Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 63533 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Katya Mazaya Kinanti Santoso
"Campur kode adalah penggabungan dua atau lebih bahasa ke dalam satu tindak tutur dengan syarat masing-masing unsur yang disisipkan sudah tidak lagi mendukung fungsinya sendiri. Memasuki era globalisasi, campur kode menjadi fenomena yang umum ditemukan dalam keseharian masyarakat, termasuk di Korea Selatan. Penelitian ini bertujuan membahas campur kode bahasa Inggris dalam tuturan bahasa Korea pada acara podcast ‘Unboxing’. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana wujud campur kode dalam acara podcast ‘Unboxing’. Penelitian ini menggunakan metode campuran dengan pendekatan deskriptif-analitis. Sementara itu, pengumpulan data menggunakan teknik simak catat. Dari hasil penelitian, ditemukan 344 data campur kode yang terdiri atas 171 data berwujud kata, 102 data berwujud frasa, 64 data berwujud bastar, 3 data berwujud ungkapan atau idiom, 2 data berwujud reduplikasi kata, dan 2 data berwujud klausa. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi dalam menambah wawasan pembaca, serta menjadi referensi untuk penelitian-penelitian terkait sosiolinguistik dan campur kode yang akan datang, khususnya terkait campur kode bahasa Inggris dalam tuturan bahasa Korea.

Code mixing is the mixing of two or more languages in one utterance under the condition that the elements inserted are no longer supporting their own function. Entering the globalization era, code mixing has become a common phenomenon in our daily life, including in South Korea. This research aims to discuss code mixing cases between English and Korean language found in the podcast show titled ‘Unboxing’. This research also answers the question regarding the forms of code mixing found in the podcast show ‘Unboxing’. The research is done using mixed method with descriptive-analytical approach. The datas are collected using observational note-taking technique. According to the result, there is a total of 344 code mixing cases classified as 171 data in the form of word, 102 data in the form of phrase, 64 data in the hybrid form, 3 data in the form of idiom, 2 data in the form of reduplicative word, and 2 data in the form of clause. Through the result of this research, it is hoped that it will provide readers with additional knowledge and reference materials for upcoming researches regarding sociolinguistics and code mixing, especially code mixing between English and Korean language."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anissa Maulita
"Saat ini, sebagian besar masyarakat Belanda dapat berbicara dan mengerti bahasa Inggris sebagai bahasa kedua. Campur kode dapat terlihat pada akun Instagram @cosmopolitan_nl sebagai salah satu majalah di Belanda. Bentuk, proses terjadinya campur kode dan faktor penyebab terjadinya campur kode dalam keterangan foto Instagram @cosmopolitan_nl itulah yang dikaji dalam penelitian ini. Metode yang digunakan adalah studi deskriptif dengan menggunakan pandangan Muysken mengenai penyisipan, alternasi dan leksikalisasi kongruen serta pandangan Hoffman mengenai faktor penyebab terjadinya campur kode. Data diambil dari periode Desember 2019 sampai Februari 2020. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa bentuk campur kode yang banyak terjadi adalah bentuk penyisipan dan alternasi. Faktor penyebabnya yaitu penekanan yang ingin diberikan kepada pembaca dan ingin memberi kesan menarik mengenai topik yang disampaikan. 

