Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 133250 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raden Rafi Muhammad Qinthara
"Di sektor otomotif, baja galvanis adalah material yang paling banyak digunakan. Ini memiliki berbagai aplikasi dalam potongan bodi mobil dan komponen lainnya. Karena digunakan secara luas, spesifikasi untuk setiap porsi bervariasi, menghasilkan berbagai varietas berbeda tergantung pada zat yang terkandung di dalamnya. Sekalipun sangat menguntungkan, pembuatan industri mobil terkadang meninggalkan residu karena kelebihan dari pemotongan dan prosedur produksi lainnya. Memang, industri mungkin menggunakannya kembali, tetapi kandungan seng sisa memerlukan waktu dan biaya pemrosesan tambahan. Akibatnya, degalvanisasi terjadi untuk menghilangkan komponen seng, membuat pemrosesan selanjutnya lebih mudah dan lebih murah. Hal ini dicapai dengan mencelupkan dalam larutan asam (H2SO4 dan HCl) untuk jumlah waktu dan konsentrasi tertentu (masing-masing 2,5 persen dalam 30, 60, 90 menit; 5 persen dalam 5, 10, 15 menit; dan 10 persen dalam 3, 6 menit). , 9 menit). Baik larutan asam dan waktu pencelupan dengan konsentrasi adalah dua variabel yang mempengaruhi efikasi penyisihan seng dalam degalvanisasi asam. Namun, ketika membandingkan dua pelarut, H2SO4 mengungguli HCl karena linieritasnya terhadap variabel yang diberikan. Di sisi lain, HCl mengungguli H2SO4 hanya dalam beberapa situasi dan memiliki tingkat penyisihan seng rata-rata yang lebih rendah bila dibandingkan dengan dua lainnya.

In the automotive sector, galvanized steel is the most utilized material. It has a variety of applications in the automobile's body pieces and other components. Because it is extensively utilized, the specifications for each portion vary, resulting in a variety of distinct varieties depending on the substance contained within. Even if it is extremely beneficial, the manufacturing of automobile industries occasionally leaves a residue because of excess from cutting and other production procedures. Indeed, the industry might reuse it, but the scrap's zinc content necessitates additional processing time and expense. As a result, chemical degalvanization occurs to remove the zinc component, making subsequent processing easier and less expensive. It is accomplished by dipping in acid solution (H2SO4 and HCl) for a specified amount of time and concentration (respectively 2.5 percent in 30, 60, 90 minutes; 5 percent in 5, 10, 15 minutes; and 10 percent in 3, 6, 9 minutes). Both acid solution and time of dipping with concentration are two variables that affect the efficacy of zinc removal in acid degalvanization. However, when comparing the two solvents, H2SO4 outperforms HCl due to its linearity over the provided variable. On the other hand, HCl outperforms H2SO4 only under some situations and has a lower average zinc removal rate when compared to the other two."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fauzan Satria
"Degalvanisasi atau dezincing secara kimiawi merupakan proses menghilangkan lapisan seng pada permukaan baja galvanis dengan cara merendam baja di larutan asam. Lapisan seng (zinc) pada permukaan baja galvanis didapatkan dari proses galvanisasi yang bertujuan untuk meningkatkan ketahanan baja terhadap korosi. Setelah melewati masa pakainya, baja galvanis dapat dimanfaatkan untuk dijadikan bahan scrap pada industri peleburan baja. Kandungan seng pada permukaan scrap baja mempersulit proses peleburan sehingga perlu diminimalkan dengan dilakukan proses degalvanisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari parameter apa saja yang dapat mempengaruhi proses degalvanisasi kimiawi serta menentukan parameter optimal yang dapat diaplikasikan ke industri. Material sampel pada penelitian ini merupakan scrap baja galvanis untuk otomotif yang akan dibentuk menjadi plat untuk mempermudah penelitian. Larutan asam yang digunakan adalah asam nitrat (HNO3) dengan parameter konsentrasi larutan dan durasi perendaman yang akan diuji untuk mengetahui pengaruhnya terhadap hasil proses degalvanisasi. Metode pengujian dilakukan dengan cara mencelupkan plat ke dalam wadah yang berisi larutan HNO3 lalu didiamkan selama durasi yang telah ditentukan. Analisis hasil pengujian yang dilakukan adalah analisis weight loss dari data selisih berat sampel sebelum dan sesudah pengujian serta analisis mikrostruktur dengan menggunakan mikroskop optik. Penelitian menunjukkan bahwa perendaman plat scrap baja galvanis dapat berlangsung dengan cepat menggunakan larutan HNO3, ini ditunjukkan dengan hasil weight loss yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan larutan H2SO4 menggunakan parameter yang sama. Larutan HNO3 5% dapat melarutkan Zn permukaan baja galvanis sebanyak 6,95% dalam durasi 15 menit tanpa menyerang base material dari baja galvanis. Jika menggunakan larutan HNO3 10% didapatkan hasil weight loss lebih tinggi namun base material baja galvanis akan mengalami korosi karena laju reaksi yang terlalu tinggi sehingga sulit dikontrol.

