Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5996 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Serlyanti
"Pondok Pesantren salafiyah adalah pondok pesantren yang menyelenggarakan pembelajaran kitab klasik kepada para santrinya. Artikel ini membahas salah satu pondok pesantren di Amuntai, Kalimantan Selatan yaitu Pondok Pesantren Ar-Raudhah yang sampai saat ini masih mempertahankan ke salafiyahannya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik wawancara baik secara langsung maupun daring dan observasi. Teori yang digunakan adalah teori lima elemen dasar sebuah pesantren dari Dhofier dan teori tipe pondok pesantren menurut Apipudin. Fokus pembahasan artikel ini terletak pada sejarah dan perkembangan Pondok Pesantren Ar-Raudhah, bagaimana kondisi pesantren saat ini, dan program pendidikan yang ada di Pondok Pesantren Ar-Raudhah. Temuan dari penelitian ini adalah Pondok Pesantren Ar-Raudhah dibangun atas dasar inisiatif dari masyarakat. Pondok Pesantren Ar-Raudhah memiliki ke lima aspek dasar yaitu tersedianya pondok, memiliki masjid, terdapat 883 santri, diasuh oleh seorang kyai yang dibantu oleh sejumlah ustadz, dan menggunakan kitab klasik sebagai bahan ajar utamanya. Program pendidikan yang diselenggarakan oleh Pondok Pesantren Ar-Raudhah dapat digolongkan dalam dua hal yaitu program sekolah dan program luar sekolah. Program sekolah terdiri dari Madrasah Diniyah Awaliyah Takmiliyah, Wustha, dan Ulya. Adapun program luar sekolah yaitu terdapat TPA dan Balai Latihan Kerja (BLK).

Pondok Pesantren salafiyah is a boarding school that organizes classical book learning for its students. This article discusses one of the Islamic boarding schools in Amuntai, South Kalimantan, namely the Pondok Pesantren Ar-Raudhah which until now still maintains its salafiyah. This study uses a qualitative method with interview techniques both in-person and online and observation. The theory used is the theory of the five basic elements of a pesantren from Dhofier and the theory of the type of boarding school according to Apipudin. The focus of the discussion of this article lies on the history and development of the Pondok Pesantren Ar-Raudhah, how the current condition of Pondok Pesantren is, and the educational programs that exist at the Pondok Pesantren Ar-Raudhah. The finding of this research is that the Pondok Pesantren Ar-Raudhah was built based on an initiative from the community. Pondok Pesantren Ar-Raudhah has five basic aspects, namely the availability of cottages, having a mosque, there are 883 students, being cared for by a kyai who is assisted by several ustadz, and using classical books as the main teaching material. Educational programs organized by Pondok Pesantren Ar-Raudhah can be classified into two things, namely school programs and out-of-school programs. The school program consists of Madrasah Diniyah Awaliyah Takmiliyah, Wustha, and Ulya. The out-of-school programs include a TPA and a Job Training Center (BLK)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Faza Fat-Han Fadhilah
"Esai ini membandingkan Pondok Pesantren Darussalam Darussalam Banyu dan Pondok Pesantren Darussalam Tanjung Rema. Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode kualitatif dengan wawancara, observasi atau observasi lapangan langsung, dan studi literatur. Dalam esai ini, penulis menggunakan teori Mujammil Qomar tentang unsur-unsur pesantren yang membedakan antara Salafiah dan Khalafiah. Hasil penelitian menemukan bahwa Pondok Pesantren Darussalam Martapura Martapura memiliki dua konsep yang berbeda, yang terletak di pinggiran Banyu, mereka memiliki konsep Salafiah dan yang di Tanjung Rema memiliki konsep Khalafiah. Awalnya Pondok Pesantren Darussalam yang terletak di pinggiran Banyu hanya memberikan pelajaran awal, seiring dengan perkembangan zaman dan meningkatnya minat masyarakat terhadap ilmu agama, KH. Badruddin sebagai pemimpin VII mengambil inisiatif untuk mengembangkan Pondok Pesantren Darussalam dengan menambahkan pembelajaran umum ke dalam kurikulum mereka. Namun, karena mandat pendiri untuk memisahkan antara pendidikan umum dan diniyah, Pondok Pesantren Darussalam, yang awalnya hanya di pinggiran Banyu, sekarang memiliki Pondok Pesantren lain di Tanjung Rema untuk pendidikan umum. Pondok Pesantren Darussalam di Tanjung Rema tidak hanya untuk pendidikan umum tetapi juga masih menyediakan pendidikan diniyah.

