Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 59867 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vannisa Najchati Silma
"Setiap penciptaan lagu Arab selalu mengandung makna dan pesan yang ingin disampaikan. Sejak dulu banyak penyanyi terkenal yang berasal dari Arab namun seiring berkembangnya zaman lagu Arab tradisional dipengaruhi dengan unsur modern. Awakening Music adalah perusahaan produsen musik yang beraliran nasyid modern salah satu penyanyinya ialah Humood Alkhuder telah membawakan banyak lagu nasyid, di antaranya adalah Iḍḥak, Dandin Ma’I, Miṯal Kulla Yawm, Ḥāwil Marratan Ukhrā, dan Nawman Sa’īd. Penelitian ini membahas tentang bentuk, fungsi, dan makna tindak tutur direktif dalam lima lirik lagu Humood Alkhuder tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kajian pragmatik tindak tutur direktif dalam lagu. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif, teori pragmatik tindak tutur, serta kajian balaghah al-ma’ani. Hasil temuan penelitian ini terdapat 55 kalimat tindak tutur direktif yang memiliki 43 bentuk fi’l al-amr, 4 bentuk nahyi, 5 bentuk masdr pengganti fi’l al-amr, 2 bentuk istifham, dan 1 bentuk fi’l al-muḍari' yang terkait lām al-amr beserta 42 kata amr al-irsyād, 6 kata amr al-iltimās, 2 kata amr ad-dawām, 3 kata nahyi al-irsyād, dan 2 kata nahyi al-iltimās dan juga ditemukan fungsi direktif 44 nasihat, 5 perintah, 5 larangan, dan 1 ajakan. Demikian berdasarkan tema kelima lagu tersebut banyak memberikan makna nasihat tentang menghadapi pasang surut kehidupan.

Every Arabic song creation always contains meaning and message to be conveyed. Since a long time ago many famous singers have come from Arabia, but over time, traditional Arabic songs have been influenced by modern elements. Awakening Music is a modern nasyid music producer company, one of the singers is Humood Alkhuder who has performed many nasyid songs, including Iḍḥak, Dandin Ma’I, Miṯal Kulla Yawm, Ḥāwil Marratan Ukhrā, and Nawman Sa’īd. This study discusses the form, function, and meaning of the directive speech acts in the five lyrics of the Humood Alkhuder song. This study aims to determine the pragmatic study of directive speech acts in songs. The method used is descriptive qualitative analysis, pragmatic theory of speech acts, and the study of balaghah al-ma’ani. The findings of this study are 55 directive speech act sentences which have 43 forms of fi'l al-amr, 4 forms of nahyi, 5 forms of masdr substitute for fi'l al-amr, 2 forms of istifham, and 1 form of fi'l al-muḍari' related to lām al-amr along with 42 amr al-irsyād, 6 amr al-iltimās, 2 amr ad-dawām, 3 nahyi al- irsyād, and 2 nahyi al-iltimās and also found the directive function of 44 advice, 5 commands, 5 prohibitions, and 1 invitations. Thus, based on the theme of the five songs it provides many meanings of advice about dealing with the ups and downs of life."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sulikhati Rofi`ah
"Penelitian ini membahas tindak tutur direktif dalam Film Yowis Ben karya Bayu Skak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan tuturan direktif bahasa Jawa dialek Malang dalam Film Yowis Ben. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan teori pragmatik. Tindak tutur tidak hanya ditemukan pada percakapan sehari-hari, tetapi juga dapat ditemukan dalam karya sastra berupa film. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tuturan direktif bahasa Jawa dialek Malang dituturkan oleh penutur secara langsung, tanpa basa-basi, dan sebagian besar menggunakan bahasa Jawa ragam Ngoko, tanpa melihat status sosial mitra tutur. Terdapat 22 data yang merupakan tuturan direktif, yang dapat dibagi menjadi 19 data tindak tutur langsung, dan 3 data tindak tutur tidak langsung. Fungsi yang ditemukan yaitu fungsi memerintah, fungsi meminta, fungsi melarang, dan fungsi memberikan nasihat. Dari beberapa penggunaan tuturan direktif bahasa Jawa dialek Malang dalam Film Yowis Ben, yang paling banyak ditemukan yaitu penggunaan tuturan direktif secara langsung, fungsi memerintah.

