Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 120319 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eva Nurrahmi Lukman
"Kondisi Kota Makassar dengan berbagai macam aktivitas perkotaan menjadikan kota Makassar mengalami permasalahan lingkungan dan polusi udara adalah salah satunya. Adapun ketiga parameter pencemar pada udara yaitu NO2, CO, dan SO2. Akibat buruknya kualitas udara didalam maupun diluar rumah menyebabkan masyarakat rentan terkena penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Jumlah kasus ISPA di kota Makassar tahun 2015 sebanyak 204.848 dan pada tahun 2017 sebanyak 158.991 dan tahun 2019 sebanyak 218.060 kasus. Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis sebaran polutan NO2, CO, dan SO2, menganalisis hubungan ketiga parameter tersebut dengan kejadian penyakit ISPA, serta mengetahui kebijakan pemerintah dalam menanganai masalah polusi udara.
Metode pengukuran yang digunakan yaitu menggunakan peralatan mobile laboratory, Aeroqual AQM60 Ambient Air Monitoring dan hasil pembacaan dengan satuan ppm kemudian dikonversi ke dalam satuan µg/m3 kemudian dapat dibandingkan langsung dengan baku mutu udara ambien Peraturan Pemerintah No.41 tahun 1999. Analisis yang digunakan yaitu analisis spasial dan analisis statistik uji korelasi.
Adapun hasil penelitan didapatkan yaitu pola sebaran nilai Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di kota Makassar untuk jenis parameter NO2 dan SO2 di kota Makassar masih tergolong baik sedangkan untuk parameter CO tergolong dalam kategori tidak sehat. Hasil uji korelasi didapatkan bahwa SO2 memiliki hubungan yang rendah dengan kasus ISPA, NO2 memiliki tingkat hubungan yang sedang, sedangkan CO memiliki tingkat hubungan yang sangat lemah. Kebijakan-kebijakan pemerintah kota Makasssar dalam mengontrol polusi udara yaitu mendukung program langit bitu, melaksakan car free day, memperluas jalur pesepeda dan pengadaan alat pemantau kualitas udara.

The condition of Makassar City with various kinds of urban activities makes Makassar City experience environmental problems and air pollution is one of them. The three pollutant parameters in the air are NO2, CO, and SO2. Due to poor air quality inside and outside the home, people are vulnerable to acute respiratory infections (ARI). The number of ARI cases in Makassar city in 2015 was 204,848 and in 2017 there were 158,991 and in 2019 there were 218,060 cases. The purpose of this study was to analyze the distribution of NO2, CO, and SO2 pollutants, to analyze the relationship between these three parameters with the incidence of ARI, and to find out government policies in dealing with air pollution problems.
The measurement method used is using mobile laboratory equipment, Aeroqual AQM60 Ambient Air Monitoring and the reading results in ppm units are then converted into g/m3 units then can be directly compared with the ambient air quality standard, Government Regulation No. 41 of 1999. The analysis used is spatial analysis. and statistical analysis of correlation test.
The results of the research showed that the distribution pattern of the Air Pollution Standard Index (ISPU) in the city of Makassar for the types of NO2 and SO2 parameters in the city of Makassar was still in the good category, while for the CO parameter it was in the unhealthy category. The correlation test results showed that SO2 had a low relationship with ARI cases, NO2 had a moderate relationship, while CO had a very weak relationship. The Makassar city government's policies in controlling air pollution are supporting the blue sky program, implementing a car free day, expanding cyclists' routes and procuring air quality monitoring equipment.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dion Hermawan
"Polusi udara menjadi salah satu masalah tersebar yang memberikan dampak buruk bagi kesehatan terutama pada pernafasan terutama di wilayah kot-kota besar seperti Provinsi DKI Jakarta. Salah satu penyakit yang ditimbulkan oleh polusi udara adalah penyakit ISPA. Polusi udara sendiri disumbangkan sebagian besar oleh polusi kendaraan. Pertumbuhan kendaraan di Jakarta yang semakin bertambah membuat kualitas udara di Provinsi DKI Jakarta semakin memburuk dan dapat menimbulkan penyakit pernafasan terutama ISPA. Tujuan dari penelitian ini yaitu menciptakan model spasial kualitas udara dan distribusi penyakit ISPA di Provinsi DKI Jakarta serta hubungan antara polusi udara dengan penyakit ISPA di DKI Jakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu persamaan interpolasi, overlay, dan korelasi. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan analisis deskriptif dengan menggunakan pendekatan keruangan dan analisis kuantitatif dengan menggunakan metode korelasi. Hasil penelitian ini yaitu menunjukan pola yang tersebar hampir di seluruh wilayah provinsi DKI Jakarta pada penyakit ISPA maupun polusi udara. Pola pada polutan (CO, PM10,NOx)) memiliki pola yang sama yaitu pola dengan konsentrasi sangat tinggi berada pada titik Kecamatan Duren Sawit dan Kecamatan Cilandak.Pada distribusi penderita penyakit ISPA kecamatan yang memiliki konsentrasi sangat tinggi yaitu ada pada kecamatan Kalideres, dan Kecamatan Cilincing . Kualitas udaradi DKI Jakarta berdasarkan ISPU untuk PM 10 masih dibawah ambang batas udara, pada CO diatas ambang batas udara, dan pada NO2 masih berada dibawah ambang batas udara.Terdapat hubungan antara ISPA dengan polutan (CO, PM10, NOx) dan kerapatan bangunan sedangkan untuk kepadatan penduduk dan kemacetan tidak terdapat hubungan.

