Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 188535 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Diptya Ratri Pratiwi
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas intervensi Acceptance and Commitment Therapy (ACT) berbasis web dalam meningkatkan personal growth initiative(PGI) pada mahasiswa sarjana yang mengalami depresi, kecemasan, atau stres. Tingkat depresi, kecemasan, dan stres diukur dengan menggunakan Depression Anxiety Stress Scales (DASS-42), sedangkan PGI diukur dengan menggunakan Personal Growth Initiative Scale II (PGIS-II). Desain one-group pretest-posttest dengan tambahan pengukuran follow-up digunakan dalam penelitian ini. Asesmen dilakukan sebelum, sesudah, dan dua minggu setelah intervensi dilaksanakan. Intervensi ACT berbasis web berlangsung selama satu bulan dengan menggunakan sistem Student Centered e-Learning Environment (SCeLE) Universitas Indonesia dan terdiri dari delapan sesi. Pengolahan data menggunakan Friedman Test dan Wilcoxon Signed-Rank Test menunjukkan bahwa PGI meningkat secara signifikan (p < 0,017) setelah intervensi ACT berbasis web. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa tingkat depresi, kecemasan, dan stres mahasiswa sarjana menurun secara siginfikan (p < 0,017) setelah intervensi ACT berbasis web. Selain itu ditemukan bahwa terdapat korelasi yang negatif antara perubahan PGI selama intervensi dengan tingkat depresi saat intervensi berkahir (p < 0,05).

This study aims to examine the effectiveness of web-based Acceptance and Commitment Therapy (ACT) intervention in improving personal growth initiative (PGI) in undergraduate students who experience depression, anxiety, or stress. Levels of depression, anxiety, and stress were measured using the Depression Anxiety Stress Scales (DASS-42), while PGI was measured using the Personal Growth Initiative Scale II (PGIS-II). One-group pretest-posttest design with additional follow-up measurement were used in this study. Assessments were conducted before, after and two weeks after the intervention was implemented. The web-based ACT intervention was carried out for one month using Universitas Indonesia's Student Centered e-Learning Environment (SCeLE) system and consisted of eight sessions. Data processing using Friedman Test and Wilcoxon Signed-Rank Test showed that PGI significantly increased (p < 0.017) following the web-based ACT intervention. This study also showed that the level of depression, anxiety, and stress of undergraduate students significantly reduced (p < 0.017) following the web-based ACT intervention. In addition, there is a negative correlation between changes in PGI during the intervention and the level of depression at the end of the intervention (p < >0.05)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Tala Harimukthi
"Individu dewasa muda yang mengalami gangguan kecemasan sosial memiliki penilaian negatif terhadap diri sendiri yang besar. Selain itu, individu juga lebih sering mengkritik diri secara negatif dibandingkan menerima dirinya. Self-compassion menjadi sesuatu yang penting untuk mereka agar dapat berbelas kasih terhadap dirinya sendiri dan menghadapi situasi-situasi yang membuat tidak nyaman serta menakutkan. Self-compassion merupakan sikap diri yang positif secara emosional dapat melindungi diri akibat adanya penilaian diri yang negatif, kritik diri negatif, isolasi diri, dan ruminasi. Penelitian ini menggunakan Acceptance and Commitment Therapy (ACT) untuk meningkatkan self-compassion pada individu dewasa muda yang mengalami kecemasan sosial. ACT menggunakan metode paparan (exposure) dan experiential avoidance. Penelitian ini merupakan quasi experiment research dengan metode pretest-posttest nonequivalent control group. Terdapat keterbatasan penelitian sehingga pada kelompok eksperimen hanya ada tiga partisipan yang dapat menyelesaikan intervensi hingga selesai, begitupun pada kelompok kontrol hanya ada tiga partisipan yang mengisi pre-test dan post-test. Partisipan pada kelompok eksperimen mengalami peningkatan self-compassion berdasarkan skor pada Self-Compassion Scale (SCS) dan penurunan kecemasan sosial berdasarkan skor Liebowitz Social Anxiety Scale (LSAS), yang tidak dialami oleh partisipan pada kelompok kontrol. Hasil penelitian menemukan bahwa ACT dapat meningkatkan self-compassion pada individu dewasa muda dan menurunkan kecemasan sosialnya. Teknik ACT yang paling bermanfaat bagi partisipan adalah mindfulness. Temuan lainnya pada penelitian ini adalah gaya pengasuhan orangtua yang mengkritik anak akan menimbulkan kecemasan sosial. Penelitian ini juga memperoleh hasil bahwa individu yang memiliki self-compassion tinggi akan terhindar dari perundungan karena individu mampu memposisikan diirnya dengan baik. Penjelasan hasil penelitian dapat dilihat secara lengkap pada bagian diskusi.

