Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 127646 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lytvina M. Anugerahningtyas
"Skripsi ini berusaha untuk membahas mengenai penghapusan dan pembentukan identitas sebagai orang “Belanda Depok”. Pendekatan utama yang digunakan disini adalah pendekatan historiositas, karena pendekatan tersebut paling relevan dan sangat membantu untuk membuat suatu lini masa yang memudahkan untuk mengategorisasikan kapan identitas mulai dibentuk. Dibantu dengan kajian-kajian mengenai identitas serta spasialitas, pengaruh- pengaruh yang kemudian menjadi salah satu faktor pembentuk identitas sebagai “Belanda Depok” juga dapat dipahami lebih baik. Adapun metode penelitian utama yang digunakan adalah dengan menggunakan data arsip dan observasi, yang kemudian dibantu dengan data- data sekunder untuk mendukung hasil observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa identitas digunakan berbeda-beda dilihat dari generasi mana yang menggunakannya. Melalui penelitian ini, penulis juga menemukan bagaimana identitas memiliki pemaknaan yang berbeda.

This study tries to explain about the erasure and creation of identity as a “Belanda Depok. The main approach used in this study is historicity because it is the most relevant and most helpful in aiding to create a timeline that eases the categorization process of when the identity was formed. Aided with studies related to identity and spatiality, the effects that becomes one of the shaping factors of “Belanda Depok” identity can be understood better. The methodology used to gain information for this research primarily comes from archival data along with observation, then aided with secondary data to support the observation results. The result of this study finds that identity is used differently, depending on which generation is using. Through this study, I also found how identity here can have different meanings."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Esa Jati Natyakalyana
"Penelitian ini mengeksplorasi bagaimana kafe dapat berfungsi sebagai tempat mengartikulasi dan melestarikan budaya melalui studi kasus kafe-kafe yang dijalankan oleh kaum Depok, yaitu Tante Thea Snoephuis dan Jacob Koffie Huis. Metode yang digunakan adalah pendekatan etnografi, yaitu melalui observasi partisipan dan wawancara di kedua kafe tersebut dari bulan November 2023 hingga Maret 2024. Selanjutnya konten Instagram @tantetheasnoephuis dan @jacob.koffie juga digunakan sebagai data pendukung penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua kafe yang menjadi objek penelitian berfungsi sebagai ruang nostalgia dan negosiasi identitas bagi kaum Depok. Melalui pengaturan interior, menu makanan, dan konten Instagram, kaum Depok mengartikulasikan identitas dan sejarah mereka yang diabaikan oleh pemerintah dan tidak banyak diketahui oleh masyarakat. Penelitian ini juga memperlihatkan bahwa kafe sebagai ruang publik memiliki peran penting dalam proses pelestarian budaya dan identitas bagi kaum Depok, menunjukkan upaya mereka dalam mempertahankan eksistensi dan identitas di masyarakat Depok kontemporer.

This research explores how cafés can function as places to articulate and preserve culture through case studies of cafés run by kaum Depok, namely Tante Thea Snoephuis and Jacob Koffie Huis. The method used is an ethnographic approach, through participant observation and interviews at both cafes from November 2023 to March 2024. Furthermore, Instagram content @tantetheasnoephuis and @jacob.koffie was also used as supporting data for this research. The results show that the two cafés function as nostalgic spaces and identity negotiations for the Depok community. Through interior settings, food menus, and Instagram content, the Depok people articulate their identity and history that is ignored by the government and not widely known by the public. This research also shows that cafes as public spaces play an important role in the process of preserving culture and identity for the Depok people, demonstrating their efforts to maintain their existence and identity in contemporary Depok society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoga Susatyo
"Penelitian ini mengidentifikasi pendayagunaan Modal Sosial dan Fisik Komunitas Etnis Kaum Depok berperan mempertahankan komunitas menghadapi transformasi sosial. Penelitian terdahulu terhadap Kaum Depok dan komunitas sejenis menemukan identitas diri kelompok, peran nilai-agama-kepercayaan, arsitektur, penggunaan bahasa khas/lokal, dan sifat inklusivitas kelompok berperan besar terhadap keberadaan komunitas etnis. Peneliti setuju bahwa aspek yang telah disebutkan berdampak terhadap eksistensi komunitas, namun peneliti berpendapat terdapat peran modal komunitas lainnya khususnya modal sosial dan fisik sebagai upaya strategi komunitas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan bentuk etnografi kritis dalam mengklasifikasikan potensi berdasarkan kerangka Modal Komunitas (Community Capital Framework). Penelitian menemukan peran kombinasi modal fisik dan sosial berfungsi sebagai penyokong utama bentuk-bentuk modal komunitas lainnya, khususnya modal politik dan modal finansial, dalam mempertahankan eksistensi komunitas di Kota Depok.

