Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 213436 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Daniyah Al Fauziyah
"Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang menjadi salah satu penyebab utama kematian dini di dunia, sehingga manajemen hipertensi menjadi hal penting. Literasi Kesehatan menjadi salah satu hal yang menurut penelitian berkontribusi pada manajemen penyakit hipertensi. Literasi Kesehatan dan perkembangannya yang dinamis belum dapat mendefinisikan posisi pengetahuan dan kaitannya dengan literasi kesehatan. Tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang hipertensi dan literasi kesehatan pada pasien hipertensi di Puskesmas Wilayah Kepulauan Seribu. Penelitian ini dilakukan dengan desain cross sectional pada 118 sampel yang merupakan pasien hipertensi di Puskesmas Wilayah Kepulauan Seribu yang diperoleh dengan teknik convenience sampling. Pengambilan data dilakukan dengan instrument Hypertension Knowledge-Level Scale (HK-LS) untuk mengukur pengetahuan dan instrument The European Health Literacy Survey Questionnaire (HLS-EU-Q-16) untuk mengukur literasi kesehatan. Hasil penelitian didapatkan karakteristik responden didominasi oleh usia di atas 40 tahun dan jenis kelamin perempuan. Pengetahuan berada pada median 21 (95% CI 20.48-20.86) dan literasi kesehatan pada median 54 (95% CI 54.10-54.75). Penelitian ini menunjukkan bahwa adanya faktor lain yang berkontribusi pada tingginya literasi kesehatan pada penderita hipertensi di Kepulauan Seribu. Pengetahuan dan literasi kesehatan yang sudah tinggi menjadi potensi penguatan promosi kesehatan pada dewasa hipertensi di Kepulauan Seribu agar terbentuk manajemen kesehatan yang baik. Peran tenaga kesehatan dan akses informasi yang sudah baik perlu diimbangi dengan penguatan intervensi keterampilan manajemen hipertensi pada masyarakat di Kepulauan Seribu.

Hypertension is considered one of the deadliest non-transmitting diseases; thus, the importance of hypertension management must be acknowledged. Study shows that health literacy has become one of the most contributing factors to hypertension management. Health literacy and its dynamic development are still unable to find the correlation between science and health literacy. This research is aimed to find the level of knowledge on hypertension and health literacy in patients with hypertension at Kepulauan Seribu's Community Health Center. The method used is cross-sectional design of 118 samples, which are patients from hypertension at Kepulauan Seribu's Community Health Center, collected using the convergence sampling technique. Sampling is done using the Hypertensional Knowledge-Level Scale (HK-LS) instrument to measure knowledge and The European Health Literacy Survey Questionnaire (HLS-EU-Q-16) to assess health literacy. According to the result, it is shown that female over 40 years of age dominates the sample characteristics. Knowledge sits at a median of 21 (95% CI 20.48-20.86), and health literacy is at a median of 54 (95% CI 54.10-54.75). This research has shown that other factors contribute to the high level of knowledge possessed by people with hypertension in Kepulauan Seribu. A high level of knowledge and health literacy should potentially strengthen adult health promotion, especially those with hypertension, for better health management. Medical workers' excellent effort and proficient access to information should be balanced with the skill intervention of hypertension management among Kepulauan Seribu residents."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sahroni
"Studi terdahulu telah menunjukkan hubungan yang positif antara literasi kesehatan dengan status kesehatan serta pemanfaatan layanan kesehatan, namun belum banyak penelitian mengenai literasi kesehatan pada penderita hipertensi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan sosial yang mempengaruhi tingkat literasi kesehatan pada pasien hipertensi di Puskesmas Kota Cilegon, Banten. Dengan menggunakan disain potong lintang, penelitian ini mengambil data dari pasien hipertensi di delapan puskesmas di Kota Cilegon (n=138). Pengukuran literasi kesehatan dilakukan menggunakan instrumen Health Literacy Scale European Union dengan 16 pertanyaan yang telah diadaptasi.  Analisis dilakukan menggunakan model regresi linier ganda dengan literasi kesehatan sebagai variabel dependen dan determinan sosial seperti jenis kelamin, kelompok usia, pendidikan, penghasilan, dan pekerjaan sebagai variabel independen. Hasil penelitian menunjukkan rerata skor literasi kesehatan pada penderita hipertensi adalah 58.4 (SD=14.2) dari skala 100. Hasil analisis regresi linier ganda menunjukkan hubungan yang bermakna antara skor literasi kesehatan dengan usia (b=-6.1, SE=1.8, p=0.01), pendidikan (b=12.5, SE=2.7, p<0.001), penghasilan (b=9.1, SE=2.2, p<0.001) dan pengetahuan hipertensi(b=14,4 SE=1,5, p<0.001)  Hasil ini mengindikasikan perlunya penanganan ekstra pada penderita hipertensi yang berusia lanjut, berpendidikan kurang dari SMA, berpenghasilan di bawah upah minimum regional dan pengetahuan hipertensi yang kurang.