Most Dutch people can nowadays speak and understand English as a second language. This phenomenon of code mixing can be seen on Instagram account @cosmopolitan_nl, as a magazine in the Netherlands.This study analyzes the form, the process of code mixing and factors contributing to code mixing in caption @cosmopolitam_nl Instagram account.The method used is descriptive according to Muyskens point of view on the insertion, alternation and congruent lexicalization and Hoffman's point of view regarding factors contributing to code mixing. The data was collected during the period of December 2019 to February 2020. The results of this study revealed that the most common form of code mixing are insertion and alternation. The contributing factor is the need to give emphasis to the reader and to make an interesting impression on the topic being conveyed."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Saskia Putri Ditia
"Musik hip-hop yang dikenal juga sebagai musik rap merupakan salah satu jenis aliran dari seni musik yang banyak digandrungi di Amerika Serikat dan negara lainnya. Di Belanda musik yang beraliran hip-hop atau rap dikenal dengan sebutan Nederhop. Salah satu rapper dari Belanda yang terkenal adalah Ronnie Flex. Dalam beberapa lagunya, ia menggunakan dua bahasa yang berbeda, yaitu bahasa Belanda dan bahasa Inggris. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan jenis campur kode yang digunakan oleh Ronnie Flex dan faktor penyebabnya dalam tiga lagunya yang berjudul ‘Wat Is Love (ft. Leafs)’, Crooswijk Freestyle (ft. Murda), dan ‘Best Friend (ft. KM)’. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana jenis dan faktor penyebab campur kode pada tiga lagu karya Ronnie Flex. Dalam menjawab permasalahan penelitian, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan menggunakan teori jenis campur kode menurut Muysken (2000) dan faktor terjadinya campur kode menurut Appel dan Muysken (2005). Hasil dari analisis menunjukkan bahwa dari tiga lagu yang diteliti, terdapat dua jenis campur kode yang digunakan yaitu insertion alternation dan faktor penyebab yang digunakan oleh Ronnie Flex adalah poetic function, expressive function, referential function, pathic function, dan metalinguistic function.

Hip-hop music, also known as rap music is a music genre that is most loved in USA and other countries. In Netherlands, hip-hop or rap music is known as Nederhop. One of the famous rappers from Netherlands is Ronnie Flex. In some of his songs he uses, 2 different languages, that is Dutch and Indonesian. This study aims to describe the types of code-mixing used by Ronnie Flex and also the causal factors in three of his songs titled ‘Wat Is Love (ft. Leafs)’, ‘Crooswijk Freestyle (ft. Murda)’, and ‘Best Friend (ft. KM)’. The formulation of the problem in this research is how the types and factors causing code mixing in three songs by Ronnie Flex. In answering the research problem, the method used in this research is descriptive qualitative and uses the theory of code-mixing according to Muysken (2000) and the causal factors according to Appel and Muysken (2005). The result of the analysis shows that the type of code mixing used in the three songs of Ronnie Flex are insertion and alternation and the causal factors used are poetic function, expressive function, referential function,  pathic function and metalinguistic function."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bella Hapsari
"Alih kode dan campur kode terjadi dalam masyarakat multibahasa. Fenomena ini terlihat di media sosial, salah satunya adalah Youtube. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk campur kode dan alih kode dalam video blog pada kanal Youtube Korea Reomit dengan metodologi deskriptif kualitatif. Teori sosiolinguistik digunakan untuk menganalisis bentuk campur kode dan alih kode. Bentuk campur kode berupa penyisipan kata dan frasa, sedangkan bentuk alih kode dibagi menjadi dua, yaitu alih kode internal dan alih kode eksternal. Berdasarkan dua video yang digunakan, ditemukan bentuk campur kode dan alih kode pada tuturan penutur asing dalam menggunakan bahasa Indonesia. Pada kanal Youtube Korea Reomit, ditemukan 78 bentuk campur kode sisipan kata, 11 bentuk campur kode sisipan frasa, 2 bentuk alih kode internal dan 16 bentuk alih kode eksternal. Faktor penyebab terjadinya campur kode dan alih kode, antara lain lawan tutur, perubahan topik pembicaraan, dan tujuan penutur.