Chemical degalvanization or dezincing is the process of removing the zinc layer on the surface of galvanized steel by immersing the steel in an acid solution. A layer of zinc on the surface of galvanized steel is obtained from the galvanization process which aims to increase the steel's resistance to corrosion. After passing through its useful life, galvanized steel can be used as scrap material in the steel smelting industry. The zinc content on the surface of steel scrap complicates the smelting process so it needs to be minimized by a degalvanization process. This research aims to study the parameters which can affect the chemical degalvanization process and determine the optimal parameters that can be applied to industry. The sample material in this research is galvanized steel scrap for automotive which will be formed into plates to facilitate research. The acid solution used is nitric acid (HNO3) with the parameters of the solution concentration and the duration of immersion which will be tested to determine its effect on the results of degalvanization process. The test method is carried out by dipping the plate into a beaker glass containing HNO3 solution and then left it and wait for a predetermined duration. The analysis of the test results is a weight loss analysis of the difference in sample weight data before and after immersion and microstructural analysis using an optical microscope. The result shows that the immersion of galvanized steel scrap plate process can proceed quickly using HNO3 solution, this is indicated by the higher weight loss results when compared to H2SO4 solution using the same parameters. 5% HNO3 solution can dissolve 6.95% of galvanized steel surface Zn in a duration of 15 minutes without attacking the base material of the galvanized steel. The use a 10% HNO3 solution will produce higher weight loss, but the base material for galvanized steel will corrode due to the high reaction rate, making it difficult to control."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Apriyadi
"Kecenderungan baru dalam dunia industri adalah penggunaan struktur ringan yang dapat diperoleh dengan menggunakan logam ringan berkekuatan tinggi, komposit logam, atau struktur berongga. Perforasi merupakan salah satu alternatif pengurangan berat yang cukup baik, tetapi didalam disain perforasi dapat menurunkan sifat mampu bentuknya. Penurunan sifat mampu bentuk ini dapat dikurangi dengan mengatur pola pelubangan dari Jembaran baja galvanis tersebut.
Pada penelitian ini digunakan lembaran baja galvanis 0,8 mm dengan alasan baja galvanis digunakan secara luas didalam industri. Pelubangan dilakukan dengan cara pengeboran dengan menggunakan mesin CNC.
Dalam penelitian ini telah dicoba untuk melihat pengaruh pola perforasi terhadap sifat mampu bentuk (nilai UTS, nilai regangan merata, nilai regangan total, nilai koefisien pengerasan regang, nilai tropi plastis, EDH, dan LDR) dari lembaran baja galvanis 0,8 mm. Pola perforasi yang digunakan adalah pola segiempat dan heksagonal dengan lubang berdiameter 3 mm lalu hasilnya dibandingkan dengan lembaran tanpa perforasi. Pengujian dilakukan tanpa menggunakan pelumas untuk uji simulative.
Dari hasil penelitian memperlihatkan bahwa lembaran perforasi menyebabkan penurunan nilai koefisien pengerasan regang sebesar 54% untuk pola segiempat dan 64% untuk pola heksagonal, penurunan nilai elongasi merata sebesar 68% untuk pola segiempat dan 61% untuk pola heksagonal, penurunan nilai elongasi total sebesar 56% untuk pola segiempat dan 70% untuk pola heksagonal, dan penurunan LDH sebesar 58% untuk pola segiempat dan 55% untuk pola heksagonal bila dibandingkan dengan lembaran tanpa perforasi. Sedangkan untuk nilai UTS, nilai anistropi platis dan LDR lembaran perforasi baik perforasi segiempat maupun heksagonal tidak mengalami penurunan yang berarti bila dibandingan dengan lembaran tanpa perforasi. Antar pola segiempat dengan pola heksagonal tidak ada perbedaan yang berarti pada sifat maupun bentuk lembaran baja galvanis ini."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S41590
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bunga Prameswari
"Struktur baja yang dipendam dalam tanah seperti perpipaan memiliki desain pada pemakaian hingga puluhan tahun sehingga memerlukan proteksi korosi seperti lapis galvanis. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektifitas lapis galvanis pipa baja ASTM A53 terhadap ketahanan korosi pipa baja ASTM A53 di dalam tanah. Efektifitas lapis galvanis didapatkan dengan membandingkan laju korosi baja tanpa pelapis (bare steel) dengan baja lapis galvanis yang ditanam dalam dua jenis tanah yang memiliki resistivitas berbeda yaitu daerah Bekasi dan Depok dengan metode kehilangan berat (weight loss) , polarisasi serta analisa derajat kerusakan (karat) lapisan tersebut.