Young adult with social anxiety disorder has a negative self-criticsm to theirselves than to accept. Self-compassion is a construct to help to caring, loving, and being compassion to self. Compassion help them to be warmth and kind to self in social situation that fear them. Self-compassion is an emotional positive attitude that can keep itself from what in the negative situation, negative self-criticsm, self-isolation, and rumination. Acceptance and Commitment Therapy (ACT) is used in this study for enhancing self-compassion among young adulthood with social anxiety. ACT aim to help individual with social anxiety to exposure to social experiences they avoid. This research is quasi experiment research with pretest-posttest nonequivalent control group design with three participants on each experiment and control group. The scores of Self-Compassion Scale (SCS) were increased and Liebowitz Social Anxiety Scale (LSAS) were decreased on experimental group. One of technique on ACT which help participants is mindfulness. Another result from this study are parental criticism would make people being social anxiety, people with high selfcompassion would avoid from bullying. The explanation of the results of this study can be seen in detail in the discussion section."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T49424
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arina Megumi Budiani
"Perempuan infertil yang sudah pernah gagal program Teknologi Reproduksi Berbantu TRB memiliki penilaian negatif terhadap diri sendiri yang besar. Self-compassion menjadi sesuatu yang penting bagi mereka untuk dapat berbelas kasih terhadap dirinya sendiri dalam menghadapi penderitaan akibat infertilitas. Self-compassion merupakan sikap diri yang positif secara emosional yang dapat melindungi diri akibat penilaian diri yang negatif, isolasi diri, dan ruminasi. Penelitian ini menggunakan Acceptance and Commitment Therapy ACT untuk meningkatkan self-compassion pada perempuan pasien TRB yang mengalami distres psikologis. Penelitian ini merupakan quasi experiment research dengan metode pretest-posttest nonequivalent control group. Terdapat keterbatasan penelitian sehingga hanya ada satu orang dalam kelompok eksperimen dan tiga orang dalam kelompok kontrol yang berpartisipasi. Partisipan pada kelompok eksperimen mengalami peningkatan self-compassion berdasarkan skor pada Self-Compassion Scale SCS dan penurunan distres infertilitas berdasarkan skor pada Fertility Problem Inventory FPI , yang ternyata dialami juga oleh satu dari tiga partisipan pada kelompok kontrol. Hasil penelitian ini menemukan bahwa ACT dapat meningkatkan self-compassion perempuan pasien TRB yang mengalami distres psikologis, walaupun terdapat proses lain tanpa bantuan terapi yang dapat membuat mereka memiliki self-compassion lebih baik. Penjelasan hasil penelitian ini dapat dilihat secara lengkap pada bagian diskusi.

