Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 218379 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Putri Tianda Lambe
"Latar belakang: Injuri dental dan orofasial merupakan salah satu injuri yang paling banyak terjadi akibat olahraga. Olahraga basket merupakan salah satu olahraga dengan tingkat resiko mengalami injuri yang tinggi dibanding olahraga lain. Walaupun begitu, penggunaan mouthguard oleh atlet basket masih dikatakan kurang sehingga prevalensi injuri dental dan orofasial menjadi tinggi. Berbagai faktor seperti usia, jenis kelamin, durasi bermain basket, sikap atlet, sikap pelatih, dan pengalaman cedera dapat mempengaruhi penggunaan mouthguard. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan mouthguard pada atlet basket di Indonesia. Metode: Studi analitik observasional cross-sectional dengan metode convenience sampling dilakukan pada 283 atlet basket dengan menggunakan kuesioner secara daring. Analisis statistik meliputi uji univariat dan uji bivariat. Hasil: Penggunaan mouthguard oleh atlet basket sebanyak 67,4%. 9% anak remaja dan 90,9% orang dewasa menggunakan mouthguard. 60,2% atlet perempuan dan 39,7% atlet laki-laki yang menggunakan mouthguard. Atlet dengan durasi bermain 1-10jam/minggu sebanyak 95,4% menggunakan mouthguard. Kesimpulan: Penggunaan mouthguard oleh atlet basket di Indonesia belum bisa dikatakan baik, untuk itu harus didorong dengan faktorfaktor yang terkait juga. Tidak terdapat perbedaan bermakna secara statistic antara jenis kelamin, usia, sikap atlet, dengan penggunaan mouthguard (p > 0,05). Selain itu, terdapat perbedaan bermakna secara statistic terhadap durasi bermain dan sikap lingkungan sekitar terhadap penggunaan mouthguard (p < 0,05).

Background: Dental and orocial injuries are among the most common injuries caused by exercise. Basketball is one of the sports with a high risk of injury compared to other sports. Even so, the use of mouthguard by basketball athletes is still said to be less so that the prevalence of dental and orofacial injury becomes high. Various factors such as age, gender, duration of basketball play, athlete's attitude, coach attitude, and injury experience can affect mouthguard use. This study aims to determine the factors that affect mouthguard use in basketball athletes in Indonesia. Method: Cross-sectional observational analytical studies with convenience sampling methods were conducted on 283 basketball athletes using online questionnaires. Statistical analysis includes univariate tests and bivariate tests. Result: Use of mouthguard by basketball athletes as much as 67.4%. 9% of adolescents and 90.9% of adults use mouthguards. 60.2% of female athletes and 39.7% of male athletes use mouthguards. Athletes with a duration of 1-10 hours / week as much as 95.4% using mouthguard. Conclusion: The use of mouthguard by basketball athletes in Indonesia can not be said to be good, for it must be driven by related factors as well. There was no statistically meaningful difference between the athlete's gender, age, attitude, and the use of the mouthguard (p >0.05). In addition, there are statistically meaningful differences in the duration of play and the attitude of the surrounding environment towards the use of mouthguard (p < 0.05)."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raihan Bairuni
"Penelitian ini bertujuan untuk merancang body protector yang berfungsi untuk menurunkan defect pada proses pengiriman self-drive di PT Astra International TBK ? Toyota Sales Operation atau dikenal dengan AUTO2000. Hal ini dilatarbelakangi oleh tingginya defect pada proses pengiriman mobil baru dengan self-drive dan perlunya sebuah perusahaan otomotif untuk menjamin proses pengiriman mobil baru. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah Value Engineering dalam New Product Development. Hasil penelitian ini berupa suatu rancangan body protector yang dapat menurunkan defect pada proses pengiriman self-drive.