This essay compares the Darussalam Darussalam Banyu Islamic Boarding School and Darussalam Tanjung Rema Islamic Boarding School. The method used in this essay is a qualitative method with interviews, observations or direct field observations, and literature studies. In this essay, the author uses Mujammil Qomar's theory about the pesantren elements that distinguish between Salafiah and Khalafiah. The results of the study found that Darussalam Martapura Islamic Boarding School Martapura has two different concepts, the one that is located in the periphery of Banyu, they have a Salafiah concept and those in Tanjung Rema have a concept of Khalafiah. Initially the Darussalam Islamic Boarding School is located in the periphery of Banyu only providing early lessons, along with the development of the age and increasing public interest in the science of religion, KH. Badruddin as leader of VII took the initiative to develop Darussalam Islamic Boarding School by adding general learning into their curriculum. However, because of the mandate of the founder to separate between general and diniyah education, The Darussalam Islamic Boarding School, which originally was only in the periphery of Banyu, now has another Boarding School in Tanjung Rema for general education. Darussalam Islamic Boarding School in Tanjung Rema is not only for general education but also still provides diniyah education."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nauval Zidny
"Skripsi ini membahas tentang Pondok Pesantren Al-Hadi, sebuah lembaga pendidikan bermazhab Syiah yang berlokasi di Pekalongan, Jawa Tengah. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode observasi dan metode wawancara secara mendalam dalam melakukan pengumpulan data. Hasil penelitian menemukan bahwa Pondok Pesantren Al-Hadi memiliki persamaan dan perbedaan dengan pondok pesantren lain. Pondok Pesantren Al-Hadi memiliki elemen-elemen pondok pesantren yang sama dengan pondok pesantren lain. Perbedaan Pondok Pesantren Al-Hadi dengan pondok pesantren lain adalah dari kurikulum yang diajarkan. Penelitian ini juga menemukan adanya hubungan yang kurang baik antara Pondok Pesantren Al-Hadi dengan pondok pesantren lain. Akan tetapi memiliki hubungan yang baik dengan masyarakat, pemerintah, dan pondok pesantren Syiah yang ada di Indonesia. Dengan pemahaman Syiah yang menjadi landasannya, Pondok Pesantren Al-Hadi tetap berinteraksi dengan lingkungan masyarakat sekitar, dan pemerintah setempat.

