Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 140007 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Putri Suci Liony Sumaryana
"Belanda mendapatkan peringkat pertama warganet tersopan di dunia versi Microsoft, meski tak semua postingannya bersifat positif. Postingan negatif ataupun ujaran kebencian dilakukan dengan cara yang dianggap santun. Penelitian ini akan membahas bentuk ketidaksantunan warganet Belanda dalam berkomentar pada media sosial. Tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan bentuk ketidaksantunan warganet Belanda dalam berkomentar di media sosial khususnya dalam YouTube pada saluran NOS Jeugdjournaal dan saluran De Telegraaf dalam menanggapi pemerintah mengenai kebijakan terbarunya yaitu terkait Avondklok. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori ketidaksantunan oleh Culpeper. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat lima strategi ketidaksantunan berbahasa, a) Bald On Record Impoliteness, b) Negative Impoliteness, c) Mock Politeness, d) Positief Impoliteness, dan e) Withhold Politeness, dengan hasil yang didominasi oleh bentuk Bald On Record Impoliteness dan yang paling jarang digunakan adalah bentuk Withhold Politeness. Ketidaksantunan berbahasa terjadi karena didorong oleh beberapa faktor seperti mengungkapkan ketidaksetujuan, kemarahan dan juga kekesalan. 

The Netherlands got the first ranking of the most polite netizens in the world according to Microsoft's version, although not all of their posts were positive. Negative posts or hate comments are done in a manner that is considered polite. This study will discuss the forms of impoliteness of Dutch citizens in commenting on social media. The purpose of this study is to describe the form of impoliteness of Dutch citizens in commenting on social media, especially on YouTube on the NOS Jeugdjournaal channel and the De Telegraaf channel in response to the government regarding the latest policy related to Avondklok. The theory used in this study is the theory of impoliteness by Culpeper. The results of this study indicate that there are five strategies of language impoliteness, a) Bald On Record Impoliteness, b) Negative Impoliteness, c) Mock Politeness, d) Positive Impoliteness, and e) Withhold Politeness, with results dominated by the form of Bald On Record Impoliteness. and the least used is the form of Withhold Politeness. Language impoliteness occurs because it is driven by several factors such as expressing disapproval, anger and also annoyance."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
Mk-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Aini Ramadhanti
"Trimbos Instituut menyajikan dua iklan layanan masyarakat sebagai edukasi orang tua di Belanda yang menunjukkan bagaimana kegagalan dan keberhasilan percakapan dapat terjadi terkait alkohol dan ekstasi. Iklan A diperankan oleh ayah dan anak laki-lakinya dan iklan B diperankan oleh ibu dan anak perempuannya. Kedua iklan menunjukkan dua gambaran situasi percakapan yang mengandung maksud yang sama, yaitu melarang anaknya minum alkohol dan menggunakan ekstasi. Namun, terdapat strategi yang berbeda dalam menuturkannya. Pertanyaan penelitian ini adalah bagaimana strategi kesantunan tindak tutur direktif dapat menjadi indikator kegagalan dan keberhasilan percakapan keluarga tentang alkohol dan ekstasi? Tujuan penelitian ini adalah membahas tindak tutur direktif yang akan diperjelas dengan kesantunan positif dan negatif serta strategi kesantunannya menurut Brown dan Levinson (1987) dan Houtkoop (2000). Melalui teori tersebut, ditemukan tokoh ayah menggunakan lebih banyak tindak tutur langsung tanpa strategi kesantunan, yaitu sebanyak 16 tuturan yang mengakibatkan adegan kegagalan percakapan berdurasi lebih lama dibanding tokoh ibu yang hanya memiliki sebanyak 4 tuturan. Sebaliknya, indikator keberhasilan percakapan melalui kesantunan positif dilakukan lebih banyak oleh tokoh ibu dibanding tokoh ayah.