Air Pollution is one of the biggest problems on health, especially on respiration in big cities such as Jakarta. One of the diseases caused by air pollution is ARI (Acute Respiratory Infections). Air pollution itself was contributed mainly by vehicles. The increasing number of vehicles makes Jakarta's air quality worse and causes respiratory diseases, especially ARI. This study aimed to create a spatial model of air quality, ARI distribution, and the relation between air pollution and ARI disease in Jakarta. The method used in this research is the equation of interpolation and correlation. The analysis used in this study is a qualitative analysis using the spatial approach and a quantitative analysis using the correlation method. The pattern on pollutants (CO, PM10, NOx) has the same pattern, and there is a pattern with very high concentrations at the point of Duren Sawit District and Cilandak District. In the distribution of patients with ARI, the sub-districts with very high concentrations are in the Kalideres sub-district and the Cilincing sub-district. Air quality in DKI Jakarta based on ISPU for PM 10 is still below the air threshold, for CO, it is above the air threshold, and for NO2, it is still below the air threshold. There is a relationship between ARI and pollutants (CO, PM10, NOx) and building density. Population density and traffic jams are not related."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairunnisa Apriani
"Polusi udara masih menjadi masalah terbesar di kota-kota besar terutama di wilayah perkotaan seperti Kota Bekasi, dimana polutan udara tersebut berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menciptakan model spasial yang dapat menggambarkan persebaran dan distribusi polutan di Kota Bekasi.
Metode yang digunakan yaitu dengan pengolahan data spasial citra Landsat 8 menjadi data suhu permukaan daratan, NDBI kerapatan bangunan, dan NDVI kehijauan. Dengan melakukan analisis spasial uji korelasi antara polutan udara SO2, CO dan TSP dengan suhu permukaan daratan, kerapatan bangunan dan kehijauan dapat diketahui hubungan diantara keempat variabel tersebut yang kemudian dibuat model spasial kualitas udara untuk mengetahui sebaran polutan udara menurut variasi nilai suhu permukaan daratan, kerapatan bangunan dan kehijuan.
Analisis berbasis grid dilakukan untuk mengetahui karakteristik tutupan lahan sehingga jika ditemukan persamaan karakteristik tutupan lahan pada variasi temporal yang berbeda, model spasial tersebut dapat digunakan untuk memprediksi sebaran polutan dimasa yang akan datang.
Hasil penelitian ini yaitu model distribusi spasial konsentrasi SO2, CO dan TSP yang menunjukkan pola yang tersebar hampir di seluruh wilayah Kota Bekasi terutama pada suhu permukaan daratan dan kerapatan bangunan yang relatif tinggi serta kehijauan yang relatif rendah dan karakteristik tutupan lahan yaitu permukiman, industri dan jasa/komersial.

Air pollution is still the biggest problem in the big cities, especially in urban areas such as Bekasi city. Air pollutants are harmful to human health and the environment. The purpose of this research is to create a spatial model that can describe the distribution of pollutants in Bekasi City.
The method is by processing spatial data of Landsat 8 image into land surface temperture, NDBI building density , and NDVI greenness . By doing spatial analysis of correlation test among air pollutants SO2, CO and TSP with land surface temperature, the density of the building and the greenness can be seen the relationship among the four variables which made spatial model of air quality.
