Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 64628 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rafi Farrassaid Setyawan
"Di negara wilayah tropis selama musim panas, HVAC pada gedung-gedung di area tropikal memiliki peran besar, namun sisi buruknya adalah HVAC juga menjadi pengkonsumsi energi terbesar pada suatu gedung. PCM bisa berguna untuk mengurangi penggunaan energi pada suatu gedung. Dengan memaksimalkan penggunaan thermal properties seperti latent heat of fusion and specific heat capacity ini bisa membantu material untuk menyerap panas dari ruangan dan hal tersebut sekaligus menambah efisiensi pendinginan. Tujuan pembuatan skripsi ini adalah untuk mengkarakterisasi PCM yang berbahan dasar minyak zaitun, minyak kedelai, dan minyak sawit yang dicampurkan dengan CEG 0-0.5wt%. Karakterisasi pun di lakukan terhadap PCM. Morfologi dari CEG diamati dengan menggunakan SEM EDS yang dilakukan di LIPI. Konduktivitas Termal diamati dengan menggunakan Hubertube thermostatic bath dan KD2 Pro analyzer yang dilakukan di UI. Perubahan fasa diamati dengan Differential Scanning Calorimetry (DSC) yang dilakukan di LIPI di range 0-40oC untuk tiap tipe minyak dan tiap w%. Berdasarkan pengujian kenaikan konduktivitas thermal sebesar 20% terjadi pada fraksi massa 0.5 wt%.Dari DSC juga terlihat bahwa pada fraksi massa 0.5 wt% PCM yang berbahan dasar minyak sawit mengalami peruhbahan fasa pada 5 oC yang membuat PCMnya terbukti mampu menyerap panas ruangan dan menjadi bahan yang menjanjikan untuk dijadikan PCM di suhu 0-40oC

Buildings in tropical area’s HVAC system plays a major role due to hot condition, but the negative side of it is that HVAC systems in buildings eat up most of the energy which is usually more that 60% of total energy usage. A solution is given by making a Phase Change Material (PCM) that can help the cooling system of a building to reduce its energy consumption. By maximizing its thermal properties such as latent heat of fusion and specific heat capacity, it allows the material to help absorb the heat from the room and subsequently increase cooling efficiency. The purpose of this essay is to characterize the PCM from various types of oils such as Olive, Soya, and Palm Oil mixed with compressed expanded graphite (CEG) with a mass fraction of 0-0.5wt%. Then the characterization was done towards the PCMs. The morphology of CEG was observed the Scanning Electron Microscope -Energy Disperse Spectrometry (SEM-EDS) in LIPI. Thermal conductivity increase was observed by experiment using Hubertube thermostatic bath and KD 2 Pro analyzer was done in UI. Differential Scanning Calorimetry(DSC) was done in LIPI to know the phase change through out the temperature range 0-40 oC of each types of oils. The result in this study showed that expanded graphite and various oil mixture shows an improvement in thermal conductivity with around 20% at mass fraction of 0.5wt%. Also thru DSC it shows that at 0.5wt% the PCM made from palm oil shows a phase change at 5 oC that allows it to absorb heat from the room and be a promising material to be made a s PCM for a temperature range of 0-40 oC.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henokh Eulogeo El`Azar
"Indonesia merupakan salah satu negara tropis dengan suhu yang relatif hangat. Oleh karena itu Thermal Energy Storage (TES) perlu dipasang pada bangunan untuk menjaga kenyamanan suhu ruangan. Penelitian ini mempelajari sifat-sifat material perubahan fasa dengan campuran minyak kelapa dan grafit yang diperluas untuk aplikasi penyimpanan energi bangunan. Sebagai PCM organik, minyak kelapa memiliki konduktivitas termal yang rendah, oleh karena itu digunakan grafit yang diperluas sebagai bahan pendukung untuk meningkatkan kinerja termal PCM. PCM dibuat dengan mensonikasi grafit yang diperluas ke dalam minyak kelapa dengan fraksi massa 0,1 sampai 0,5% berat. Percobaan konduktivitas termal dilakukan dengan thermostatic bath Huber dan KD 2 Pro analyzer. Morfologi dibangkitkan dengan eksperimen SEM. Struktur kimia campuran dihasilkan dari percobaan FTIR. Ukuran partikel grafit yang diperluas dihasilkan dengan eksperimen PSA. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PCM campuran grafit dan minyak kelapa terekspansi menunjukkan peningkatan konduktivitas termal yang berkelanjutan. dengan kenaikan tertinggi 19% pada fraksi massa 0,5 wt%. Begitu juga dengan metode pencampuran dan hasil FTIR menunjukkan bahwa grafit terekspansi dan minyak kelapa tidak mengalami perubahan struktur kimia.