Previous studies have shown positive association between health literacy and access to health care systems as well as health outcomes. However, research assessing such association among hypertension patients in Indonesia is limited.This study aimed to assess social determinants for health literacy among hypertension patients in Cilegon, the capital city of Banten Province, Indonesia. Data for this cross sectional study were collected using face to face interviews with quota based samples from registered patients of eight community health centers (n=138). Multiple regression was conducted to assess the association of health literacy and social determinants (i.e., sex, age, education, income, and employment status). Univariate analysis showed that the average score of health literacy was 58.4 (SD=14.2) on a scale of 100. Bivariate analysis showed positive associations between health literacy with all independent variables, except for sex and employment status. Multiple linear regression showed that patients health literacy was significantly associated with age (=-6.1, SE=1.8, p=0.01), education (=12.5, SE=2.7, p<0.001), and income (=9.1, SE=2.2, p<0.001). Results showed that doctors and health care workers need to provide extra treatment for hypertension patients who are older, have education below high school, and have limited income."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53927
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sofyan Dwi Fathurrahman
"Kurangnya pemanfaatan ehealth dalam program pencegahan dan pengendalian hipertensi di Kota Depok belum selaras dengan misi pembangunan Kota Depok 2021-2026 untuk menciptakan pelayanan publik yang modern dan pembangunan infrastruktur berbasis teknologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran literasi kesehatan digital pada klien hipertensi di Kota Depok. Metode penelitian ini adalah studi deskriptif menggunakan kuesioner I- eHEALS dengan teknik cluster sampling pada klien hipertensi di lima kelurahan dengan estimasi populasi klien hipertensi tertinggi di Kota Depok sebanyak 100 sampel. Hasil penelitian menunjukan bahwa klien hipertensi di Kota Depok sebagian besar adalah kelompok usia dewasa muda atau 41–65 tahun (64%), berjenis kelamin perempuan (72%), tingkat pendidikan menengah (SMP, SMA, atau sederajat) (59%), dan menggunakan Youtube sebagai sumber informasi kesehatan digitalnya (25%). Selain itu, diketahui juga literasi kesehatan digital klien hipertensi di Kota Depok sebesar 26. Kesimpulan penelitian ini adalah literasi kesehatan digital klien hipertensi di Kota Depok cenderung lebih tinggi pada kelompok dewasa muda, jenis kelamin perempuan, pendidikan tinggi, dan menggunakan aplikasi kesehatan online sebagai sumber informasi kesehatan digitalnya, serta masih kurangnya kemampuan klien hipertensi di Kota Depok untuk menilai, mengevaluasi, dan kepercayaan diri dalam penggunaan informasi kesehatan digital. Rekomendasi peneliti adalah dilakukannya promosi literasi kesehatan digital dan dikembangkannya sumber informasi kesehatan digital yang berfokus pada manajemen perawatan diri klien hipertensi.