This study identifies the utilization of Social and Built Capital by the Kaum Depok Community in maintaining community existence amidst social transformation. Previous research on the Kaum Depok and similar ethnic communities found that group self-identity, the role of valuesreligion-beliefs, architecture, the use of distinctive/local language, and the inclusivity nature of the group significantly contribute to the community's existence. I agree that these aspects impact this ethnic community's existence, however the community capital, particularly social and built capital, plays a crucial role in the effort to preserve the community. This study employs a qualitative approach with a critical ethnography method to classify and analyze community's potentials based on the Community Capital Framework. This research found that Built and Social capital functions as a main support for other forms of community capital, especially political and financial capital, in maintaining the existence of the community in Depok City."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ronggur Hizkia Adibima
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik dari Cultural Landscape Masyarakat belanda Depok di kawasan Depok lama, dan pengaruh dari Cultural Landscape tersebut terhadap penghidupan masyarakat Belanda Depok. Metode yang digunakan adalah menganalisis temuan secara kualitatif dengan melakukan wawancara dengan macam tokoh masyarakat dan pejabat publik di kawasan Depok Lama. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ruang pergerakan dari masyarakat belanda depok dipengaruhi oleh Cultural Landscape dan nilai sejarah dari Masyarakat Belanda Depok. Pembangunan di kawasan Depok Lama juga terpusat pada daerah sekitaran Jalan Pemuda dan Jalan Siliwangi, yang merupakan pusat pergerakkan masyarakat Belanda Depok. Meski demikian, Cultural Landscape di kawasan Depok Lama mengalami banyak perubahan dalam aspek - aspek seperti mata pencaharian, kesenian, bahasa, religi dan adat.

The purpose of this study was to determine the characteristics of the Cultural Landscape of the Dutch Depok Community in the Depok Lama area, and the influence of this Cultural Landscape on the livelihoods of the Dutch Depok community. The method used is to analyse the findings qualitatively by conducting interviews with various community leaders and public officials in the Depok Lama area. The results of this study indicate that the movement space of the Dutch Depok community is influenced by the cultural landscape and historical values of the Dutch Depok community. Development in the Depok Lama area was also centered on the area around Pemuda and Siliwangi street, which were the centers of the Dutch Depok community movement. However, the Cultural Landscape in the Old Depok area has experienced many changes in aspects such as livelihoods, art, language, religion, and customs.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andre Satrya Utama
"Nasionalisme dapat tumbuh melalui beragam cara dan media, salah satunya melalui media olahraga. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan secara rinci bahwa identitas nasional dan identitas kelompok dapat terbentuk melalui aspek olahraga, khususnya olahraga sepakbola. Unit analisis dalam penelitian ini adalah para pemerhati sepakbola di tingkat nasional dan komunitas Bobotoh serta Viking sebagai pendukung setia Persib Bandung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan observasi dan wawancara mendalam sebagai teknik pengumpulan data utama.
Hasil penelitian memperlihatkan tiga hal, pertama bahwa sepakbola di tingkat lokal dapat menumbuhkan perasaan in-group yang didasari kearifan lokal seperti bahasa, ritual dan simbol-simbol yang didukung pembentukannya oleh media sosial. Kedua kehadiran tim nasional sepakbola Indonesia di sisi lain dapat membentuk komunitas imajiner serta identitas nasional dengan persepsi akan sejarah, simbol, ritual, bahasa, serta media massa dan ketiga, nasionalisme yang terbentuk cenderung bersifat banal sebagai platform utama yang menyambungkan rasa kekerabatan dan nasionalisme.