This study discusses directive speech acts in the film Yowis Ben by Bayu Skak. The purpose of this study is to determine the use of directive speech in Javanese dialect of Malang in the film Yowis Ben. This research uses descriptive qualitative method, with pragmatic theory. Speech acts are not only found in everyday conversations, but can also be found in literary works in the form of films. The results showed that the use of the Javanese dialect of Malang dialect directive was spoken by the speakers directly, without further ado, and most of them used the Javanese variety of ngoko, regardless of the social status of the speech partner. There are 22 data which are directive speech acts, which can be divided into 19 direct speech act data, and 3 indirect speech act data. The functions found are commanding function, requesting function, prohibiting function, and giving advice function. Of the several uses of Javanese directive speech in Malang dialect in Yowis Ben's film, the most commonly found is the use of direct directive speech, the function of commanding."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Najla Fasaqintara
"Tindak tutur nasihat adalah sebuah tindak tutur yang disampaikan oleh penutur kepada mitra tutur bahwa melakukan sesuatu adalah hal yang baik. Tindak tutur nasihat tidak hanya terdapat dalam kehidupan sehari-hari namun juga ditemukan pada dialog dalam film. Penelitian ini membahas bentuk-bentuk tindak tutur nasihat yang terdapat pada takarir berbahasa Arab dalam film Layla Majnun. Penelitian ini bertujuan menjelaskan bentuk-bentuk tindak tutur nasihat pada takarir berbahasa Arab dalam film Layla Majnun berdasarkan teori tindak tutur nasihat oleh Martinez Flor (2003). Martinez Flor membagi bentuk tindak tutur nasihat menjadi tiga, yaitu direct advice, indirect, dan conventionally indirect. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi pustaka. Sumber data penelitian ini adalah film Indonesia yang berjudul Layla Majnun dengan takarir berbahasa Arab. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan bentuk-bentuk tindak tutur nasihat pada takarir berbahasa Arab dalam film Layla Majnun. Penelitian ini menemukan 19 (sembilan belas) data tindak tutur nasihat yang terdiri dari 1) 18 tindak tutur nasihat langsung (direct advice speech act), 2) 1 tindak tutur nasihat tidak langsung (indirect advice speech act)

The speech act of advice is a speech act conveyed by the speaker to the speech partner that doing something is a good thing. Speech acts of advice are not only found in everyday life but are also found in dialogues in films. This study discusses the forms of speech acts of advice found in Arabic subtitles in the film Layla Majnun. This study aims to explain the forms of speech acts of advice in Arabic subtitles in the film Layla Majnun based on the theory of speech acts of advice by Martinez Flor (2003). Martinez Flor divides the forms of speech acts of advice into three, namely direct advice, indirect, and conventionally indirect. This research is a qualitative research with a literature study approach. The data source for this research is an Indonesian film entitled Layla Majnun with Arabic subtitles. The purpose of this study is to explain the forms of speech acts of advice in Arabic subtitles in the film Layla Majnun. This study found 19 (nineteen) data of advice speech acts consisting of 1) 18 direct advice speech acts, 2) 1 indirect advice speech act."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aulyrafitri Sylvanix Asmara
"Buku berjudul Wil Je met Mij karya Nanda Roep adalah sebuah buku cerita anak yang bertemakan percintaan. Buku tersebut diterbitkan pada tahun 1998 dan menceritakan tentang seorang anak perempuan bernama Annelies yang jatuh cinta pada teman sekelasnya bernama Stijn, serta Wendy sebagai teman Annelies yang berusaha membantunya. Tuturan direktif banyak diungkapkan oleh tokoh-tokoh dalam cerita ini, khususnya Wendy. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi jenis tindak tutur direktif yang ada pada buku Wil Je met Mij. Dengan demikian, penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif dan teori tindak tutur Searle (1969) sebagai teori utama. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat lima jenis tindak tutur ilokusi direktif dalam buku Wil Je met mij, yaitu tindak tutur perintah, tindak tutur nasihat, tindak tutur saran, tindak tutur permintaan, dan tindak tutur peringatan. Tindak tutur perintah mendominasi tindak tutur dalam buku ini, hal ini dipengaruhi oleh konteks situasi anak-anak, seperti situasi tokoh yang mengekspresikan keinginannya, memberikan instruksi, dan menegaskan kehendak. Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa anak-anak berinteraksi dengan teman sebayanya menggunakan tindak tutur lokusi yang sama dengan tindak tutur ilokusinya.

