Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149973 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Opa Fajar Muslim
"Dalam studi ini, campuran Chlorinated Rubber (CR), Polydimethylsiloxane (PDMS) dan Grafena Oksida (GO) diteliti secara sistematis untuk diusulkan sebagai aditif anti-fouling dalam poliuretan (PU). Peningkatan kekuatan tarik diperoleh dengan penambahan campuran CR dan PDMS:GO. Spektrum Forier Transform Infra-red menunjukkan penurunan intensitas regangan ikatan rangkap C=C dan memunculkan ikatan Si pada senyawa kimia PU. Untuk mengetahui peran fungsi anti-fouling, sampel direndam di laut selama dua bulan. Selanjutnya sampel yang direndam di laut dikarakterisasi menggunakan mikroskop optik dan pengujian mekanik. Pengamatan mikroskop optik diperoleh bahwa penambahan CR mengurangi pertumbuhan teritip mikro dan penambahan PDMS:GO menurunkan pertumbuhan alga mikro. Untuk penelitian lebih lanjut, pengukuran Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS) dikembangkan untuk mengetahui spektrum impedansi sampel sebelum dan sesudah perendaman dalam air distilasi. Hal ini menunjukkan bahwa impedansi total berubah dengan perendaman. Elemen rangkaian ekivalen dari spektrum impedansi dimodelkan untuk mengekstrak resistansi seri, resistansi paralel, dan kapasitansi. Menariknya, resistansi seri, resistansi paralel dan kapasitansi berubah secara konsisten yang menunjukkan kemungkinan pelepasan elemen anti-fouling selama perendaman untuk setiap sampel. Selanjutnya dilakukan uji pelapukan di bawah sinar ultraviolet (UV) selama 500 jam untuk mengetahui kerusakan sifat mekanik. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada awal paparan sinar UV hingga 80 jam kuat tarik meningkat signifikan.

In this study, a mixed chlorinated rubber (CR), polydimethylsiloxane (PDMS) and graphene oxide (GO) was systematically investigated to propose as anti-fouling additives in polyurethane (PU). The increasing of tensile strength were observed by the addition of the mixture of CR and PDMS:GO. The Fourier transform infra-red spectra showed the decreasing of a C=C strain group and increasing Si bond of chemical compounds of PU, respectively. In order to investigate the role of the anti-fouling function, the samples were immersed in the sea for two months. Further the immersed samples in the sea were characterized using optical microscope and mechanical testing. The optical microscope observation obtained the addition of CR reduced the growth of micro barnacle and the addition of PDMS:GO decreased the growth of micro algae. To more elaboration, the electrochemical impedance spectroscopy (EIS) measurement was developed to investigate the impedance spectra of the samples before and after immersion in distilled water. It showed that the total impedance changed by the immersed samples. The equivalent circuit element from the impedance spectra was modelled to extract the series resistance, parallel resistance and capacitance. Interestingly, the series resistance, parallel resistance and capacitance were changed consistently which indicated the probably of the anti-fouling element release during the immersion for each sample. Furthermore, the ageing test under ultraviolet (UV) light was performed for 500 hours to investigate the decay of the mechanical properties. It was observed that the UV light ageing initially increased the tensile strength until of 80 hours exposure."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurina Anggraeni Pratiwi
"Latar Belakang: Siler yang baik adalah yang memiliki tingkat kebocoran mikro yang rendah Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis siler golongan resin SRE dan polidimetilsiloksan generasi baru SPGB
Metode: Tiga puluh dua gigi premolar bawah dibagi dua kelompok sama besar yaitu kelompok SRE dan SPGB Setelah pengisian saluran akar dengan teknik kondensasi lateral sampel diinkubasi 370C 24 jam mahkota dipotong menyisakan bagian akar 15 mm dilapis cat kuku kecuali 1 mm dari apeks lalu direndam dalam tinta India selama 7 X 24 jam Lalu sampel didekalsifikasi dengan asam nitrat 5 didehidrasi berturut turut dengan alkohol 80 90 dan 100 dan dibuat transparan dengan metil salisilat 100 Kedalaman penetrasi tinta dievaluasi dengan mikroskop stereo Skor 1 untuk penetrasi tinta 0 0 5 mm skor 2 untuk penetrasi tinta 0 51 1 mm dan skor 3 untuk penetrasi tinta 1 mm
Hasil: Distribusi proporsi kebocoran terbesar kelompok SRE terdapat pada skor 2 yaitu sebesar 56 3 Sedangkan distribusi proporsi kebocoran terbesar kelompok SPGB terdapat pada skor 1 yaitu sebesar 68 8 Dengan tes Kolmogorov Smirnov terdapat perbedaan bermakna antara kelompok SRE dan SPGB
Kesimpulan: Kebocoran mikro pengisiansaluran akar pada sepertiga apeks dengan siler polidimetilsiloksan generasi baru lebih rendah dibandingkan dengan siler resin epoksi

Background: An ideal root canal sealer should have good sealing ability The purpose of this study was to analyze the microleakage of obturation using epoxy resin based SRE and new generation polydimethylsiloxane based SPGB as root canal sealer