Grid based analysis is used to determine the land cover characteristics thus if similarity of land cover characteristics in different temporal variations are found, the spatial model can be used to predict future pollutant distribution.
The result of this research is spatial distribution model of SO2, CO and TSP concentration which shows scattered pattern almost in all area of Bekasi City especially at relatively high of land surface temperature and density of building and relatively low greening and land cover characteristic which is settlement, industry and services commercial.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Rahman
"Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) masih menjadi penyakit terbanyak di Kota Depok. Penurunan kualitas udara ambien dan luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) karena pembangunan yang semakin berkembang diduga memiliki kaitan dengan hal tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk melihat trend Kualitas Udara Ambien, RTH dan Jumlah Kasus ISPA yang terjadi di Kota Depok tahun 2013-2017 serta bagaimana kaitan ketiganya dalam kualitas kesehatan lingkungan. Desain penelitian ini adalah studi ekologi. Unit analisisnya adalah data sekunder konsentrasi lima parameter kualitas udara ambien (SO2, NO2, CO, Pb dan PM10) dan luas RTH dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK), serta data jumlah kasus ISPA dari Dinkes Kota Depok. Analisis dilakukan secara spasial dan statistik. Hasil penelitian disajikan dalam tabel, grafik trend dan pemetaan. Terdapat trend fluktuasi yang acak dari konsentrasi lima parameter kualitas udara dan ISPA, sedangkan RTH mengalami trend perubahan yang teratur. Disarankan kepada pemerintah serta instansi kedinasan di Kota Depok untuk merumuskan regulasi dan berbagai program untuk meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan serta menurunkan jumlah kasus ISPA di Kota Depok.

Acute Respiratory Infection (ARI) disease is still the highest number of disease in Depok City. Decline in ambient air qualityand availability of Green Open Space (GOS) due to the growing development is thought to be the causing factors. This study was conducted to determine the trend of Ambient Air Quality, GOS and the number of ARI cases that occurred in Depok during 2013-2017. The research design is ecological study. The units of analysis are the secondary data of the concentration of five parameters of ambient air quality (SO2, NO2, CO, Pb dan PM10) and GOS from Department of Hygiene and Environment, and data of ARI cases from Health Department in Depok. The analysis was done with spatial and statistical analysis. Result of the analysis showed in tables, graphs and mapping. There is random fluctuative trend on theambient air parametersand ARI. Whereas there is patterned change on the GOS. It is suggested to the city government as well as the official departments in Depok City to formulate regulations and various programs to improve the quality of environmental health and reduce the number of ARI cases in Depok."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T53788
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grace Oktavina
"Kualitas udara luar ruangan, khususnya kualitas udara mikrobiologis, belum menjadi perhatian khusus di Indonesia. Kualitas udara mikrobiologis seharusnya mendapat perhatian khusus karena pencemaran oleh mikroorganisme ke udara dapat memicu persebaran infeksi dan penyakit-penyakit lain. Penelitian ini dilakukan terhadap kualitas udara di TPA Cipayung, Depok, Jawa Barat, dan udara di permukiman sekitar TPA untuk mengetahui konsentrasi mikroorganisme dan jangkauan persebarannya di udara. Tujuan penelitian ini adalah: (1) menganalisis besarnya konsentrasi jamur Aspergillus fumigatus di area TPA Cipayung Depok; (2) menganalisis tingkat penyebaran jamur A. fumigatus pada kawasan permukiman di sekitar TPA Cipayung Depok; (3) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran jamur A. fumigatus di udara di sekitar TPA Cipayung Depok. Pengambilan sampel udara dilakukan di 5 titik di TPA dan 5 titik lainnya di permukiman pada jarak 50, 100, 250, 500, dan 1.000 meter. Sampel udara diambil menggunakan alat EMS Bioaerosol Single Stage Sampler dengan debit aliran udara sebesar 28,3 L/menit. Pengambilan sampel udara untuk parameter jamur dilakukan selama satu menit pada media Malt Extract Agar dan diinkubasi pada temperatur 29-30C selama ± 48-72 jam. Parameter utama yang diteliti merupakan jamur A. fumigatus. Koloni yang tumbuh dihitung sebagai Colony-forming Units (CFU/m3). Hasil penelitian menunjukkan hasil angka kuman (konsentrasi A. fumigatus), temperature, kelembaban udara, dan kecepatan angin di TPA Cipayung pada rentang 43+13,5-1151.6+484,2 CFU/m3, 27-42oC, 40-83,8%, dan 0,4-3 m/s. Hasil pengukuran konsentrasi jamur A. fumigatus diuji secara statistik menggunakan uji non-parametrik untuk menunjukkan korelasinya dengan jumlah truk yang beraktivitas dan hasil menunjukkan korelasi (A>¼ >0,05) pada konsentrasi jamur A. fumigatus dengan jumlah truk yang beroperasi. Berdasarkan pengukuran dan perhitungan, nilai kecepatan jatuh dari spora A. fumigatus sesuai dengan Hukum Stokes, yaitu sebesar 0,000576-2,556 x10-3 m/jam dan termasuk ke dalam jenis submicroscale transport. Besarnya konsentrasi jamur yang ditemukan dapat dipengaruhi oleh suhu, kelembaban udara, dan kecepatan angin. Sementara itu, jumlah truk yang lewat serta melakukan kegiatan unloading sampah dapat mempengaruhi penambahan jumlah konsentrasi jamur karena dapat dikategorikan menjadi sumber garis (launching).