Nationalism is a concept that can be developed through any media. This study aims to explain in detail that national identity and group identity can be formed through aspects of sport, such as football. This study uses a qualitative approach with observation and in depth interviews as the main data retrieval technique with the fans of Persib Bandung Viking and Indonesia men's national football team as the unit of analysis.
The results of this study show that football at the local level can establish in group feelings based on local wisdom such as language, rituals and symbols that supported by using social media as the basic. The presence of Indonesia's national football team on the other hand can form an imagined community and national identity with perceptions of history, symbols, rituals, languages, and mass media and other things that tend to be banal as the main platform that connects the sense of kinship And nationalism.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yolanda Asri Putri Perdani
"ABSTRAK
Pembebasan para budak yang dilakukan oleh Cornelis Chastelein menjadi sejarah penting bagi kota Depok. Hubungan baiknya dengan para budak yang ia pekerjakan, membuat Chastelein memiliki rencana masa depan untuk para budaknya yang ia cantumkan dalam surat wasiatnya. Dua prinsip utama yang menjadi rencana Chastelein terhadap para budaknya. Pertama, memberikan perubahan status dari budak menjadi orang bebas yang menjadi pemeluk agama Kristen, dan kedua, memberikan bekal sebagai modal hidup mereka di kemudian hari dalam bentuk kepemilikian sebagian hartanya yang berupa tanah. Penelitian ini membahas asal-usul penamaan dua belas marga Belanda Depok. Hal-hal tersebut akan dikaji melalui metode penelitian sejarah serta studi pustaka dengan meninjau melalui artikel-artikel serta penelitian sebelumnya yang memiliki keterkaitan dengan sejarah kota Depok. Hasil penelitian menunjukan bahwa nama-nama marga Belanda Depok berasal dari Al-Kitab dan beberapa marga lainnya mempertahankan nama dari tempat mereka berasal.

ABSTRACT
The release of slaves by Cornelis Chastelein became an important history for the city of Depok. His good relationship with the slaves thats he employed, made Chastelein have some future plans for the slaves thats he listed in his testament. The two main principles that became Chastelein s plans for his slaves. First, giving a change in status from slaves to free people who become Christians, and second, providing provisions as their future capital in the form of ownership for some of their property in the form of land. This research will discuss the origin of naming twelve surnames Dutch Depok. These things will be reviewed through historical research methods and literature studies by reviewing through previous articles and research that have relevance to the history of Depok city. The research results show that the surnames Dutch Depok comes from the Bible and several other surnames maintain the name of the place they came from."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ginisita Dofany
"Dalam jurnal ini, penulis membahas tentang kehidupan komunitas Belanda Depok pada masa pra kemerdekaan Republik Indonesia dimulai dari masa Cornelis Chastelein sebagai tuan tanah Depok dengan pendekatan-pedekatan ilmu Sosiologi. Pokok bahasan pada jurnal ini yaitu tentang kehidupan awal kaum Belanda Depok yang merupakan keturunan para budak yang dimerdekakan oleh tuan tanahnya yang bernama Cornelis Chastelein; kehidupan rohani komunitas Belanda Depok sebagai umat kristiani yang taat, dan acara-acara perayaan di Depok seperti Perayaan Sinterklaas (Sinterklaas Dag), Perayaan Wilhelmina (Wilhelmina Dag atau Koninginnedag), Perayaan Cornelis Chastelein, serta Natal dan Tahun Baru; interaksi sosial yang terjadi berikut faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya interaksi sosial; dan sosialisasi sekunder yang terjadi pada komunitas Belanda Depok seperti desosialisasi dan resosialisasi.

