Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 184773 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siregar, Jihan Rihadatul Aisy
"Kesehatan menjadi salah satu sektor terpenting di era pandemi ini. Sebuah survei dari firma riset pasar MarkPlus yang dirilis pada Juni 2020 mengungkapkan bahwa 71,8% responden mengatakan mereka tidak pernah ke rumah sakit atau klinik sejak awal pandemi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan meningkatkan pelayanan di sebuah klinik kesehatan di masa pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan klinik Makara UI di Depok sebagai objek penelitian. Penelitian ini menggunakan metode Integration of Analytical Hierarchy Process (AHP) dan quality function deployment (QFD), AHP digunakan untuk mendapatkan preferensi konsumen terhadap layanan klinis secara matematis, QFD digunakan untuk menentukan tindakan korektif dan target pelayanan sesuai kebutuhan pasien. Berdasarkan hasil pembobotan AHP didapatkan 11 kebutuhan pelanggan dan dari studi literatur didapatkan 18 persyaratan teknis yang menjawab kebutuhan pelanggan.

Health is one of the most important sectors in this pandemic era. A survey from market research firm MarkPlus released in June 2020 revealed that 71.8% of respondents said they had never been to a hospital or clinic since the start of the pandemic. This study aims to evaluate and improve services at a health clinic during the Covid-19 pandemic. This study uses the Makara UI clinic in Depok and use Analytical Hierarchy Process (AHP) and quality function deployment (QFD) methods, AHP is used to obtain consumer preferences for clinical services mathematically, QFD is used to determine corrective actions and service targets according to patient needs. Based on the results of the AHP weighting, 11 customer needs were obtained and from the literature study 18 technical requirements were found that answered customer needs."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafi Muhammad Akbar
"Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan metode yang dapat menstrukturisasi permasalahan yang bersifat multikriteria dan mengevaluasi beberapa alternatif untuk dipilih melalui pembentukan hierarki dan penilaian perbandingan berpasangan. Akan tetapi, kelemahan metode AHP dalam memperhitungkan faktor ketidaktepatan dari penilaian yang diberikan menyebabkan metode AHP perlu dilengkapi dengan pendekatan fuzzy atau dikenal dengan Fuzzy AHP. Metode Technique Order of Preference Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) merupakan metode pemeringkat dan pemilihan alternatif berdasarkan jarak terdekat dengan solusi ideal positif dan jarak terjauh dengan solusi ideal negatif. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kriteria beserta bobot kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi pemasok dan menentukan pemasok yang terbaik bagi perusahaan inflight catering services di Indonesia. Metode Fuzzy AHP digunakan dalam pembobotan kriteria dan subkriteria evaluasi sedangkan metode TOPSIS digunakan dalam pembuatan peringkat alternatif pemasok. Terdapat tiga barang yang menjadi fokus penelitian yaitu Aluminium Mealdish, Paper Cup, dan Headrest Cover Turquoise. Berdasarkan hasil perhitungan Fuzzy AHP, kriteria harga merupakan kriteria dengan bobot terbesar yaitu 0,348, dilanjutkan dengan kriteria kualitas (0,260), pelayanan (0,209), relationship (0,116), dan manajemen perusahaan pemasok (0,067). Berdasarkan hasil perhitungan TOPSIS, untuk barang Aluminium Mealdish, pemasok AM2 menjadi peringkat pertama dengan nilai CCi sebesar 0,729 dilanjutkan dengan AM3 (0,425) dan AM1 (0,337). Untuk barang Paper Cup, pemasok PC1 menjadi peringkat pertama dengan nilai CCi sebesar 0,880 dilanjutkan dengan PC2 (0,374) dan PC3 (0,219). Untuk barang Headrest Cover Turquoise, pemasok HC2 menjadi peringkat pertama dengan nilai CCi sebesar 0,703 dilanjutkan dengan HC3 (0,613) dan HC1 (0,120).