Infertile women that failed Assisted Reproductive Technology ART have high negative self judgment. Self compassion is important for them for having compassion to themselves in facing the suffering because of infertility. Self compassion is an emotionally positive self attitude that should protect against the negative consequences of self judgment, isolation, and rumination. This research use Acceptance and Commitment Therapy ACT for enhancing self compassion among women taking ART that have psychological distress. Quasi experiment with pretest posttest nonequivalent control group method is used in this research. Some limitations made the participants only contain by one person in experiment group and three persons in control group. Participant in experiment group showed rise on self compassion seen from Self Compassion Scale SCS with the decline on infertility distress seen from Fertility Problem Inventory FPI . This condition was also found in one of three participants in control group. These results showed that ACT can enhance self compassion among women taking ART with psychological distress, although the enhancement can be happened without therapy. Further explanation about these results can be seen on discussion section."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
T47378
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasna Nadira
"ABSTRAK

Infertilitas merupakan kondisi yang dapat menyebabkan permasalahan psikologis. Pada pasangan yang mengalami infertilitas, kecemasan dan distres (infertility-related stress) menjadi masalah psikologis yang sering dialami. Meski infertilitas dapat disebabkan oleh berbagai faktor, perempuan menjadi pihak yang lebih terbebani dalam menghadapi infertilitas. Untuk membantu menurunkan kecemasan dan infertility-related stress perempuan yang mengalami infertilitas, peneliti menggunakan intervensi Acceptance and Commitment Therapy (ACT). Penelitian ini dilakukan dengan desain penelitian quasi experiment dengan metode pretest-posttest nonequivalent control group. Sebanyak lima orang partisipan terlibat dalam penelitian dengan dua orang partisipan kelompok eksperimen dan tiga orang partisipan kelompok kontrol. Pengukuran efektivitas intervensi dilakukan menggunakan State-Trait Anxiety Inventory (STAI) dan The Fertility Problem Inventory (FPI). Peneliti juga menggunakan alat ukur The Positive Negative Affective Scale (PANAS) untuk mengukur afek positif dan afek negatif partisipan kelompok eksperimen selama mengikuti sesi intervensi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa partisipan kelompok eksperimen yang mendapat intervensi ACT selama lima sesi mengalami penurunan kecemasan dan infertility-related stress. Pada partisipan kelompok eksperimen juga ditemukan bahwa ACT dapat menurunkan afek negatif dan meningkatkan atau menstabilkan afek positif partisipan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa intervensi ACT efektif dalam menurunkan kecemasan dan infertility-related stress pada perempuan yang mengalami infertilitas.


ABSTRACT

Infertility is a condition that could create psychological problem. To couples who experience infertility, anxiety and stress become psychological problems that are often experienced. Although infertility can be caused by various factors, women are more burdened in dealing with infertility. To help reduce the anxiety and infertility-related stress of women who experience infertility, the researcher use the intervention of Acceptance and Commitment Therapy (ACT). This study was conducted with a quasi-experimental research design using the pretest-posttest nonequivalent control group method. A total of five participants were involved in the study with two participants in the experimental group and three participants in the control group. Measurements of the effectiveness of the intervention were carried out using the State-Trait Anxiety Inventory (STAI) and The Fertility Problem Inventory (FPI). The researcher also used the The Positive Negative Affective Scale (PANAS) to measure the positive affect and negative affect of the experimental group participants during the intervention session. The results of this study indicate that the experimental group participants who received ACT intervention experienced decreased anxiety and infertility-related stress. The participants of the experimental group it was also found that ACT could reduce the negative affect of participants and increase or stabilize the positive affect of participants. Thus, it can be concluded that ACT intervention is effective in reducing anxiety and infertility-related stress in women who experience infertility."

Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T52179
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Priyo Purnomo As`hab
"Prevalensi resistan terhadap obat TB lini pertama rifampicin (RR-TB) di Dunia pada tahun 2017 sebesar 7,4 per 100.000 penduduk, dan dari angka tersebut 82% mengalami multidrug-resistant tuberculosis (MDR-TB). Indonesia termasuk 20 besar negara dengan MDR-TB terbanyak didunia, dengan prevalensi 8,8 per 100.000 penduduk. Pengobatan MDR-TB membutuhkan waktu yang lama, dan mempunyai efek samping secara biologis dan psikososial. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh tindakan keperawatan spesialis (ACT) terhadap ansietas, depresi, ide bunuh diri dan kepatuhan pada klien MDR-TB. Desain penelitian quasi eksperimental menggunakan pre-post test dengan total sampling dan dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok intervensi 1 dilakukan tindakan keperawatan ners (TKN) untuk diagnosa keperawatan ansietas, depresi, ketidakberdayaan, keputusasaan dan risiko bunuh diri, kelompok intervensi 2 dilakukan tindakan keperawatan ners dan keperawatan spesialis (ACT). Pengumpulan data menggunakan hammilton rating scale for anxiety (HAM-A), beck hopelesness scale (BHS), scale for suicide ideation (SSI), dan morisky medication adherence scale (MMAS). Hasil penelitian menunjukkan TKN menurunkan anisetas (p=0,008), TKS (ACT) menurunkan ansietas (p=0,006) dan TKS (ACT) menurunkan depresi (p=0,004), tidak ada perbedaan signifikan antara kelompok yang mendapatkan TKN dengan
kelompok yang mendapatkan TKN dan TKS (ACT), terdapat hubungan yang bermakna antara ansietas dan kepatuhan (p=0,006). Tindakan Keperawatan Ners (TKN) dan Tindakan Keperawatan Spesialis (ACT) direkomendasikan diterapkan pada klien MDRTB.

Worldwide the prevalence of resistance to the first-line TB drug, rifampicin (RR-TB) in 2017 was 7,4 per 100.000 population, with 82% experienced multidrug-resistant tuberculosis (MDR-TB). Indonesia is the top 20 countries with MDR-TB burden, with a prevalence of 8.8 per 100,000 population. Multidrug resistant tuberculosis (MDR-TB) requires a long-time treatment, and has accompanying side effects both biological and psychosocial effects, but efforts to overcome the psychosocial impact have not been made. This study aims to determine the effect of specialist nursing actions (ACT) on anxiety, depression, suicidal ideas and adherence to MDR-TB clients. This research using quasi experimental design with total sampling and divided into 2 groups. Intervention group 1 gets general nursing action for nursing diagnosis anxiety, helplessness, hopelessness, and risk for suicide, intervention group 2 gets general nursing action and specialist nursing actions (ACT). Data collection uses hammilton rating scale for anxiety (HAM-A), Beck hopelesness scale (BHS), scale for suicide ideation (SSI), and morisky medication adherence scale (MMAS). The results showed that general nursing action reduced anxiety (p = 0,008), specialist nursing actions (ACT) reduced anxiety (p = 0,006) and specialist nursing actions (ACT) decreased depression (p = 0.004), there was no significant difference between both group, and there was a significant relationship between anxiety and adherence (p = 0,006). General nursing action and specialist nursing actions (ACT) are recommended to be applied to MDR-TB clients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewinta Larasati Paramitha Setiawan
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi caregiver strain pada ibu yang memiliki dan merawat anak kandungnya yang didiagnosa autism spectrum disorder ASD . Intervensi ini dilakukan karena tingginya tegangan yang dirasakan oleh caregiver selama proses perawatan. Tegangan tersebut tidak hanya berpengaruh pada kesehatan mental dari caregiver, tetapi juga berdampak pada pasien yang dirawat. Oleh karena itu, peneliti kemudian melakukan penelitian kuasi-eksperimental one group, before after pretest ndash; posttest design, yaitu dengan memberikan intervensi acceptance and commitment therapy ACT kepada empat orang partisipan. Selanjutnya, analisis dilakukan dengan cara membandingkan data kuantitatif dan kualitatif dari hasil pretest dan posttest. Secara kuantitatif, intervensi ini berhasil mengurangi nilai ketegangan caregiver yang diukur melalui the modified caregiver strain index MCSI . Secara kualitatif, intervensi ACT ini juga dapat mengatasi ketegangan caregiver selama proses perawatan. Partisipan memiliki perasaan yang lebih positif, mampu mengendalikan emosi negatif, dan lebih mampu menghadapi kejadian tidak menyenangkan dalam hidupnya. Mereka juga memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru mengenai cara untuk mengatasi ketegangan sebagai caregiver dari anak yang didiagnosa ASD.

