Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149600 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Farid Mubarok
"Dunia pascakolonialisme Islam masih terus dibayang-bayangi oleh ambisi hegemoni Barat sebagai akibat dari mentalitas panjang kolonialisme dan bias orientalisme. Momentum ketegangan antara dua dunia Islam dan Barat mencapai puncaknya ketika serangan 9/11 mengguncang Amerika Serikat. Melalui propaganda media, Islam menjadi kambing hitam dan diwacanakan sebagai agama yang penuh dengan kekerasan dan menginspirasi terorisme. Sebagai seorang “Kiai” dari kalangan Islam tradisional yang memimpin organisasi masyarakat terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama, Kiai Hasyim Muzadi mengkampanyekan wacana Islam sebagai agama yang damai dan menolak aksi-aksi kekerasan di kancah internasional. Penelitian ini bertujuan untuk 1) meganalisis dan menjelaskan latar belakang peristiwa yang memengaruhi Kiai Hasyim Muzadi dalam melawan hegemoni dunia Barat, terutama Amerika Serikat, di dunia Islam; 2) menjelaskan basis pemikiran yang melatarbelakangi Kiai Hasyim Muzadi dalam melakukan resistensi atas wacana hegemoni dunia Barat, terutama Amerika Serikat, di dunia Islam; 3) menganalisis dan menjelaskan strategi Kiai Hasyim Muzadi dalam merespons aksi hegemonik dunia Barat, terutama Amerika Serikat, atas dunia Islam dalam perspektif studi pascakolonial. Metode penelitian yang digunakan dalam tulisan ini adalah kualitatif dengan pendekatan sejarah intelektual. Penulis menemukan bahwa perlawanan Kiai Hasyim Muzadi dilatarbelakangi oleh peristiwa 9/11 yang berdampak pada meningkatnya Islamofobia di dunia Barat. Beliau mengusung “Islam Rahmatan Lil ‘Alamin” sebagai basis pemikiran sekaligus wacana tandingan melawan wacana Islam radikal yang berkembang dalam internal maupun eksternal Islam. Strategi pascakolonialisme yang dilakukan Kiai Hasyim adalah dengan melakukan mimikri melalui pembentukan International Conference of Islamic Scholars (ICIS) sehingga gagasannya dapat diterima secara lebih luas, khususnya di dunia Barat. Penulis menyimpulkan bahwa perjuangan yang dilakukan oleh Kiai Hasyim dalam melawan hegemoni dunia Barat, terutama Amerika Serikat, atas dunia Islam adalah perjuangan pascakolonialisme dalam upaya menundukkan Timur sebagai subjek yang melawan neokolonialisme Barat.

Islamic postcolonial world still in the behind of Western hegemony’s shadows as the result of long mentality of the colonialism and orientalism bias. The tension between Islamic world and Western world hit its peak momentum by the 9/11 strike which occurred in the United States. By the propaganda of media, Islam was scapegoated and discoursed as the religion of violence and inspired terrorism. As a “Kiai” or traditional Islamic cleric who led the biggest Islamic organization in Indonesia, Nahdlatul Ulama, Hasyim Muzadi was campaigning Islamic discourse in the international stage as a religion of peace which refusing any kind of violence. This article aims to 1) examine and explain the background events which influenced Hasyim Muzadi to fight against Western hegemony, especially the United States, on Islamic world; 2) explain the basis of thoughts which encouraged Hasyim Muzadi to resist the discourse of Western hegemony, especially the United States, on Islamic world; 3) examine and explain the strategy of Hasyim Muzadi to response Western hegemonic acts, especially the United States, on Islamic world with postcolonial studies perspective. This article uses qualitative research with intellectual history approach. The author finds that the resistance of Hasyim Muzadi was driven by the 9/11 event which increased Islamophobia in the Western world. He promoted “Islam Rahmatan Lil ‘Alamin” as the basis of thoughts and counter-discourse resisting Islamic radicalism discourse which developed inside and outside Islamic society. Hasyim Muzadi adopted mimicry as the postcolonial strategy by creating the International Conference of Islamic Scholars so his ideas could be accepted wider, especially in the Western world. The author concludes that the struggle of Hasyim Muzadi to resist Western hegemony, especially the United States, on Islamic world was a postcolonial struggle to make the East as a subject which resisted Western neo-colonialism."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Romi Faslah
"Penelitian tentang konflik polilik kiai NU sangat penting dan masih sedikit jumlahnya. Penelitian ini penting karena di Iingkungan NU, frekwensi konflik politik antar kiai sangat tinggi. Sejarah mencatat, bahwa konflik di kalangan kiai dan elit NU sudah terrjadi mulai ketika NU memutuskan keluar dari Masyumi dan saat NU menjadi partai politik pada tahun l952. Suasana konflik juga terjadi ketika NU masih aktif berfusi di Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada tahun 1973 - I984. Ketika NU memutuskan kembali ke khittah 1926 pada tahun 1984 para kiai dan elit NU juga terlibat konflik politik, dan konflik itu semakin mengeras saat masa reformasi, khususnya pada Pemilihan Presiden 2004 secara langsung.