Indonesia has yet to pay a serious attention to study about outdoor air quality, especially microbial air quality. It is a subject that must be seriously studied because microorganism-sponsored air pollution could cause the spread of infection and other diseases. This study aims to assess air quality at Cipayung Landfill in Depok, West Java, and the air in the vicinity of the facility so that the concentration and the dispersion in the air of microorganism could be detected. This study aims to: (1) analyze the concentration of Aspergillus fumigatus inside the Cipayung Landfill area; (2) analyze the movement rate of A. fumigatus in air inside the Cipayung Landfill area; (3) analyze the factors influencing the movement of A. fumigatus in air inside the Cipayung Landfill area. The air sampling for the study was conducted in five points at the Cipayung Landfill area and in five points at the neighborhood around the landfill. The author obtained the air sample through using the EMS Bioaerosol Single Stage Sampler with air flow rate at 28.3 liter/minute. The air sampling, used for fungi parameter, was conducted for one minute using the Malt Extract Agar medium, which was then incubated at temperatures between 29 and 30 degree Celcius for 48 to 72 hours. The primary parameter of the study is the A. fumigatus. The grown colony is counted as colony-forming units (CFU/m3). The results show that the concetration of A. fumigatus, temperature, humidity level and wind speed at Cipayung Landfill are, 43+13,5-1151.6+484,2 CFU/m3, 27-42oC, 40-83,8%, dan 0,4-3 m/s. The measurement results of A. fumigatus concentration is assessed by a non-parametric assessment to show its correlation with the number of trucks conducting activities at the facility. The results show the correlation (A>¼>0,05) between the two. Based on measurement and calculation, the downward velocity of the spores of A. fumigatus is inline with the Stokes Law at 0,000576-2,556 x10-3 m/hour and is part of submicroscale transport. The amount of fungi concentration found at the facility is influenced by temperature, humidity and wind speed. Meanwhile, the number of trucks passing at the facility and unloading waste there could influence the rise of concentration of fungi because it can be categorized as a linear source (launching)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudhiyono
"Udara segar merupakan kebutuhan utama bagi semua mahkluk hidup. Setiap mahkluk hidup memerlukan udara bersih 10-20 m3per hari untuk bernafas (EPA, 2012). Orang Amerika rata-rata menghabiskan 90% waktunya setiap hari untuk melakukan aktivitas di dalam ruangan. Dari fakta diatas, peneliti meyakini bahwa kualitas udara dalam ruangan memberi dampak yang lebih serius bagi kesehatan mahkluk hidup bila dibandingkan dengan kualitas udara di luar ruangan. Rendahnya kualitas udara dalam ruangan terutama disebabkan oleh aktivitas memasak dan pemanasan yang dilakukan di dalam ruangan. Faktor utama lain penyebab rendahnya kualitas udara dalam ruangan adalah asap rokok. Rendahnya kualitas udara dalam ruangan menyebabkan ketidaknyamanan dan berpengaruh pada kesehatan. Salah satu polutan yang berbahaya adalah particulate matter. ketika seseorang menghirup udara yang mengandung partikel tersebut, partikel tersebut akan berpenetrasi secara mendalam ke paru - paru. Efek jangka pendek dari menghirup udara yang berkualitas rendah adalah batuk, bersin, kelelahan, sakit kepala, gangguan pernafasan akut, dan efek jangka panjang dari menghirup udara yang berkualitas rendah adalah terkena penyakit paru-paru contohnya kanker paru -paru. Untuk mengurangi resiko kesehatan yang disebabkan oleh rendahnya kualitas udara, maka perlu dilakukan tindakan untuk meningkatkan kualitas udara tersebut. Sesuai dengan EPA An Introduction to Indoor Air Quality, terdapat 3 (tiga) cara dasar untuk meningkatkan kualitas udara dalam ruangan. Ketiga cara tersebut antara lain: manajemen sumber polutan atau menghilangkan sumber polutan individual atau mengurangi emisinya, meningkatkan ventilasi atau meningkatkan aliran udara ke dalam ruangan dan menggunakan pemurni udara atau pembersih udara dalam gedung. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan cara yang paling efektif untuk mengurangi konsentrasi partikel dalam ruangan dalam rangka meningkatkan tingkat kualitas udara. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa mesin pemurni udara memiliki dampak yang lebih efektif bila dibandingkan dengan ventilasi.