The Trimbos Instituut provided two public service announcements as an education for parents in the Netherlands. Those are showing how conversations can be failed and succeed regarding alcohol and ecstasy. Advertisement A is played by the father and son, whereas advertisement B is played by the mother and daughter. The two advertisements showed two depictions of situations that have the same intention, namely to prohibit their teens from drinking alcohol and using ecstasy. However, there are different ways in telling it. The question of this research is how the politeness strategy of family directive speech acts can be an indicator of fail and success in the conversations? The purpose of this study is to discuss directive speech acts which will be clarified by politeness strategies according to Brown and Levinson (1987) and Houtkoop (2000). Through this theory, it was found that the father used 16 utterances direct speech acts without politeness strategies which effected in a longer conversation failure scene compared to the mother who only had 4 utterances. On the other hand, the indicator of the success of the conversation through positive politeness is carried out more by the mother than the father."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Simatupang, Lisnawaty
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh situasi tuturan dalam program The Voice Kids Indonesia (selanjutnya disebut TVKI) di mana juri memberi komentar kepada peserta belia mempertimbangkan aspek kontekstual. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan realisasi kesantunan dalam membangun komentar yang memotivasi. Data penelitian berupa video TVKI ep.1-4 dan 9-11 yang diunduh melalui saluran resmi YouTube. Data berupa audio kemudian ditranskrip secara ortografis. Hasil transkripsi dianalisis dengan merujuk pada teori motivasi Maslow (1970) dan teori kesantunan Brown dan Levinson (1987) Hasil penelitian membuktikan bahwa juri-juri TVKI lebih banyak menggunakan strategi kesantunan positif saat memenuhi empat kebutuhan hidup peserta dan merepresntasi daya motivasi di komentar mereka.

This research is motivated by the situation of utterances in The Voice Kids Indonesia program (hereinafter referred for TVKI) where the judges give comments to young paticipants considering the contextual aspects. This research aims to explain the realization of politeness in building motivational comments. The research is data of TVKI s videos the episodes 1-4 and 9-11 which are taken from TVKI s official YouTube channel. The audio of TVKI s video then transcribe with orthographicly. The data were analyzed by using motivation theory by Maslow and politeness theory by Brown and Levinson. Based on the data analysis it shows that most of TVKI judges utterances are identified as positive politeness strategy utterances. Positive politeness strategies are used to gratify the four humans basic need in representing motivation in their comments"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
T49671
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Unggul Pratiwi
"Penelitian ini dilatarbelakangi berbagai kesalahpahaman dari masyarakat umum mengenai kebudayaan sebambangan yang merupakan salah satu prosesi adat dalam pelaksanaan pernikahan kebudayaan lampung. Penelitian ini bertujuan untuk menafsirkan fenomena yang terjadi dalam proses sebambangan adat Lampung, khususnya dari sisi pragmatis kesantunan. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualititatif untuk menafsirkan fenomena pragmatik kesantunan dalam sebambangan. Data penelitian diambil dari rekaman suara yang dimiliki secara pribadi. Pengumpulan data dilakukan dengan Teknik Simak Bebas Libat Cakap (SBLC). Dari keseeluruhan data, ditemukan bahwa setiap data memiliki minimal 1 jenis strategi kesantunan. Temuan ini menegaskan bahwa kesantunan merupakan sesuatu yang penting untuk terus diterapkan selama proses sebambangan. Tanpa menerapkan prinsip-prinsip kesantunan, mungkin komunikasi akan berjalan tidak efektif dan prosesi sebambangan dapat berjalan dengan menemui kendala. Terdapat 26 jenis strategi kesantunan yang diterapkan dalam proses sebambangan yang terekam pada data. Sementara itu, hanya ada 4 strategi yang dilanggar. Pelanggaran itupun dilakukan untuk menerapkan strategi kesantunan yang lain. Fakta ini menjelaskan bahwa ada kemungkinan melanggar  strategi kesantunan sebenarnya bukanlah pelanggaran kesantunan. Oleh karena itu, memahami konteks percakapan sangatlah penting karena strategi kesantunan bisa menjadi baik untuk dilanggar pada situasi-situasi tertentu. Pada akhirnya, dapat disimpulkan bahwa kesantunan dalam sebambangan bersifat fleksibel.