The Analytical Hierarchy Process (AHP) method is a method that can structure multi-criteria problems and evaluate several alternatives to choose from through the formation of a hierarchy and pairwise comparison assessment. However, the weakness of the AHP method in calculating the impreciseness factor of the given assessment causes the AHP method to be equipped with a fuzzy approach or known as Fuzzy AHP. The Technique Order of Preference Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) method is a ranking method and alternative selection based on the closest distance to a positive ideal solution and the farthest distance from a negative ideal solution. This study aims to obtain the criteria and the weight of the criteria used to evaluate suppliers and determine the best suppliers for in-flight catering services company in Indonesia. The Fuzzy AHP method is used in weighting the evaluation criteria and sub-criteria, while the TOPSIS method is used in ranking alternative suppliers. There are three items that are the focus of research, namely Aluminium Mealdish, Paper Cup, and Headrest Cover Turquoise. Based on the results of Fuzzy AHP calculations, the price criterion is the criterion with the largest weight, namely 0.348, followed by the quality criteria (0.260), service (0.209), relationship (0.116), and supplier company management (0.067). Based on the results of TOPSIS calculations, for Aluminium Mealdish, the supplier of AM2 is ranked first with a CCi value of 0.729 followed by AM3 (0.425) and AM1 (0.337). For Paper Cup, supplier PC1 ranks first with a CCi value of 0.880 followed by PC2 (0.374) and PC3 (0.219). For Headrest Cover Turquoise, the supplier of HC2 was ranked first with a CCi value of 0.703 followed by HC3 (0.613) and HC1 (0.120).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuli Setiawannie
"Peranan pemasok sangat penting dalam manajemen rantai pengadaan. Evaluasi performa pemasok mendorong pemasok-pemasok untuk meningkatkan performanya. Evaluasi ini merupakan permasalahan kompleks dan tidak terstruktur yang meliputi banyak kriteria.
Metode yang dipakai adalah AHP dan fuzzy AHP. Metode fuzzy AHP dikembangkan untuk menyelesaikan ketidakpastian dari persepsi dan pengalaman manusia yang subjektif dalam pengambilan keputusan.
Penelitian ini bertujuan menentukan bobot performa pemasok dengan AHP dan fuzzy AHP dan membandingkan hasil pembobotan kedua metode. Penelitian dilakukan di perusahaan baru selama 1 bulan. Penelitian mulai dengan penyebaran kuesioner langsung terhadap 3 tenaga ahli untuk menilai 3 pemasok karet alam.
Faktor yang paling diperhatikan untuk evaluasi adalah kualitas yang meliputi barang dan pelayanan. Berdasarkan performa pemasok terhadap kriteria-kriteria evaluasi maka pemasok A memiliki performa terbaik dengan bobot 0,504 untuk AHP dan 0,5308 untuk fuzzy AHP. Penentuan bobot performa supplier dengan fuzzy AHP lebih akurat dan sesuai kebutuhan perusahaan. Analisa sensitivitas menunjukkan perubahan bobot akhir pemasok tetapi tidak mengubah peringkat prioritas pemasok dalam metode AHP dan fuzzy AHP.

Suppliers have an important role in supply chain management. Supplier performance evaluation would motivate suppliers to improve their perfomance. This evaluation is complex and unstructured problem and involve multi criteria.
The methods that can be used are AHP and fuzzy AHP. Fuzzy AHP method is employed to solve the uncertainty and vagueness from subjective perception and the experiences of human in decision making.
This research ptuposes to determine weight of suppliers with AHP and fuzzy AHP and comparing result of weighting from both methods. Research was conducted in a tire manufacturer during 1 months. The research starts by deploying questionnaires directly to 3 experts to asses 3 suppliers of natural rubber.
The important factors of evaluation are quality in material and service. Based on suppliers performance to evaluation criteria, supplier A has the best performance with weight 0.504 in AHP and 0.5308 in fuzzy AHP. Determination of supplier performance weight with fuzzy AHP is more accurate and appropriate company need. Sensitivity analysis indicated that a difference final weight supplier but it didn't change ranking of priority supplier in AHP and fuzzy AHP method."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16949
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Malinda Uscha
"Di Indonesia pengembangan kawasan industri khususnya di daerah merupakan upaya nyata untuk melakukan penyebaran industri dalam upaya meningkatkan perekonomian. Permasalahan yang terjadi pada kawasan industri saat ini yaitu penerapan lokasi kawasan industri yang masih belum sesuai terhadap aspek lingkungan yang berdampak pada pencemaran emisi karbon, air, dan limbah serta kerusakan lingkungan disekitar kawasan industri. Oleh karena itu, pembangunan kawasan industri berbasis konsep industri hijau dilakukan untuk mengatasi masalah penting terhadap lingkungan. Dalam menentukan evaluasi kelayakan lokasi prioritas yang sesuai untuk menentukan kawasan industri berbasis industri hijau diperlukan kriteria penentu dalam pengambilan keputusan kelayakan lokasi. Terdapat 5 kriteria utama dalam penentuan kelayakan kawasan industri berbasis industri hijau yang terdiri dari jarak, kondisi infrastruktur dan prasarana, ekonomi, lingkungan, dan sosial. Dengan melakukan pembobotan menggunakan metode fuzzy-AHP didapatkan kriteria dengan bobot tertinggi adalah kriteria lingkungan dan lokasi yang paling layak adalah Kawasan Industri Sei Mangkei sebagai lokasi prioritas.