Indonesia is one of tropical country with a relatively warm temperature. Therefore, Thermal Energy Storage (TES) need to be installed at building to maintain its comfort room temperature. This research studies the properties of phase change material with coconut oil and expanded graphite mixture for building energy storage applications. As an organic PCM, coconut oil has a low thermal conductivity, therefore expanded graphite are used as the supporting material to enhance thermal performance of the PCM. PCMs was prepared by sonicating expanded graphite into coconut oil with the mass fraction of 0.1 until 0.5 wt%. Thermal conductivity experiment was conducted with Huber thermostatic bath and KD 2 Pro analyzer. The morphology was generated with SEM experiment. The chemical structure of the mixture was generated by FTIR experiment. Particle size of the expanded graphite was generated with PSA experiment. The result in this study showed that expanded graphite and coconut oil mixture PCM show an continues improvement in thermal conductivity. with the highest increase of 19% at mass fraction of 0.5 wt%. also with sociation mixing methods and FTIR result shows that expanded graphite and coconut oil has no change in chemical structure."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teuku Muhammad Iqbal Iftikar
"Sektor pendingin udara merupakan konsumsi energi terbesar di Indonesia. Kebutuhan kenyamanan ruangan harus diimbangi dengan kemampuan untuk konservasi energi. Phase Change Material (PCM) merupakan potensi yang menjanjikan untuk mengurangi konsumsi energi dengan mengurangi jumlah laju perpindahan panas yang masuk ke dalam bangunan melalui dinding. Bata beton ringan dipilih sebagai material konstruksi berdasarkan tingkat penggunaannya yang meningkat. Penelitian ini akan menggunakan studi eksperimental untuk menginvestigasi performa termal PCM hasil manufaktur Rubitherm Technologies GmbH model RT 26 yang diintegrasikan dengan bahan konstruksi bata ringan (hebel) sebagai bahan dinding. Percobaan divariasikan berdasarkan penempatan dan ketebalan PCM. Dinding yang dipadukan dengan PCM terbukti memiliki performa termal yang lebih baik daripada dinding tanpa PCM. Performa termal meningkat sebanding dengan ketebalan PCM yang digunakan. Pada suhu rendah-menengah, PCM yang diletakkan di bagian luar dinding memiliki performa termal yang lebih optimal. Sedangkan pada temperatur tinggi, PCM yang diletakkan di bagian dalam dinding memiliki performa termal yang lebih optimal. Konduktivitas termal hebel dan PCM yang didapat masing-masing adalah 24,71 W / m.K dan 0,39 W / m.K.