This research was motivated by misconceptions from the public about the  culture of sebambangan which is a part of the the implementation of cultural marriage Lampung. the intention of this research is interpreting the phenomena that occur in the process of the traditional wedding culture of Lampung, especially from the pragmatic side of politeness. For this reason, qualitative approach is applied. The data was taken from privately owned voice recordings. The data was collected using Simak Bebas Libat Cakap Technique (listening without interrupting). From the 56 data in the entire sebambangan process, it’s found that each data had at least one type of politeness strategy. These findings confirm that politeness is important in order to have an agreement in this culture. Without applying the principles of politeness, communication might run ineffectively and the sebambangan procession can face more obstacles. Therefore, everyone involved in conversations in the event always upholds the values of politeness. In this study, there are 26 types of politeness strategies applied in the development process. Meanwhile, only 4 strategies were violated in order to apply another politeness strategy. Therefore, understanding the context of the conversation is very important because polite strategies can be good to be violated in certain situations, In the end, it can be concluded that the sebambangan is flexible."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rifqi Kurnia
"Raja Willem-Alexander dari kerajaan Belanda melakukan tiga kunjungan kenegaraan pada tahun 2022 ke Austria, Swedia, dan Yunani. Pada kunjungan tersebut dilakukan jamuan kenegaraan, dan terdapat pidato kenegaraan sebagai bentuk komunikasi formal dalam rangkaian acaranya. Dalam pembukaan pidato tersebut, ditemukan adanya penggunaan strategi kesantunan berbahasa. Penelitian ini membahas bagaimana penggunaan strategi kesantunan positif, strategi kesantunan negatif, serta strategi kesantunan mana yang paling dominan digunakan oleh Raja Willem-Alexander dalam pembukaan pidato pada jamuan kenegaraan saat kunjungan kenegaraan tahun 2022. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa Raja Willem-Alexander paling banyak menggunakan strategi kesantunan positif dari pada kesantunan negatif. Strategi kesantunan positif yang digunakan seperti menggunakan bahasa yang sama dengan pendengar, memuji dengan metafora, mengakui kepemilikkan atau pencapaian pendengar, serta menunjukkan optimisme hubungan dengan pendengar. Hal ini menunjukkan bahwa Raja Willem-Alexander lebih memilih memenuhi kebutuhan pendengar untuk merasa dihargai, dibutuhkan, dan diakui (kesantunan positif), ketimbang untuk mengutamakan atau memberi kebebasan pendengar (kesantunan negatif).

King Willem-Alexander of the Kingdom of the Netherlands made three state visits in 2022 to Austria, Sweden and Greece. During these visits, state banquets were held, and there was a state speech as a form of formal communication in the series of events. In the opening of the speech, the use of language politeness strategies was found. This research discusses how the use of positive politeness strategies, negative politeness strategies, and which politeness strategies are most dominantly used by King Willem-Alexander in the opening speech at the state banquet during the state visit in 2022. This research uses descriptive qualitative method. The results showed that King Willem-Alexander used more positive politeness strategies than negative politeness. He used positive politeness strategies such as using the same language as the listener, praising with metaphors, recognizing the listener's ownership or achievement, and showing optimism in the relationship with the listener. This shows that King Willem-Alexander prefers to fulfill the listener's need to feel valued, needed, and recognized (positive politeness), rather than to prioritize or give the listener freedom (negative politeness)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anissa Maulita
"Saat ini, sebagian besar masyarakat Belanda dapat berbicara dan mengerti bahasa Inggris sebagai bahasa kedua. Campur kode dapat terlihat pada akun Instagram @cosmopolitan_nl sebagai salah satu majalah di Belanda. Bentuk, proses terjadinya campur kode dan faktor penyebab terjadinya campur kode dalam keterangan foto Instagram @cosmopolitan_nl itulah yang dikaji dalam penelitian ini. Metode yang digunakan adalah studi deskriptif dengan menggunakan pandangan Muysken mengenai penyisipan, alternasi dan leksikalisasi kongruen serta pandangan Hoffman mengenai faktor penyebab terjadinya campur kode. Data diambil dari periode Desember 2019 sampai Februari 2020. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa bentuk campur kode yang banyak terjadi adalah bentuk penyisipan dan alternasi. Faktor penyebabnya yaitu penekanan yang ingin diberikan kepada pembaca dan ingin memberi kesan menarik mengenai topik yang disampaikan. 