The lack of ehealth utilisation in hypertension prevention and control programmes in Depok City is not yet aligned with Depok City's 2021-2026 development mission to create modern public services and technology-based infrastructure development. This study aims to identify the digital health literacy in hypertensive clients in Depok City. The research method is a descriptive study using the I- eHEALS questionnaire with cluster sampling technique on hypertensive clients in five urban villages with the highest estimated population of hypertensive clients in Depok City as many as 100 samples. The results showed that hypertensive clients in Depok City were mostly young adults or 41-65 years old (64%), female (72%), secondary education level (junior high school, high school, or equivalent) (59%), and used Youtube as a source of digital health information (25%). In addition, it is also known that the level of the digital health literacy of hypertensive clients in Depok City is 26. The conclusion of this study is that the digital health literacy of hypertensive clients in Depok City tends to be higher in the young adult group, female gender, higher education, and using online health applications as a source of digital health information, and there is still a lack of ability of hypertensive clients in Depok City to assess, evaluate, and confidence in the use of digital health information. The researcher's recommendation is to promote digital health literacy and develop digital health information sources that focus on self-care management of hypertensive clients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Destin Kurniawati
"Latar Belakang: Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah global dewasa ini ini. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya penderita hipertensi di dunia pada tahun 2015 adalah 1,13 miliar dan prevalensi di Indonesia adalah 34% pada tahun 2018. Angka hipertensi masih tinggi dan penanganan hipertensi masih kurang menjadi masalah klien dengan hipertensi berisiko mengalami komplikasi. Kemampuan literasi kesehatan klien merupakan faktor penting dalam manajemen hipertensi. Tujuan: Mengetahui hubungan antara literasi kesehatan dan gaya hidup pada klien dewasa hipertensi di Puskesmas Rangkap Jaya Baru. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan desain penampang. Hasil: Nilai p hasil uji korelasi gamma antara literasi kesehatan dengan gaya hidup 0,028. Kesimpulan: Ada hubungan antara literasi kesehatan dengan gaya hidup klien dewasa hipertensi karena implikasi literasi kesehatan adalah responden dapat menggunakan layanan kesehatan dan memahami manajemen penyakit. Sehingga semakin baik literasi kesehatan responden maka semakin baik gayanya kehidupan responden menjadi lebih baik.

Background: Hypertension is a disease that has become a global problem today. This is evidenced by the number of hypertension sufferers in the world in 2015
is 1.13 billion and the prevalence in Indonesia is 34% in 2018. The hypertension rate is still high and handling hypertension is still less of a problem for clients with hypertension at risk of experiencing complications. The client's health literacy ability is an important factor in hypertension management. Objective: To determine the relationship between health literacy and lifestyle in hypertensive adult clients at Puskesmas Rangkap Jaya Baru. Research Methods: This study used a cross-sectional design. Results: The p value of the gamma correlation test results between health literacy and lifestyle is 0.028. Conclusion: There is a relationship between health literacy and lifestyle of adult clients with hypertension because the implication of health literacy is that respondents can use health services and understand disease management. So that the better the respondent's health literacy, the better the respondent's life style is getting better.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imelda Sussanti Nailius
"Tuberkulosis merupakan salah satu prioritas utama masalah kesehatan saat ini dengan jumlah kasus yang diobati dan dilaporkan di Indonesia masih dibawah target nasional pada tahun 2021. Angka keberhasilan pengobatan tuberkulosis di Kota Kupang dilaporkan dalam empat tahun terakhir belum tercapai secara optimal. Salah satu faktor ketidakberhasilan minum obat disebabkan karena jangka waktu minum obat yang lama yang memungkinkan untuk terjadi ketidakpatuhan dalam minum obat. Ketidakpatuhan dalam minum obat dapat menyebabkan kegagalan dalam pengobatan, pengobatan ulang maupun resisten terhadap obat. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan determinan sosial dan literasi kesehatan dengan kepatuhan minum obat penderita tuberkulosis di Kota Kupang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional yang dilakukan pada penderita tuberkulosis yang sedang menjalani pengobatan di puskesmas di Kota Kupang. Data dikumpulkan dengan cara pengisian kuesioner secara online (self administered survey) pada 126 penderita tuberkulosis yang sedang menjalani pengobatan di 11 puskesmas di Kota Kupang. Data dianalisis menggunakan uji regresi logistik sederhana dan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menemukan 23,8 % penderita tuberkulosis tidak patuh dalam minum obat tuberkulosis. Variabel literasi kesehatan (p=0,008) dan umur responden (p=0,029) dengan p-value <0,05 dinyatakan berhubungan signifikan dengan kepatuhan minum obat penderita tuberkulosis. Literasi kesehatan menjadi variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi kepatuhan minum obat penderita tuberkulosis setelah di kontrol oleh variabel umur, pendidikan dan pendapatan. Pentingnya kolaborasi terintegrasi antara berbagai lembaga terkait untuk melakukan edukasi terkait tuberkulosis lewat berbagai media dapat meningkatkan literasi kesehatan masyarakat dan kepatuhan minum obat tuberkulosis.