Fresh air is a primary need of every human being. Every Human need a regular fresh air 10-20 m3 each day for breath (EPA, 2012). US people spend their time approximately 90% in indoor for daily activities. From that fact above, scientist believe that the indoor air quality give more serious impact for human health than the outdoor air quality. Poor Indoor Air Quality primary caused by cooking and heating inside the building. Another major cause of poor indoor air quality is a cigarette smoke. Poor Indoor Air Quality will cause discomfort and affecting to health for the occupant. One harmful pollutant is particulate matter. When people breath air that contain this particles, this particles will penetrate deep into the lungs. Short- term effect inhale Poor Indoor Air Quality are coughing, sneezing, fatigue, headache, supper respiratory congestion, and long-term effect inhale poor Indoor Air Quality may cause lung diseases for example lungs cancer. to reduce the health risks caused by poor air quality, the air quality needs to be improved. According to EPA An Introduction to Indoor Air Quality (2013) there are three basic ways to Improve Indoor Air Quality. There are: Source management or eliminate individual source of pollutant or reduce their emissions, ventilation improvement or increasing outdoor air coming indoor and using air purifier or air cleaners in the building. The aim of this experiment is to find the most effective way to reduce particles concentration in the air in order to improve air quality level. From experiment result we can conclude that air purifier machine has more effective impact than ventilation one."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42625
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Rahman
"Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut ISPA masih menjadi penyakitterbanyak di Kota Depok. Penurunan kualitas udara ambien dan luas Ruang TerbukaHijau RTH karena pembangunan yang semakin berkembang diduga memiliki kaitandengan hal tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk melihat trend Kualitas UdaraAmbien, RTH dan Jumlah Kasus ISPA yang terjadi di Kota Depok tahun 2013-2017serta bagaimana kaitan ketiganya dalam kualitas kesehatan lingkungan. Desainpenelitian ini adalah studi ekologi. Unit analisisnya adalah data sekunder konsentrasilima parameter kualitas udara ambien SO2, NO2, CO, Pb dan PM10 dan luas RTH dariDinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan DLHK , serta data jumlah kasus ISPA dariDinkes Kota Depok. Analisis dilakukan secara spasial dan statistik. Hasil penelitiandisajikan dalam tabel, grafik trend dan pemetaan. Terdapat trend fluktuasi yang acakdari konsentrasi lima parameter kualitas udara dan ISPA, sedangkan RTH mengalamitrend perubahan yang teratur. Disarankan kepada pemerintah serta instansi kedinasan diKota Depok untuk merumuskan regulasi dan berbagai program untuk meningkatkankualitas kesehatan lingkungan serta menurunkan jumlah kasus ISPA di Kota Depok.