This paper is discuss about Boarding School of Al-Hadi, an educational institution which has a Shiite sect and located in Pekalongan, Central Java. This research is a qualitative study using observation and in depth interviews methods, in collecting data. The results showed that the Boarding School of Al-Hadi has similarities and differences with the other boarding school. The Boarding School of Al-Hadi has elements in common with another boarding school. The main differences can be seen from the curriculum being taught. This research showed that poor relationships between the boarding school of Al-Hadi with other boarding schools. However, it have a good relationship with the community, government, and another Shiite Islamic Boarding Schools in Indonesia. Although it has a Shiite sect, the Boarding School of Al-Hadi still interact with the environment communities surrounding and local government."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S13332
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fairus Zabidi
"Pondok Pesantren Daarul Ishlah adalah salah satu lembaga pendidikan Islam yang mengikuti tradisi salafiyah. Pesantren ini berfokus pada pengajaran al-Qur’an dan ilmu-ilmu agama Islam serta mengacu pada sumber-sumber klasik seperti kitab-kitab kuning sebagai pokok materi pembelajarannya. Penelitian ini membahas tentang faktor-faktor apa yang melatarbelakangi kebertahanan Pondok Pesantren Daarul Ishlah di tengah era modernisasi pendidikan Islam saat ini. Dalam penelitian ini, digunakan pendekatan observasi serta wawancara sebagai metode penelitian kualitatif. Teori yang diadopsi melibatkan teori “Tradisi Santri” yang dikembangkan oleh Zamakhsyari Dhofier dalam bukunya yang berjudul “Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai” yang dapat memberikan pemahaman mendalam tentang kebertahanan dan keberlanjutan pondok pesantren. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat lima belas faktor yang melatarbelakangi Pondok Pesantren Daarul Ishlah dapat tetap bertahan di tengah era modernisasi pendidikan Islam. Pertama, faktor kepemimpinan (kiai). Kedua, pembebasan biaya. Ketiga, klasifikasi kemampuan santri. Keempat, metode pembelajaran. Kelima, sistem nilai yan dianut. Keenam, mengikuti ajaran ulama salaf. Ketujuh, berpakaian sarung dan kopiah. Kedelapan, konsep ruh al-jihad dan keikhlasan. Kesembilan, proses rekruitmen guru atau ustaz. Kesepuluh, rutinnya pemberian nasihat. Kesebelas, nilai keteladanan. Kedua belas, suasana pondok pesantren. Ketiga belas, penyebaran informasi. Keempat belas, mengabadikan nama pondok pesantren. Terakhir, yang kelima belas yaitu masyarakat.

The Daarul Ishlah Islamic Boarding School is an Islamic educational institution that follows the salafiyah tradition. This Islamic boarding school focuses on teaching the al-Qur’an and Islamic religious sciences and refers to classical sources such as the Yellow Books as the main learning material. This research discusses the factors behind the survival of the Daarul Ishlah Islamic Boarding School in the current era of modernization of Islamic education. In this research, observation and interview approaches were used as qualitative research methods. The theory adopted involves the "Santri Tradition" theory developed by Zamakhsyari Dhofier in his book entitled "Islamic Boarding School Tradition: A Study of the Kyai's View of Life" which can provide an in-depth understanding of the survival and sustainability of Islamic boarding schools. The results of this research state that there are fifteen factors behind the Daarul Ishlah Islamic Boarding School being able to survive in the era of modernization of Islamic education. First, the leadership factor (kiai). Second, fee waiver. Third, classification of students abilities. Fourth, learning methods. Fifth, the value system adopted. Sixth, follow the teachings of salaf scholars. Seventh, dress with a sarong and skullcap. Eighth, the concept of ruh al-jihad and sincerity. Ninth, the teacher or ustaz recruitment process. Tenth, regular giving of advice. Eleventh, exemplary values. Twelfth, the atmosphere of the Islamic boarding school. Thirteenth, dissemination of information. Fourteenth, immortalize the name of the Islamic boarding school. Finally, the fifteenth is society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Christy Elaine Y.
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran tingkat pendidikan, usia, jumlah sumber informasi, dan sumber informasi paling berkesan siswa dan hubungannya dengan tingkat pengetahuan mengenai penyebab skabies sebelum dan setelah penyuluhan. Siswa pesantren X di Jakarta Selatan dikumpulkan untuk diberi penyuluhan mengenai scabies dan diberi kuesioner sebelum dan setelah penyuluhan. Data yang didapat dimasukkan komputer dan dianalisa menggunakan program SPSS. Didapatkan lebih dari setengah responden memiliki tingkat pendidikan SMP/Tsanawiyah ke bawah. Sebagian besar subjek penelitian mendapatkan informasi mengenai scabies dari 1 sumber informasi dan bersumber dari dokter. dari berbagai variabel yang dinilai (tingkat pendidikan, usia, jumlah sumber informasi, dan sumber informasi yang paling berkesan) dalam pretest dan posttest, hanya terdapat perbedaan tingkat pengetahuan posttest mengenai penyebab scabies yang bermakna antara subjek dengan sumber informasi yang paling berkesan dari dokter dengan non dokter (p=0,003). Terdapat perbedaan pengetahuan yang bermakna antara sebelum penyuluhan dengan sesudah penyuluhan (p=0,000). Dapat disimpulkan bahwa penyuluhan mengenai penyebab Sarcoptes scabiei pada santri di pondok pesantren X di Jakarta Selatan memiliki hasil yang efektif.