Tuberculosis is one of the most challenging public health issues at the moment, with the number of cases being treated and reported in Indonesia still falling short of the national objective for 2021. In the last four years, the success rate for tuberculosis treatment in Kupang City has not been optimal. One of the reasons people fail to take medication is because they have been taking it for a long time, which allows for non-compliance. Nonadherence in taking medication can lead to treatment failure, re-treatment or drug resistance. The purpose of this study was to determine the relationship between social determinants and health literacy with medication adherence for tuberculosis patients in Kupang City. This study is a cross-sectional quantitative study that was carried out on tuberculosis patients receiving care at a medical facility in Kupang City. Data were collected by filling out online questionnaires (self-administered survey) on 126 tuberculosis patients who were undergoing treatment at 11 health centers in Kupang City. Simple logistic regression and multiple logistic regression were used to analyze the data. According to the study's findings, 23.8 percent of tuberculosis patients did not take their tuberculosis medications. Health literacy variables (p=0.008) and respondent age (p=0.029) with p-value 0.05 were shown to be significantly related to tuberculosis patients' medication adherence. After adjusting for age, education, and income, health literacy emerged as the most influential variable in affecting medication adherence in tuberculosis patients. The significance of integrated collaboration among multiple associated entities to undertake tuberculosis education through various media can improve public health literacy and adherence to tuberculosis medications."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Meitasari
"Berbagai permasalahan kesehatan termasuk di Maluku diduga berhubungan dengan literasi kesehatan. Beberapa studi menyatakan masih terdapat tingkat literasi kesehatan yang terbatas, termasuk pada mahasiswa. Penelitian tentang literasi kesehatan pada mahasiswa khususnya di Indonesia bagian timur, masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat literasi kesehatan pada mahasiswa program sarjana reguler di Universitas Pattimura dan faktor-faktor yang berhubungan dengannya. Penelitian ini merupakan analisis data sekunder dari Studi Literasi Kesehatan 2019 dengan sampel mahasiswa sarjana angkatan 2018 dari 9 fakultas di Universitas Pattimura (n=356) dengan desain potong lintang. Pengukuran literasi kesehatan dilakukan menggunakan instrumen European Health Literacy Survey Question 16 (HLS-EU-Q16) yang telah diadaptasi ke dalam konteks dan Bahasa Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat literasi kesehatan terbatas dengan rata-rata skor sebesar 32,94 (SD=6,81) skala 0-50. Faktor yang berhubungan dengan tingkat literasi kesehatan adalah suku orang tua (p=0,002), kepemilikan asuransi kesehatan (p=0,029), dan riwayat penyakit (p=0,001). Faktor yang paling dominan adalah riwayat penyakit. Diperlukan intervensi yang bersifat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan literasi kesehatan pada mahasiswa.

Various health issues, notably in Maluku, are thought to be linked to health literacy. Several studies state that there is still a limited level of health literacy, including among students. Research on health literacy among students, particularly in eastern Indonesia, is still limited. This research aims to determine the level of health literacy among regular undergraduate students at Pattimura University and the factors related to it. This research is a secondary data analysis from the 2019 Health Literacy Study with a sample of 2018 undergraduate students from 9 faculties at Pattimura University (n=356) with a cross-sectional design. Health literacy was measured using the European Health Literacy Survey Question 16 (HLS-EU-Q16) instrument which has been adapted to the Indonesian context and language. The results of this study show a limited level of health literacy with an average score of 32.94 (SD=6.81) on a scale of 0-50. Factors related to the level of health literacy were parents' ethnicity (p=0.002), health insurance ownership (p=0.029), and medical history (p=0.001). The most dominant factor is medical history. Interventions are needed that increase knowledge and skills to increase health literacy in students."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dani Firmansyah
"ABSTRAK
Transisi epidemiologi yang ditandai dengan tingginya prevalensi merokok pada laki-laki (75.33%) dan prevalensi hipertensi (24.97%) di Kota Banjar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan merokok dan hipertensi dengan menggunakan desain case control. Jumlah sampel penelitian sebanyak 129 kasus dan 129 kontrol, dimana kasus dan kontrol dipilih berdasarkan status hipertensi pada pasien laki-laki berusia ≥ 18 tahun yang berobat ke puskesmas di Kota Banjar periode 25 April sampai 27 Mei 2014. Hasil penelitian menunjukan bahwa laki-laki berusia ≥ 18 tahun yang merokok berisiko 1.19 kali lebih besar menderita hipertensi dibandingkan dengan laki-laki berusia ≥ 18 tahun yang tidak merokok setelah dikontrol variabel tingat stress dan konsumsi makanan tinggi garam (95%CI 0.60-2.36). Diperlukan intensifikasi dan inovasi upaya promosi kesehatan tentang bahaya rokok kepada masyarakat