Hasil penelitian untuk nilai laju korosi eksternal pipa baja galvanis di kedua daerah jauh lebih rendah yaitu 0,6074 mpy untuk tanah Bekasi dan 0,5235 mpy untuk tanah Depok. Dengan demikian baja lapis galvanis lebih efektif digunakan pada aplikasi bawah tanah daripada bare steel, yang memberikan nilai laju korosi 5,7887 mpy untuk tanah Bekasi dan 6,1773 mpy untuk tanah Depok. Kerusakan lapisan Zn yang didapatkan merupakan jenis general rust dengan tingkat kerusakan skala 3 (>10-16 % rusted) hingga skala 4 (> 3,0-10 % rusted).

Structural steel buried in soil such as pipeline has a lifetime design for several years and corrosion protection, such as galvanized coating. This experiment is purposed to evaluate the effectiveness of galvanized coating in ASTM A53 steel pipe by corrosion resistant of ASTM A53 steel pipe. The effectiveness of galvanized coating is occured by comparing external corrosion rate of bare steel pipe with galvanized steel pipe which buried in two types of soil with different resistivity in Bekasi and Depok by weight loss method, polarization and analizing the degree of rusting in the coating.
The results of this experiment show that external corrosion rate of galvanized steel in both areas is significantly lower e.g 0,6074 mpy for Bekasi soil and 0,5235 mpy for Depok soil. This indicates that galvanized steel is more effective to be used in underground application than bare steel which has 5,7887 mpy for Bekasi soil and 6,1773 mpy for Depok soil. Type of zinc coating degradation is general rust with the degree of rusting scale 3 (>10 -16 % rusted) to scale 4 (> 3,0-10 % rusted).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S51083
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Windu Sari
"Metal Active Gas adalah salah satu proses pengelasan yang digunakan untuk menyambung logam yang termasuk ke dalam jenis fusion welding. Proses pengelasan ini dapat dilakukan secara otomatis maupun semi-otomatis. Dengan menggunakan logam pengisi berjenis E70S-6 dan gas CO2 sebagai pelindung. Penelitian dilakukan terhadap baja karbon rendah dengan kadar 0,12%C yang sebelumnya telah dilapis dengan menggunakan seng. Proses pelapisan yang digunakan adalah celup panas, Hot Dip Galvanizing. Pengelasan dilakukan dengan metode transfer logam: dip transfer atau semi-circuit transfer. Dengan variasi kecepatan pengelasan yaitu: 24, 26, 28 (310, 450, 486 mm/dtk). Tegangan yang digunakan yaitu 20 volt dengan arus sebesar 140 ampere. Pengujian yang dilakukan yaitu: uji tarik, uji tekuk, uji kekerasan, uji komposisi, serta pengamatan struktur mikro. Hasil yang diperoleh adalah kekuatan mekanis terbaik dimiliki oleh sambungan dengan kecepatan pengelasan tertinggi. Hasil sambungan memiliki struktur mikro yang sangat halus dan kuat. Uji kekerasan menunjukkan sampel dengan kecepata pengelasan yang tinggi memiliki nilai kekerasan yang tinggi. Uji komposisi menunjukkan adanya peningkatan kadar seng mempengaruhi sifat mekanis baja. Jika dibandingkan dengan baja karbon yang belum dicelup, maka kekuatan baja galvanis lebih rendah. adanya inklusi seng di dalam baja menurunkan nilai kuat tarik baja."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S41361
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arista Soni
