GLP-1R. This research is an experimental research, using male DDY mice aged 8-10 weeks, divided into 5 groups: normal control (K), DM control (DM), DM with quercetin (DM-Que), DM with HSL 200 mg/kg BW (DM-Hib200), DM with HSL 400 mg/kg BW (DM-Hib400). The intervention was given for 28 days. All mice performed the Object Location Test to assess spatial memory function. Proglucagon and GLP-1R mRNA expression was analyzed using RT-PCR. The in silico test was performed on the active substance of HSL against GLP-1R. It was found a decrease toward the memory function in DM mice, proglucagon and GLP-1R mRNA expression. In silico test, the active substances HSL Myricetin-3-arabinogalactoside, Tetra-O-methyljeediflavanone, and Ethyl chlorogenate can be used as the best candidate compounds to bind the GLP-1R. These findings indicate that HSL extract can improve memory function by maintaining hippocampal proglucagon and GLP-1R mRNA expression and there is also a candidate HSL active substance that can bind directly to GLP-1R."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risa Kusuma Anggraeni
"Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu faktor risiko terjadinya penurunan fungsi dengan salah satu mekanisme melibatkan glycogen synthase kinase-3β (GSK-3β) Inhibisi GSK-3 oleh fosforilasi Ser9 diperlukan untuk pembentukan LTP bergantung NMDA yang penting untuk plastisitas sinap. Pemberian Hibiscus sabdariffa Linn. (HSL) dapat memperbaiki fungsi memori, namun apakah HSL dapat HSL dapat mempengaruhi GSK-3β dan NMDAR di hipokampus masih belum jelas. Tujuan penelitian untuk menganalisis pengaruh pemberian HSL terhadap fungsi memori, aktivitas GSK-3β, dan ekspresi NMDAR hipokampus mencit DM. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan mencit DDY berusia 9-11 minggu yang dibagi menjadi lima kelompok: kontrol (K), kontrol DM (DM), kontrol positif DM dengan quercetin (DM-Que), DM dengan HSL dosis 200 mg/kgBB (DM-Hib2), DM dengan HSL dosis 400 mg/kgBB (DM- Hib4). Hewan coba mendapat perlakuan selama empat minggu. Fungsi memori dinilai dengan uji Y-Maze forced alternation dan Y-Maze spontaneous alternation sebelum dan sesudah perlakuan untuk mengetahui memori spatial. Analisis kadar total pGSK-3β) didapatkan dengan metode ekspresi gen NR2A dan NR2B menggunakan RT-PCR. Hasil penelitian ini menunjukan penurunan fungsi memori pada kelompok DM yang disertai dengan penurunan kadar pGSK-3β, serta penurunan ekspresi gen NR2A dan NR2B pada hipokampus. Pemberian quercetin sebagai kontrol positif dan HSL dapat mempertahankan fungsi memori pada mencit DM yang berkaitan dengan pemulihan pGSK-3β serta ekspresi gen NR2A dan NR2B. Temuan ini menunjukan bahwa pemberian HSL dapat berpotensi memperbaiki fungsi memori dan berkaitan dengan aktivitas GSK-3β dan ekspresi NR2A dan NR2B.