Wil Je met Mij by Nanda Roep is a children's storybook with a romance theme. The book was published in 1998 and tells the story of a girl named Annelies who falls in love with her classmate named Stijn, and Wendy as Annelies' friend who tries to help her. A lot of directive speech is expressed by the characters in this story, especially Wendy. This study aims to identify the types of directive speech acts in the book Wil Je met Mij. Thus, this research uses qualitative methods with a descriptive approach and Searle's (1969) speech act theory as the main theory. The results of this study show that there are five types of directive illocutionary speech acts in the book Wil Je met Mij, namely command speech acts, advice speech acts, suggestion speech acts, request speech acts, and warning speech acts. Command speech acts dominate the speech acts in this book, this is influenced by the context of the children's situation, such as the situation of the characters expressing their wishes, giving instructions, and asserting their will. In addition, this study also found that children interact with their peers using the same locutionary speech acts as the illocutionary speech acts."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Pratiwi
"Penelitian ini membahas tindak tutur direktif bahasa Jepang dalam anime Gakuen Babysitters. Teori tindak tutur direktif yang dikemukakan oleh Searle menjadi acuan dalam penelitian ini. Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini, yakni menjelaskan tuturan direktif yang disampaikan oleh dewasa kepada anak-anak dan tuturan direktif anak-anak kepada dewasa. Hasil penelitian ini menunjukan tindak tutur direktif dalam anime Gakuen Babysitter diperoleh data berjumlah 81. Tindak tutur direktif oleh dewasa kepada anak-anak berjumlah 44 data, terdiri dari perintah, permintaan, larangan, ajakan, dan izin. Tindak tutur direktif anak-anak kepada dewasa berjumlah 37 data, terdiri dari perintah, permintaan, dan larangan. Tuturan anak-anak cenderung menggunakan kata halus dan santun, seperti penggunaan bentuk ~te kudasai, ~naide kudasai, dan onegai shimasu. Berbeda dengan anak-anak, tuturan dewasa menggunakan bentuk yang terdengar kasar, memaksa dan penggunaanya hanya dapat digunakan oleh orang dengan status lebih tinggi, seperti bentuk ~ro, ~na, ~nasai, dan ~te kure.

This research discusses Japanese directive speech acts in the anime Gakuen Babysitters. The theory of directive speech acts put forward by Searle becomes a reference in this study. The purpose of this research is to explain the directive speech delivered by adults to children and children's directive speech to adults. The results of this study show that directive speech acts in the anime Gakuen Babysitter obtained data totaling 81. Directive speech acts by adults to children amounted to 44 data, consisting of commands, requests, prohibitions, invitations, and permissions. Directive speech acts of children to adults amounted to 37 data, consisting of commands, requests, and prohibitions. Children's speech tends to use subtle and polite words, such as the use of the forms ~te kudasai, ~naide kudasai, and onegai shimasu. In contrast to children, adult speech uses forms that sound harsh, forceful and can only be used by people with higher status, such as the forms ~ro, ~na, ~nasai, and ~te kure."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Erstika Irawati
"Penelitian ini merupakan penelitian kajian pragmatik, yaitu tindak tutur direktif pada percakapan zelfstandig thuisverpleegkundige (perawat mandiri) dan pasien di Veurne, Belgia. Tujuan dari penelitian ini adalah memaparkan jenis-jenis tindak tutur direktif yang terjadi antara perawat dan pasien dan mengidentifikasi jenis tindak tutur yang lebih dominan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan analisis dilakukan untuk mengklasifikasikan tindak tutur direktif yang ditemukan dengan menggunakan teori Bach dan Harnish (1993). Hasil penelitian ini menunjukkan adanya lebih banyak tindak tutur direktif questions dengan jenis ungkapan bertanya, menginterogasi, menyelidiki yang digunakan dalam percakapan perawat mandiri dan pasien dibandingkan dengan tindak tutur direktif lainnya. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai tindak tutur direktif dalam layanan kesehatan