The purpose of this research is designing a body protector to decrease the defect while self-drive delivery process in PT Astra International TBK - Toyota Sales Operation which is known as AUTO2000. The background of this research is due to a high number of defects during the self-drive delivery process and the necessity to guarantee a high-quality new car delivery process. In this research, the method is Value Engineering in New Product. The result of this research is a design of body protector which has a function to decrease the self-drive delivery process defects."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S42343
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Elza Ibrahim
"Karsinoma sel skuamosa mulut merupakan akibat dari akumulasi perubahan-perubahan pada pembangkit dan penghambat jalur seluler. sedang karsinogenesis adalah suatu proses multitahap dimana pada serangan awel menimbulkan mutest gen- gen proliferasi dan tahap berikutnya menimbulkan lebih banyak lagi mutasi gen. Karsinoma sel skuamosa mulut merupakan suatu Jenis tumor mallgnan yang paling sering terjadi di rongga mulut, perkembangan tumor ini terjadi akibat terdapatnya ketidakseimbangan antara proliferasi dan apoptosis serta tidak atau kurang berfungsinya gen supresor metastasis. Pada penelitian ini, telah dilakukan pulasan imunohistokimia terhadap 33 kasus-kasus karsinoma sel skuamosa mulut dengan hasil terdapatnya positif/tes sebanyak 63,6% terhadap antibodi anti PCNA dari Santa Cruz (gen penande prolifarasi). Agaknya masih terlalu awal untuk mengambil kesimpulan yang lebih terarah pada penelitian ini, mengingat masih harus diteruskan perhitungan-perhitungan dan uji kemaknaan statistiknya, dalam upaya menguak karakteristik blologik karsinogenesis KSSM di Indonesia."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2000
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Yessy Ariesanti
"[ABSTRAK
Latar Belakang: Kebutuhan bahan pengganti tulang pada bidang bedah mulut dan maksilofasial semakin meningkat. Metode guided bone regeneration (GBR) yaitu suatu metode penambahan volume tulang dengan memungkinkan terjadinya pertumbuhan jaringan tulang yang selektif dalam suatu ruang, dimana pertumbuhan sel-sel tulang tersebut dijaga oleh suatu bahan (membran). Berkembangnya bahan biokomposit yang diketahui secara fakta bahwa pada penggunaan satu bahan saja tidak dapat digunakan untuk memenuhi seluruh kebutuhan pada penggunaan bahan implan pada biomedikal. Pada penelitian ini dibuat suatu komposit membran yang terdiri dari perpaduan bahan polivinilalkohol (PVA) + kolagen + hidroksiapatit. Kompositmembran (PVA-Kolagen-HA) diaplikasikan pada defek mandibular tikus Sprague-Dawley. Tujuan: Mengkaji penggunaan komposit membran (PVA-Kolagen- Hidroksiapatit) dalam regenerasi defek tulang mandibula pada hewan coba tikus perlakuan dibandingkan dengan hewan coba tikus kontrol dengan menilai sel osteoblas, sel radang dan angiogenesis.Metode Penelitian: 40 ekor tikus jantan jenis Sprague-Dawley usia 8-10 minggu dengan berat badan rata-rata 225 ± 25 gram. Tikus dibagi atas kelompok kontrol dan kelompok perlakuan dengan masing-masing berjumlah 20 ekor tikus. Dilakukan pembuatan defek pada angulus mandibular kiri tikus. Pada tikus kontrol tidak diaplikasi dengan komposit membran sedangkan pada kelompok perlakuan diaplikasi dengan komposit membran (PVA-Kolagen-HA). Kelompok kontrol dan kelompok perlakuan dengan komposit membran diamati sel osteoblas, sel radang dan angiogenesis melalui preparat histopatologi pada interval waktu hari ke-3, hari ke-7, hari ke-10, hari ke-14 dan hari ke-21. Hasil: Terdapat perbedaan bermakna (p<0,01) terhadap jumlah sel osteoblas, jumlah sel radang dan angiogenesis antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan dengan komposit membran (PVA-Kolagen-Hidroksiapatit). Terdapat perbedaan bermakna (p<0,01) antara jumlah sel osteoblas, jumlah sel radang dan angiogenesis terhadap interval waktu (3 hari, 7 hari, 10 hari, 14 hari dan 21 hari). Kesimpulan: Penggunaan komposit membran (PVA-Kolagen-Hidroksiapatit) mempercepat regenerasi tulang mandibular pada hewan coba tikus Sprague?Dawley.

ABSTRACT
Background: The need of alternative bone substance in oral and maxillofacial surgery has increased. Guided bone regeneration method (GBR) is one of bone adding volume method by making the bone tissue regeneration to occur selectively in a room where the growth of bone cells are protected by a particular substance (membrane). It has been known that the developing biocomposite substance is cannot be achieved from only a single substance to recover all the requirements needed in the use of biomedic implant. In this study, a composite membrane consist of combination of polivinilalcohol material (PVA) + collagen + hydroxyapatite was made. Composite membrane applied on the mandibular defect of Sprague-Dawley rats.