"Terdapat suatu komponen Die Casting alumnium cair yaitu Plunger Sleeve yang terbuat dari material baja Tool Steel 8407 S yang mengalami proses perlakuan permukaan (suiface treatment methode) yaitu pengerasan Plasma Nitriding. Plunger Sleeve ini mengalami keausan akibat aliran logam cair aluminium yang panas dan selama ini untuk mangatasi masaiaimya memerlukan preparasi, waktu yang lama dan biaya yang mahal. Untuk itu perlu dilakukan suatu studi perbandingan terhadap material Plunger Sleeve baja Tool Steel ini yang akan digantikan dengan baja Mild Steel yang dilapisi dengan serbuk Ste//ite-6 dengan metode semprot logam 71)lala api oksi-asetilen sehingga didapat spesifihasi bahan yang sama serta nilai yang ehanomis. Setelah kedaa logam dasar yaitu baja Tool Steel ASSAB XW-10 dan baja Mild Steel dilapisi serbuk Stelli/Jl-6 terjadi peningkatim hakarasan dari 217 HV menjadi 378 HV untuk 1apisan ba}a Tool Steel ASSAB XW-10 dan sebesar 157 HV menjadi 421 HV rmtuk lap/san Baja Mild Steel. Demiktan pula untuk hakarasan makro juga mengalami peningkatim haharasan sebesar 659 HV dan 241 HV pada lapisan baja Tool Steel ASSAB XW-10 dan baja Mild Steel. Berdasarkan data hasil penelitian wlihat untuk pengujian kaausan bahwa baja Tool Steel ASSAB XW-10 memiliki nilai laju aus yang rendah dibanding dengan baja Mild Steel pada tiga kandisi yang berbeda yaitu hacepatan, bebau dan jarok luncur, ini memmjukkan bahwa lapisan baja Tool Steel ASSAB XW-10 memiliki daya tahan terhadap haausan dtmana: kontak permukaan antara lapisanl1)1Q dengan permuhaanlogam dasar ter/ihal baik, 1111 dapat dilihat pada stntktur mikrol1)1<1 Untuk pengamatan struktur mikro lapisan semprot logam pada baja Tool Steel ASSAB XW-10 dan baja Mild Steel kedaanya mempul1)lal ciri cenderung soma yaitu herupa partikel pipih (flake) yang berobak""mbak dan terdapat sejumlah oksida dan porositas dengan berbagai bentuk. Bila diperbandingkan sifat kedua lapisan, lcrpisan baja Tool Steel ASSAB XW-1 0 memiliki sijat haharasan makro dan laju aus yang balk dibanding lapisan pada baja Mild Steel."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S47925
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abror Aryowiweko
"ABSTRAK
Thermo-Reactive deposition TRD merupakan salah satu metode pelapisan pada baja dengan membuat lapisan karbida, nitrida, atau karbonitrida yang bersifat keras dan ketahanan aus tinggi. TRD merupakan metode yang dapat diaplikasikan pada logam dengan biaya yang lebih rendah dan dengan peralatan lebih sederhana dan ramah lingkungan jika dibandingkan dengan teknik pelapisan Physical Vapour Deposition PVD dan Chemical Vapour Deposition CVD . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rasio campuran ferrokromium dan ferrovanadium sebagai unsur pembentuk karbida terhadap sifat mekanik dan karakteristik lapisan karbida dengan proses Thermo-Ractive Deposition. Proses TRD ini menggunakan material baja SUJ2 dan dengan rasio FeCr/ FeV; 15:85, 35:65, 50:50 dan dilakukan pada temperatur 980oC selama 6 jam. Karakterisasi meliputi pengujian kekerasan mikro, ketahanan aus, sebagai pengaruh terhadap sifat mekanik, pengamatan struktur mikro dan pengukuran ketebalan dengan mikroskop optik, dan pengujian komposisi lapisan dilakukan dengan Scanning Electron Microscope yang dilengkapi dengan fitur Line-Scan, serta X-Ray Diffraction XRD . Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar rasio FeV di dalam campuran serbuk maka kekerasan semakin tinggi dan lapisan karbida semakin tebal. Rasio FeV 50, 65, dan 85 menghasilkan ketebalan lapisan 17, 24.1, dan 24.6 ?m dengan kekerasan rata-rata 1988.9, 2184.13, 2295,7 HV. Dihasilkan homogenitas lapisan yang paling baik untuk rasio 50FeCr : 50FeV dan senyawa yang terbentuk yaitu V6C5, V8C7, Cr7C3, Cr3C6, VCr2C2, dan Cr2Fe14C.