This research was conducted to determine the effectiveness of education about sarcoptes scabiei to the student of pesantren X in South Jakarta. In addition, this study also determine the distribution and comparison of education level, age, the number and the most memorable information resources with the pretest and posttest score about the causes of scabies. Students was collected to be given education about scabies and were given questionnaires before and after counseling. The acquired data were entered and analyzed using computer by SPSS programe. More than half of the respondents had elementary school or junior high education level. Most of the subjects were informed about the scabies from one resource and from the doctor. From variables that assessed (education level, age, number of information resources, and the most memorable information resources) in the pretest and posttest, there were only level of knowledge differences in posttest about the cause of scabies between subjects that gained information from physicians and with non physicians (p=0.003). There is a significant difference in knowledge between the pretest and posttest (p=0.000). It can be concluded that the education of the causes of Sarcoptes scabiei at pesantren X in South Jakarta showing an effective results."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anry Umar
"Studi ini bertujuan untuk mengetahui distribusi dan perbandingan tingkat usia, pendidikan, jumlah sumber informasi, serta sumber informasi paling berkesan dengan tingkat pengetahuan santri tentang pencegahan penyebaran parasit Sarcoptes scabiei sebelum dan sesudah penyuluhan. Para santri pesantren X di Jakarta Selatan dikumpulkan untuk kuesioner pretest, selanjutnya diberi penyuluhan tentang pencegahan scabies, dan kemudian diberi kuesioner posttest setelah penyuluhan. Data yang diperoleh dimasukkan ke dalam komputer kemudian diuji dan dianalisa dengan program SPSS 21. Subjek penelitian ini didominasi oleh siswa SD/Imtihan dan SMP/tsanawiyah (89%), berusia ≥17 tahun (81%), mendapat informasi dari ≤3 Sumber (90%), dan informasi berasal dari petugas kesehatan/dokter (68%). Dari variabel-variabel yang dinilai dalam penelitian ini (usia, tingkat pendidikan, jumlah sumber informasi, serta sumber informasi paling berkesan), terdapat perbedaan tingkat pengetahuan pretest mengenai pencegahan skabies yang bermakna antara sampel dengan sumber informasi paling berkesan berasal dari petugas kesehatan dengan non petugas kesehatan (p=0,004), serta terdapat perbedaan tingkat pengetahuan posttest mengenai pencegahan skabies yang bermakna antara sampel dengan jumlah sumber informasi >3 dan ≤3 (p=0,032). Terdapat perbedaan pengetahuan yang bermakna antara sebelum penyuluhan dengan setelah penyuluhan (p=0,000). Dapat disimpulkan bahwa penyuluhan tentang pencegahan Sarcoptes scabiei pada para santri di pondok pesantren X di Jakarta Selatan dinilai cukup efektif.