In Indonesia, the development of industrial sites, especially in the regions, is a real effort to spread the industry in an effort to improve the economy. The problem that occurs in industrial site at this time is the application of industrial site locations that are still not suitable for environmental aspects which have an impact on carbon emission, water and waste pollution as well as environmental impact around industrial sites. Therefore, the development of industrial estates based on the concept of green industry is carried out to address important problems for the environment. In determining the feasibility evaluation of priority location for building industrial sites, determining criteria are needed in decision making for selecting feasibility of locations. There are 5 main criteria in determining the feasibility of industrial sites consisting of distance, infrastructure and infrastructure conditions, economic, environmental, and social. By weighting using the fuzzy-AHP method, the criteria with the highest weight are environmental criteria and the selected location is the Sei Mangkei Industrial Area as the priority location."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Malinda Uscha
"Di Indonesia pengembangan kawasan industri khususnya di daerah merupakan salah satu strategi untuk melakukan penyebaran industri dalam upaya meningkatkan perekonomian. Permasalahan yang terjadi pada kawasan industri saat ini, yaitu penerapan lokasi kawasan industri yang masih belum sesuai terhadap aspek lingkungan yang berdampak pada pencemaran emisi karbon, air, dan limbah serta kerusakan lingkungan disekitar kawasan industri. Oleh karena itu, pembangunan kawasan industri berbasis konsep industri hijau dilakukan untuk mengatasi masalah penting terhadap lingkungan. Dalam menentukan evaluasi kelayakan lokasi prioritas yang sesuai untuk menentukan kawasan industri berbasis industri hijau diperlukan kriteria penentu dalam pengambilan keputusan kelayakan lokasi. Terdapat lima kriteria utama dalam penentuan kelayakan kawasan industri berbasis industri hijau yang terdiri dari jarak, kondisi infrastruktur dan prasarana, ekonomi, lingkungan, dan sosial. Dengan melakukan pembobotan menggunakan metode fuzzy-AHP didapatkan kriteria dengan bobot tertinggi adalah kriteria lingkungan dan lokasi yang paling layak adalah Kawasan Industri Sei Mangkei sebagai lokasi prioritas.

In Indonesia, the development of industrial estate, especially in the regions, is one of the strategiest to spread the industry in an effort to improve the economy. The problem that occurs in industrial estate at this time is the application of industrial locations that are still not suitable for environmental aspects which have an impact on carbon emission, water and waste pollution as well as environmental impact around industrial estate. Therefore, the development of industrial estate based on the concept of green industry is carried out to address important problems for the environment. In determining the feasibility evaluation of priority location for building industrial estate, determining criteria are needed in decision making for selecting feasibility of locations. There are five main criteria in determining the feasibility of industrial estate consisting of distance, infrastructure and infrastructure conditions, economic, environmental, and social. By weighting using the fuzzy-AHP method, the criteria with the highest weight are environmental criteria and the selected location is the Sei Mangkei Industrial Estate as the priority location."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wira Tri Yolanda
"Pemilihan pemasok memainkan peran penting dalam membangun rantai pasok yang efektif bagi setiap perusahaan. Penelitian ini mengusulkan pendekatan analisis terpadu yang menggabungkan fuzzy QFD,ANP, dan TOPSIS untuk memilih pemasok. Metode fuzzy QFD dan ANP digunakan untuk membobotkan kriteria dengan mempertimbangkan tingkat kesulitan dalam memperoleh data untuk mengevaluasi pemasok pada setiap kriteria. Kriteria pemasok diperoleh melalui studi literatur dan dibagi menjadi dua kategori: requirement dan kriteria yang kemudian dipilih dan dinilai oleh delapan orang ahli yang berasal dari departement purchasing beberapa perusahaan kabel di Indonesia. Metode yang diusulkan kemudian akan mengklasifikasikan kriteria menjadi empat kelompok prioritas, kritis, komplementer, dan costly. Kriteria yang berada dalam kelompok kriteria prioritas, kritis, dan pelengkap digunakan untuk memeringkatkan pemasok dengan menggunakan metode TOPSIS.
Berdasarkan hasil pemeringkatan dengan metode TOPSIS didapat pemasok terbaik yaitu pemasok yang memiliki nilai kedekatan relatif terbesar dibanding pemasok lainnya dimana untuk bahan baku optical fiber pemasok terbaik yaitu pemasok B dan untuk bahan baku XLPE pemasok terbaik adalah pemasok F. Dalam hal implikasi, kriteria yang didapatkan dari metode fuzzy QFD dan ANP dalam penelitian ini, dapat memberikan usulan kepada pengambil keputusan untuk memilih kriteria yang benar-benar penting namun tidak membutuhkan usaha yang cukup besar dalam mengumpulkan datanya.

