Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 209468 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Reyhanfasya Mulyadi
"Seiring dengan kemajuan teknologi dan pertambahan penduduk di bumi yang semakin meningkat maka kebutuhan listrik juga akan meningkat, PLN telah berupaya untuk menambah jumlah pembangkit dan saluran transmisi untuk mengatasi permintaan yang terus meningkat. Namun ada ancaman yang datang dengan pembangkit listrik terpusat yaitu terkadang tidak dapat diandalkan. Membangun sistem pembangkit energi terbarukan milik sendiri dapat menjadi jawaban atas masalah sistem pembangkit listrik terpusat, tidak hanya kita dapat memiliki kendali sytem tersebut iuga akan membantu dengan mengurangi ancaman produksi gas rumah kaca. Sistem photovoltaic dapat berkembang baik dikarenakan Indonesia tidak hanya memiliki penyinaran matahari yang tinggi tetapi juga konstan, dengan pemikiran ini sekarang muncul masalah konfigurasi mana yang paling hemat biaya sementara juga mampu menghasilkan cukup untuk dianggap layak untuk digunakan sebagai sumber pembangkit listrik, masing-masing sistem memiliki kelebihan dan kekurangan yang juga dapat menjadi faktor untuk menentukan mana yang paling layak, tesis ini diharapkan dapat memberikan simulasi sistem photovoltaic dengan konfigurasi yang berbeda dan diharapkan dapat menganalisis konfigurasi mana yang bekerja paling baik. untuk profil beban residensial di Jakarta dengan membandingkan 2 aplikasi konfigurasi yang berbeda dengan beban residensial. Tesis ini akan dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak HOMER pro, hasil simulasi diharapkan akan menunjukkan konfigurasi mana yang bekerja paling baik di perumahan tingkat menengah Jakarta (berdaya sekitar 3500) yang akan dinilai oleh apakah sistem mampu menurunkan biaya untuk menghasilkan listrik sambil meningkatkan produksi listrik untuk rumah tangga. Namun, produksi energi dan biaya sistem berbeda di setiap lokasi. Karena perbedaan indeks penyinaran dan kejernihan matahari, setiap sistem dapat menghasilkan jumlah listrik yang berbeda dan menghasilkan perbedaan biaya, dan simulasi ini juga dijalankan pada masa pandemi yang menyebabkan tren beban perumahan melonjak dan malah menciptakan tren konsumsi listrik bisa di bilang tinggi.

As the technology progress and the population increases on earth increases the growing demand for electricity will also increase, PLN has made effort to increase the number of generators and transmission line to combat the growing demand. But there is a creeping threat that comes with centralized power generation which is the unreliably of it. Constructing a selfowned renewable energy generation system may be the answer to the problem of a centralized power generation system, not only that we could have control over it would also help with the growing threat of greenhouse gas production. A photovoltaic system can thrive since Indonesia has not only high but also constant solar irradiance, with this in mind now comes the problem of which configuration will be most cost-effective while also able to generate enough to be considered viable to use as a source of electricity generation, each system has its pros and cons that could also be a factor to determining which is the most viable one, this thesis will hopefully provide a simulation of the photovoltaic system under different configurations and hopefully then be able to analyze which configuration works best for residential load profile in Jakarta by comparing the 2 different configuration application to the residential load. This thesis will be conducted using HOMER pro software, the result of the simulation will hopefully show which configuration works best under on Jakarta’s mid-tier housing (around 3500 in power) which will be determined by whether the system is able to lower the cost to generate electricity all the while increasing the production of electricity for the simulated household. However, the energy production and cost of the system are different in every location. Due to the difference in solar irradiance and clearness index, every system could generate different amounts of electricity and result in differences of the cost, and this simulation also is run under pandemic times which causes the trend of residential load to spike and instead creating a relatively high trend of electricity consumption."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Fajar Tofani
"Studi ini menganalisa kelayakan penggunaan sistem PLTS Terapung bersama dengan generator diesel untuk memasok resor di Pulau Kei Kecil, Maluku Tenggara, Indonesia. Sistem PLTS Terapung menggunakan skema off-grid dengan skenario spesifik yaitu dengan membagi baterai menjadi tiga bagian yang sama yang digunakan secara bergantian untuk mengurangi fluktuasi daya output yang dihasilkan oleh PLTD sekaligus untuk memenuhi persyaratan beban harian selama 24 jam. Dampaknya adalah siklus pengisian baterai berubah menjadi dua kali dalam tiga hari, sehingga masa pakai baterai akan meningkat menjadi 1,5 kali lebih lama. Dalam penelitian ini, analisis ekonomi dilakukan dengan bunga pinjaman 10 dan waktu operasi selama 25 tahun. Dengan tarif listrik 1 USD/kWh diperoleh kombinasi kapasitas sistem DG dan SFPV yang paling layak dan menguntungkan adalah masing-masing 130 kW dan 20 kW. Kombinasi ini menghasilkan durasi PBP selama 9 tahun 0 bulan dan 9 hari, NPV 36,545 USD, IRR adalah 11,65 , dan rasio PI 1,016.