Objective: To evaluate the use of compocite membrane (PVA-Collagen-Hydroxyapatite) for regeneration of mandibular defect in animal testing (rats) comparing with group control of animal testing by observing the osteoblas, membrane (PVA-Collagen-HA) applied only in rats of testing group. The appearance of osteoblasts, inflammation cells, and angiogenesis were evaluated histopathologically on interval of 3rd, 7th, 10th, 14th and 21st day after application of composite membrane. Result: There are significant differences (p<0,01) in the number of osteoblast cells, inflammation cells and angiogenesis between the control group and the group applied with composite membrane (PVA-Collagen-Hydroxyapatite) on interval of determined days (day 3, day 7, day 10, day 14 and day 21st). Conclusion: Use of composite membrane (PVA-Collagen-Hydroxy) accelerates the mandibular bone regeneration of animal testing Sprague-Dawley rats.;Background: The need of alternative bone substance in oral and maxillofacial surgery has increased. There are many ways can be done to add bone volume.
Guided bone regeneration method (GBR) is one of bone adding volume method by
making the bone tissue regeneration to occur selectively in a room where the
growth of bone cells are protected by a particular substance (membrane). It has
been known that the developing biocomposite substance is cannot be achieved from
only a single substance to recover all the requirements needed in the use of
biomedic implant. In this study, a composite membrane consist of combination of
polivinilalcohol material (PVA) + collagen + hydroxyapatite was made. Composite
membrane applied on the mandibular defect of Sprague-Dawley rats.
Objective: To evaluate the use of compocite membrane (PVA-CollagenHydroxyapatite)
for regeneration of mandibular defect in animal testing (rats)
comparing with group control of animal testing by observing the osteoblas,
inflammation cells and angiogenesis.
Method: 40 male Sprague-Dawley rats aged 8-10 months with weight of
approximately 225 ± 25 grams were divided into two groups. First twenty rats were
treated as control group and another twenty rats for testing group. Defecation on
left angulus mandibula was done for all groups and composite membrane (PVACollagen-HA)
applied
only
in
rats
of
testing
group.
The
appearance
of
osteoblasts,
inflammation
cells,
and
angiogenesis
were
evaluated
histopathologically
on
interval
of
3rd,
7th,
10th,
14th
and
21st
day
after
application
of
composite
membrane.
This
study
was
done
under
certification
from
the
research
ethical
committee.
Result:
There
are
significant
differences
(p<0,01)
in
the
number
of
osteoblast
cells,
inflammation
cells and angiogenesis between the control group and the group
applied with composite membrane (PVA-Collagen-Hydroxyapatite) on interval of
determined days (day 3, day 7, day 10, day 14 and day 21st).
Conclusion: Use of composite membrane (PVA-Collagen-Hydroxy) accelerates the mandibular bone regeneration of animal testing Sprague-Dawley rats. ;Background: The need of alternative bone substance in oral and maxillofacial surgery has increased. There are many ways can be done to add bone volume.
Guided bone regeneration method (GBR) is one of bone adding volume method by
making the bone tissue regeneration to occur selectively in a room where the
growth of bone cells are protected by a particular substance (membrane). It has
been known that the developing biocomposite substance is cannot be achieved from
only a single substance to recover all the requirements needed in the use of
biomedic implant. In this study, a composite membrane consist of combination of
polivinilalcohol material (PVA) + collagen + hydroxyapatite was made. Composite
membrane applied on the mandibular defect of Sprague-Dawley rats.
Objective: To evaluate the use of compocite membrane (PVA-CollagenHydroxyapatite)
for regeneration of mandibular defect in animal testing (rats)
comparing with group control of animal testing by observing the osteoblas,
inflammation cells and angiogenesis.
Method: 40 male Sprague-Dawley rats aged 8-10 months with weight of
approximately 225 ± 25 grams were divided into two groups. First twenty rats were
treated as control group and another twenty rats for testing group. Defecation on
left angulus mandibula was done for all groups and composite membrane (PVACollagen-HA)
applied
only
in
rats
of
testing
group.