Supplier selection plays a important role in establishing an effective supply chain for any firm. This paper proposes an integrated multicriteria decision making approach of Fuzzy QFD, ANP and TOPSIS to select suppliers. Fuzzy QFD and ANP methods are used to weight the criteria by considering the difficulty level in obtaining the information to evaluate the suppliers on each criterion. The criteria of suppliers are obtained through literature reviews and divided into two categories requirement and criteria are then selected and assessed by eight experts from departments purchasing some cable companies in Indonesia. The proposed method classifies the criteria into four groups priority, critical, complementary and costly . The criteria within the priority, critical and complementary groups are used to selected the suppliers using TOPSIS.
Based on the results with TOPSIS method, the best supplier is the supplier which has the biggest relative value compared to other suppliers where the best supplier for optical fiber is B supplier and for XLPE is F supplier. In terms of implications, the criteria derived from fuzzy QFD and ANP methods in this study may suggest to decision makers to choose the criteria that are important but not require high effort of data collection.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51604
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Sukmawati
"Industri manufaktur merupakan salah satu industri yang berkembang pesat di Indonesia. Banyaknya isu lingkungan yang terjadi menyebabkan menigkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kelestarian lingkungan. Hal tersebut menjadi tatangan tersendiri dalam industri manufaktur dan mengharuskan perusahaan untuk melakukan penerapan green supply chain management (GSCM). Salah satu strategi yang terdapat dalam GSCM adalah green supplier selection. Kriteria pemilihan pemasok umunya hanya didasarkan pada aspek biaya, pengiriman dan kualitas. Dalam studi ini, digunakan kriteria ekonomi (tidak hanya biaya) dan lingkungan serta mengusulkan model pemilihan pemasok ramah lingkungan yang komprehensif. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah AHP dan Fuzzy TOPSIS. AHP digunakan sebagai bobot kriteria dan subkriteria, sedangkan Fuzzy TOPSIS digunakan untuk menentukan prioritas alternatif yang dekat dengan solusi ideal positif.

The manufacturing industry is one of the fastest-growing industries in Indonesia. The number of environmental issues that occur has led to increased public awareness of the importance of environmental sustainability. This is a challenge in the manufacturing industry and requires companies to implement green supply chain management (GSCM). One of the strategies contained in GSCM is green supplier selection. Supplier selection criteria are generally only based on aspects of cost, delivery, and quality. In this study, economic and environmental criteria are used and propose a comprehensive model for selecting environmentally friendly providers. The method used in this research is AHP and Fuzzy TOPSIS. AHP is used as the weight of the criteria and sub-criteria, while Fuzzy TOPSIS is used to determine the priority of alternatives that are close to the positive ideal solution."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Handayani
"Salah satu upaya PT Garuda Indonesia dalam menghadapi persaingan industri penerbangan ditempuh dengan cara meningkatkan peringkat airline dari bintang 3 menjadi bintang 4 (berdasarkan peringkat Skytrax International). Salah satu elemen penting untuk meningkatkan peringkat airline adalah melalui memberikan menu inflight meal yang terbaik. Menu makanan yang disajikan harus mengikuti prosedur standar penerbangan sehingga layak saji. Ada beberapa indikator yang mempunyai nilai standar yang ditetapkan oleh PT Garuda Indonesia, diantaranya kualitas, harga, waktu, service, inovatif dan keselamatan & lingkungan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk membantu penilaian evaluasi kinerja supplier dengan menggunakan metoda Fuzzy AHP serta membandingkan bobot kriteria utama dengan Metoda Supplier Assesment yang ada sehingga membantu PT Garuda Indonesia meningkatkan ranking menjadi bintang 4.