Diabetes mellitus (DM) is a risk factor for memory impairment with one mechanism involving glycogen synthase kinase-3β (GSK-3β). Inhibition of GSK-3 by phosphorylation of Ser9 is required for the formation of LTP dependent NMDA which is important for synaptic plasticity and memory function. Previous study showed Hibiscus sabdariffa Linn. (HSL) improves memory function. However, the effect of HSL on GSK-3β activity and NMDAR in the hippocampus is still unclear. The aim of the study is to investigate the effect of HSL administrating on memory function, GSK-3β activity, and NMDAR expression in DM mice. This study is an experimental study using DDY mice aged 9-11 weeks which were divided into five groups: control (K), DM control (DM), positive control DM with quercetin (DM- Que), DM with HSL at a dose of 200 mg/kgBW (DM-Hib2), DM with HSL at a dose of 400 mg/kgBW (DM-Hib4). Experimental animals were given treatment for four weeks. All groups performed Y-Maze forced alternation and Y-Maze spontaneous alternation before and after treatment to determine it’s memory function. Analysis of GSK-3β total and pSer21/9 GSK-3β levels used ELISA while analysis of NR2A and NR2B gene expression used RT-PCR. The results of this study showed a decrease in memory function in the DM group accompanied by a decrease in pGSK-3β levels, as well as a decrease in the expression of NR2A and NR2B genes in the hippocampus. Administration of quercetin as a positive control and Hibiscus sabdariffa Linn. can maintain memory function in DM mice related to the restoration of pGSK-3β levels and the expression of NR2A and NR2B genes. These findings indicate that administration of Hibiscus sabdariffa Linn can improve memory function by increasing pGSK-3β and NR2A and NR2B expression."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agnita Putri Fadhilah
"Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu penyakit metabolik ditandai dengan hiperglikemia. Penelitian terbaru mengaitkan patofisiologi DM dengan stres retikulum endoplasma yang menyebabkan perubahan ekspresi ATF4 yang dapat mempengaruhi glukoneogenesis. Hibiscus sabdariffa Linn. (HSL) merupakan tanaman herbal yang banyak digunakan dalam pengobatan tradisional dan dipercaya memiliki manfaat menurunkan kadar gula darah. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh HSL yang difraksinasi berdasarkan kepolarannya terhadap sekresi ATF4 juga ekspresi FoxO1 dan G6Pase yang menggambarkan regulasi glukoneogenesis jaringan hati mencit DM tipe 2. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan mencit galur DDY berusia 9-10 minggu yang dibagi menjadi empat kelompok: normal (N), kelompok DM tipe 2 yang diinduksi diet tinggi lemak dan penyuntikan streptozotocin yang diberikan HSL dengan fraksinasi heksan (S), etil asetat (T-EA), atau etanol (T-Et), dengan dosis 400 mg/kgBB selama 5 minggu. Penelitian ini menggunakan metode RT-PCR untuk mengukur ekspresi ATF4, FoxO1 dan G6Pase pada jaringan hati mencit. Pada penelitian ini didapatkan HSL dengan fraksinasi T-EA memiliki ekspresi ATF4 yang lebih tinggi dibandingkan kelompok lainnya. Tidak terdapat pengaruh HSL yang difraksinasi dengan pelarut apaun terhadap ekspresi FoxO1 dan G6Pase. Temuan ini menunjukkan potensi ATF4 dalam mempengaruhi ekspresi ATF4 tetapi belum didapatkan pengaruhnya terhadap glukoneogensis yang dilihat dari ekspresi FoxO1 dan G6Pase.

Diabetes Mellitus (DM) is a metabolic disease indicated by hyperglycemia. Recent research tried to find a relation between DM pathophysiology and stress on endoplasmic reticulum which caused change on ATF4 which in turn affected gluconeogenesis. Hibiscus Sabdariffa Linn (HSL) is a herbal plant commonly used as medication and known to reduce blood glucose level. The aim of this research is to analyse the effects of fractionated HSL based on its polarity to ATF4 secretion and to analyse FoxO1 and G6Pase expression which can describe gluconeogenesis regulation on liver’s tissue of mice with type 2 DM. This research is experimental research conducted on breeds of DDY mice ages between 9 to 10 weeks classified into 4 groups: normal group (N), one induced with high fat diet and streptozotocin injection which contained HSL and fractionation of hexane (S), one induced with ethyl acetate (T-EA), and one given ethanol (T-Et). Each was given 400mg/kg per body weight for 5 weeks.  This research used RT-PCR to measure ATF-4, FoxO1, and G6Pase expression. The result showed that HSL with fractionation T-EA had the highest ATF4. This result indicated high potency of ATF4. However, the effect of ATF4 in gluconeogenesis is yet to be determined."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliana Suryati
"

Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindrom metabolisme yang ditandai oleh peningkatan glukosa darah (hiperglikemia). Keadaan ini disebabkan oleh berkurangnya sekresi insulin atau penurunan sensitivitas sel target terhadap insulin. Mekanisme pengaturan kadar glukosa darah oleh insulin dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya adalah Glucagon like peptide 1 (GLP-1) yang beraksi di pankreas sehingga meningkatkan sekresi insulin. Saat ini, ada beberapa penelitian yang menggunakan GLP-1 sebagai target terapi dalam pengobatan diabetes. Beberapa hasil penelitian menunjukkan tanaman herbal seperti H. sabdariffa dapat menurunkan kadar glukosa darah, tetapi mekanismenya melalui GLP-1 belum diketahui. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran H. sabdariffa terhadap sekresi GLP-1 si sel L ileum dan aksi GLP-1 di pankreas serta dampaknya pada kadar insulin dan glukosa darah tikus diabetes melitus. Penelitian ini menggunakan tikus Sprague-Dowley jantan, usia 8-10 minggu, berat 200-250g yang dibagi dalam 6 kelompok: (1) kelompok kontrol normal (C), (2) kelompok kontrol yang diberi H, sabdariffa 200 mg/kgBB/hari (C-Hib2), (3) kelompok kontrol yang diberi H. sabdariffa 500 mg/kgBB/hari (C-Hib5), (4) kelompok kontrol DM (C-DM), (5) kelompok DM yang diberi H. sabdariffa 200 mg/kgBB/hari (DM-Hib2), (6) kelompok DM yang diberi H. sabdariffa 500 mg/kgBB/hari (DM-Hib5). Hasil perediksi molecular docking menunjukkan terjadi imteraksi antara senyawa aktif H. sabdariffa dengan transporter SGLT1 dan senyawa aktif H. sabdariffa dengan reseptor GLP-1R, yang berperan sebagai activator. Pemberian H. sabdarifa pada tikus diabetes memiliki potensi untuk meningkatkan kadar GLP-1 yang memberi makna secara klinis dengan meningkatkan kadar insulin dan menurunkan kadar glukosa darah.


Diabetes Mellitus (DM) is a metabolic syndrome characterized by hyperglycemia. It is due to impairment of insulin secretion or decreased insulin sentivitity of insulin cell target. Insulin in regulating blood glucose level is influenced by various factors, such as Glucagon like peptide 1 (GLP-1), which have action in pancreas that can increase insulin secretion. Currently, there are several studies that use GLP-1 as the target of therapy in the treatment of diabetes. Several studies have shown that herbal plants such as Hibiscus sabdariffa Linn.. (H. sabdariffa) can lower blood glucose levels, but the mechanisms of GLP-1 have not yet been determined. This study aims to determine the potential of H. sabdariffa against secretion of GLP-1 in cell L ileum and action of GLP-1 in pancreas tissue and affect to insulin and blood glucose level in DM rats. This study was an experimental study in vivo using the male Sprague-Dowley rats, age 8-10 weeks, initial weight 200-250 g. Rats were randomly assigned to 6 groups: (1) normal control (C), (2) control group given H. sabdariffa 200mg/kgBW/day (C-Hib2), (3) control group given H. sabdariffa 500 mg/kgBW/day (DM-Hib2), (4) control DM (C-DM), (5) DM group given H. sabdariffa 200 mg, (6) DM group given H. sabdariffa 500mg/kgBW/day (DM-Hib5). Prediction of molecular docking showed that there is interaction of H. sabdariffa active compound against SGLT1 transporter and H. sabdariffa active compound against GLP-1R receptor and have function as activator. Administration of H. sabdarifa in diabetic rats can stimulate increased of GLP-1 level in pancreas, which gives clinical significance by increasing insulin levels and lowering blood glucose levels.

"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afifa Radhina
"Prevalensi obesitas meningkat dan menjadi masalah kesehatan global yang perlu mendapatkan perawatan yang tepat. Pengobatan obesitas menggunakan Hibiscus sabdariffa Linn. telah banyak digunakan. Namun, potensinya untuk proses pencoklatan jaringan adiposa sebagai penanganan obesitas masih belum diketahui. Proses pencoklatan yang diupregulasi gen UCP1 ditandai oleh jalur pensinyalan faktor transkripsi PRDM16. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menentukan potensi H. sabdariffa dalam PRDM 16 sebagai faktor transkripsi untuk gen UCP1. Penelitian eksperimental menggunakan 24 tikus Sprague Dawley jantan berusia 6-10 minggu dengan berat badan antara 110-160 g yang dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu kontrol (C), obes (O), obes dengan H. sabdariffa 200mg/KgBW (O -200) dan obes dengan H. sabdariffa 400mg/KgBW (O-400). Tikus obes diinduksi dengan pemberian pakan tinggi lemak (19%) selama 17 minggu dilanjutkan dengan pemberian ekstrak H. sabdariffa selama 5 minggu. Kadar PRDM16 diukur pada jaringan adiposa menggunakan teknik ELISA.
Hasil penelitian menunjukkan penurunan indeks Lee pada kelompok obes yang diberikan H. sabdariffa O-200 dan O-400, mencapai level di bawah 310, meskipun hasil tes ANOVA oneway menunjukkan tidak ada perbedaan dalam kelompok dengan kelompok obes (p> 0,05). Penurunan indeks Lee diikuti oleh peningkatan PRDM 16 pada kelompok O-200 dan O-400 bila dibandingkan dengan kelompok obes (p <0,05). H. sabdariffa berpotensi menurunkan berat badan pada tikus obes. Mekanisme pengurangan ini adalah melalui peningkatan kadar PRDM16. Pemberian dosis H. sabdariffa 400mg/kg/hari meningkatkan kadar PRDM16 lebih baik daripada kadar 200mg/kgBB.