The air conditioning sector is largest energy consumption in Indonesia. The need for room comfort must be balanced with the ability to conserve energy. Phase change material (PCM) is a promising potential to reduce energy consumption by reducing the amount of heat transfer rate that enters the building through the walls. Lightweight concrete brick was chosen as a construction material based on its increasing use. This research will use experimental studies to investigate the thermal performance of PCM manufactured by Rubitherm Technologies GmbH RT 26 model which is integrated with lightweight concrete brick (hebel) construction materials as wall material. Experiments were varied by the placement and the thickness of PCM. Walls combined with PCM are shown to have better thermal performance than those without PCM. The thermal performance increases proportional to the thickness of the PCM used. At low-to-medium temperatures, PCM that is placed on the outside of the wall has a more optimal thermal performance. Whereas at high temperatures, PCM that is placed on the inside of the wall has a more optimal thermal performance. The thermal conductivity of hebel and PCM was found to be 24,71 W / m.K and 0,39 W / m.K, respectively"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Reyhan Husain Wicaksono
"Penggunaan bahan bakar fosil secara berlebihan telah menyebabkan pencemaran lingkungan, kelangkaan energi, dan perubahan iklim yang merupakan hambatan utama bagi pertumbuhan berkelanjutan. Kekhawatiran global terhadap dampak lingkungan dari penggunaan bahan bakar fosil telah mendorong minat untuk mencari dan menggunakan teknik-teknik penghematan energi dalam berbagai aplikasi. Thermal Energy Storage (TES) dapat menjadi solusi konservasi energi untuk beragam aplikasi. TES menyediakan kapasitas penyimpanan energi berdasarkan perubahan energi internal atau transformasi fasa media penyimpanan untuk meningkatkan efisiensi dan meminimalkan pemborosan energi. Penelitian ini akan membahas terkait sifat termofisik bahan pengubah fasa (PCM) berupa coconut oil yang dienkapsulasi menggunakan material aluminium fumarate dan zeolite dengan variasi mass fraction sebagai TES. Secara umum, performa dan sifat termofisik yang terbentuk menunjukkan bahwa zeolite lebih unggul dibandingkan aluminium fumarate. Sampel ZEO-PCM C dengan mass fraction 90 wt% menunjukkan sifat yang paling unggul dari segi heat latent sebesar -39.034 J/g untuk proses melting dan 31.08 J/g untuk proses solidification. Sampel ZEO-PCM C juga menunjukkan karakteristik kristal terbaik dengan jumlah kristal dan ukuran kristal terbesar. Penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan zeolite untuk enkapsulasi coconut oil memberikan dampak buruk pada lingkungan yang lebih tinggi dibandingkan aluminium fumarate, terutama pada kategori particulate matter yang dapat memberikan dampak kesehatan manusia.

Excessive use of fossil fuels has caused environmental pollution, energy scarcity, and climate change, which are major obstacles to sustainable growth. Global concerns about the environmental impacts of fossil fuel use have driven interest in seeking and using energy-saving techniques in a variety of applications. Thermal energy storage (TES) can be an energy conservation solution for various applications. TES provides energy storage capacity based on internal energy changes or phase transformation of the storage medium to increase efficiency and minimize energy waste. This research will discuss the thermophysical properties of phase change materials (PCM) in the form of coconut oil encapsulated using aluminum fumarate and zeolite materials with varying mass fractions as TES. In general, the performance and thermophysical properties formed show that zeolite is superior to aluminum fumarate. The ZEO-PCM C sample with a mass fraction of 90 wt% shows the most superior properties in terms of latent heat of -39,034 J/g for the melting process and 31.08 J/g for the solidification process. The ZEO-PCM C sample also shows the best crystal characteristics, with the largest number of crystals and crystal size. This research shows that the use of zeolite to encapsulate coconut oil has a higher negative impact on the environment than aluminum fumarate, especially in the particulate matter category, which can have an impact on human health."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Hikmah
"Tanaman nanas (Ananas Cosmosus) merupakan salah satu komoditas buah unggulan di Indonesia dan mudah dibudidayakan. Daun nanas merupakan salah satu limbah pertanian yang memiliki serat yang mengandung kadar selulosa yang tinggi, dimana selulosa ini merupakan bahan baku dalam pembuatan papan serat. Perekat yang biasa digunakan dalam pembuatan papan serat adalah perekat sintetik yang berasal dari bahan bakar fosil yang sifatnya terbatas, tidak terbarukan, dan berdampak negatif bagi manusia dan lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan perekat yang terbarukan dan ramah lingkungan, seperti pati kulit singkong dan asam sitrat. Penelitian ini mempelajari pengaruh pati kulit singkong dan atau asam sitrat sebagai perekat alami papan serat dari serat daun nanas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode proses basah, yaitu dengan proses pulping serat daun nanas secara semi kimia dan dengan pembentukan lembaran papan serat dengan proses basah. Ukuran papan dalam penelitian ini adalah 10 x 15 x 0,9 cm, dengan target kerapatan 0,5 g /cm3. Kemudian dilakukan pengujian sifat mekanis dan fisis papan serat sesuai standar SNI 01-4449-2006 dan JIS A 5905 2003. Hasil penelitian menunjukkan bahwa papan serat yang diikat dengan pati kulit singkong dan asam sitrat memberikan pengaruh positif terhadap sifat fisis dibandingkan dengan papan serat tanpa perekat dan yang diikat dengan pati kulit singkong saja. Sedangkan untuk sifat mekanisnya, hanya papan serat yang tanpa perekat yang mampu memenuhi standar nilai MOR.