On this article, writer is about to analyze the life's of Belanda Depok community before the independence day of Indonesia, started from the period of Cornelis Chastelein, the landlord of Depok, which used the sociology pattern. The main idea of this article is talking about the early life of this Belanda Depok's people, that use to be servants and Chastelein set them free, such as they were a really great Christian and followed all patterns on it, the celebration of Sinterklaas Day, Wilhelmina's Day, Chastelein's Day, and also Christmas and New Year; the social interaction and all its factors behind: and the second socialization that happened to this Belanda Depok community such de-socialization and re-socialization."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Makkasau, Andi Muhammad Lolo Hanafiah
"Skripsi ini membahas mengenai kewajiban hukum penyelenggara sistem electronic untuk menjaga sistemnya dari fake account. Secara Internasional, Baru Uni Eropa dan beberapa negara bagian di Amerika Serikat yang menaruh perhatiannya kepada manajemen identitas digital, dan membuat hukum yang mengaturnya. Padahal, pengaturan ini sangatlah penting dalam berbagai sektor terutama dalam sektor e-commerce, dan tidak terkecuali juga dalam sektor jejaring sosial. Di Indonesia sendiri, belum dibuat peraturan yang membahas mengenai manajemen identitas digital, apalagi peraturan terspesifik perihal fake account. Dalam skripsi ini akan dibahas beberapa asas yang berlaku dalam pertanggungjawaban hukum suatu penyelenggara sistem elektronik dan penyelenggara identitas, dan hukum apa yang dapat ditarik untuk menjadi tanggung jawab penyelenggara sistem elektronik terhadap fake account. Untuk menjadikan diskusi dalam skripsi ini lebih konkrit, akan dianalisa pula bagaimana Facebook dan Google telah memenuhi kewajibannya sebagai penyelenggara sistem elektronik dan identitas digital.

This final assignment discusses about the legal obligation of electronic system provider from fake account. From the intenational perspective, only European Union and several states in America that puts their attention on digital identity management, so far to make regulations of it. Even though, these kinds of regulation is very significant, in particular on e-commerce sector, but not excluding social networking sector. While in Indonesia, there has yet to be any specific regulation to rule about identity management, leave alone about fake account. In this final assignment, it will be discussed upon several principles that may be applied on electronic service provider and identity providers legal responsibility, and what laws might be streched to rule over system profiders responsibility towards fake account. To make the discussion in the essay more concrete, will also be analyzed upon how Facebook and Google had fulfilled their obligation as electronic system and digital identity provider.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Jessica Sera Abigail
"Masa remaja merupakan masa yang sangat penting dan dinamis karena pada masa ini remaja mulai mencari dan menegaskan eksistensinya. Pembentukan identitas dialami remaja karena adanya transisi posisi dan eksistensi antara kanak-kanak dan dewasa. Proses pembentukan identitas pada masa remaja sering diangkat sebagai tema dalam film. Film sebagai media dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan atau ideologinya kepada penonton. Menurut Steele 2001 , film adalah lawan bicara atau partisipan dalam memberi dan menerima dialektik antara apa yang remaja ketahui tentang dirinya dan masyarakat serta apa yang masih harus mereka pelajari. Oleh karena itu, melalui film, proses pembentukan identitas pada remaja dapat dilihat. Salah satu film yang mengangkat tema tersebut adalah Tschick. Film yang bergenre drama-komedi dan road movie ini bercerita tentang proses transformasi dua remaja laki-laki yang tidak dianggap bernama Maik dan Tschick menjadi remaja yang dianggap penting oleh teman-temannya melalui perjalanan yang mereka lakukan melintasi daerah di Jerman dengan mobil Lada curian Tschick. Proses pembentukan identitas tersebut direpresentasikan melalui perjalanan yang mereka lakukan. Penelitian ini akan melihat bagaimana proses pembentukan identitas Maik dan Tschick dengan menganalisis peran mereka di berbagai domain kehidupan seperti keluarga, hubungan dengan teman, peran seks dan gender, dan nilai-nilai. Pemaparan proses pembentukan identitas ini bertujuan untuk memperlihatkan bahwa proses pembentukan identitas bersifat dinamis dan sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis tekstual dengan pendekatan semiotik. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa identitas bukanlah sesuatu yang tetap dan mutlak, melainkan sebuah proses yang tidak akan pernah selesai dan dapat berubah. Selain itu, identitas dapat berubah tergantung dari interaksi yang dilakukan dan merupakan perpaduan antara interpelasi dan interpretasi. Dengan kata lain, identitas ditentukan oleh bagaimana seseorang diposisikan dan memosisikan dirinya.