The obesity prevalency is increasing and becoming a global health problem which needs to get the right treatment. Obesity treatment using Hibiscus sabdariffa Linn. has been widely used. However, its potential for browning process for treatment of obesity is still unknown. Browning process by UCP1 gene upregulation characterized by PRDM16 transcription factor signaling pathway. Therefore, this study aims to determine the potential of H. sabdariffa in PRDM 16 as transcription factor for UCP1 gene. The experimental study used 24 male Sprague Dawley rats aged 6-10 weeks with body weight between 110-160 g which were divided into 4 groups, namely control (C), obese (O), obese with H. sabdariffa 200mg/KgBW (O-200) and obese with H. sabdariffa 400mg/KgBW (O-400). Obese rats induced by giving high-fat diet (19%) for 17 weeks continued with administration of H. sabdariffa for 5 weeks. PRDM16 levels were measured from adipose tissue using ELISA technique. The results showed a decrease in Lee index in the obese group given H. sabdariffa O-200 and O-400, reaching levels below 310, although oneway ANOVA results test showed no difference in group with the obese group (p> 0.05). The decrease in Lee index was followed by an increase in PRDM 16 in the O-200 and O-400 groups when compared to obese group (p <0.05). H. sabdariffa has potential to lose weight in obese rat. The mechanism of this reduction is through increasing PRDM16 level. The administration of H. sabdariffa dose of 400mg/kg/day increases PRDM16 levels better than the levels of 200mg/kgBW."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gulshan Fahmi El Bayani
"Overtraining meningkatkan IL-1B sistemik akibat mikrotrauma otot sehinggga memengaruhi hipokampus yang penting dalam pembentukan konsolidasi memori spasial. Pemberian H. sabdariffa diharapkan menurunkan IL-1? dan meningkatkan IL-1ra sehingga berpotensi mencegah gangguan konsolidasi memori spasial. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental terhadap 20 tikus Wistar jantan Rattus norvegicus, 250-300 gram , terbagi ke dalam 4 kelompok yaitu kontrol C , kontrol H. sabdarifa C-Hib , latihan fisik overtraining OT dan latihan fisik overtraining yang diberi H. sabdarifa OT-Hib . Pemberian ekstrak metanol H. sabdariffa 500 mg/kgBB berpotensi sebagai antiinflamasi melalui peningkatan sitokin antiinflamasi IL-1ra plasma darah secara bermakna sehingga mencegah gangguan fungsi konsolidasi memori spasial tikus overtraining.