This study analyses the feasibility of the Sea floating PV SFPV system utilization in conjunction with diesel generator DG to supply the resorts at Small Kei Island, Southeast Moluccas, Indonesia. The SFPV system uses off grid scheme with a specific scenario that is by dividing the battery into three equal parts which are used interchangeably in order to reduce the fluctuation of the output power generated by DG at once to meet the daily load requirement for 24 hours. The impact is the battery charge cycle changed to twice in three days, thus the battery life will increase to 1.5 times longer. In this study, the economic analysis is done with the loan interest of 10 and the operating time for 25 years. With electricity tariff of 1 USD kWh obtained the most feasible and profitable combination of capacity of DG and SFPV systems is 130 kW and 20 kW respectively. The combination yields the duration of PBP for 9 years 0 months and 9 days, NPV of 36,545 USD, IRR is 11.65 , and PI ratio is 1.016.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51639
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikhsan Hernanda
"ABSTRAK
Indonesia sebagai negara yang terletak di garis khatulistiwa, memiliki potensi energi matahari sebesar 4,8 kWh/m2/hari, sudah saatnya energi terbarukan berbasis panel surya terus dikembangakan. Pengembangan potensi panel surya di Jawa Bali di rencanakan PLN sebesar 800 MW bedasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik RUPTL tahun 2018-2027. PLTS-PV Rooftop 2 kWp yang dirancang pada sektor rumah tangga Jawa Bali dibuat berdasarkan pendapatan perkapita, jumlah pelanggan, jumlah penjualan tenaga listrik, dan jumlah penduduk. Energi yang dihasilkan PLTS dapat menghemat pemakain bahan bakar batu bara pada tahun 2019 sebesar 1,07 triliyun rupiah dan hingga tahun 2027 dapat menghemat sekitar 11,08 triliyun rupiah. Skema Net Metering dengan adanya insentif 30 dapat diterapkan untuk pembangunan PLTS-PV Rooftop 2 kWp. Dengan pemasagan pada sektor rumah tangga di Jawa Bali dapat menghemat pembayaran listrik rumah tangga sebesar 37,9-41 .

ABSTRACT
Indonesia as a country located on the equator, has 4.8 kWh m2 day the potential of solar energy, it is time for expanded renewable energy based solar panels. The potential development of solar panels in Java Bali is planned to 800 MW based on Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik RUPTL year 2018 2027. PLTS PV rooftop 2 kWp designed on the Java Bali household sector is based on per capita income, number of customers, total electricity power sales, and number of population. The energy produced by PLTS can save the use of coal fuel in 2019 of 1.07 trillion rupiah and until 2027 can save about 11.08 trillion rupiah. The Net Metering scheme with a 30 incentive can be applied to PLTS PV Rooftop 2 kWp development. With installation in the household sector in Java Bali can save household electricity payment by 37.9 41 . "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fidel Rezki Fajry
"ABSTRAK
Keberadaan Fish Cold Storage sangat diharapkan bagi Nelayan di Pulau Kei Kecil untuk menjaga kualitas Ikan tetap baik. Dikarenakan terletak di area terpencil dan memiliki daya pembangkitan listrik terpasang yang terbatas, menjadi faktor kendala dalam pembangunan Fish Cold Storage. Penelitian ini membahas penerapan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu mode hybrid dengan sistem off-grid menggunakan dua set Baterai Bank yang beroperasi secara bergantian setiap 24 jam untuk melistriki DC Fish Cold Storage berdasarkan data harian lama penyinaran matahari dan kecepatan angin. Penentuan kapasitas sistem pembangkitan listrik dilakukan dengan empat skenario menggunakan tipe baterai bank yang berbeda. Dari hasil simulasi, sistem pembangkitan listrik mode hybrid Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu tidak handal dan optimal sehingga diperoleh konfigurasi Pembangkit Listrik Tenaga Bayu 170kW dan Baterai Bank Tipe AGM 48VDC ndash; 2265AH sebagai sistem pembangkitan yang handal dan optimal dengan biaya energi Rp 2.523/kWh. Sistem pembangkitan listrik ini memenuhi semua kriteria kelayakan ekonomi pada kondisi ideal dengan menetapkan tarif listrik sebesar Rp 9.828/kWh pada kondisi ideal dan diperoleh payback period selama 6 tahun 6 bulan 7 hari, net present value sebesar Rp 3.017.428, internal rate of return sebesar 9,002 , dan profitability index sebesar 1.6438.