ABSTRACT
This research aims to reduce caregiver strain of mothers who have and take care of autism spectrum disorder ASD children. This intervention conducted based on a high caregiver strain during caregiving process. This strain not only affects caregiver rsquo s psychological well being, but also the patient. Therefore, this research conducted using one group quasi experimental, before after pretest posttest design, by giving out ACT to four participants. The analysis done by comparing quantitative and qualitative data from the result of pretest and posttest. From the quantitative data, it is found that the intervention helps reduce strain score using the modified caregiver strain index MCSI . Qualitatively, this intervention helps the participants to deal with the strain as a caregiver during caregiving process. Participants have more positive feeling, able to control negative emotions, and more able to deal with unpleasant events in her life. They also get new knowledge and skills on how to deal with strain as a caregiver an ASD child."
2017
T48195
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felicia Yosiana Gunawan
"Emotional distress pada mahasiswa adalah isu yang muncul akibat berbagai faktor, seperti transisi dari usia remaja ke dewasa muda, bertambahnya tuntutan, dan perubahan situasi serta sistem belajar. Pada Universitas Indonesia, fenomena distress terlihat dari banyaknya mahasiswa sarjana yang mencari bantuan psikologis di klinik internal Fakultas Psikologi Universitas. Antrean mahasiswa selalu melebihi kapasitas pemberi layanan sehingga mahasiswa perlu mengantre selama satu hingga tiga bulan. Salah satu cara untuk mengatasi fenomena ini adalah dengan menjalankan intervensi psikologis berbasis-web dengan format guided self-help; fitur daring berpotensi memperluas keterjangkauan dan memudahkan partisipan untuk mendapat bantuan psikologis. Studi ini meninjau fisibilitas dan efektivitas Acceptance and Commitment Therapy (ACT) berbasis-web delapan sesi berformat guided self-help yang disusun untuk menurunkan tingkat emotional distress serta meningkatkan self-compassion mahasiswa sarjana Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Studi ini merupakan quasi-experimental dengan desain one-group pretest-posttest sebanyak 38 partisipan dengan alat ukur DASS 42, AAQ-II, dan SCS. Delapan modul sesi dirancang berdasarkan enam prinsip dasar ACT menurut Hayes dan Harris: penerimaan, defusi, mindfulness, diri sebagai konteks, nilai-nilai personal, dan perilaku berdasarkan komitmen. Hasil uji efektivitas menunjukkan bahwa setelah intervensi, terdapat penurunan gejala distress yang signifikan, disertai dengan naiknya fleksibilitas psikologis dan naiknya self-compassion partisipan. Studi dipandang fisibel untuk dilakukan berdasarkan analisis kecukupan sumber daya, tingkat kemandirian partisipan, proses berjalannya studi, serta umpan balik partisipan. Riset lebih dalam dengan skala lebih luas dibutuhkan untuk mencapai konklusi yang lebih adekuat mengenai efektivitas program, namun fisibilitas intervensi ACT berbasis-web yang terbukti pada penelitian ini menunjukkan bahwa intervensi psikologis berbasis-web merupakan opsi efisien yang dapat digunakan penyedia layanan kesehatan mental.