Dalam penelitian ini difokuskan pada masalah konflik politik kiai NU pada Pemilihan Presiden 2004, khususnya dalam hal pencalonan KH. Hasyim Muzadi sebagai calon wakil presiden. Kontflik politik yang terjadi di kalangan kiai tidak terjadi konflik secara fisik, telapi konflik yang dilatarbelakangi oleh adanya dukung-mendukung para klai terhadap pasangan calon presiden dan wakil presiden tertentu. Pada Pemilu Presiden 2004 yang dilaksanakan secara langsung yang pertama kali di Indonesia membuat para kiai dan elit NU terlibat dalam urusan politik praktis dan perebutan kekuasaan. Minimal ada dua elit yang berlomba untuk merebutkan kekuasaan, di antaranya KH. Hasyim Muzadi, sebagai Ketua Umum Tanfidziyah PBNU, sebagai calon wakii presiden yang mendampingi Megawati, calon presiden dari PDIP. Yang kedua adalah KH. Sholahuddin Wahid. Ketua Tanfidziyah PBNU. sebagai calon wakil presiden mendampingi Wiranto dari Partai Golkar. Untuk menguraikan masalah tersebut, dalam penelitian ini menggunakan teori konflik elit dan teori elit. Kedua teori tersebut digunakan untuk menganalisa tipe konflik yang terjadi di kalangan kiai dan elit NU.
Dengan menggunakan teknik wawancara, mengumpulkan dokumen dan data-data yang berkaitan dengan masalah tersebut yang kemudian dianalisa dengan menggunakan pendekatan analisa kualitatif Dari analisa tersebut penulis menemukan bahwa ada dua faktor dominan yang menyebabkan terjadinya konflik politik kiai NU pada Pemilu Presiden 2004. Pertama, ada dua elit PBNU yang mencalonkan diri menjadi calon wakil presiden sehingga timbul aksi dukung mendukung di antara kiai. Kedua, adanya perbedaan di kalangan elit dan kiai tentang penafsiran tentang teks khittah NU.

The research on political conflict of NU?s Kiais (Islamic Leaders) is important and less in number. This research is important because within NU environment NU, the Frequency of the political conflicts among kiai 'is extremely high. The history recorded that the conflict among kiais and elite of NU occurred since NU decided departing from Masyumi and when NU became political party in 1952. The conflicting atmosphere also happened when NU was still actively in Fusion with the Partai Persatuan Pernbangunan (PPP, Development Unity Party) in 1973 - l984. When NU decided returning to the 1926 khittah (original statement of vision and mission) in l984, the kiais and elite of NU were also involved in such political conflict, and this conflict was in the climax point in the reform era, especially in the 2004 presidency election.
This research focused on the political conflict of NU Kiais in the 2004 Presidency Election, especially in the case of KH. Hasyim Muzadi candidacy as the vice president. The political conflict that occurred among kiai was not physical conflict but grounded on the Kiai support to their president and vice president candidates. The 2004 presidency election that was the first time conducted in Indonesia caused many kiais and elit of NU engaged in the practical political affairs. At least there were two elites who competed to win the power, including KH. Hasyirn Muzadi, the General Chairman of PBNU, as the vice president to accompany Megawati, the president candidate from PDIP. The second figure was KH Sholahuddin Wahid, the Chairman of PBNU, as the vice president to accompany Wiranto From Partai Golkar. To study this case, this research used theory of conflicting elite and the theory of elite. The two theories were employed to analyze the type of conflict which took place among kiai and elite of NU.