ABSTRACT
The existence of Fish Cold Storage is highly expected by Fishermen in Kei Kecil Island to preserve the Fish quality well. Due to located on remote areas and having limited existing power generation as becoming the obstacles in development of Fish Cold Storage. This study discuss about hybrid sea floating photovoltaic and wind turbine with off grid system using two sets of battery banks that operate interchangeably every 24 hours for powering DC Fish Cold Fish Storage based on daily solar irradiance duration and wind speed data. Determination the power generation system capacity is done by four scenarios which is using different battery bank type. Based on simulation result, hybrid sea floating photovoltaic and wind turbine are not reliable and optimum, so the configuration of 170kW Wind Turbin and 48VDC 2265AH Battery Bank of AGM is selected based on the reliability and optimized level with the cost of energy of Rp 2.523 kWh. Those selected power generation system fulfill all economic feasibility criteria by setting electricity tariff of Rp 9.828 kWh on ideal condition with receiveing payback period for 6 years 6 months 7 days, net present value of Rp 3,017,428, internal rate of return of 9.002 , and profitability index of 1.6438."
2018
T51193
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akbar Yusa Putra
"Pulau Seram merupakan salah satu dari ribuan pulau yang ada di Indonesia. Karena kondisi geografis, sistem kelistrikan di Pulau Seram masih isolated hingga saat ini. Berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2019-2028, terdapat rencana pengembangan sistem interkoneksi 150 kV di Pulau Seram dan beberapa pembangkit skala menengah. Namun demikian, pertumbuhan beban yang rendah menyebabkan reserve margin di Pulau Seram akan menjadi sangat tinggi hingga melebihi 100%. Dengan kondisi ini, rencana pengembangan sistem ketenagalistrikan di Pulau Seram berpotensi tidak optimal secara tekno-ekonomi. Penelitian ini akan menganalisis pengembangan sistem isolated sebagai alternatif terhadap rencana pengembangan sistem interkoneksi 150 kV untuk mendapatkan alternatif terbaik yang dapat diterapkan di Pulau Seram. Kedua alternatif ini akan dibandingkan secara tekno-ekonomi. Analisis teknis dilakukan dengan menggunakan software ETAP untuk mengevaluasi kualitas sistem, sedangkan analisis ekonomi dilakukan dengan menghitung beberapa parameter finansial serta faktor penentu yaitu nilai Levelized Cost of Electricity (LCOE). Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai LCOE sistem isolated berada di bawah BPP Pembangkitan Pulau Seram saat ini yaitu 20,85 cents USD/kWh, serta dapat menghasilkan kualitas sistem yang baik sesuai ketentuan grid code.