Code switching and code mixing occur in a multilingual society. This phenomenon can be seen on social media, one of which is Youtube. This study discusses the forms of code switching and code mixing in videos. This study aims to describe the forms of code switching and code mixing in video blogs on the Reomit Korea Youtube channel using a qualitative descriptive methodology. Sociolinguistic theory is used to analyze the form of code switching and code mixing. The form of code mixing is the insertion of words and phrases, while the form of code switching is divided into two, namely internal code switching and external code switching. Forms of code-switching and code-mixing found in the utterances of foreign speakers using Indonesian on the Korean Reomit Youtube channel, namely 78 forms of word insert code mixing, 11 forms of phrase insert code mixing, 2 forms of internal code switching and 16 forms of external code switching. Factors that cause code-switching and code-mixing occur in the form of interlocutor factors, the speaker's goals and changes in the topic of conversation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sifa Fauziah
"De Oost, adalah film perang di tahun 1946 antara orang Belanda dengan orang Indonesia. Hal menarik dalam film ini adalah digunakannya alih kode dan campur kode oleh dua tokoh utama Johan dan Raymond. Pertanyaan penelitiannya adalah bagaimana wujud dan latar belakang penggunaan alih kode dan campur kode dalam film De Oost oleh dua tokoh utama. Tujuan penelitian ini adalah memaparkan wujud dan latar belakang terjadinya alih kode dan campur kode oleh dua tokoh utama film De Oost dengan menggunakan metode kualitatif dan teori tentang alih kode dan campur kode menurut pendapat Appel, Soewito dan Chaer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor dominan penyebab terjadinya alih kode dan campur kode adalah faktor tuturan dan mitra tutur diikuti oleh faktor perubahan situasi, dan tidak adanya pilihan kata yang tepat.

The Dutch film De Oost, is a war film in 1946 between the Dutch and the Indonesians. The interesting thing in this film is the use of code switching and code mixing by the two main characters Johan and Raymond. The research question is what is the form and background of the use of code switching and code mixing in the film De Oost by the two main characters. The purpose of this study is to describe the form and background of the occurrence of code switching and code mixing by the two main characters of the film De Oost using qualitative methods and theories about code switching and code mixing according to Appel, Soewito and Chaer's opinion. The results showed that the dominant factor causing code switching and code mixing was the speech factor and the speech partner followed by the situation change factor, and the absence of the right choice of words."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanna Valerie Immanuella
"Campur kode adalah penyisipan kode atau sebagian kecil bahasa lain ke dalam percakapan atau wacana dalam bahasa yang lebih dominan. Fenomena bahasa ini lumrah terjadi pada masyarakat multilingual, termasuk masyarakat Indonesia. Selain ditemukan dalam percakapan sehari-hari, campur kode juga ditemukan dalam karya fiksi, salah satunya novel dewasa muda berjudul Butterflies karya Ale. Penelitian ini membahas kemunculan bentuk-bentuk campur kode di dalam novel dan alasan penggunaan campur kode berdasarkan landasan teori dan bukti kutipan di dalam korpus data. Data diperoleh dengan melakukan pembacaan menyeluruh, penganotasian, dan pengelompokkan berdasarkan kategori campur kode. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil pengkajian, ditemukan bahwa bentuk campur kode yang paling banyak ditemukan adalah campur kode dengan unsur sisipan kata berkelas kata nomina (69 kali) dan campur kode dengan arah bahasa keluar (202 kali). Adapun alasan penggunaan campur kode tersebut adalah 1) latar belakang penutur; 2) penggunaan kosakata lain yang lebih populer; 3) mitra bicara; 4) topik pembicaraan; 5) pokok pembicaraan; dan 6) modus pembicaraan.