Acute Respiratory Infection ARI disease is still the highest number of diseasein Depok City. Decline in ambient air qualityand availability of Green Open Space GOS due to the growing development is thought to be the causing factors. This studywas conducted to determine the trend of Ambient Air Quality, GOS and the number ofARI cases that occurred in Depok during 2013 2017. The research design is ecologicalstudy. The units of analysis are the secondary data of the concentration of fiveparameters of ambient air quality SO2, NO2, CO, Pb dan PM10 and GOS fromDepartment of Hygiene and Environment, and data of ARI cases from HealthDepartment in Depok. The analysis was done with spatial and statistical analysis. Resultof the analysis showed in tables, graphs and mapping. There is random fluctuative trendon theambient air parametersand ARI. Whereas there is patterned change on the GOS. Itis suggested to the city government as well as the official departments in Depok City toformulate regulations and various programs to improve the quality of environmentalhealth and reduce the number of ARI cases in Depok."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lulu Djanatha
"Penelitian mengenai Analisis Hasil Pengukuran Kualitas Udara Dalam Ruangan Perusahaan XXX di Jakarta Tahun 2015, penelitian ini dilakukan terkait beberapa keluhan karyawan mengenai kualitas udara dalam ruangan kantor dan hasil dari pengukuran kualitas udara dalam kantor yang telah dilaksanakan pada September 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kualitas dalam ruangan perusahaan XXX sudah sesuai dengan standar dari pemerintah RI. Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif deskriptif, pengambilan data dari penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan data hasil pengukuran kualitas udara dalam ruangan dan pelaksanaan wawancara dan observasi lapangan.
Hasil dari analisis kadar SO2, CO2, O2, Temperatur, Kelembaban, dan Laju Ventilasi pada beberapa area pengukuran tidak memenuhi standard. Saran yang penulis ajukan terkait menyesuaikan sistem udara (HVAC) dan pengontrolan kadar CO2 dalam ruangan. Serta melakukan penelitian lebih mendalam terkait kemungkinan gangguan kesehatan yang berhubungan dengan kualitas udara dalam ruangan.

Research on Analysis of Indoor Air Quality Measurement Result on Company XXX in Jakarta year 2015 was conducted in relation to some employee complaints regarding office indoor air quality and the results of air quality measurement in the office that have been held in September 2014.
This study aims to determine whether air quality indoor in Company XXX is comply with the standards of Indonesian government. This study uses descriptive qualitative analysis, retrieval of data from this study was conducted by using indoor air quality measurement data, interviews, and field observations.
Results of the analysis of the levels of SO2, CO2, O2, temperature, humidity, and ventilation rate in some measured areas did not meet the standard. Suggestions that the author submitted in association with this problem is to adjust the air conditioning system ( HVAC ) and to control the CO2 level in the building. Moreover, conduct more in-depth research related to the possibility of health problems caused by indoor air quality.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S59011
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harrison Alim
"Saat ini, kualitas udara ruangan menjadi salah satu ancaman kesehatan bagi masyarakat modern. Penelitian oleh Kleipes et.al, 2001 menujukan bahwa manusia modern menghabiskan hampir 90% waktunya dalam ruangan. Kualitas udara ruang dipengaruhi oleh berbagai macam polutan yang terdiri dari CO2, CO, VOC, Radon dan partikulat. .
Thermal Precipitator adalah salah satu alat yang dapat gunakan untuk membersihkan udara dan bekerja berdasarkan prinsip thermophoresis, yaitu gaya yang bekerja akibat adanya gradien temperatur. Untuk memahami karakteristik efek thermophoresis pada suatu thermal precipitator dengan ukuran partikel dan temperatur yang divariasikan, dilakukan suatu simulasi berdasarkan prinsip computational fluid dynamics, perpindahan kalor dan particle tracing. Variasi beda temperatur yang dilakukan adalah sebesar 30, 40, 50, 60, 70, 80 dengan ukuran partikel 0.05, 0.1, 0.25, 0.5, 0.75, 1,1.5, 2 dan 2.5 µm Simulasi tersebut dilakukan pada perangkat lunak COMSOL Multiphysics 5.4.
Hasil yang didapat berbentuk distribusi partikel, jarak tempuh partikel dan kebutuhan energi precipitator. Terdapat perbedaan yang besar yang diakibatkan perbedaan posisi plat panas dan dingin. Selain itu, pada rentang partikel 0.05-0.25 µm, thermophoresis menjadi driving force pergerakan partikel. Sedangkan efisiensi pada seluruh ukuran partikel sebesar 100% didapat pada beda temperatur diatas 50K untuk plat panas diletakan pada bagian atas dan 70K pada kasus plat panas diletakan pada bagian bawah. Sehingga, thermal precipitator berpotensi untuk menangkap partikel – partikel berukuran kecil untuk meningkatkan kualitas udara ruang. Kebutuhan energi precipitator adalah sebesar 150506.70 J/ m3 untuk beda temperatur 80 K dan 53044 J/m3 untuk beda temperatur 30 K. =
Indoor air quality has been raised as one of the most pressing health issues facing the urban society. According to Klepeis et.al, 2001 Modern human spends nearly 90% of their time in enclosed spaces or in commuting spaces. IAQ(Indoor Air Quality) is affected by various factors with pollutants ranging from CO2, CO, Radon and particulate matter.