Pineapple (Ananas Cosmosus) is one of the leading commodities in Indonesia and is easy to cultivate. Pineapple leaves are one of the agricultural wastes that have fibers that contain high levels of cellulose, where this cellulose is the raw material for making fiberboard. The adhesive commonly used in fiberboard production is a synthetic adhesive derived from fossil fuels that are limited, non-renewable, and harms humans and the environment. Therefore, an adhesive renewable and environmentally friendly is needed, such as cassava peel starch and citric acid. This research studied the effect of cassava peel starch and or citric acid as a natural adhesive for fiberboard from pineapple leaf fibers. The method used in this research is the wet process method, by semi-chemical pulping of pineapple leaf fibers and forming fiberboard sheets with a wet process. The board size of 10 x 15 x 0.9 cm, with a target density of 0.5 g/cm3. The mechanical and physical properties of fiberboards were tested according to SNI 01-4449-2006 and JIS A 5905 2003 standards. The results showed that the fiberboard with cassava peel starch and citric acid as adhesives had a positive effect on physical properties compared to fiberboard without adhesive and bonded with cassava peel starch only. As for its mechanical properties, the only fiberboard without adhesive can meet the MOR value standard."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abidzar Ramadhana
"Salah satu penyebab pencemaran udara adalah polusi yang disebabkan oleh aerosol smoke. Namun dalam penelitian ini lebih spesifik untuk penangulangan pencemaran yang disebabkan oleh asap rokok yang memiliki diameter partikel 0,1 µm ? 1 µm. Dimana untuk diameter untuk diameter partikel 0,1 µm ? 1 µm salah satu metode penyaringan udara yang cocok yaitu menggunakan thermal precipitation.
Dalam penelitian ini, dibuat suatu alat uji thermal precipitator untuk mendepositkan partikel-partikel yang ada di dalam asap rokok dengan memanfaatkan gaya thermophoretic. Gaya tersebut adalah gaya yang diberikan kepada partikel yang tersuspensi di suatu aliran fluida dimana apabila didalam aliran tersebut terdapat perbedaan temperatur maka partikel tersebut akan bergerak menuju daerah yang memiliki temperatur lebih rendah.
Dari hasil eksperimen dan analisa dapat diambil kesimpulan bahwa thermal precipitator ini dapat digunakan sebagai smoke collector. Hal ini dibuktikan dengan melakukan observasi dengan mengukur kadar asap yang dapat di depositkan oleh thermal precipitator ini dengan menggunakan gas sensor.

One of the causes of air pollution is aerosol smoke. This experiment will study more specifically about how to eradicate the pollution caused by tobacco smoke which consist of particles with diameters 0,1- 1 µm. Filtering method which is suitable for the particles with that specification will be thermal precipitation.
In this research , we will try to create a thermal precipitator for depositing the particles that exist in the smoke of cigarette by using thermoporetic force. That force is force which is given to the particles which suspended in a fluid if there is difference in the fluid?s temperature that will cause the particles to move to the region with lower temperature.
From the experiment and analysis, we can make a conclusion that thermal precipitator can be used as smoke collector. This can be seen by doing an observation by measuring the smoke density which can be deposited by thermal precipitator by using gas sensor."