The
appearance
of
osteoblasts,
inflammation
cells,
and
angiogenesis
were
evaluated
histopathologically
on
interval
of
3rd,
7th,
10th,
14th
and
21st
day
after
application
of
composite
membrane.
This
study
was
done
under
certification
from
the
research
ethical
committee.
Result:
There
are
significant
differences
(p<0,01)
in
the
number
of
osteoblast
cells,
inflammation
cells and angiogenesis between the control group and the group
applied with composite membrane (PVA-Collagen-Hydroxyapatite) on interval of
determined days (day 3, day 7, day 10, day 14 and day 21st).
Conclusion: Use of composite membrane (PVA-Collagen-Hydroxy) accelerates the mandibular bone regeneration of animal testing Sprague-Dawley rats. , Background: The need of alternative bone substance in oral and maxillofacial surgery has increased. There are many ways can be done to add bone volume.
Guided bone regeneration method (GBR) is one of bone adding volume method by
making the bone tissue regeneration to occur selectively in a room where the
growth of bone cells are protected by a particular substance (membrane). It has
been known that the developing biocomposite substance is cannot be achieved from
only a single substance to recover all the requirements needed in the use of
biomedic implant. In this study, a composite membrane consist of combination of
polivinilalcohol material (PVA) + collagen + hydroxyapatite was made. Composite
membrane applied on the mandibular defect of Sprague-Dawley rats.
Objective: To evaluate the use of compocite membrane (PVA-CollagenHydroxyapatite)
for regeneration of mandibular defect in animal testing (rats)
comparing with group control of animal testing by observing the osteoblas,
inflammation cells and angiogenesis.
Method: 40 male Sprague-Dawley rats aged 8-10 months with weight of
approximately 225 ± 25 grams were divided into two groups. First twenty rats were
treated as control group and another twenty rats for testing group. Defecation on
left angulus mandibula was done for all groups and composite membrane (PVACollagen-HA)
applied
only
in
rats
of
testing
group.
The
appearance
of
osteoblasts,
inflammation
cells,
and
angiogenesis
were
evaluated
histopathologically
on
interval
of
3rd,
7th,
10th,
14th
and
21st
day
after
application
of
composite
membrane.
This
study
was
done
under
certification
from
the
research
ethical
committee.
Result:
There
are
significant
differences
(p<0,01)
in
the
number
of
osteoblast
cells,
inflammation
cells and angiogenesis between the control group and the group
applied with composite membrane (PVA-Collagen-Hydroxyapatite) on interval of
determined days (day 3, day 7, day 10, day 14 and day 21st).
Conclusion: Use of composite membrane (PVA-Collagen-Hydroxy) accelerates the mandibular bone regeneration of animal testing Sprague-Dawley rats. ]"
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2015
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anandita Riska Pratiwi
"ABSTRAK
Kanker mulut adalah kondisi yang mengancam jiwa dengan angka harapan hidup rendah. Kurangnya pengetahuan yang dimiliki masyarakat tentang kanker mulut membuat prognosis penyakit ini semakin buruk. Kelompok lansia sebagai kelompok paling rentan akan penyakit ini perlu mendapat perhatian khusus. Tujuan: Mengetahui pengetahuan kanker mulut pada lansia dengan berbagai karakter sosiodemografi, perilaku, dan waktu kunjungan ke dokter gigi. Metode: Penelitian potong lintang pada 100 responden lansia di Kota Depok dengan kuesioner. Hasil: 64 responden memiliki skor pengetahuan faktor risiko kanker mulut rendah dan hanya 25 responden yang memiliki skor pengetahuan tanda awal kanker mulut baik. Terdapat perbedaan secara statistik antara pengetahuan kanker mulut dengan jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, perilaku merokok, dan kunjungan ke dokter gigi.

ABSTRAK
Background Oral cancer is life threatening condition with low survival rate. Lack of oral cancer knowledge makes this disease getting worse prognosis. Elderly peoples as the most vulnerable group of this disease need special attention. Objective To determine knowledge of oral cancer among elderly people with various sociodemographic characters, behavior, and dental visit. Methods A cross sectional study was conducted on 100 elderly respondents in Depok City with a questionnaire. Results 64 respondents have knowledge score of oral cancer risk factors in low category. Meanwhile, only 25 respondents have knowledge score of oral cancer early signs in high category. There is a statistical difference between oral cancer knowledge with gender, education, occupation, smoking behavior, and dental visit P 0.05 . Conclusion The level of oral cancer knowledge among elderly people in Depok was low."