Seram Island is one of the thousand islands in Indonesia. Due to geographical condition, the power system in Seram Island is currently remain isolated. However, based on Electricity Power Supply Business Plan (RUPTL) 2019-2028, there are power system development plan including 150 kV interconnected grid and several medium-sized power plant in this island. Unfortunately, as demand growth is low, reserve margin in related system tend to be very high, which will be exceeding 100%. With this circumstance, the development plan based on RUPTL 2019-2028 will not be viable both technically and economically. This study will analyze isolated system development as an alternative to high voltage interconnected grid in order to perceive optimum configuration for Seram Island. These two alternatives will be compared both technically and economically. Technical analysis will be conducted using software ETAP to investigate power quality. For economical analysis, several economics parameter will be evaluated as well as Levelized Cost of Electricity (LCOE) to perceive the most economically viable alternative. The result shows that isolated system yield lower LCOE than existing generation cost in Seram Island that is 20,85 cents USD/kWh, as well as complying the grid code requirement.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novix Jefri Al Fama
"ABSTRAK
Sistem kelistrikan di Biak Papua saat ini masih tergantung pada Pembangkit Listrik Tenaga Diesel PLTD . Penggunaan PLTD menyebabkan Biaya Pokok Produksi BPP pada sistem ketenagalistrikan Biak menjadi tinggi. Oleh karena itu diperlukan Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS On Grid untuk mengurangi beban dasar yang dipikul oleh PLTD pada siang hari agar dapat mengurangi BPP. Metode yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode Levelized Cost of Energy LcoE . Hasil analisis menunjukkan bahwa hibrida antara PLTD dengan PLTS On Grid 2.370 kWp 20 dari beban puncak sistem memiliki nilai Life Cycle Cost LCC dan Cost of Energy COE terendah dengan nilai LCC hibrida antara PLTD dengan PLTS On Grid 2.370 kWp sebesar Rp.5.223.989.322.145 dan COE sebesar Rp.2.789/kWh. Nilai COE tersebut masih di bawah harga tarif listrik yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Permen Energi dan Sumber Daya Mineral ESDM No. 17 Tahun 2013. Penerapan PLTS On Grid di Biak dapat menghemat biaya bahan bakar PLTD sebesar Rp.8.663.884.115 per tahun. Secara teknis dan ekonomis investasi PLTS On Grid di Biak layak untuk diterapkan.

ABSTRACT
Electricity system in Biak Papua use Diesel Power Plant. Cost of electricity production in Biak Papua considerably high as the system mainly operates Diesel Power Plants. A possible solution to decrease the production cost from the power plant sector is to replace the operating hours of the Diesel power plants and reduce basic load supplied by Diesel Power Plant with On Grid PV power plant. The method used in this study using the Levelized Cost of Energy LCOE method. The result of analysis shows that hybrid Diesel Power Plant and On Grid PV 2.370 kWp has lowest Life Cycle Cost LCC and Cost of Energy COE with LCC of hybrid Diesel Power Plant and On Grid PV 2.370 kWp is Rp.5.223.989.322.145 and COE is Rp.2.789 kWh. Cost of Energy COE still below the electricity tariff based on Permen ESDM No. 17 tahun 2013. Implementation of On Grid PV in Biak can save fuel cost of Diesel Power Plant as much as Rp.8.663.884.115 yearly. Technically and economically, PV On Grid investment in Biak is feasible."
2018
T51213
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Ramaditya Putra Item
"Kemajuan teknologi dalam pembangkitan listrik bertumbuh pesat dengan kebutuhan listrik yang terus meningkat. Pembangkit listrik untuk setiap daerah di Indonesia hampir mencapai batas kapasitasnya karena jumlah peningkatan permintaan yang konstan. Produsen listrik di sisi lain juga harus meningkatkan jumlah pembangkitnya untuk memenuhi kebutuhan listrik tersebut. Namun, menambah jumlah pembangkit listrik tradisional akan berdampak buruk pada ekonomi dan juga lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan solusi dari sisi konsumen untuk mengatasi permasalahan tersebut. Penerapan sistem fotovoltaik hibrida diusulkan pada sektor residensial agar mampu menghasilkan listrik dengan memanfaatkan tenaga surya untuk memasok bebannya, menyimpan kelebihan daya ke baterai untuk cadangan dan juga menjual kembali daya berlebih kembali ke jaringan. Penerapan sistem tersebut diharapkan dapat mengurangi konsumsi beban residensial dari jaringan dan menyediakan daya cadangan untuk keadaan darurat seperti pemadaman listrik.