2008
S50740
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nastiti Elwindari
"ABSTRAK
Paduan Heusler Ni-Mn-Sn adalah salah satu material yang menjadi perhatian
banyak peneliti, karena memiliki potensi menghasilkan Magnetocaloric Effect
(MCE) terutama dalam penerapan berbagai aplikasi bidang magnetik. Pada
penelitian ini telah dilakukan sintesis polikristalin Ni43Mn41Co5Sn11 menggunakan teknik vakum peleburan busur panas atau vacuum arc melting (VAM) pada temperatur tinggi dalam suasana kaya gas argon. Optimalisasi sifat magnetik paduan NMCS dilakukan pada temperatur 1173 K dengan variasi waktu anil selama 0, 6, 12, dan 24 jam hingga didapatkan fasa kristal yang homogen. Pola difraksi sinar-X pada sampel hasil anil terdiri dari fasa martensit dan austenit, dengan struktur kristal FCC pada temperatur ruang. Fasa dendrit material pasca peleburan telah bertransformasi menjadi fasa yang seragam seiring dengan variasi waktu anil yang diberikan untuk mencapai homogenisasi. Hasil identifikasi struktur kristal material pasca anil 6 dan 12 jam menyerupai tipe order Cu2MnAl, sedangkan untuk material pasca anil 24 jam menyerupai tipe order CsCl. Adapun pembentukan fasa NiMnCoSn pada sampel melalui pembentukan fasa antara yakni Ni2MnSn. Apabila dilihat dari nilai temperatur curie material NMCS tidak mengalami perubahan secara signifikan seiring dengan variasi waktu anil yaitu sekitar 348~351 K, namun pada efek perlakuan anil selama 12 jam menunjukan nilai magnetisasi terbesar sekitar 57.96 emu/g dengan koersivitas 45.60 Oe. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa sintesa material magnetokalorik paduan heusler Ni43Mn41Co5Sn11 melalui teknik peleburan vakum yang dilanjutkan
dengan perlakuan anil selama 12 jam dapat menjadi salah satu cara dalam
pembuatan material MCE berbasis paduan heusler

ABSTRACT
Ni?Mn?Sn Heusler alloys have been attracting alot of scientists by virtue of their magnetocaloric effect and application potential for magnetic refrigeration at room temperature. In this work, policrystalline Ni43Mn41Co5Sn11 alloy has been synthesized by vacuum arc-melting of pure elements under protective Ar
atmosphere. The optimization of magnetic properties of the NMCS alloy was
obtained during the annealing times at 1173 K by various annealing times 0, 6, 12, and 24 hours. X-ray diffraction patterns showed that the annealed samples were in the mixed martensite-austenite phase, revealed that the alloy has a FCC crystal structure as the main phase at room temperature. A result confirmed that the dendritic structure transformed into the uniform crystal structure of varying annealing time in order to attain homogeneous alloy. The crystal structure identification of the material after the annealing 6 and 12 hours showed Cu2MnAl order type, and the annealed material for 24 hours showed CsCl order type. The NiMnCoSn phase formation in a sample through a phase formation in the middle the Ni2MnSn. The curie temperature of the NMCS material was not change significantly during variation of annealing time around 348~351 K, but the effect of annealing for 12 hour showed the greatest magnetization value at 57.96 emu/g and also the coercivity at 45.60 Oe. The results of this study concluded that synthesis of heusler alloy Ni43Mn41Co5Sn11 through vacuum melting techniques, followed by annealing for 12 hours has proven to be alternative route for material MCE-based heusler alloys fabrication."