Using the interview techniques, the collected document and data related with the problem were analyzed with qualitative analysis approach. From the analysis, the writer found that there were two dominant factors that cause the political conflict of NU?s kiais in the 2004 Presidency Election. First, there were two elite of PBNU who come forward as the president candidate so the one another supporting among the kiais took place. Second, there was difference interpretation of NU Khittah text among the elite and kiais.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T22491
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hafid Fuad
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang pemikiran Hasyim Muzadi dalam mendirikan dan mengembangkan ICIS, pada tahun 2004, 2006, dan 2008. Hasyim Muzadi yang juga membawa nama NU sebagai ormas Islam terbesar di dunia, melakukan amar ma_ruf nahi mungkar secara global melalui peran ulama. Dalam era globalisasi, segala peristiwa yang terjadi akan saling mempengaruhi ke negara lainnya. Maka yang menjadi perhatian penulis disini ialah untuk menjelaskan apa pemikiran Hasyim Muzadi dalam ICIS, bagaimana sejarah ICIS, serta bagaimana dampak ICIS pada tingkat Nasional dan Internasional. Hal tersebut penulis jelaskan dengan menggunakan pendekatan sejarah pemikiran.

Abstract
This study focus to describe about the Hasyim Muzadi_s thought who establish and evolving the ICIS, on 2004, 2006, and 2008. Hasyim Muzadi who carried NU as the biggest Islam mass organization in the world, make amar ma_ruf nahi mungkar to a global level through scholars competently. Due to globalization era, all kind of activity on a country would infectious the other one. From that point, the focus of this study is to describe what is Hasyim Muzadi_s thought role for ICIS, describe how ICIS_s history, and what is the impact on national and international level. All this phenomena would be explained with _history of thought_ approximation method"
2010
S13239
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Sukardi
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985
922.27 HER h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Febri Taufiqurrahman
"Perbedaan makna toleransi yang diyakini dalam tiap diri anggota masyarakat memunculkan pelbagai tindakan yang berbeda-beda. Toleransi yang terlalu ketat akan menimbulkan tindakan radikal, sedangkan toleransi yang terlalu lebar akan menimbulkan tindakan liberal. Disertasi ini membahas konsep toleransi yang digagas oleh K.H. A. Hasyim Muzadi dalam ceramah yang dilakukan selama tahun 1999—2017. Untuk dapat menemukan proposisi-proposisi mengenai toleransi, peneliti menyusun definisi operasional toleransi terlebih dahulu atas dasar banyaknya pengertian toleransi. Adapun definisi operasional toleransi yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada tujuh elemen toleransi, yaitu (1) memiliki rasa hormat, (2) bersikap adil, (3) bertanggung jawab, (4) menerima perbedaan, (5) mengendalikan diri, (6) tidak memaksakan kehendak, dan (7) menciptakan suasana damai. K.H. A. Hasyim Muzadi mengungkapkan topik-topik pengalaman yang secara ideasional, interpersonal, dan tekstual (metafungsional) direalisasikan dalam klausa-klausa yang mengacu pada tujuh elemen toleransi. Topik-topik pengalaman tersebut membangun gagasan-gagasan yang direpresentasikan dalam proposisi-proposisi makro yang terungkap dalam ceramah K.H. A. Hasyim Muzadi. Himpunan gagasan tersebut merealisasikan konsep toleransi yang mengacu pada tujuh elemen toleransi sebagai berikut. Pada ketujuh elemen toleransi tersebut, K.H. A. Hasyim Muzadi mengungkapkan gagasan religiositas diri dan sosial yang direalisasikan dalam konsep perlindungan negara dan kebebasan agama, gagasan keadilan yang direalisasikan dalam konsep sama rata sama rasa, gagasan pemerataan yang direalisasikan dalam konsep sama-sama merasakan, gagasan keberagaman yang direalisasikan dalam konsep yang beda jangan disamakan, yang sama jangan dibedakan, gagasan integritas diri yang direalisasikan dalam konsep kesalehan pribadi harus menjadi kesalehan sosial, gagasan nasionalisme yang direalisasikan dalam konsep payung untuk semua, gagasan ketertiban yang direalisasikan dalam konsep nilai universal agama masuk ke negara dan negara melindungi agama. Temuan pada penelitian ini menunjukkan bahwa konsep toleransi yang digagas oleh K.H. A. Hasyim Muzadi lebih luas dan komprehensif. Artinya, konsep toleransi tidak hanya berkaitan dalam bidang agama, tetapi juga dalam bidang hukum, pendidikan, ekonomi, budaya, bangsa, negara, dan hubungan internasional.