This research is a pragmatic study that is focused on directive speech act of conversations between zelfstandig thuisverpleegkundige and patient in Veurne, Belgium. The aim of this study is to describe the directive speeches between the home nurse and the patient and to find out what kind of directive speech act is more dominant. This research uses descriptive qualitative method and the analysis is done to classify the directive speech acts found into several types of expression using the theory of Bach and Harnish (1993). The result of the research shows that there are more directive questions found which expresse asking, interrogating, and investigating compared to other directive speech acts. This research is expected to provide readers with more knowledge about directive speech acts in health care"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Lestari
"Salah satu unsur pragmatik yang dapat dikaji yaitu tindak ilokusioner. Tulisan ini mengkaji unsur bahasa Arab dalam tindak ilokusioner pada rapat koordinasi SALAM UI. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah tindak ilokusioner apa yang mengandung banyak unsur bahasa Arab dan unsur bahasa Arab apa yang muncul dalam tindak ilokusioner. Metode yang digunakan penelitian ini adalah metode kuantitatif dan kualitatif. Setelah melalui penelitian, diperoleh hasil bahwa tindak ilokusioner yang mengandung banyak unsur bahasa Arab pada rapat koordinasi SALAM UI adalah tindak ilokusioner representatif memberi informasi. Unsur bahasa Arab yang digunakan unsur bahasa Arab dalam tindak ilokusioner adalah nomina, pronomina, dan interjeksi. Fungsi sintaksis unsur bahasa Arab dalam tindak ilokusioner pada ujaran bahasa Indonesia rapat koordinasi SALAM UI adalah subjek.

One of pragmatic substance that could be studied is about speech act. On this occasion, the writer choose to study Arabic language element in the SALAM UI coordination meeting speech act. Issues raised through the kind of speech act that used Arabic language element, word class, and function that dominant used Arabic language element in the SALAM UI coordination meeting speech act. The method used in discussing this speech act is qualitative approach. The research and study results showed that speech act contain Arabic language element in the SALAM UI coordination meeting is representative giving information speech act. Word class that dominant used Arabic language element in speech act are noun, pronominal, and interjaction. The function that used dominant Arabic language element in speech act is subject."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S3
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Nathasyah Putri
"Penelitian ini membahas tindak tutur ilokusi direktif antartokoh dalam film De Slag om de Schelde. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan tujuan memaparkan bentuk kalimat dan fungsi dari tindak tutur ilokusi direktif yang dituturkan antartokoh dalam film itu, terutama tokoh utama yang berperan sebagai anak, kakak, teman, dan pegawai pemerintah. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori tindak tutur ilokusi direktif Searle (1969). Penelitian ini juga mengkaji bentuk tuturan ilokusi direktif yang ditemukan dalam film itu dengan menganalisis struktur kalimat direktif berdasarkan jenis kalimat bahasa Belanda dalam Algemene Nederlands Spraakkunst (https://e-ans.ivdnt.org/). Data diambil dari tuturan setiap tokoh pada film De Slag om de Schelde yang diperoleh dari Netflix. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 4 bentuk kalimat dalam bahasa Belanda yang digunakan sebagai tuturan ilokusi direktif, yakni kalimat deklaratif, interogatif, imperatif, dan eksklamatif. Kemudian, terdapat 5 fungsi dari tuturan tokoh-tokoh, yaitu pertanyaan, permohonan, nasihat, larangan, dan persyaratan.

This study discusses directive illocutionary speech acts between characters in the film De Slag om de Schelde. The method used is descriptive qualitative with the aim of explaining sentence forms and functions of directive illocutionary speech acts spoken between characters in the film, especially the main character who acts as a child, sister, friend, and government employee. The theory used in this research is Searle's directive illocutionary speech act theory (1969). This study also examines the forms of directive illocutionary speech found in the film by analyzing the structure of directive sentences based on the types of Dutch sentences in Algemene Nederlands Spraakkunst (https://e-ans.ivdnt.org/). The data is taken from the speech of each character in the film De Slag om de Schelde obtained from Netflix. The results of the study show that there are 4 forms of sentences in Dutch that are used as directive illocutionary speech, namely declarative, interrogative, imperative, and exclamative sentences. Then, there are 5 functions of the speech of the characters, namely questions, requests, advice, prohibitions, and requirements."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Putri Permatasari
"Pidato adalah salah satu cara komunikasi untuk menyampaikan pemikiran, ide, gagasan, dan informasi dari pembicara. Pidato juga dapat didefinisikan sebagai cara untuk mengekspresikan emosi dan menyatakan isi pikiran dengan suara dan gerakan. Dalam tugas akhir ini, penulis menganalisis pidato Republik Federal Jerman, Angela Merkel yang berjudul Neujahrsansprache der Bundeskanzlerin Merkel für das Jahr 2021. Dalam pidato ini, diperlukan pragmatik untuk membantu proses penyampaian pesan oleh Angela Merkel agar dapat diterima dengan benar dan jelas oleh masyarakat Jerman. Penulis melakukan penelitian berdasarkan teori tindak tutur milik John Rogers Searle (1969) dan George Yule (1996) yang berfokus pada bentuk dan fungsi tindak tutur ilokusi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan deskriptif. Selanjutnya, tuturan yang ditemukan diklasifikasikan menjadi lima kategori yaitu representatif, direktif, ekspresif, komisif dan deklaratif. Dari temuan 46 ujaran terdapat 18 fungsi yaitu sebagai berikut: menginformasikan, memberitahukan, menyatakan, mengingatkan, menegaskan, mengklaim, menyangkal, menyimpulkan, menanyakan, memerintahkan, menyarankan, menjanjikan, mengajak, menyambut, mengucapkan terima kasih, mengucapkan belasungkawa, menyampaikan, harapan dan rasa syukur. Dari sekian banyak ujaran yang telah dianalisis, penulis menemukan tindak tutur ilokusi representatif dengan jumlah yang paling banyak dengan jumlah 46 ujaran dan fungsi menyatakan merupakan fungsi yang paling banyak jumlahnya yakni 18 ujaran.