ABSTRACT
Epidemiological transition characterized by a high prevalence of smoking in males (75.33%) and the prevalence of hypertension (24.97%) in Banjar. This study aimed to determine the association between smoking and hypertension by using case-control design. The number of samples are 129 cases and 129 controls, in which cases and controls were selected based on status of hypertension in male patients aged ≥ 18 years who went to the clinic in Banjar period April 25 to May 27, 2014. Results showed that men aged ≥ 18 years who smoke 1.19 times greater risk of suffering from hypertension compared with men aged ≥ 18 years who do not smoke after the controlled variables of stress level and consumption offoods high insalt (95% CI 0.60-2.36). Intensification and innovation needed health promotion efforts about the dangers of smoking to society."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas indonesia, 2014
T42084
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghini Alfikra
"Hipertensi adalah salah satu penyakit tidak menular yang berkontribusi pada sebagian besar kematian di dunia. Sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama, puskesmas berperan dalam tindakan preventif, promotif, dan kuratif terhadap hipertensi. Praktik kolaborasi interprofesi menjadi salah satu faktor yang berkontribusi pada penatalaksanaan klien hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana persepsi tenaga kesehatan terhadap praktik kolaborasi interprofesi dalam penanganan klien hipertensi di Kota Bekasi. Penelitian dilakukan di 9 Puskesmas di Kota Bekasi, yaitu dokter, perawat, bidan, apoteker/ asisten apoteker, kesehatan masyarakat, dan ahli gizi. Desain penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif cross-sectional, sampel 112 responden dengan teknik quota sampling. Instrumen yang digunakan adalah Perception of Collaboration Model Questionnaire (PINCOM-Q) versi Bahasa Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan persepsi kolaborasi interprofesi pada kategori baik (50,9%) dan kurang baik (49,1%). Hasil penelitian dapat menjadi landasan bagi tenaga kesehatan untuk mengevaluasi praktik kolaborasi interprofesi pada pelayanan hipertensi.

Hypertension is a non-communicable disease that contributes to the majority of deaths in the world. As a first-level health service facility, community health centers play a role in preventive, promotive, and curative measures against hypertension. The practice of interprofessional collaboration is one of the factors that contribute to the management of hypertensive clients. This study aims to identify the perceptions of health workers regarding the practice of interprofessional collaboration in treating hypertensive clients in Bekasi City. The research was conducted at 9 Community Health Centers in Bekasi City, namely doctors, nurses, midwives, pharmacists/pharmacist assistants, public health, and nutritionists. This research design uses a cross-sectional descriptive research design, a sample of 112 respondents using a quota sampling technique. The instrument used was the Indonesian version of the Perception of Collaboration Model Questionnaire (PINCOM-Q). The research results show that perceptions of interprofessional collaboration are in the good (50.9%) and poor (49.1%) categories. The results of the research can be a basis for health workers to practice interprofessional collaboration in hypertension services."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Nurhayati
"ABSTRAK
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko penyakit jantung, stroke dan menjadi salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia. Keberadaan penyakit ini seringkali tidak disadari oleh penderita sehingga dikenal sebagai pembunuh diam-diam (silent killer). Jumlah penderita hipertensi setiap tahun semakin meningkat, sehingga dibutuhkan suatu program untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang penyakit hipertensi.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh mengukur tingkat pengetahuan pasien penderita hipertensi tentang definisi, gejala, penyebab, akibat yang ditimbulkan, dan cara pengobatan hipertensi sebagai upaya untuk mengembangkan media promosi kesehatan bagi pasien penderita hipertensi. Penelitian ini bersifat deskriptif.
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien tentang hipertensi digunakan
kuesioner Pengetahuan Hipertensi. Penelitian dilakukan di Poliklinik Rawat Jalan Bagian Penyakit Dalam, RSPAD Gatot Soebroto Jakarta. Jumlah sampel penelitian adalah 77 orang terdiri dari 37 orang wanita dan 40 orang pria. Berumur antara 43-63 tahun, berasal dari jenjang pendidikan SD, SMP, SMA, 03 dan S I.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan pasien tentang hipertensi berada pada kategori Sedang. Sehingga kesimpulan yang bisa diambil adalah masih dibutuhkan promosi kesehatan tentang hipertensi untuk meningkatkan pengetahuan pasien hipertensi. Media promosi kesehatan yang akan dikembangkan, memuat informasi mengenai definisi hipertensi, gejala, pencegahan, pengobatan dan penyakit lain yang diakibatkan oleh hipertensi. Media promosi kesehatan yang akan dikembangkan adalah berbentuk leaflet.