Overtraining lead to increase IL 1 systemically due to muscle mikrotrauma that affect hippocampus which was important in the formation of spatial memory consolidation. Administration H. Sabdariffa is expected to decrease IL 1 and increases IL 1ra thereby potentially preventing impairment of spatial memory consolidation. This research is an experimental study using 20 male Wistar rats Rattus norvegicus, 250 300 g were divided into 4 groups control C , H. sabdarifa control C Hib , physical exercise overtraining OT and physical exercise overtraining by H. sabdarifa OT Hib . Administration of the methanolic extract of H. Sabdariffa 500 mg kg body weight was a potential anti inflammatory by increase anti inflammatory cytokines IL 1ra in blood plasma so that prevent the impairment of spatial memory consolidation in overtraining Wistar rat.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizkiani Juleshodia Wulandari
"Diabetes Mellitus DM merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia. Saat ini, sedang dikembangkan penanganan dengan menggunakan analog hormon GLP-1 yaitu hormon inkretin yang berperan meningkatkan sekresi insulin. Hibiscus sabdariffa Linn H.sabdariffa sudah sering digunakan untuk pengobatan DM, namun belum diketahui perannya terhadap peningkatan kadar GLP-1. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi H.sabdariffa terhadap kadar GLP-1. Penelitian ini studi eksperimental in-vivo menggunakan 36 ekor tikus jantan Sprague-Dawley usia 8-10 minggu yang dibagi menjadi 6 kelompok secara acak: Kontrol C , Kontrol H.sabdariffa 200 mg/kgBB/hari C-Hib 200 , Kontrol H.sabdariffa 500 mg/kgBB/hari C-Hib 500 , Kontrol DM C-DM , DM-H.sabdariffa 200 mg/kgBB/hari DM-Hib 200 , DM-H.sabdariffa 500 mg/kgBB/hari DM-Hib 500 . Pemberian H.sabdariffa menggunakan ekstrak metanol selama 5 minggu. Pengukuran gula darah sewaktu GDS menggunakan glucometer Accucheck sedangkan pengukuran insulin dan GLP-1 menggunakan ELISA. Uji statistik menggunakan one-way ANOVA. Kadar GLP-1 pada kelompok C-DM lebih rendah dibanding dengan kelompok C p

Diabetes mellitus DM is a metabolic disease characterized by hyperglycemia. Treatment with GLP 1 hormone analogue has been developed nowadays. GLP 1 is an incretin hormone that contribute on increasing insulin secretion. Hibiscus sabdariffa Linn H.sabdariffa already known to DM treatment, but there was no data about the role of H. sabdariffa on increasing GLP 1 level. Therefore, this study aimed to investigate potentiation of H. sabdariffa to GLP 1 level. This study was an in vivo experimental study which conducted in 5 weeks using 36 male Sprague Dawley rats aged 8 10 weeks that were randomly divided into 6 groups normal control group C , methanol extract H.sabdariffa treated control group 200 mg kgBW day C Hib 200 , methanol extract H.sabdariffa treated control group 500 mg kgBW day C Hib 500 , DM control group C DM DM H.sabdariffa treated group 200 mg kgBW day DM Hib 200 and DM H.sabdariffa treated group 500 mg kgBW day DM Hib 500 . Random blood glucose level were measured by glucometer Accucheck, insulin and GLP 1 plasma level were measured using ELISA method. Statistical analysis was using one way ANOVA. GLP 1 level in C DM rats were lower than control group p"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T58584
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grestyasanti Wimasan
"Latar Belakang: Rosela dilaporkan sebagai agen antiradang.
Tujuan: menganalisis efektivitas ekstrak etanol terstandar kelopak rosela terhadap penyembuhan ulser mukosa mulut.
Metode: Dua belas tikus dibagi dalam kelompok kontrol dan perlakuan. Ekstrak 3.75% dan 7.5% dioleskan 2 kali sehari pada mukosa mulut. Pengamatan dilakukan selama 3 dan 7 hari. Kemerahan dan pembengkakan jaringan sekitar diamati secara visual. Diameter ulser diukur satu hari setelah dibuat dan sebelum dikorbankan. Spesimen dibuat, diamati secara mikroskopis, dan dilakukan skoring.
Hasil: Diameter ulser dan skor radang menurun. Kemerahan dan pembengkakan jaringan sekitar tidak terlihat lagi.
Simpulan: Ekstrak 7.5% efektif terhadap penyembuhan ulser mukosa mulut tikus.