Code-mixing is the mixing of a code or a small part of another language into a conversation or discourse into a more dominant language. This language phenomenon is commonly found in multilingual societies, including Indonesian. Besides being found in everyday conversation, code-mixing is also found in works of fiction, such as Butterflies by Ale, a young adult novel. This research discusses the emergence of forms of code-mixing in the novel and the reasons for using code-mixing based on theory and evidence in the novel. The data was obtained by doing a thorough reading, annotation, and grouping based on code-mixing categories. This research uses a descriptive qualitative method. Based on the study, it was found that the most common forms of code-mixing were code-mixing with insertion elements of noun (69 times) and outer code-mixing (202 times). The reasons for using code-mixing are 1) the background of the speaker; 2) the use of other more popular vocabulary; 3) talking partner; 4) topics of conversation; 5) subject matter; and 6) talk mode."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Aulia
"Kolonialisme yang dilakukan oleh Belanda terhadap Indonesia berpengaruh dalam berbagai aspek seperti budaya, hukum, pendidikan, dan lain sebagainya. Hal ini juga sangat berpengaruh pada aspek bahasa. Hubungan antara kedua negara ini menghasilkan sebuah golongan etnis baru, yaitu orang Indo. Penelitian ini membahas mengenai campur kode pada vlog Ricky Risolles yang diunggah di Youtube pada tahun 2020 dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis bentuk serta penyebab campur kode dalam vlog Ricky Risolles. Kemudian campur kode tersebut akan dikaitkan dengan identitas Ricky Risolles sebagai seorang Indo yang tinggal di Belanda. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa campur kode bahasa Indonesia dalam kalimat bahasa Belanda didominasi oleh bentuk kata. Sebagian besar campur kode berupa penyisipan kata dan didominasi oleh fungsi ekspresif untuk mempertahankan identitas Indo yang dimiliki Ricky Risolles. Ricky juga menunjukkan identitas Indo dengan mengadakan segmen "kata bahasa Indonesia minggu ini" untuk memberikan informasi tentang kata-kata bahasa Indonesia.

The colonialism carried out by the Dutch against Indonesia influenced various aspects such as culture, law, education, and so on. This is also very influential on the language aspect. The relationship between these two countries produced a new ethnic group, namely the Indos. This research is about code mixing on Ricky Risolles' vlog on Youtube in 2020 using descriptive qualitative methods. The purpose of this study is to describe the form of code mixing, and analyze the causes of the use code mixing in Ricky Risolles' vlog which will be linked to Ricky Risolles’s identity as an Indo. Based on the results of the study, it was found that Indonesian code mixing in Dutch sentences is dominated by the word form. Most of the code mixing is in the form of word insertion and is dominated by expressive functions to maintain the Indo identity that Ricky Risolles has. Ricky also showed his Indo identity by holding an "Indonesian word of the week" segment to provide information about Indonesian words."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Deva Nadhifah Novitasari
"Instagram merupakan salah satu aplikasi yang banyak digunakan oleh masyarakat di dunia. Pengguna Instagram dapat mengunggah foto dan video serta memberi informasi tambahan pada unggahan mereka melalui keterangan atau caption. Penelitian ini membahas tentang campur kode pada caption Instagram Jiami Jongejan (@jiami) yang diunggah pada November 2021 hingga Maret 2022. Penelitian akan berfokus pada bentuk dan proses campur kode serta faktor yang melatarbelakangi terjadinya campur kode tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk, proses, dan faktor yang menyebabkan terjadinya campur kode pada caption Instagram Jiami. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif berdasarkan teori campur kode menurut pendapat Muysken (2000) dan Hoffmann (1991). Hasil dari penelitian ini adalah campur kode pada caption Instagram Jiami didominasi oleh proses penyisipan. Bentuk campur kode yang paling banyak ditemukan adalah bentuk kata. Sebagian besar campur kode dilakukan untuk membicarakan topik tertentu. Sebagai seorang influencer, Jiami melakukan campur kode agar caption Instagram miliknya dapat menarik perhatian pengikutnya.
Instagram is one of application that is used by many people in the world. Instagram users can upload photos and videos and provide additional information on their uploads through captions. This research discusses code mixing in Jiami Jongejan (@jiami)'s Instagram captions which was uploaded from November 2021 to March 2022. This research will focus on the form, the process, and the cause of code mixing. The purpose of this research is to describe the form, the process, and the factors that cause code mixing in Jiami’s Instagram captions. The research method used is descriptive qualitative and based on the theory of code mixing according to Muysken (2000) and Hoffman (1991). The results of this research show that code mixing in Jiami’s Instagram caption is dominated by the insertion process. The most common form of code mixing is the word form. The cause of code mixing is mainly to talk about a specific topic. As an influencer, Jiami uses code mixing to attract the attention of her followers."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hawa Muharmaeka
"Kemampuan menggunakan lebih dari satu bahasa menimbulkan fenomena alih kode dan campur kode. Hal ini juga terjadi pada anak-anak bilingual. Tidak hanya secara verbal, melainkan juga muncul dalam tulisan anak. Salah satunya dalam novel anak Kecil-Kecil Punya Karya (KKPK). Penelitian ini meneliti penggunaan alih kode dan campur kode dalam novel anak serial KKPK Deluxe Edition Little Ballerina Extended karya Muthia Fadhila Khairunnisa dan Annabelle’s New School karya Tania Rafli. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan konsep alih kode dan campur kode dari Crystal (2008) dan Muysken (2000). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola alih kode antara bahasa Indonesia-Inggris ditemukan lebih bervariasi. Selain itu, percampuran bahasa pada kedua novel dapat hingga tiga bahasa. Adapun unsur-unsur sisipan pada campur kode yang ditemukan pada kedua novel, yaitu kata, frasa, idiom, dan singkatan.