Emotional distress in university students is a prevalent issue that rises due to various factors such as problems transitioning to adulthood, adjustment difficulties, and struggles to adapt in new environments. In University of Indonesia, this phenomenon can be seen from the many students who come to the campus’ internal clinic to seek psychological help. Queues are long, and students typically must wait one to three months to get help. One option to overcome this obstacle is to utilize the internet and construct web-based psychological interventions in a guided self-help format; online interventions could reach more people and provide easier access. This study aims to assess the feasibility and effectiveness of web-based guided self-help Acceptance and Commitment Therapy (ACT) to decrease emotional distress and increase psychological flexibility as well as self-compassion among undergraduate psychology students in University of Indonesia. This is a quasi-experimental study with a one-group, pretest-posttest design; eight online sessions were constructed based on traditional ACT guidelines by Hayes and Harris. 38 participants were recruited; Depression Anxiety Stress Scales 42, Acceptance and Action Questionnaire 2, and Self-Compassion Scale were used to measure emotional distress, psychological flexibility, and self-compassion respectively. Results show that post-intervention, participants’ emotional distress levels decreased significantly while psychological flexibility and self-compassion significantly increased. The intervention is also deemed feasible; feasibility assessments focused on resources, process, program management, participants’ adherence, and participants’ reviews. More research with a wider pool of participants is necessary to firmly establish the effectiveness of web-based ACT to treat distressed university students, but this study has clearly shown that web-based interventions are a viable and efficient option.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gilberta Permata Mahanani
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji efektivitas dari Acceptance Commitment Therapy ACT untuk meningkatkan posttraumatic growth pada Dewasa Muda yang pernah mengalami kekerasan dalam berpacaran. Konflik seringkali muncul dalam hubungan berpacaran pada Dewasa Muda. Penyelesaian konflik yang tidak tepat dapat mengakibatkan kekerasan. Sampai saat ini penanganan kasus kekerasan dalam berpacaran di Indonesia belum memiliki landasan hukum, sehingga para korban tidak mendapatkan penanganan yang tepat dan dapat menimbulkan permasalahan kesehatan mental seperti trauma psikologis. Acceptance Commitment Therapy ACT . ACT terbukti dapat menangani permasalahan trauma psikologis, namun belum pernah dikaitkan dengan posttraumatic growth. Terdapat 7 partisipan yang memiliki skor dibawah cutoff pada setiap domain Posttraumatic Growth Inventory PTGI dan skor diatas cutoff simtom depresif Global Health Questionnaire-12 GHQ-12 . Partisipan dbiagi dalam dua kelompok, kelompok eksperimen akan menerima treatment berupa pemberian intervensi 5 sesi Acceptance Commitment Therapy ACT , sedangkan kelompok kontrol akan mendapatkan intervensi setelah kelompok partisipan selesai. Seluruh partisipan eksperimen mengalami peningkatan skor PTGI dan penurunan skor GHQ-12, terdapat satu partisipan kelompok ekserimen yang tidak mencapai batas cutoff skor pada dua domain PTGI, sedangkan seluruh partisipan kelompok kontrol tindak mencapai batas cutoff skor PTGI dan GHQ-12. Perlu dipertimbangkan untuk menambahkan sesi acceptance pada penelitian selanjutnya. Kata Kunci : Acceptance Commitment Therapy ; Dewasa Muda; Kekerasan dalam Berpacaran; Posttraumatic Growth.