Skripsi ini akan memberikan evaluasi kinerja keuangan dari solusi yang diusulkan menggunakan HOMER Pro. Simulasi akan menentukan berapa banyak biaya dan energi yang akan dihemat dengan menerapkan konfigurasi hibrid dan bila sistem dapat diterapkan di Indonesia. Manajemen beban juga akan dilakukan untuk membandingkan perbedaan biaya dan energi dengan konsumsi beban awal. Hasil akhir menunjukkan bahwa sistem mengurangi pembelian listrik jaringan dan pada saat yang sama mengurangi biaya tahunan. Sistem ini juga berlaku di seluruh Indonesia akan tetapi hasilnya akan bervariasi karena perbedaan radiasi matahari. Manajemen beban juga mengurangi biaya dan energi secara signifikan, namun sistem harus dirancang dengan konsumsi beban awal untuk menghasilkan pendapatan keuangan dan produksi energi yang lebih tinggi.

Technological advances in power generation is increasing rapidly due to an ever-increasing electrical need. The generators for each areas has almost reached its limits due to the constant increase in demand. The supply on the other hand must also increase to fulfil the electricity requirement. However, building more traditional power generators would do harm to both the economy and environment. Therefore, an applicable solution is needed from the consumers standpoint to meet their mitigate the on-going concerns. An installation of a hybrid photovoltaic system is proposed so that a residential house is able to generate its own electricity by utilizing solar power to supply its load, charge power to battery for backup and sell back excess power to the grid. From implementing the system, it is expected that consumers would reduce residential load consumption from grid and provide backup power for emergency such as power outages.
This thesis will provide a financial performance evaluation of the proposed solution using HOMER Pro. The simulations will determine how much cost and energy would be saved by implementing hybrid configuration and whether it is applicable in Indonesia. Load management will also be conducted to compare the difference in cost and energy to the initial load consumption. The outcome shows that the system does reduce grid purchase and at the same time reduces annual cost. System are also applicable throughout Indonesia but results will vary due to the difference in solar radiation. Load management reduces cost and energy significantly however, the system should be designed in regards to initial load consumption to result in higher energy productions and revenue.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Ramaditya Putra Item
"Kemajuan teknologi dalam pembangkitan listrik bertumbuh pesat dengan kebutuhan listrik yang terus meningkat. Pembangkit listrik untuk setiap daerah di Indonesia hampir mencapai batas kapasitasnya karena jumlah peningkatan permintaan yang konstan. Produsen listrik di sisi lain juga harus meningkatkan jumlah pembangkitnya untuk memenuhi kebutuhan listrik tersebut. Namun, menambah jumlah pembangkit listrik tradisional akan berdampak buruk pada ekonomi dan juga lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan solusi dari sisi konsumen untuk mengatasi permasalahan tersebut. Penerapan sistem fotovoltaik hibrida diusulkan pada sektor residensial agar mampu menghasilkan listrik dengan memanfaatkan tenaga surya untuk memasok bebannya, menyimpan kelebihan daya ke baterai untuk cadangan dan juga menjual kembali daya berlebih kembali ke jaringan. Penerapan sistem tersebut diharapkan dapat mengurangi konsumsi beban residensial dari jaringan dan menyediakan daya cadangan untuk keadaan darurat seperti pemadaman listrik. Skripsi ini akan memberikan evaluasi kinerja keuangan dari solusi yang diusulkan menggunakan HOMER Pro. Simulasi akan menentukan berapa banyak biaya dan energi yang akan dihemat dengan menerapkan konfigurasi hibrid dan bila sistem dapat diterapkan di Indonesia. Manajemen beban juga akan dilakukan untuk membandingkan perbedaan biaya dan energi dengan konsumsi beban awal. Hasil akhir menunjukkan bahwa sistem mengurangi pembelian listrik jaringan dan pada saat yang sama mengurangi biaya tahunan. Sistem ini juga berlaku di seluruh Indonesia akan tetapi hasilnya akan bervariasi karena perbedaan radiasi matahari. Manajemen beban juga mengurangi biaya dan energi secara signifikan, namun sistem harus dirancang dengan konsumsi beban awal untuk menghasilkan pendapatan keuangan dan produksi energi yang lebih tinggi.