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Aulia Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh social media interaction terhadap emotional attachment brand relationship quality dan word of mouth Sampel penelitian ini adalah 215 orang pengunjung festival musik yang diteliti dalam penelitian antara lain We The Fest 2014 Sounds Fair 2014 Jakarta Blues Festival 2014 Jazz Goes to Campus 2014 Djakarta Warehouse Project 2014 Hammersonic 2015 Music Gallery 2015 dan Java Jazz Festival 2015 dan dikumpulkan menggunakan metode non probability sampling dengan teknik convenience dan snowball sampling Data diolah dengan menggunakan metode Structural Equation Modelling Hasil penelitian menunjukkan bahwa social media interaction memberikan pengaruh positif terhadap emotional attachment Namun social media interaction tidak memberikan pengaruh langsung terhadap brand relationship quality melainkan melalui emotional attachment Kemudian emotional attachment juga tidak memberikan pengaruh langsung terhadap word of mouth melainkan melalui brand relationship quality

This study aims to analyze the effect of social media interaction to emotional attachment brand relationship quality and word of mouth The sample are visitors of the music festivals examined in the study such as We The Fest 2014 Sounds Fair 2014 Jakarta Blues Festival 2014 Jazz Goes to Campus 2014 Djakarta Warehouse Project 2014 Hammersonic 2015 the Music Gallery in 2015 and the Java Jazz Festival 2015 and gathered through non probability sampling method using convenience and snowball sampling technique The data was processed using Structural Equation Modeling The results show that social media interaction has a positive effect on emotional attachment However social media interaction doesn't have a direct effect on brand relationship quality instead it influences brand relationship quality through emotional attachment The results also show the emotional attachment does not provide a direct effect on word of mouth and it does through brand relationship quality instead."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S59967
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qurrotu `Aini
"Latar belakang: Penanganan Early Childhood Caries (ECC) di Indonesia belum menunjukkan hasil yang baik. Saliva merupakan salah satu habitat bakteri. Oral Veillonella merupakan bakteri yang berhubungan dengan karies.
Tujuan: Menganalisis keberadaan dan perbandingan kuantitas Oral Veillonella pada saliva anak usia 3-5 tahun dengan kategori risiko karies tinggi dan rendah.
Metode: Kuantitas Oral Veillonella dari sampel saliva dikuantifikasi menggunakan Real-Time PCR.
Hasil: Terdapat perbedaan yang bermakna (P<0,05) antara kuantitas Oral Veillonella pada saliva anak usia 3-5 tahun yang memiliki kategori risiko karies tinggi dan rendah.
Kesimpulan: Kuantitas Oral Veillonella pada saliva anak usia 3-5 tahun dengan kategori risiko karies tinggi lebih banyak dibandingkan dengan risiko karies rendah.

Background: ECC handling in Indonesia not yet gave the good of the result. Saliva is the one of the place that consist a bacteria. Oral Veillonella is the bacteria that corelate with caries.
Aim: Analyzing the existence and comparison of Oral Veillonella quantity in children’s saliva aged 3-5 with high and low caries risk category.
Method: Oral Veillonella quantity from the saliva sample quantified using Real-Time PCR.
Result: There is a main differences between Oral Veillonella quantity in children’s saliva aged 3-5 whom had a high and low caries risk category.
Conclusion: Quantity of Oral Veillonella in children's saliva aged 3-5 whom had high caries risk is higher than low caries risk category
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titiek Setyawati
"Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai pola distribusi dan frekuensi kanker mulut sesuai letak, jenis kelamin, jenis kanker dan usia dari tahun 1985-1987. Diharapkan hasil yang didapat berguna untuk menambah / melengkapi data yang sudah ada. Pengambilan data dilakukan pada Rumah Sakit di 5 wilayah DKI Jakarta yang mempunyai Laboratorium Patologi Anatomi. Penentuan data berdasarkan diagnosa Histopatologi dari sediaan yang berasal dari jaringan mulut sesuai dengan klasifikasi ICD-WHO. Analisa data dilakukan dengan membuat persentasi menurut usia, jenis kelamin, letak kelainan dan jenis kanker.
