Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 89523 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mirza Alim Mutasodirin
"Penelitian pada pengolahan bahasa manusia tentang resolusi kata ganti yang membutuhkan penalaran menjadi sangat penting agar mesin mampu menyelesaikan tugas dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi dari resolusi kata ganti biasa. Mesin dituntut untuk mampu menyelesaikan tugas tersebut yang membutuhkan penalaran seperti yang dimiliki otak manusia. Penelitian tentang ini sudah berjalan selama satu dekade terakhir pada Bahasa Inggris, yang disebut dengan the Winograd Schema Challenge (WSC). Namun, sepanjang pencarian kami, belum ditemukan sama sekali penelitian tentang ini pada Bahasa Indonesia. Kami menginisiasi penelitian tentang WSC pada Bahasa Indonesia dengan membangun dataset baru yang diadaptasi dari dataset WSC berbahasa Inggris yang sudah ada. Dataset baru ini diberi nama IndoGrad (Indonesian Winograd). IndoGrad memiliki 1.134 data latih, 284 data validasi, dan 318 data uji dengan format cloze-style. Untuk menguji kelayakan data ujinya, IndoGrad diujikan kepada tiga orang manusia pemegang gelar sarjana dan disimpulkan bahwa data ujinya bisa dijawab oleh manusia dengan akurasi tinggi. Performa manusia secara Full-Agreement yang didapatkan adalah 94,0% akurasi dan secara Majority-Agreement adalah 97,8% akurasi. Kelayakan data latihnya disimpulkan dari bisanya data latih dipelajari oleh model sehingga mendapatkan training accuracy mendekati 100%. Dua belas pretrained models berbasis BERT diuji untuk mengukur performa mereka terhadap dataset ini. Performa deep learning model terbaik yang didapatkan adalah 62,58% akurasi oleh IndoBERT-Large dan 68,86% akurasi oleh XLM-RoBERTa-Large. Hasil ini masih jauh dari performa manusia dan perlu penelitian lebih lanjut di masa depan.

Natural Language Processing (NLP) study on coreference resolution with commonsense reasoning becomes very important to make machines capable of tackling high-difficulty coreference resolution. Machines are required to complete the task that needs reasoning, like the human brain. Study on this topic has been running for the last decade on English, named the Winograd Schema Challenge (WSC). However, as far as our search goes, we did not find any study on this in Indonesian. We initiate the first study about WSC in Indonesian by building a new dataset adapted from the previouly available English WSC dataset. This new dataset is named as IndoGrad (Indonesian Winograd). IndoGrad has 1,134 training data, 284 validation data, and 318 testing data in cloze-style format. To determine the feasibility of the testing data, IndoGrad was tested on three humans holding bachelor's degrees and it was concluded that the testing data could be answered by humans with high accuracy. The human performance achieved are 94,0% Full-Agreement Accuracy and 97,8% Majority-Agreement Accuracy. The feasibility of the training data is concluded from its ability to be studied by the model so that the training accuracy is close to 100%. Twelve BERT-based pretrained models were tested to measure their performance against this dataset. The best deep learning model performance achieved are 62,58% accuracy by IndoBERT-Large and 68,86% accuracy by XLM-RoBERTa-Large. This result is far from human performance and it needs further study in the future."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inne Kasuargi