Technological advances in power generation is increasing rapidly due to an ever-increasing electrical need. The generators for each areas has almost reached its limits due to the constant increase in demand. The supply on the other hand must also increase to fulfil the electricity requirement. However, building more traditional power generators would do harm to both the economy and environment. Therefore, an applicable solution is needed from the consumers standpoint to meet their mitigate the on-going concerns. An installation of a hybrid photovoltaic system is proposed so that a residential house is able to generate its own electricity by utilizing solar power to supply its load, charge power to battery for backup and sell back excess power to the grid. From implementing the system, it is expected that consumers would reduce residential load consumption from grid and provide backup power for emergency such as power outages. This thesis will provide a financial performance evaluation of the proposed solution using HOMER Pro. The simulations will determine how much cost and energy would be saved by implementing hybrid configuration and whether it is applicable in Indonesia. Load management will also be conducted to compare the difference in cost and energy to the initial load consumption. The outcome shows that the system does reduce grid purchase and at the same time reduces annual cost. System are also applicable throughout Indonesia but results will vary due to the difference in solar radiation. Load management reduces cost and energy significantly however, the system should be designed in regards to initial load consumption to result in higher energy productions and revenue."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahwan Arfellino Lutnan Azis
"Berkembangnya teknologi di era digitalisasi membuat permintaan atas penggunaan energi listrik semakin meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) permintaan energi listrik pada tahun 2023 mencapai 1.285 kWh/kapita. Hal tersebut dapat memungkinkan permintaan energi listrik yang semakin meningkat setiap tahunnya yang dibarengi dengan penggunaan energi fosil yang semakin meningkat. Maka dari itu, dalam upaya mengurangi penggunaan energi fosil dengan mengganti menjadi penggunaan energi terbarukan seperti pemanfaatan penggunaan Pembangkit Tenaga Surya (PLTS) Atap pada lingkungan kampus diharapkan dapat menjadi contoh untuk masyarakat dalam penggunaan energi terbarukan seiring berjalannya target pencapaian pemerintah akan bauran energi nasional sebesar 23% pada tahun 2025. Dalam penelitian ini membahas terkait perancangan sistem PLTS Atap On-Grid pada Gedung Departemen Teknik Elektro FTUI dengan membandingkan dua sudut kemiringan atap untuk mengetahui sistem PLTS yang optimal dan potensi penggunaan listrik yang lebih efisien dengan ditinjau dari aspek teknis dan ekonomi melalui simulasi pada perangkat lunak PVsyst. Perancangan sistem PLTS pada penelitian ini berkapasitas 22.1 kWp dengan luas atap optimal sebesar 108 m2 . Dari hasil simulasi diperoleh sistem PLTS dengan sudut kemiringan 10° dapat memproduksi energi sebesar 31.4 mWh/tahun dan sistem PLTS dengan sudut kemiringan 45° dapat memproduksi energi sebesar 27.4 mWh/tahun. Proyek ditargetkan dengan jangka waktu investasi selama 25 tahun, dilihat dari sisi ekonomi modal awal biaya investasi memiliki selisih sebesar Rp16.200.000,00 karena sudut kemiringan 10° membutuhkan biaya kerangka tambahan, dengan jangka waktu pengembalian modal (payback period) orientasi 1 pada tahun ke-15 dan orientasi 2 pada tahun ke-16. Selain itu, perancangan kedua orientasi sistem tersebut mampu mengurangi penghematan biaya tagihan energi listrik sebesar 24.91% pada sudut kemiringan 10° dan 22.02% pada sudut kemiringan 45° selama 25 tahun.