ABSTRACT
Thermo Reactive Deposition TRD is one of the steel coating method which produce carbide, nitride, or carbonitride layer to improve hardness and wear resistance. TRD can be applied as the better method in cost, tools, and environmentally effect than other technique such as Physical Vapour Deposition PVD and Chemical Vapor Deposition CVD . This research aimed to find the effect of ferrochromium and ferrovanadium mixing as the carbide former element on the mechanical properties and carbide layer characteristic with thermo reactive deposition process. This TRD process uses SUJ2 steel as the substrat in FeCr FeV ratio 15 85, 35 65, 50 50 and temperature of process is 980o C for 6 hour. Characterisation covers mikro hardness, and wear resistance as the mechanical properties. Microstructure and thickness layer was observed by using optical microscope, and composition of layer was examined by SEM Linescan and X Ray Diffraction XRD . The result shows that in increase of FeV ratio in mixed powder, hardness and layer tickness becomes higher. For ratio 50, 65, and 85 of FeV produces 17, 24.1, and 24.6 m of layer tickness with average of hardness are 1988.9, 2184.13, dan 2295.7 HV. The best of homogenity layer is the 50FeCr 50FeV ratio and the phase that form into layer are V6C5, V8C7, Cr7C3, Cr3C6, VCr2C2, and Cr2Fe14C. "
2017
S67915
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oktavian Budiansyah
"Lapisan karbida vanadium terbentuk di permukaan baja perkakas SKD11 melalui proses Toyota Diffusion dalam larutan garam selama 7 jam pada suhu 1000oC. Proses TD dilakukan 3 tahap diselingi dengan simulasi keausan dalam aplikasi menggunakan shot blast. Lapisan yang terbentuk pada setiap tahap dilakukan karakterisasi berupa kekerasan mikro, ketebalan lapisan, scanning electron microscope (SEM), dan Energy dispersive spectrometry (EDS). Kekerasan lapisan yang didapat pada TD I, II, dan III adalah 3481 HV, 3105 HV, dan 2943 HV. Sedangkan kekerasan substrat yang didapat 1110 HV, 774 HV, 766 HV. Ketebalan yang didapat pada TD I, II, dan III ialah 8.8 μm, 6.1 μm, dan 4.6 μm. Kekerasan dan ketebalan serta persentase karbon yang dihasilkan semakin berkurang seiring dengan banyaknya pengulangan proses.

Vanadium carbide coating on SKD 11 tool steel were prepared by Toyota Diffusion process in molten salt bath for 7 h at 1000oC. TD process performed 3 times with shot blast in each stage to simulated wear in applications. The obtained coatings were characterized by micro hardness, coating thickness, scanning electron microscope (SEM), and Energy dispersive spectrometry (EDS). Coating hardness values in TD I, II and III were 3481 HV, 3105 HV, and 2943 HV. While the substrate hardness values were 1110 HV, 774 HV, 766 HV. The obtained thickness in TD I, II and III were 8.8 μm, 6.1 μm, and 4.6 μm. The hardness, thickness value and carbon level decreased along with repeated process."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56351
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Harry Atmoko
"Keausan yang terjadi pada komponen. pengecoran cetak (die casting) merijadikan komponen tersebut harus sering diganti, karena telah terjadi perubahan dimensi. Proses semprot logam digunakan untuk menghasilkan komponen lahan aus. Pada proses perbaikan, semprot logam digunakan untuk mengembalikan dimensi dari suaw komponen yang telah mengalami keausan.. Dalam penelitian ini difakukan proses semprot logam nyala api oksi- asetilen dengan serbuk pelapis Stellite-6. Menggunakan variabel logam dasar yang berbeda, yaitu Baja 8407 SUPREME dan Bcga EMS-45. Kekerasan deposit logam semprot dihasilkan dari komposisi serbuk pelapis, porfisitas dan oksida yang terkandung didalamnya, Kekerasan deposit logam semprot pada logam dasar yang berbeda relarif sama. Kekerasan ratarata deposit pada Baja 8407 SUPREME adalah 409 HV, sedongkan pada Baja EMS-45 mencapoi 402 HV Laju aus deposit logam sempmt poda Baja 8407 SUPREME lebih tinggi dibandingkan pada Baja EMS-45. Laju aus deposit logam semprot dipengatuhi oleh kekerasan, kekuatan ikatan material pelapis dan tingkat kekasatafl permukaan depositnya. Baja EMS-45 dapat digunakan sebagai logam dasar hasil pelapisan proses semprot logam menggantikan Baja 8407 SUPREME. Penggantian logam dasar ini digunakan unfuk aplikasi komponen tahan aus."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S47808
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>