Most Dutch people can nowadays speak and understand English as a second language. This phenomenon of code mixing can be seen on Instagram account @cosmopolitan_nl, as a magazine in the Netherlands.This study analyzes the form, the process of code mixing and factors contributing to code mixing in caption @cosmopolitam_nl Instagram account.The method used is descriptive according to Muyskens point of view on the insertion, alternation and congruent lexicalization and Hoffman's point of view regarding factors contributing to code mixing. The data was collected during the period of December 2019 to February 2020. The results of this study revealed that the most common form of code mixing are insertion and alternation. The contributing factor is the need to give emphasis to the reader and to make an interesting impression on the topic being conveyed."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Lestari Adiyanti
"Dubbelop adalah istilah dalam bahasa Belanda yang dapat diterjemahkan sebagai: pendobelan/pengulangan. Yang dimaksud di sini adalah pengulangan pemakaian kata dalam suatu kalimat, baik pengulangan yang eksplisit maupun yang implifsit. dapat berjalan dengan lancar.
Pengulangan ini sering terjadi, tapi bila pengulangan terjadi pada teks tertulis, hampir dapat dipastikan bahwa pengulangan tersebut dimaksudkan untuk tujuan tertentu, yaitu untuk memberikan penekanan anti dapat berjalan dengan lancar.
Dalam skripsi ini, penelitian dilakukan terhadap teks-teks tertulis yang mengandung pengulangan, dan yang akan diteliti adalah apa unsur pembentuk pengulangan serta bentuk pemuncu_lannya, pada jenis bacaan apa pengulangan lebih banyak terjadi serta fungsi dari pengulangan itu sendiri dalam suatu kalimat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S15749
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stokkermans, C. J.
Jakarta: [publisher not identified], 1980
439.31 STO ot
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Resyafa Canindya Hariyani
"Anak-anak umumnya memperoleh bahasa melalui apa yang mereka tangkap dan pahami dalam bahasa mereka salah satunya bentuk kompositum. Kompositum adalah kata majemuk yang terdiri dari dua atau lebih kata yang membentuk makna baru. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan pola kompositum yang muncul dalam majalah anak berbahasa Belanda Jong010 De Rotterdamse Kinderkrant edisi Januari, Februari dan Maret 2022. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan teori kompositum yang dikemukakan oleh Booij dan Van Santen (1998) untuk mengkaji pola kompositum yang digunakan anak usia 7 hingga 13 tahun dalam rubrik komentar pada majalah itu. Penelitian ini juga menggunakan acuan Haeseryn dkk. (1997) dalam Algemene Nederlandse Spraakkunst untuk melihat kategori kompositum yang digunakan oleh anak-anak itu. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa kompositum nomina lebih banyak muncul pada data dengan jumlah 43 kompositum dan 2 kompositum adjektiva. Kompositum yang muncul memiliki makna endosentris. Selain itu nomina konkret dalam kompositum merupakan nomina yang banyak digunakan oleh anak-anak usia 7 hingga 13 tahun dibandingkan nomina abstrak.

Children generally acquire language through what they catch and understand in their language, one of which is a compositum form. A compositum is a compound word consisting of two or more words that form a new meaning. This study aims to identify the compositum pattern that appears in the Dutch language children's magazine Jong010 De Rotterdamse Kinderkrant January, February and March 2022 editions. The method used in this study is a qualitative descriptive method using the compositum theory proposed by Booij and Van Santen (1998). to examine the compositum pattern used by children aged 7 to 13 years in the magazine's commentary section. This study also uses the reference of Haeseryn et al. (1997) in Algemene Nederlandse Spraakkunst to see the compositum category used by the children. The results of this study show that noun compositums appear more in the data with 43 compositums and 2 adjective compositums. The emerging composite has an endocentric meaning. In addition, concrete nouns in the compositum are nouns that are widely used by children aged 7 to 13 years compared to abstract nouns."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kadar, Daniel Z., 1979, (author
Cambridge : Cambridge University Press, 2017
306.44 KAD p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>