Background: Roselle is reported as anti-inflammatory agent.
Objectives: To analyze standardized roselle calyces ethanol extract efficacy`s towards oral mucous ulcer.
Methods: Twelve rats were divided into 2 groups; control and experimental group. The 3.75% and 7.5% extract were applied topically twice a day in oral mucous. Animals were observed for 3 and 7 days. Redness and swelling were observed visually. Ulcer diameter was measured a day after creation and before sacrifice. Specimens were observed microscopically and scored.
Results: Ulcer diameter and inflammation score were decreased. No redness and swelling observed.
Conclusions: The 7.5% extract is effective for the ulcer."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S44984
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reni Jayantini
"Pendahuluan : Rosela dilaporkan memiliki efek antiinflamasi.
Tujuan: Menganalisis efektivitas ekstrak etanol terstandar kelopak bunga rosela oles terhadap penyembuhan ulser mukosa mulut.
Metode: Penelitian ini in vivo pada 12 tikus S-D dengan ulser mukosa mulut. Kelompok penelitian adalah kontrol dan perlakuan. Ekstrak 7.5% dan 15% dioleskan dua kali sehari, pada hari ke-4 dan ke-8, tikus dikorbankan. Parameter yang diobservasi adalah diameter, kemerahan dan pembengkakan di jaringan sekitar ulser, serta skor radang.
Hasil: Pada kelompok perlakuan, diameter ulser dan skor radang menurun, tidak terdapat bengkak dan merah pada jaringan di sekitar ulser.
Kesimpulan: Ekstrak 7.5% efektif menyembuhkan ulser mukosa mulut.

Background: Roselle has anti-inflammatory effect.
Objective: Analyze effectiveness of standardized ethanol extract of Roselle topical towards oral mucous ulcer.
Method: In vivo study was created with ulcer on 12 rats. Research group divided into control and test group. Standardized roselle 7.5% and 15% were applied topically twice a day. On the 4th and 8th days, rat were sacrificed. Parameters are ulcer diameter, reddish color and swollen membrane, and inflammation score of ulcer.
Result: Test group indicated ulcer diameter and inflammation score were reduce, no swelling and redness observed.
Conclusion: Standardized roselle 7.5% is effective for ulcer healing of oral mucous."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S44982
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heriyanto
"Salah satu penanganan obesitas melalui proses pencoklatan yang meningkatkan thermogenesis. Proses pencoklatan melibatkan faktor transkripsi PPARγ dan PGC1α. Saat ini diketahui pengaruh H. sabdariffa dalam menghambat adipogenesis, namun pengaruhnya pada proses pencoklatan masih belum diketahui. Tujuan penelitian untuk mengatahui pengaruh H. sabdariffa pada proses pencoklatan. Penelitian eksperimental menggunakan 24 ekor tikus Sprague Dawley jantan (Rattus Norvegicus) dengan berat 90-160 gram, usia 6-10 minggu, dibagi menjadi 4 kelompok yaitu kelompok kontrol (KH0), kelompok kontrol obes dengan pakan khusus (OH0), kelompok obes diberikan ekstrak H. sabdariffa 200 mg/KgBB (OH200), Kelompok obes diberikan ekstrak H. sabdariffa 400 mg/KgBB (OH400). Pemberian H. Sabdariffa dilakukan selama 5 minggu, selanjutnya dilakukan pemeriksaan dengan RT-qPCR. Pemberian ekstrak H. sabdariffa meningkatkan ekspresi PPARγ dan PGC1α sebagai faktor transkripsi proses pencoklatan. Hal ini didukung dengan penurunan Indeks Lee hingga normal. Kesimpulan: Ekstrak H. sabdariffa meningkatkan ekspresi faktor transkripsi proses pencoklatan PPARγ dan PGC1α sehingga memberikan hasil penurunan Indeks Lee yang merupakan salah satu indikator obesitas pada tikus.

The browning process that increase thermogenesis become one of the option to treat obesity. Beiging process involves PPARγ and PGC1α transcription factors. The effect of H. sabdariffa in holding adipogenesis is known, but its effect on the beiging process is still unknown. The purpose of this study was to determine the effect of H. sabdariffa on the beiging process. The experimental study used 24 male Sprague Dawley rats (Rattus Norvegicus) weighing 90-160 grams, 6-10 weeks old, divided into 4 groups known as control group (KH0), the obesity control group with high fat diet (OH0), the obesity group was given H. sabdariffa extract 200 mg/KgBW (OH200), the obese group was given H. sabdariffa extract 400 mg / KgBW (OH400). The administration of H. Sabdariffa was carried out for 5 weeks, then it was examined by RT-qPCR. The administration of H. sabdariffa extract increased the expression of PPARγ and PGC1α as transcription factors for beiging process. This is supported by the decline in the Lee Index to normal. Conclusion: H. sabdariffa extract increased the expression of browning process transcription factor PPARγ and PGC1α which resulted in decreased Lee index, an indicator of obesity in rat."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>