ABSTRACT
Hypertension or high blood pressure is a risk factor for heart disease, stroke, and the leading cause of death in the world. Most people are not aware that they have hypertension because of a general lack of symptoms until major complications arise. Hypertension is a silent killer because it is deadly and has no early significant symptoms. Each year the number of patients with hypertension increase significantly. So, it needs a program to increase people awareness and knowledge about hypertension.
The aim of this study is to asses patients knowledge in definitions, symptoms, causes, effect ilness, and treatment for hypertension disease. Those information can be use for developing health promotion for hypertenssive patients. This study using descriptive study.
The Hypertension Knowledge questionaire used to measure the level of patients knowledge about hypertension. This study was conducted in RSPAD Gatot Soebroto Jakarta. The sample of this study were 77 hypertensive patients (37 female and 40 male), with age between 43-63 years old, and education from SD, SMP, SMA, D3, and S1.
The level of patients knowledge about hypertension is in average level. The patients need health promotion's media that can be practical, easy to read, and include some information about definitions, symptom, causes, effect ilness, and treatment about hypertension. The result from this study is a hypertension leaflet for health promotion's media to hypertensive patients."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
T38445
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Editha Aldillasari Rodianto
"Literasi kesehatan merupakan salah satu upaya promosi kesehatan dalam mencegah dan menurunkan perilaku berisiko penyakit tidak menular yang kini banyak menyerang usia remaja akhir dan dewasa muda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat literasi kesehatan pada mahasiswa program sarjana di Universitas Halu Oleo (UHO) dan faktor-faktor yang berhubungan dengannya. Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan data sekunder dari Studi Literasi Kesehatan 2019 (n=341). Desain penelitian yang digunakan merupakan penelitian potong lintang (cross-sectional). Pengukuran literasi kesehatan menggunakan Health Literacy Scale European Union (HLS-EU-Q16) yang berisi 16 pertanyaan yang telah diadaptasi. Analisis menggunakan regresi linier berganda dengan literasi kesehatan sebagai variabel terikat dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, seperti jenis kelamin, status tempat tinggal, suku, uang saku, akses informasi kesehatan, dan kepemilikan asuransi kesehatan sebagai variabel bebas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat literasi kesehatan mahasiswa UHO tergolong cukup baik (M= 46,55; SD=7,376). Hasil regresi linier berganda menunjukkan hubungan yang signifikan antara akses informasi kesehatan (β=0.17, p=0.001) dan kepemilikan asuransi kesehatan (β=0.12, p=0.017) dengan status tempat tinggal sebagai variabel perancu. Koefisien determinasi pada penelitian ini didapatkan sebesar 5% yang menandakan hubungan yang lemah antara literasi kesehatan dan faktor-faktor yang berhubungan. Diperlukan upaya pengembangan program edukasi, khususnya terkait literasi kesehatan interaktif dan kritikal dalam meningkatkan literasi kesehatan pada mahasiswa UHO.

Health literacy is one of the health promotion efforts in preventing and reducing the risk behavior of non-communicable diseases that nowadays attack late adolescents and young adults. This study aims to determine the level of health literacy among undergraduate students at Halu Oleo University (UHO) and the factors related to it. This research is a cross-sectional study and uses secondary data from Health Literacy Study 2019 (n=341). Health literacy measurement uses the European Union's Health Literacy Scale (HLS-EU-Q16) contains 16 questions that have been adapted. The analysis uses multiple linear regression with health literacy as the dependent variable and the factors that influence it, such as gender, residence status, ethnicity, pocket money, access to health information, and ownership of health insurance as independent variables. The results showed that the health literacy level of UHO students was quite good (M=46.55; SD=7.376). The results of multiple linear regression showed a significant relationship between access to health information (β=0.17, p=0.001) and ownership of health insurance (β=0.12, p=0.017) with residence status as a confounding variable. The coefficient of determination in this study was obtained at 5% which means a weak relationship between health literacy and related factors. Efforts are needed to develop educational programs related to interactive and critical health literacy in improving health literacy in UHO students."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>