Hasil Penelitian : Dari 3023 kasus yang diteliti didapatkan hasil 434 (14%) kasus kanker mulut dengan frekuensi tertinggi pada pria (54.84 %). Pada penelitian ini juga didapatkan "range" kanker mulut antara usia 6 bulan-95 tahun, dan kelompok usia 41-50 tahun mempunyai angka kejadian yang paling tinggi (20.74 %). Lokasi yang paling banyak terkena kanker adalah lidah (21.18 %). Dari 30 macam diagnosa histopatologi yang didapat, karsinoma sel skuamosa merupakan jenis kanker yang paling sering terjadi (52.07 %)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Tofani
"PENDAHULUAN
Penderita yang datang ke poliklinik gigi atau rumah sakit dengan anomali kongenital pada daerah oromaksilofasial khususnya celah bibir, pada umumnya mempunyai keluhan pada fungsi, estetika serta bicara. Keluhan ini pada tiap individu berbeda, ada yang sangat merasakan kelainan tersebut namun adapula yang tidak terlalu memikirkannya. Untuk mengatasi celah bibir, bukan tanpa hambatan atau komplikasi. Ada bermacam-macam komplikasi, diantaranya adalah yang disebut 'whistling', yang secara garis besarnya dapat diartikan suatu keadaan seperti orang bersiul. Dengan tehnik operasi yang makin disempurnakan, komplikasi 'whistling' ini sedikit demi sedikit diusahakan untuk diatasi.
Banyak metoda yang dipakai untuk merapihkan celah bibir, salah satunya adalah metoda 'flap triangular'. Metoda 'flap triangular' ini pun macam-macam pula tehniknya. Sebuah diantaranya adalah tehnik yang diajukan oleh Tennison. Bertolak dari tehnik dasar Tennison, kemudian telah banyak dilakukan modifikasi. Misalnya mulai dari titik pertemuan mukokutan (mucocutaneous junction) kearah sisi mukosa bibir ada yang membuat insisi garis lurus, serta adapula yang menggunakan insisi z-plasti.
Dalam tulisan ini akan dibandingkan kedua cara merapihkan celah bibir tersebut, yaitu yang menggunakan insisi garis lurus dan yang menggunakan insisi z-plasti.
Latar Belakang Masalah, Penderita yang membutuhkan tindakan merapihkan celah bibir, selalu menginginkan hasil yang terbaik. Akan tetapi sebelum tindakan dilakukan, penjelasan dan keterangan yang panjang lebar haruslah di berikan oleh operator, agar supaya penderita betul-betul memahami. Tanpa maksud untuk mengendurkan hasrat penderita, komplikasi-komplikasi yang mungkin timbul harus diutarakan, termasuk 'whistling' tersebut. Pada umumnya diterangkan pula, kalau perlu, operasi kedua/sekunder dilakukan pada kesempatan berikutnya. Untuk mengurangi komplikasi, harus diusahakan merapihkan celah bibir dengan tehnik yang dianggap paling minimal komplikasinya.
Masalah, Untuk mengurangi komplikasi yang terjadi pasca bedah serta merugikan bagi penderita, maka cara dan tehnik merapihkan celah bibir manakah yang sebaiknya dilakukan?"
1988
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
L.L. Winata
"ABSTRAK
Pada penelitian ini yang ingin diketahui kadar slg A whole saliva pada keadaan Debas karies dan karies aktif. Dengan mengetahui kadar slg A kita dapat memperkirakan kepekaan seseorang terhadap karies.
Subyek penelitian untuk bebas karies dan karies aktif masing 20 orang murid SD yang berumur 12 tahun, tanpa adanya penyakit - penyakit mulut lain. Sampel untuk sIg A diambil dari whole saliva tanpa rangsangan. Kemudian saliva disentrifuge 3000-4000 rpm selama Z0
menit. Saliva akan terpisah menjadi 2 bagian dan supernatan yang letaknya di atas digunakan pada penelitian ini. Penentuan kadar sIg A dilakukan dengan metoda imunodiffusi radial mepurut Mancini.
Dari hasil penelitian didapatkan kadar sIg A saliva pada kelompok karies aktif lebih tinggi dari pada kelompok bebas karies. Dengan uji t ( p = 0,05 ) didapatkan perbedaan kadar slg A tidak bermakna pada kedua kelompok tersebut.
"
1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>