One of the available technologies in air cleaning is thermal precipitators that works by utilizing thermophoresis effect. Thermophoresis effects is a force due a temperature gradient existing around a particle. To understand the characteristic and feasibility of the aforementioned technology for indoor air cleaning, a simulation based on the principle of computational fluid dynamics, heat transfer and particle tracing was done on COMSOL 5.4 Software. The parameters concerning the thermal precipitators were varied with temperature difference of 30, 40, 50, 60, 70, 80 K with particle diameter of 0.05, 0.1, 0.25, 0.5, 0.75, 1,1.5, 2 dan 2.5 µm. The simulation results in data regarding particle displacement, particle deposition count and heat transfer.
A large difference in precipitator performance was observed, due to heated plate position. Furthermore, Thermophoresis was observed as the driving force for particles ranging between 0.05 to 0.25 µm in size. An efficiency number of 100% across all particle sizes was achieved with a temperature difference of 50 K with the heated plate place above the colder plate while a temperature difference of 70K was required in order to achieve same effect when the heated plate is below the colder plate. Due to the high precipitation efficiency, themal precipitator possesses a high potential to collect fine particulate matter in order to improve indoor air quality. In addition, energy consumption was simulated, peaking at 150506 J/m3 of air cleaned with a temperature difference of 80K and 50344 J/m3 with a temperature difference of 30K"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Davin Syauqi Adli Perdana Susanto
"Skripsi ini membahas tentang Kualitas Udara dalam Ruangan (KUDR) di area kerja kantor pusat PT. X, yang ditinjau berdasarkan hasil pengukuran parameter KUDR yang meliputi parameter kimia (NO2, CO, CO2, PM10, TVOC, formaldehida), fisika (suhu, kelembaban, laju pergerakan udara, pencahayaan), dan mikrobiologi (total bakteri dan total kapang), serta dengan mendeskripsikan faktor KUDR yang ada di area kerja (sumber kontaminan, jalur kontaminan, ventilasi dan distribusi udara, pengguna ruangan). Penelitian menggunakan metode mixed-method dengan pendekatan deskriptif observasional. Analisis data dilakukan dengan membandingkan hasil pengukuran dengan syarat KUDR menurut Permenaker 5/2018 dan Permenkes 48/2016, dan dengan menganalisis faktor KUDR yang berperan. Didapatkan rata-rata konsentrasi CO2, TVOC, dan laju pergerakan udara tidak sesuai dengan setidaknya salah satu syarat KUDR. Faktor KUDR yang teridentifikasi dan berpotensi menjadi penyebab kondisi tersebut adalah kondisi ventilasi dan aktivitas pengguna ruangan. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengukur kondisi polusi di luar gedung, performa ventilasi, dan keluhan serta gejala Sick Building Syndrome pada pekerja.

The focus of this study is to give an overview of Indoor Air Quality (IAQ) at PT. X office area. This study were conducted by analyzing the IAQ parameters measurement results which consist of chemical parameters (NO2, CO, CO2, PM10, TVOC, formaldehyde), physical parameters (temperature, humidity, ambient air velocity; illumination), and microbiological parameters (total bacteria and total mold), also by describing IAQ factors present in the work area (contaminant source, pathway, ventilation and air distribution, and occupant). The research used mixed-method with a descriptive and observational approach. Data analysis was carried out by comparing the IAQ measurement results with IAQ requirements according to Permenaker 5/2018 and Permenkes 48/2016, and by analyzing the IAQ factors that potentially play a role. This study revealed that the average CO2, TVOC, and ambient air velocity do not meet IAQ requirements which were potentially caused by poor ventilation and occupant activities. Further study is needed by measuring outdoor pollution, investigating ventilation performance, and collecting occupants’ complaints and Sick Building Syndrome symptoms"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat, 2022
MK-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>