2016
T46450
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bima Ahmad Haqiqie
"Penggunaan mineral anorganik pada industri pembuatan kertas mulai berkembang. Mineral tersebut berfungsi sebagai filler kertas untuk mengurangi penggunaan pulp yang berlebih. Selain menguntungkan secara ekonomi, penggunaan filler pada kertas dapat meningkatkan sifat optik dan retensi kertas yang dihasilkan. Salah satu mineral yang memiliki potensi baik untuk digunakan sebagai filler adalah zeolit. Pada penelitian ini dilakukan variasi pada ukuran zeolit sebagai bentuk optimalisasi karakteristik kertas yang diinginkan. Hasil yang diamati digunakan sebagai pembanding terhadap kertas dengan filler PCC mengingat PCC merupakan salah satu filler yang umum digunakan sebagai material filler kertas. Berdasarkan hasil yang didapatkan, zeolit sebagai filler belum dapat disebut sebagai mineral alternatif PCC ketikan digunakan pada kertas. Nilai brightness pada kertas dengan zeolit berada jauh di bawah kertas dengan PCC. Hal tersebut disebabkan oleh nilai brightness PCC yang lebih tinggi. Namun, opacity yang didapatkan oleh kertas zeolit berada pada spesifikasi yang dibutuhkan dan sebanding dengan kertas PCC sebab indeks bias kedua mineral tersebut tidak terpaut jauh. Pada karakteristik yang lain, yaitu sifat mekanik, terbukti zeolit dan pengecilan ukuran partikelnya berhasil meningkatkan kuat tarik kertas yang dihasilkan. Ukuran partikel yang diperkecil pada durasi tertentu dapat menahan partikel beraglomerasi dan mempertahankan ikatan antar serat kertas dengan optimal.

The use of inorganic minerals in the papermaking industry is growing. These minerals function as paper fillers to reduce the use of excess pulp. Besides being economically beneficial, the use of fillers in paper can improve the optical and retention properties of the paper produced. One mineral that has good potential to be used as a filler is zeolite. In this study, variations in zeolite size were carried out as a form of optimization of the desired paper characteristics. The results observed were used as a comparison to paper with PCC filler considering that PCC is one of the fillers commonly used as paper filler material. Based on the results obtained, zeolite as a filler cannot be called an alternative mineral to PCC when used in paper. The brightness value of paper with zeolite is far below paper with PCC. This is due to the higher brightness value of PCC. However, the opacity obtained by zeolite paper is within the required specifications and comparable to PCC paper because the refractive indices of the two minerals are not far apart. In other characteristics, namely mechanical properties, it was evident that zeolite and its particle size reduction successfully increased the tensile strength of the paper produced. The reduced particle size for a certain duration can prevent particles from agglomerating and maintain optimal bonding between paper fibers."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhian Ekawati
"Material komposit matriks aluminium grafit saat ini banyak digunakan karena sifatnya yang ringan dan memiliki kekuatan mekanis yang baik. Salah satu aplikasi yang mulai dikembangkan adalah untuk aplikasi tribologi, yakni material self-lubricating bearing dimana keunggulan material komposit ini ialah memiliki berat jenis yang ringan dibandingkan dengan material bronze bearing sehingga mampu menghemat penggunaan bahan bakar dari kendaraan.
Pada penelitian ini digunakan material komposit matriks aluminium dengan penguat berupa grafit 1% Vf, dan tembaga 0,5% Vf sebagai wetting agent. Metode yang digunakan ialah metalurgi serbuk dengan tekanan kompaksi sebesar 300 bar, variabel temperatur sinter 500°C, 550°C, 600°C, 650°C, dan 700°C dengan waktu tahan sinter selama 60 menit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh temperatur sinter terhadap sifat mekanis dari material komposit aluminium grafit. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian kekerasan (ASTM E-10), laju aus dengan metode Ogoshi, kuat tekan (ASTM E-9-89a), densitas dan porositas (ASTM 373-88), serta pengamatan struktur mikro dengan mikroskop optik dan SEM (Scanning Electron Microscope) dan uji komposisi dengan EDS (Energy Disperse Spectroscopy).
Dari hasil pengujian didapatkan kondisi optimum pada temperatur sinter 700°C dimana nilai kekerasan mencapai 78 BHN, nilai laju aus mencapai 13,8 x 10-6 mm³/mm, nilai kuat tekan mencapai 589 N/mm², nilai densitas mencapai 2,14 gram/cm³, dan nilai porositas mencapai 21,56%. Sedangkan dari hasil pengamatan struktur mikro menggunakan mikroskop optik dan SEM didapatkan adanya fasa intermetallic, dan pada pengujian komposisi menggunakan EDS didapatkan fasa matriks aluminium, Al2O3, dan intermetallic AlCu2. Hasil ini membuktikan bahwa sampel reinforced sinter memiliki sifat mekanis yang lebih baik dibandingkan dengan sampel unreinforced maupun reinforced non sinter.