Speech is a way to convey a thought, idea, information, what the speaker implies and communicate. Speech can also be described as the ability to express emotions and express thoughts with sound and movement. In this final project, the author has analyzed the speech of the German Federal Chancellor, Angela Merkel, titled Neujahrsansprache der Bundeskanzlerin Merkel für das Jahr 2021. In this speech, Pragmatics is needed to assist the process of delivering messages by Angela Merkel so that they can be received correctly and clearly by the German people. The author conducted research based on the speech act theory of John Rogers Searle (1969) and George Yule (1996) which focused on the form and function of illocutionary speech acts. This research uses qualitative and descriptive research methods. Furthermore, the utterances found were classified into five categories, namely representative, directive, expressive, commissive, and declarative. From the findings of 46 utterances, there are 18 functions, namely as follows: informing, notifying, stating, reminding, affirming, claiming, denying, concluding, asking, ordering, suggesting, promising, inviting, welcoming, thanking, expressing condolences, conveying, hoping and gratitude. From the utterances that have been analyzed, the author finds the representative illocutionary speech act with the highest number of 46 utterances and the function of stating is the most numerous function, namely 18 utterances."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Azura Salsabila
"Penelitian ini membahas bentuk respons tindak tutur direktif bahasa Jepang. Data diambil dari drama Burn the House Down. Penelitian dengan metode kualitatif ini menggunakan teori tindak tutur yang dikemukakan oleh J.L Austin yang kemudian disempurnakan oleh John R. Searle dan teori Namatame mengenai bentuk tuturan direktif bahasa Jepang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi bentuk tindak tutur direktif drama Burn the House Down beserta respons yang muncul dari mitra tutur setelah mendengarkan tuturan direktif. Bentuk tindak tutur direktif yang ditemukan dalam penelitian ini adalah perintah, permohonan, larangan, izin, dan anjuran. Berdasarkan hasil analisis, peneliti menemukan sebanyak 83 bentuk tuturan direktif yang terdiri dari 40 perintah, 23 permohonan, 15 larangan, 1 izin, dan 4 anjuran. Bentuk yang sering ditemukan adalah bentuk perintah dibandingkan bentuk lainnya. Kemudian untuk respons mitra tutur ditemukan sebanyak 83 respons yang terdiri dari 49 respons verbal dan 34 respons nonverbal. Respons verbal maupun nonverbal diidentifikasi mengandung maksud tertentu, yaitu menolak tuturan direktif, mematuhi perintah, mengalihkan pembicaraan, tidak membantah maupun menyanggupi tuturan direktif, menolak, dan mengabaikan bermakna kekesalan.

This study discusses the form of Japanese directive speech acts in the drama Burn the House Down and the response form the interlocutors after listening to directive utterances. This qualitative research uses the theory of speech acts put forward by J.L. Austin, which was later perfected by John R. Searle and also using theory by Namatame.  This purpose study is to identify the form of directive speech acts in the drama Burn the House Down and the response form the interlocutors after listening to directive utterances. The forms of directive speech acts found in this study are command, request, prohibition, permission, and suggestion. Based on the analysis, the researcher found 83 forms of directive speech acts consisting of 40 commands, 23 request, 15 prohibitions, 1 permission, and 4 suggestions. The form that is often found is the command form compared to other forms. Regarding the response from the interlocutors, a total of 83 responses were found, consisting of 49 verbal responses and 34 nonverbal responses. Verbal and nonverbal responses were identified as containing certain intentions, namely rejecting directive speech, obeying orders, diverting the conversation, not denying or agreeing with directive speech, refusing, and ignoring meaning annoyed."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>