The development of technology in the digitalization era has made the demand for electrical energy use increase every year. Based on data from the Ministry of Energy and Mineral Resources (ESDM), the demand for electrical energy in 2023 reached 1,285 kWh/capita. This can allow the demand for electrical energy to increase every year coupled with the increasing use of fossil energy. Therefore, to reduce the use of fossil energy by replacing it with the use of renewable energy such as the use of rooftop solar power plants (PLTS) in the campus environment is expected to be an example for the community in the use of renewable energy along with the government's target of achieving a national energy mix of 23% by 2025. This study discusses the design of an On-Grid rooftop PLTS system in the FTUI Electrical Engineering Department Building by comparing two roof tilt angles to determine the optimal PLTS system and the potential for more efficient electricity use in terms of technical and economic aspects through simulations on PVsyst software. The design of the PLTS system in this study has a capacity of 22.1 kWp with an optimal roof area of 108 m2 . From the simulation results, the PLTS system with a tilt angle of 10° can produce energy of 31.4 mWh/year and the PLTS system with a tilt angle of 45° can produce energy of 27.4 mWh/year. The project is targeted with an investment period of 25 years, seen from the economic side of the initial capital investment cost has a difference of Rp16,200,000.00 because the tilt angle of 10° requires additional frame costs, with a payback period orientation 1 in year 15 and orientation 2 in year 16. In addition, the design of the two system orientations was able to reduce the cost savings of electric energy bills by 24.91% at a tilt angle of 10° and 22.02% at a tilt angle of 45° for 25 years."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochammad Syachril Rizki
"Pertumbuhan pendapatan per kapita di Indonesia dalam jangka panjang mempengaruhi konsumsi penggunaan energi terutama energi listrik sebesar 0.035% setiap 1% pertumbuhan pendapatan per kapita. Salah satu konsumen yang berpengaruh atas pertumbuhan pendapatan per kapita ini adalah sektor komersial. Dalam mewujudkan rencana Rendah Karbon (RK) dari pemerintah, sektor-sektor komersial diharapkan untuk ikut berpartisipasi langsung dalam penggunaan energi terbarukan. Oleh karena itu, skripsi ini melakukan analisis pada Studi Tekno-Ekonomis Implementasi Listrik Tenaga Surya Atap pada Instalasi Bangunan Komersil di DKI Jakarta. Simulasi dilakukan menggunakan perangkat lunak DIGSILENT dan HOMER. Aplikasi DIGSILENT digunakan untuk menganalisis aliran daya beserta kestabilan sistem tenaga lsitrik dari Single Line Diagram (SLD) data instalasi listrik bangunan komersil yang penulis rujuk. Didapatkan terjadi penurunan penggunaan listrik grid sebesar 10% saat PLTS menghasilkan 90% daya dari rating 1000kWp tanpa penurunan atau kenaikan nilai tegangan yang berarti. Kestabilan tegangan dan frekuensi tidak mengalami perubahan yang signifikan dan masih bertahan pada nominal tegangan 1 P.U dan frekuensi pada 50Hz. Aplikasi HOMER digunakan untuk menganalisis penurunan penggunaan listrik tahunan, biaya listrik tahunan, studi fisibilitas, dan penurunan emisi. Didapatkan penurunan harga listrik sebesar Rp 16/kWh dan Rp 24,49/kWh dengan variasi besar kapital Rp 17.000.000 dan Rp 11.000.000 dan penurunan emisi karbon dioksida sebesar 761ton/tahun. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa implementasi PLTS atap menguntungkan secara ekonomi dan mampu menurunkan emisi dari penggunaan energi listrik.

The growth of income per capita in Indonesia in the long term affects the consumption of energy use, especially electrical energy by 0.035% for every 1% growth in income per capita. One of the consumers that has an influence on the growth of this per capita income is the commercial sector. In realizing the Low Carbon (RK) plan from the government, the commercial sector is expected to participate directly in the use of renewable energy. Therefore, this thesis analyzes the Techno-Economic Study of Roof Solar Electricity Implementation in Commercial Building Installations in DKI Jakarta. Simulations were carried out using DIGSILENT and HOMER software. The DIGSILENT application is used to analyze the power flow and the stability of the electric power system from the Single Line Diagram (SLD) data for the electrical installation of commercial buildings that the author refers to. It was found that there was a 10% decrease in grid electricity usage when PLTS produced 90% of the 1000kWp rating without a significant decrease or increase in the value of the voltage. The voltage and frequency stability did not change significantly and still remained at the nominal voltage of 1 P.U and the frequency at 50Hz. The HOMER app is used to analyze annual electricity usage reductions, annual electricity costs, feasibility studies, and emission reductions. There was a decrease in electricity prices of Rp 16/kWh and Rp 24,49/kWh with variations in capital of Rp 17.000.000 and Rp 11.000.000 with the decrease in carbon dioxide emissions of 761ton/year. Thus, it can be concluded that the implementation of rooftop solar panels is economically beneficial and can reduce emissions from the use of electrical energy.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>