Perbedaan makna toleransi yang diyakini dalam tiap diri anggota masyarakat memunculkan pelbagai tindakan yang berbeda-beda. Toleransi yang terlalu ketat akan menimbulkan tindakan radikal, sedangkan toleransi yang terlalu lebar akan menimbulkan tindakan liberal. Disertasi ini membahas konsep toleransi yang digagas oleh K.H. A. Hasyim Muzadi dalam ceramah yang dilakukan selama tahun 1999—2017. Untuk dapat menemukan proposisi-proposisi mengenai toleransi, peneliti menyusun definisi operasional toleransi terlebih dahulu atas dasar banyaknya pengertian toleransi. Adapun definisi operasional toleransi yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada tujuh elemen toleransi, yaitu (1) memiliki rasa hormat, (2) bersikap adil, (3) bertanggung jawab, (4) menerima perbedaan, (5) mengendalikan diri, (6) tidak memaksakan kehendak, dan (7) menciptakan suasana damai. K.H. A. Hasyim Muzadi mengungkapkan topik-topik pengalaman yang secara ideasional, interpersonal, dan tekstual (metafungsional) direalisasikan dalam klausa-klausa yang mengacu pada tujuh elemen toleransi. Topik-topik pengalaman tersebut membangun gagasan-gagasan yang direpresentasikan dalam proposisi-proposisi makro yang terungkap dalam ceramah K.H. A. Hasyim Muzadi. Himpunan gagasan tersebut merealisasikan konsep toleransi yang mengacu pada tujuh elemen toleransi sebagai berikut. Pada ketujuh elemen toleransi tersebut, K.H. A. Hasyim Muzadi mengungkapkan gagasan religiositas diri dan sosial yang direalisasikan dalam konsep perlindungan negara dan kebebasan agama, gagasan keadilan yang direalisasikan dalam konsep sama rata sama rasa, gagasan pemerataan yang direalisasikan dalam konsep sama-sama merasakan, gagasan keberagaman yang direalisasikan dalam konsep yang beda jangan disamakan, yang sama jangan dibedakan, gagasan integritas diri yang direalisasikan dalam konsep kesalehan pribadi harus menjadi kesalehan sosial, gagasan nasionalisme yang direalisasikan dalam konsep payung untuk semua, gagasan ketertiban yang direalisasikan dalam konsep nilai universal agama masuk ke negara dan negara melindungi agama. Temuan pada penelitian ini menunjukkan bahwa konsep toleransi yang digagas oleh K.H. A. Hasyim Muzadi lebih luas dan komprehensif. Artinya, konsep toleransi tidak hanya berkaitan dalam bidang agama, tetapi juga dalam bidang hukum, pendidikan, ekonomi, budaya, bangsa, negara, dan hubungan internasional."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukamto
Jakarta: LP3ES, 1999
306.6 SUK k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Turmudi
Yogyakarta: Lembaga Kajian Islam dan Studi (LKiS), 2004
297.67 END p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Turmudi
Yogyakarta: LKis, 2003
297.08 END p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Emha Ainun Nadjib, 1953-
Jakarta: Kompas, 2007
899.221 4 EMH k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Emha Ainun Nadjib, 1953-
Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2016
899.221 4 EMH k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>