Untuk aplikasi material bearing, nilai kekerasan dan laju aus yang didapat pada hasil penelitian ternyata masih belum memenuhi persyaratan. Oleh sebab itu, perlu dilakukan proses pengerasan lebih lanjut atau penambahan kadar grafit untuk meningkatkan sifat mekanis dari material komposit aluminium grafit.

Nowadays, aluminum graphite composite has been widely use because of lightweight and good mechanical properties. One of the applications of using aluminum graphite composite is for tribological application, such as self lubricating bearing which is having an advantage that aluminum graphite composite has lower density than bronze bearing, so that it can reduce the using of fuels on the vehicles.
Material used in this experiment is aluminum matrix composite with 1% Vf graphite as a reinforced, and 0.5% Vf copper as a wetting agent. Powder metallurgy was used as a method to make an aluminum graphite composite material. Using pressure of 300 bars and sintering temperature variable from 500°C, 550°C, 600°C, 650°C to 700°C for 60 minutes. The aim of experiment is to analyze the effect of sintering temperature on mechanical properties of aluminum graphite composite. Mechanical tests are hardness testing (ASTM E-10), wear rate testing with Ogoshi technique, compression testing (ASTM E-9-89a), density and porosity. Micro structure was analyzed both optical microscope and scanning electron microscope (SEM), while energy disperse spectroscopy (EDS) to analyze the chemical composition of phases produced during sintering.
The optimum condition was sintering temperature at 700°C with hardness of 78 BHN, wear rate of 13,8 x 10-6 mm3/mm, compression of 589 N/mm², density 2,14 gram/cm³, and porosity 21,56%. Meanwhile, micro structure analyzed using optical microscope and SEM found an intermetallic phase, it is confirmed by EDS which is the micro structure containing of aluminum matrix phase, Al2O3, and intermetallic AlCu2.
These results prove that reinforced sinter sample has better mechanical properties than unreinforced and reinforced non sinter sample. Indeed for bearing material application, the hardness and wear rate in this experiment has not yet achieved. That is why, need further process to harden the material or by increasing the graphite content.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S41754
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Srikandi Wahyu Arini
"ABSTRAK
Batu bata menggunakan tanah sebagai bahan baku utamanya, namun bata yang terbuat hanya dari tanah memiliki performa yang kurang baik. Dalam rangka membuat batu bata sebagai material yang lebih ramah lingkungan dan memiliki performa yang lebih baik maka dilakukan kajian karakteristik sifat fisik dan mekanik batu bata pembakaran dengan tambahan 4% sabut kelapa berukuran 2,5 cm yang telah di diolah dan di curing dalam tiga kondisi perawatan. Berdasarkan hasil pengujian sifat fisik dan mekanik bata, didapatkan bahwa penambahan 4% serabut kelapa berukuran 2,5 cm yang telah diolah meningkatkan sifat mekanik bata pada semua kondisi curing namun tidak semua sifat fisik meningkat.

ABSTRACT
Batu bata menggunakan tanah sebagai bahan baku utamanya, namun bata yang terbuat hanya dari tanah memiliki performa yang kurang baik. Dalam rangka membuat batu bata sebagai material yang lebih ramah lingkungan dan memiliki performa yang lebih baik maka dilakukan kajian karakteristik sifat fisik dan mekanik batu bata pembakaran dengan tambahan 4% sabut kelapa berukuran 2,5 cm yang telah di diolah dan di curing dalam tiga kondisi perawatan. Berdasarkan hasil pengujian sifat fisik dan mekanik bata, didapatkan bahwa penambahan 4% serabut kelapa berukuran 2,5 cm yang telah diolah meningkatkan sifat mekanik bata pada semua kondisi curing namun tidak semua sifat fisik meningkat."
2014
S61442
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>