Adolescence is a very important and dynamic period because in this period adolescents begin to seek and affirm their existence. Identity formation is experienced by adolescents because of the transition of position and existence between childhood and adulthood. The process of identity formation in adolescence is often selected as a theme of a film. Film as a medium can be used to convey messages or ideologies to the audience. According to Steele 2001 , films are interlocutors or participants in a dialectic give and take between what teenagers know about themselves and society and what they still have to learn. Therefore, the process of identity formation in adolescents can be seen through the film. One of the films that using the identity formation as its theme is Tschick. This drama comedy and road movie is about the transformation of two teenage boys named Maik and Tschick from teenagers who are considered as outsider, to be the teenagers who are considered to be important by their friends through a journey across Germany with Lada lsquo Tschick rsquo s stolen car rsquo . The process of identity formation is represented through the journey that they do. This research will look at the process of identity formation of Maik and Tschick by analyzing their roles in various domains of life such as family, relationships with friends, sex and gender roles, and values. The explanation of this identity formation aims to show that the process of identity formation is dynamic and strongly influenced by the environment. The used research method is textual analysis with semiotic approach. Based on this research, it can be concluded that identity is not something fixed and absolute, but a process that will never be finished and can change. Moreover, identity may change depending on the interaction and is a correlation between interpellation and interpretation. In other words, identity is determined by how people position themselves and be positioned by others."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitrah Munir
"Tesis ini membahas proses pembentukan orang kuat lokal di Jakarta Pasca Orde Baru. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan jaringan sosial dan identitas sosial berperan besar dalam proses pembentukan orang kuat lokal di Jakarta. Dalam lanskap sosial politik Indonesia pasca orde baru dimana sumber-sumber daya (sosial, politik, dan ekonomi) tidak lagi terpusat, jaringan sosial mampu menciptakan ruang bagi seorang agen/aktor untuk memperoleh atau meminjam berbagai sumber daya tersebut dari berbagai sumber untuk tujuan-tujuan instrumental dirinya. Sementara identitas sosial sebagai sumber pemaknaan yang sangat penting bagi manusia berperan dalam menciptakan solidaritas kelompok berbasis identitas. Kelompok elit dapat menggunakan solidaritas kelompok ini dengan menawarkan tujuan-tujuan yang dianggap sebagai tujuan bersama meskipun secara samar, tujuan-tujuan tersebut sangat menguntungkan elit tersebut.

This thesis describes the process in the making of local strongmen in the Jakarta Post New Order. This study is a qualitative research with case study design. The results showed social networks and social identity plays a major role in the formation of local strong men in Jakarta. In the social landscape of Indonesian politics after the new order in which the resources (social, political, and economic) is no longer centralized, the social networks is able to create space for an agent / actor to obtain or borrow these resources from various sources for his instrumental purposes. While social identity as a source of meaning that is very important for the human, has a role in creating a group solidarity based on identity. The elite group can use this group solidarity by offering some goals which is considered as a common goal though vaguely, these goals are very profitable for elite."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>