Currently PT Garuda Indonesia is going to increase its airline rating from 3 star become 4 star (Skytrax International Rating) in facing the airline industry competition. One of important element to increase airline rate is giving best menu inflight meal. It is airline requirement for the catering to fulfill standard procedure of inflight meal. There are several standard indicator of PT Garuda Indonesia which are quality, price, time, service, innovative and safety & work environment. The purpose of this research is to evaluate supplier performance using Fuzzy AHP Method and compare with Supplier Assessment Method to support PT Garuda Indonesia become 4 star airline."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T26163
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Althaf F. Wibowo
"Skripsi ini membahas tentang pengukuran kesiapan sebuah klinik dalam menghadapi transformasi digital. Penelitian ini mengeluarkan hasil berupa framework perhitungan kesiapan digital yang mengukur 5 dimensi yaitu: infrastruktur fisik, infrastruktur non fisik, SDM, dukungan manajemen, dan budaya organisasi. Framework ini kemudian digunakan untuk menghitung kesiapan digital di sebuah klinik dimana ditemukan terdapat 8 sub-kriteria yang masih berada di bawah tingkat target, sehingga perlu dilakukan penyusunan langkah-langkah untuk dapat meningkatkan kesiapan digital. Kemudian dari proses penyusunan langkah dan penentuan langkah-langkah yang paling prioritas dikeluarkanlah rekomendasi agar klinik melakukan penambahan unit komputer, menyediakan anggaran digital tahunan, dan melakukan upgrade operating system.

This thesis discusses the measurement of a clinic's readiness to face the digital transformation. The research produces a digital readiness calculation framework that measures five dimensions: physical infrastructure, non-physical infrastructure, human resources, management support, and organizational culture. This framework is then used to calculate the digital readiness of a clinic, where it's found that there are 8 sub-criteria that are still below the target level. Therefore, it is necessary to develop steps to improve digital readiness. Then, from the process of compiling steps and determining the most priority steps, recommendations are issued for the clinic to add computer units, provide annual digital budget, and upgrade the operating system."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pangihutan, Kevin Bisuk Jogi
"PDB Indonesia setiap tahun semakin meningkat. Hal ini memungkinkan pemerintah melmulai banyak proyek pembangkit listrik. Permintaan kabel nasional mengalami peningkatan seiring dengan hal tersebut. Selain itu, pemerintah juga menggalakan pembangunan green infrastructure. Oleh karena itu, produsen kabel nasional mmemiliki insentif untuk memproduksi kabel secara berkelanjutan. Salah satu aspek yang penting dalam melakukan proses produksi dalam rangka memenuhi pesanan adalah pemilihan pemasok. Terdapat tiga tahap dalam penentuan prioritas pemasok bahan baku kabel. Pertama adalah penentuan faktor yang mempengaruhi penilaian pemasok berdasarkan keberlanjutan dan penilaian terhadap pemasok itu sendiri. Terdapat 8 faktor utama penilaian pemasok bahan baku kabel. Selanjutnya ialah penentuan bobot dari setiap faktor dengan menggunakan fuzzy AHP. Kriteria dampak lingkungan memiliki bobot tertinggi. Terakhir ialah penentuan peringkat pemasok bahan baku kabel dengan menggunakan TOPSIS. Pemasok 2 merupakan prioritas utama pemasok bahan baku kabel.

Indonesia experiences a steady GDP increase every year. This allows the government to start many power plant projects. The demand for national cable has increased accordingly. In addition, the government is also heavily promoting the development of green infrastructure. Therefore, national cable producers have incentives to produce cables in a sustainable manner. One of the important aspects in carrying out the production process in order to fulfill the demand is the selection of suppliers. There are three stages in determining the priority of cable raw material suppliers. First is determining the factors that influence supplier ratings based on sustainability and the assessment of the supplier itself. There are 8 main factors in determining the location of a raw material supplier. Next is determining the weight of each factor by using fuzzy AHP. The environmental impact criteria have the highest weight. The last is determining the ranking of suppliers of cable raw materials using TOPSIS. Supplier 2 is the main priority of cable raw material supplier."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>