This study was conducted to determine the distribution and comparison of age, education, number of information resources, and the most impressive information resources about the prevention of scabies before and after counseling in the student of pesantren X at South Jakarta. The students were collected to be given pretest questionnaire, then counseling of scabies prevention, and posttest questionnaire after counseling. The data obtained were entered into a computer and then tested and analyzed with SPSS 21. The subjects of this study were dominated by elementary school/Imtihan and junior high school/Tsanawiyah students (89%), aged ≥17 years (81%), being informed from ≤3 sources (90%), and information derived from the health officer (68%). Of the variables assessed in this study, there are level of knowledge differences about the prevention of scabies in pretest among a sample with the most memorable information from health officers and non-health officers (p=0.004), and there were level of knowledge differences about the prevention of scabies in posttest between samples with a amount of information resources >3 and ≤3 (p=0.032). There were significant knowledge differences between pretest and posttest (p=0.000). Education about prevention awareness against Sarcoptes scabiei to the student of pesantren X in South Jakarta was quite effective."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mumuh Muhammad Buhari
"Penelitian mengenai pengolahan perpustakaan pesntren ini telah dilakukan pada bulan Juli hingga Desember 2005 di Pesantren Daarut Tauhid, di Jalan Geger Kalong Girang No. 38 Bandung terhadap 5 (lima) orang informan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bgaimanakah pengelolaan perpustakaan pesantren di Pondok Pesantren Daarut Tauhid dan hambatan apa saja yang dihadapi dalam melaksanakan pengelolaan perpustakaan tersebut. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara terhadap informan, observasi dan kajian pustaka. Perpustakaan merupakan salah satu perangkat penting bagi dunia pendidikan, khususnya pesantren. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perpustakaan Pesantren Daarut Tauhid telah menerapkan aspek fungsi-fungsi manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Begitu pula dengan aspek unsure-unsur manajemen, seperti sumber daya manusia, dana, fasilitas, koleksi, metode dan pasar dalam pengelolaan perpustakaan yang dilakukan oleh Perpustakaan Pesantren Daarut Tauhid.
Tujuan pengelolaan perpustakaan yang dilakukan oleh Perpustakaan Daarut Tauhid adalah pertama untuk mendukung kegiatan pesantren dalam dakwah, sosial, pendidikan dan pelatihan. Kedua membantu masyarakat sekitar lingkungan Pesantren Daarut Tauhid untuk mengakses ilmu pengetahuan. Hambatan utma yang mereka hadapi dalam pengelolaan perpustakaan adalah perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan, serta sumber daya manusia, dana, fasilitas, koleksi, metode dan pasar yang diterapkan belum semuanya mengikuti teori-teori manajemen. Salah satu contohnya adalah perencanaan yang dimiliki oelh Perpustakaan Pesantren Daarut Tauhid belum menyeluruh (menurut luasnya [strategislawan operasional], kerangka waktu [jangka pendek lawan jangka panjang], kekhususan [pengrahan lawan khusus], frekuensipenggunaan [dipakai sekali lawan terus menerus]), sumber day amanusia yang dimilikitidak memiliki latar belakang pendidikan formal ilmu perpustakaan, dan lokasi yang tidak strategis."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S15523
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djumali Alam
1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nilmanjaya
"Pondok modern Darussalam Gontor yang muncul aejak tahun 1926 merupakan lembaga pendidikan Islam yang maju sampai sekarang merupakan pelopor pembahruan pendidikan pondok pesantren secara modern. Dalam penelitian ini menitik beratkan pada cara pendidikan dan penajaran yang ada di pondok Gontor, serta sejarahnya dan pengajaran."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1985
S13330
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyadi
"ABSTRAK
KH. Hasyim Asy'ari adalah seorang ulama yang cukup dikenal khususnya di kalangan pondok pesantren dan masyarakat Islam Indonesia pada umumnya.
Riwayat hidup KH. Hasyim Asy'ari tidak bisa dilepaskan dengan Pesantren Tebuireng. Karena dari sinilah KH. Hasyim Asy' ari memulai kari r per juangannya, sehingga tokoh ini dan pondok pesantrennya dikenal ma-syarakat luas.
Kebijaksanaan yang ditempuh Kh. Hasyim Asy' ari men j adi panutan bagi pondok pesantren lainnya.
Adapun tujuan membicarakan sejarah pondok pe_santren Tebuireng, riwavat hidup, serta perjuangan ulama besar ini sebagai suri teledan bagi generasi pe_nerus dan masyarakat pada umumnya.
Di saat menghadapi aneka ragam tuntutan dan tantangan zaman sekarang ini, ada baiknya kita mempe_lajari perjuangan dan pesantrennya. Perjuangan yang di dasarkan atas keikhlasan berkorban dalam membela kepentingan agama dan cita _cita.

"
1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>