The purpose of this study was to test the effectiveness of Acceptance Commitment Therapy ACT to improve posttraumatic growth in young adults who had experienced violence in dating. Conflict often appears in dating relationships in young adults. Inappropriate conflict resolution may result in violence. Until now the handling of cases of violence in dating in Indonesia has no legal basis, so the victims do not get the right handling and can cause mental health problems such as psychological trauma. Acceptance Commitment Therapy ACT . ACT has been shown to address the problem of psychological trauma, but has never been associated with posttraumatic growth. There were 7 participants who scored below the cutoff on each Posttraumatic Growth Inventory PTGI domain and scored above the depressive symptom of Global Health Questionnaire 12 GHQ 12 . Participants were divided into two groups, the experimental group will receive treatment in the form of intervention of 5 sessions of Acceptance Commitment Therapy ACT , while the control group will get intervention after the participant group finished. All experimental participants experienced an increase in PTGI scores and a decrease in GHQ 12 score. There was one experimental group participant who did not reach the cutoff score limit on the two PTGI domains, while all control group participants achieved the cutoff scores of PTGI and GHQ 12 scores. It should be considered to add acceptance sessions to further research.Keywords Acceptance Commitment Therapy Young Adult Dating Violence Posttraumatic Growth"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T49070
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henny Kusumawati
"Tuberkulosis sering menimbulkan dampak psikologis berupa ansietas dan depresi. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh terapi kognitif dan terapi penerimaan-komitmen terhadap ansietas, depresi, kemmapuan mengubah pikiran negative dan menerima-berkomitmen klien tuberkulosis di Kota Depok. Desain penelitian menggunakan Quasi experimental pre and post test with control group. Subjek penelitian adalah 60 klien tuberculosis yang direkruit secara simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan ada penurunan kondisi ansietas, depresi dan peningkatan kemampuan mengubah pikiran negatif serta kemampuan menerima-berkomitmen lebih besar pada klien yang mendapatkan terapi daripada klien yang tidak mendapatkan terapi. Terapi ini direkomendasikan sebagai terapi keperawatan pada klien yang mengalami ansietas dan depresi.

Tuberculosis often psychological impact, mostly are anxiety and depression. This study aims to determine effect of CT and ACT to tuberculosis client anxiety, depression, ability to change negative thoughts, acceptance and commitment. This study applied quasi experimental design of pre and post test with control group. There were 60 clients that were recruited by simple random sampling. Results showed decrease of anxiety and depression level, increased ability to change negative thoughts and increase accept and are committed who have CT and ACT than clients that did not receive therapy. It is recommended as nursing intervention to clients who experience anxiety and depression."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanny Mardiyasari
"ABSTRAK
Perceraian merupakan peristiwa hidup tidak menyenangkan yang dapat
menimbulkan berbagai dampak psikologis. Dampak perceraian pada perempuan
Indonesia diperparah oleh adanya stigma negatif terhadap janda. Subjective wellbeing
cenderung mengalami penurunan setelah perceraian, yang ditandai dengan
meningkatnya afek negatif seperti rasa sedih, marah, malu, dan cemas,
menurunnya afek positif, dan menurunnya kepuasan hidup. Subjective well-being
berkorelasi negatif dengan gejala depresi. Oleh sebab itu, penurunan subjective
well-being biasanya disertai dengan peningkatan gejala depresi. Penelitian ini
menguji efektivitas Acceptance and Commitment Therapy (ACT) untuk
meningkatkan subjective well-being dan menurunkan gejala depresi pada
perempuan bercerai. Penelitian ini merupakan quasi eksperimen dengan desain
one group pre-test post-test. Subjective well-being diukur dengan The Satisfaction
with Life Scale (SWLS) dan The Positive and Negative Affective Schedule
(PANAS) sedangkan gejala depresi diukur dengan Beck Depression Inventory
(BDI). Setelah intervensi kedua partisipan menunjukkan penurunan gejala depresi
namun dampak terhadap masing-masing komponen subjective well-being berbeda
pada kedua partisipan.

ABSTRACT
Divorce is negative life-events that can cause multiple psychological
issues. Subjective well-being tend to decrease after divorce, which is
characterized by increased negative affect such as sadness, anger, shame, and
anxiety, decreased positive affect, and decreased life satisfaction. Subjective
well-being is negatively correlated with depressive symptoms. Therefore,
decreasing of subjective well-being is commonly accompanied by increasing of
depressive symptoms. This study examined the effectiveness of Acceptance and
Commitment Therapy (ACT) to increase subjective well-being and reduce
depression symptoms of divorced women. This is a quasi-experimental study with
one group pre-test post-test design. Subjective well-being is measured by the
Satisfaction with Life Scale (SWLS) and the Positive and Negative Affective
Schedule (PANAS), while depressive symptoms measured by the Beck
Depression Inventory (BDI). Both participants show decreasing of depression
symptoms after intervention. However, impacts on every component of subjective
well-being are different among two participants.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T42050
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>