The ability to use more than one language causes the phenomenon of code-switching and code-mixing. This also occurs in bilingual children. Not only verbally, but also appears in the child's writing. One of them is in the children's novel Kecil-Kecil Punya Karya (KKPK). This study examines the use of code-switching and code-mixing in the children's novel KKPK Deluxe Edition Little Ballerina Extended by Muthia Fadhila Khairunnisa and Annabelle's New School by Tania Rafli. The method used is a qualitative method with the concepts of code-switching and code-mixing by Crystal (2008) and Muysken (2000). The results of the analysis shows that the pattern of code-switching between Indonesian and English is found to be more varied. In addition, the mixing of languages in the two novels can be up to three languages. The insertion elements in code-mixing found in both novels are words, phrases, idioms, and abbreviations."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Ryane Puspa
"Penelitian ini mengkaji tentang fenomena alih kode dan campur kode antara bahasa Belanda dan Italia yang terdapat dalam komik Suske en Wiske: De Tartaarse Helm. Komik ini merupakan karya komikus terkenal asal Belgia, yaitu Willy Vandersteen. Kisahnya menceritakan tentang petualangan Suske, Wiske, dan Lambik pada abad ke-13 di Belgia, Italia, dan negara-negara di Timur Tengah. Fokus penelitian ini terletak pada jenis dan faktor penyebab terjadinya peralihan kode. Ada pula tujuan dari penelitian ini adalah untuk memaparkan secara rinci mengenai fenomena alih kode dan campur kode yang terdapat dalam komik tersebut. Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, penelitian ini dilakukan berdasarkan teori yang berkaitan dengan alih- dan campur kode dari Appel dan Muysken untuk menganalisis jenis peralihan kode. Teori yang dikemukakan oleh Holmes dan Nilson juga digunakan untuk menelaah faktor penyebab dari peralihan kode tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jenis peralihan kode yang paling banyak muncul adalah intra-sentential switches. Sementara itu, faktor penyebabnya didominasi oleh faktor identitas dan solidaritas.

This paper explains the phenomenon of code switching and code mixing between Dutch and Italian in the comic Suske en Wiske: De Tartaarse Helm. This comic is the work of a popular comic artist from Belgium, Willy Vandersteen. This comic tells the adventure of Suske, Wiske, and Lambik in the 13th century in Belgium, Italy and several countries in the Middle East. The focus of this paper lies in the types and factors behind code switching and code mixing. Furthermore, the purpose of this study is to describe in detail the phenomenon of code switching and code mixing contained in the comic. By using a qualitative descriptive method, this research was conducted based on the theory related to code switching and code mixing of Appel and Muysken to analyze the type of code switching. The theory proposed by Holmes and Nilson is also used to analyze the causative factors. The results of this paper indicate that the most common type of code switching is intra-sentential switches. In addition, the causative factor is dominated by the identity and solidarity factor."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>