"Dalam skripsi ini dibahas penterjernahan kata ganti penghubung qui dan que yang berpadanan zero dalam bahasa Indonesia. Mungkin perlu dijelaskan terlebih dahulu tentang padanan zero tersebut. Kata ganti penghubung qui dan que mempunyai kesejajaran formal dalam bahasa Indonesia ialah 'yang' dan memang sebagian besar dari kata ganti penghubung yang kami temukan dalam korpus berpadanan 'yang' dalam bahasa Indonesia. Probabilitas perpadanan yang kami peroleh: qui = yang .74 dan que = yang .77. Tetapi dalam hal-hal tertentu padanan kata ganti penghubung tersebut tidak muncul secara eksplisit dalam BI. Inilah yang disebut padanan zero. Probabilitas perpadanannya : gui = 26 dan que = 23. Selanjutnya kami meneliti bagaimanakah bentuk padanan zero itu sebenarnya, hanya memiliki satu bentuk atau bermacam-macam perwujudannya dalam bahasa Indonesia. Untuk penelitian ini digunakan korpus yang berupa dua buah buku cerita anak-anak, yakni Quatre Chats et le Diable dan Le Jongleur A 1'Etoile karangan Paul-Jacques Bonzon yang diterjemahkan oleh Sundari Hoesen masing-masing dengan judul Kucing dan Hantu dan Pemain Mandolin Berbintang Emas. Di sini dipergunakan teori terjemahan dari Nida&Taber dan Catford, dan teori."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1979
S14374
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aveling, Harry
Magelang : Indonesiatera, 2003
899.221 AVE r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jeffa Fadhilah
Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1984
S2523
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya F. Suratmas
"Berdasarkan hasil analisis pada bab terdahulu dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk mendapatkan terjemahan yang baik, KGR BSu tidak selalu harus diterjemahkan menjadi KGR juga dalam BSa. Struktur kalimat BSu dapat dipakai dalam BSa dengan tidak menimbulkan ketidakwajaran atau kekakuan. Jenis KGR yang terdapat dalam kelompok ini ialah who, which, dan that, yang mempunyai peran subjektif dalam klausa relatif; which yang mempunyai peran objektif dalam klausa relative yang kata kerjanya berbentuk pasif; where; dan KGR dengan konstruksi preposisi + KGR yang dapat disamakan dengan KGR where karena menunjukkan tempat juga. Who, which dan that diterjemahkan menjadi KGR yang, sedangkan where dan preposisi + KGR, yang dapat disamakan dengan KGR where, diterjemahkan menjadi KGR di mana atau tempat_"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1982
S14223
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jeannetta L. Suhendro
"Dalam kesimpulan analisis dapat kita lihat bah_wa, responden menggunakan pola yang kurang lebih sama dalam menggunakan kata ganti orang II tunggal dalam Bahasa Prancis mau pun Bahasa Indonesia. Persamaan ini misalnya saja: dalam menyapa 02 yang lebih tua akan selalu digunakan bentuk hormat, sekali pun hubungan responden dengan 02 tersebut akrab. Hal ini merupakan kasus yang kurang umum di mata orang Prancis, karena di kalangan mereka dewasa ini sudah umum untuk memang_gil ayah atau orang yang lebih tua lainnya dengan kata sapaan T , dan tidak harus V . Penggunaan V oleh responden_ mungkin disebabkan oleh pengaruh kebudayaan Indonesia, di mana orang yang lebih tua harus selalu dihormati. Persamaam lainnya adalah bahwa baik M/Mme/ Mlle mau pun IK/NL biasanya digunakan oleh responden bersama-sama dengan Nama . Hal ini juga meru_pakan kasus yang agak janggal di mata orang Francis, karena mereka tidak biasa menyapa 02 dengan M/Mme/ Mlle + Nama . Melihat kasus-kasus yang tidak biasa tadi maka timbul pertanyaan: Partama, sejauh manakah pola yang digunakan orang Indonesia bila berbahasa Prancis _"
Depok: Universitas Indonesia, 1983
S14559
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surya Indahwati
"Menerjemahkan adalah mengalihkan isi pesan yang terdapat dalam Bahasa Sumber (BSu) ke datum Bahasa Sasaran (BSa) demikian rupa sehingga arang yang membaca (atau mendengar) pesan itu dalam BSa kesannya sama dengan kesan orang yang membaca (atau mendengar) pesan itu dalam BSu atau bahasa aslinya. Pesan yang terdapat didalam BSu itu harus diungkapkan sewajar mungkin dalam BSa. Demikianlah pendapat Nida dalam buku Enam Makalah Tentang Terjemahan oleh Maurits Simatupang. Oleh maka itu, dalam skripsi yang bertema Masalah Penerjemahan Kata Yang Bahasa Indonesia-Jepang ini, penulis berusaha menerjemahkan kata yang sewajar mungkin. Kata yang merupakan kata tugas yang khusus dipakai untuk menyatakan hubungan nomina dengan atribut sehingga kata yang disebut sebagai konjungtor atributif. Namun dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia-Jepang (Tim Kashiko), kata yang hanya diterjemahkan dengan kata dore. Padahal pada praktisnya kata dore memiliki makna yang mana. Padahal sebenarnya masih banyak lagi fungsi dan makna kata yang, apalagi bila dikaitkan pada penggunaannya dalam bahasa Jepang. Berdasarkan sumber teori yang didapat, penulis menemukan bahwa kata yang memiliki fungsi yaitu sebagai konjungtor antar pewatas nomina yang jumlahnya lebih dari satu, konjungtor antara inti kalimat dengan pewatasnya, sebagai pronominal relatif. Tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah untuk mengetahui, memahami dan memaparkan makna dan terjemahan kata yang kedalam Bahasa Jepang berdasarkan buku acuan dan hasil tes penelitian. Metode penelitian yang digunakan penulis yaitu metode analisis sebagai Cara untuk mendapatkan teori_-teori dasar yang berhubungan dengan kata yang, metode kepustakaan dan metode lapangan sebagai cara untuk mengumpulkan data. Pada metode analisis, penulis mendapatkan teori-teori dasar tentang prinsip dasar terjemahan umum, terjemahan kata yang Bahasa Indonesia-Jepang, penggunaan kata yang, pronominal relative dan modifier. Pada metode kepustakaan, penulis mendapatkan sumber-sumber data tertulis atau bacaan-bacaan yang menggunakan kata yang. Pada metode lapangan, penulis mendapatkan terjemahan bacaan-bacaan yang menggunakan kata yang Bahasa Indonesia kedalam bahasa Jepang. Setelah menganalisa dan melakukan perbandingan antara BSu dengan BSa, didukung oleh sumber-sumber teori yang didapat, penulis mendapatkan terjemahan kata yang dalam Bahasa Jepang sebagai berikut: Padanan kata yang sebagai konjungtor rangkaian pewatas nomina yang berjumlah lebih satu; Padanan kata yang sebagai konjungtor nomina inti dengan; Padanan kata yang sebagai pronominal."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S13843
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Nina Kemala Suci
"Pada dasarnya, setiap bahasa di dunia memiliki persamaan dan perbedaan. Adanya persamaan antara bahasa-_bahasa yang berbeda menandakan bahwa bahasa itu memiliki sifat universal. Sebaliknya, terdapatnya perbedaan antar_ bahasa menandakan bahwa bahasa itu bersifat unik. Sifat unik dan universal dapat dijumpai pada leksikon bahasa_-bahasa di dunia. Misalnya, dalam BI ditemukan nomina_-nomina yang merupakan unsur serapan yang bersuku kata terakhir -is, seperti artis, linguis, dan paliteis yang mirip dengan nomina-nomina BP yang bersuku kata terakhir -iste, yaitu artiste, l.inguiste, dan polythtiste. Secara awam, nomina BI yang bersuku kata terakhir -is dianggap memiliki makna yang sama dengan nomina BP yang bersuku kata terakhir -iste. Akan tetapi, penelitian yang telah dilakukan tidak mendukung pernyataan tersebut. Seperti, makna generalis berbeda dengan makna gentraliste. Penelitian ini bertujuan untuk memerikan persamaan dan perbedaan makna nomina BI yang bersuku kata terakhir -is dan nomina BP yang bersuku kata terakhir -iste. Untuk memperoleh persamaan dan perbedaan makna, penelitian ini menggunakan teori analisis kontrastif dan teori semantik. Kesimpulan yang dapat ditarik dari perbandingan makna nomina BI yang bersuku kata terakhir -is dan nomina BP yang bersuku kata terakhir-iste adalah: makna nomina SI yang bersuku kata terakhir -is dan nomina BP yang bersuku kata terakhir iste dibedakan atas makna monosemis dan polisemis. Sebagian besar nomina BI dan BP memiliki persamaan makna baik monosemis maupun polisemis. Nomina BP memiliki lebih banyak makna polisemis dari pada nomina BI."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S14441
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>