Methods: Thirty two mandibular first premolars were equally divided into two groups and obturated with lateral condensation technique The sealer used for Group I and Group II were SRE and SPGB respectively After obturation the specimens were incubated 370C 24 h decoronated sealed with nail polish except 1mm from apex immersed in Indian ink for 7 days decalcified with 5 nitric acid solution dehydrated with 80 90 and 100 alcohol consecutively and made transparent by immersing them in 100 methyl salicylate Dye penetration were evaluated under stereomicroscope and givenscore 1 3 Specimen with 0 0 5 mm dye penetration was given score 1 while 0 51 1 mm penetration was given score 2 and 1 mm was given score 3 The results were statistically analyzed with Kolmogorov Smirnov test
Results: The largest proportion distribution in SR group was score 2 56 3 whilst the largest proportion distribution in SPGB group was score 1 68 8 There was a significant difference between the microleakage of epoxy resin based and new generation polydimethylsiloxane based sealer observed from the one third apical leakage
Conclusion: The microleakage of new generation polydimethylsiloxanebasedsealer is lower than epoxy resin based sealer
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
T32929
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari hubungan antara proses penggilingan karet dan karakteristik vulkanisasi karet alam. Analisis
karakteristik vulkanisasi dilakukan dengan merancang formula karet alam yang dimastikasi dan digiling, kemudian diikuti dengan pengamatan reaksi vulkanisasi. Ada empat metode mastikasi yang masing-masing metode diikuti oleh empat urutan proses pencampuran karet. Metode pertama, karet dimastikasi selama 5 menit dan kemudian diikuti penambahan bahan kimia karet dan carbon black
N 330 secara simultan. Metode kedua dan ketiga, karet dimastikasi
selama 1 menit kemudian carbon black dan bahan kimia karet ditambahkan secara simulan tetapi menggunakan bahan mengisi dengan tipe yang berbeda. Metode keempat, karet dimastikasi selama 3 menit dan kemudian carbon black ditambahkan dahulu lalu diikuti dengan penambahan bahan kimia karet. Penambahan bahan kimia karet dan carbon black ke dalam karet dibedakan atas urutan dan waktu yang dibutuhkan untuk masing-masing proses pencampuran.
Carbon black ditambahkan dalam dua kali, yang pertama 10 phr ditambahkan kemudian sisa carbon black 40 phr ditambahkan kemudian bersamaan dengan penambahan minyak. Metode yang lain, nisbah penambahan carbon black (penambahn pertama dan penambahan kedua bersamaan dengan minyak) adalah 20:30, 30:20, dan 40:10. Hasilnya menunjukkan bahwa proses penggilingan karet mempengaruhi perubahan karakteristik vulkanisasi. Ini dipengaruhi oleh metode penambahan carbon black. Suhu penggilingan juga mempengaruhi waktu dan laju vulkanisasi, di mana semakin
tinggi suhu penggilingan, semakin rendah waktu dan laju vulkanisasi. Suhu vulkanisasi juga mempengaruhi waktu dan laju vulkanisasi dengan semakin tinggi suhu vulkanisasi, semakin rendah waktu vulkanisasi dan semakin tinggi laju vulkanisasi. Selanjutnya, ukuran partikel carbon black juga mempengaruhi waktu dan laju vulkanisasi di mana semakin
kecil ukuran partikel, semakin rendah waktu vulkanisasi dan semakin tinggi laju vulkanisasi.

Abstract
This research is aimed at studying the relationship between rubber mixing processes and curing characteristics of natural rubber. The curing characteristic analysis was carried out through a natural rubber formula having been masticated and mixed, followed by curing
. As many as four mastication methods were finely applied; each respected four sequences of rubber mixing process. In the first method, rubber was masticated for 5 minutes and then rubber
chemicals and carbon black N 330 were simultaneously added. In the second and the third methods, rubber was masticated for 1 minute and then carbon blacks and rubber chemicals were also simultaneously added but using different type of fillers. In the fourth method, rubber was masticated for 3 minutes and then rubber chemicals and
carbon black were subsequently added. The additions of rubber chemicals and carbon blacks to the masticated rubber
were distinguished by the sequence and time allocated for
each mixing process. The carbon blacks were added in two
stages by which 10 phr was added first and the remaining 40 phr was added later along with oil. In another method, ratios of the carbon blacks addition (as done in the first and the second stages) were 20:30, 30:20, and 40:10. The examination results showed that rubber mixing process gave an impact on the changes of curing characteristics. They were much affected by the method of carbon black addition. The mixing temperature also had an effect on both curing time and curing rate in which the higher the mixing temperature, the lower the curing time and curing rate. Vulcanization
temperature also affected the curing time and curing rate in which the higher the vulcanization temperature, the lower the curing time and the higher the curing rate. Lastly, particle size of carbon black also gave an impact on the curing time and curing rate in which the smaller the particle size, the lower the curing time and the higher the curing rate."
[Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, Politeknik Negeri Sriwijaya, Palembang. Departemen Teknik Kimia], 2012
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Atur Riga Sasongko
"ABSTRAK
Karet alam merupakan salah satu komoditas terbesar di Indonesia. Besarnya produksi karet mentah dalam negeri belum diimbangi dengan pengembangan teknologi pengolahan yang memiliki daya saing terhadap produk karet luar negeri. Riset ini dilakukan untuk mengamati efek ukuran partikel carbon black dan jumlah
phr carbon black terhadap sifat mekanik berupa kekuatan tarik (tensile strength), abrasi (abrasion) dan kekerasan (hardness) dari produk karet alam dan untuk mengetahui kondisi optimum yang dapat diperoleh dari formulasi kompon yang digunakan. Jumlah carbon black diamati pada 30,40,50 phr dengan penggunaan jenis carbon black tipe N220, N330, N550 dan N660. Penguatan sifat kuat tarik optimal dengan nilai 273,66 Kg/cm2 dihasilkan pada penambahan carbon black tipe
N220 sejumlah 30 phr, sifat abrasi optimal sebesar 104,33% dihasilkan pada penambahan carbon black tipe N220 sejumlah 40 phr dan kekerasan optimal sebesar 72,4% dihasilkan pada penambahan carbon black tipe N330 sejumlah 50 phr. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menyimpulkan bahwa secara umum partikel yang lebih kecil memberikan efek penguatan yang lebih besar pada kekuatan tarik
(tensile strength), abrasi (abrasion), dan kekerasan (hardness). Penambahan jumlah yang lebih besar secara linear akan meningkatkan sifat kekerasan produk karet alam.

ABSTRACT
Natural rubber is one of the largest commodities in Indonesia. Domestic production of raw natural rubber haven?t equalized with processing technology development to get product that competitive with foreign. This research investigated the effect of particle size and amount of carbon black on tensile strength, abrasion, and hardness
and to investigate optimum condition from various sample compound. Amount of carbon black investigated at 30, 40, 50 phr with carbon black type N220, N330, N550 and N660. Optimum reinforcement of tensile strength investigated in adding 30 phr N220 carbon black type with quantity is 273,66 Kg/cm2, optimum abrasion quantity is 104,33% resulted in adding of 40 phr N220 carbon black type, and
optimum hardness quantity is 72,4% resulted in adding of 50 phr N330 carbon black type. Result from this research concluded that the smaller particle size will give greater reinforcing effect on the tensile strength, abrasion, and hardness. Greater amount of carbon black will give greater reinforcing effect on the hardness of the natural rubber product."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1371
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Reza Alfin
"ABSTRAK
Dalam pengembangan teknologi di dunia medis, pemantauan kesehatan secara konstan dan
berkesinambungan yang dilakukan secara realtime merupakan salah satu parameter utama
tercapainya keberhasilan dalam proses penyembuhan pasien.Namun hingga saat ini masih
terdapat berbagai kendala seperti degradasi kualitastransfer pembacaan sinyal elektrik oleh
elektroda konduktif hingga yang bersifat biologis seperti iritasi pada kulit jika dilakukan
pemantauan jangka panjang. Salah satu solusi untuk mengatasi hal tersebut ialah dengan
melakukan substitusi terhadap material bioelektroda Ag/AgCl yang telah digunakan secara
konvensional dengan bioelektrodacampuran Polydimethylsiloxane (PDMS) dan Carbon
Nanotube (CNT) yang memiliki tingkat fleksibilitas mekanik maupun parameter
biodegradabilitas yanglebih baik. Pada penelitian ini telah dilakukan proses fabrikasi
komposit PDMS dengan material filler penguat berupa Carbon Nanotube Berdinding Tunggal
(SWCNT) dengan perbedaan variabel konsentrasi sebesar 3%, 5%, dan 7%. Didapatkan
bahwa saat dilakukan proses karakterisasi mekanik modulus elastisitas (E) dari komposit
dengan prosedur uji tarik mikro, besarnya peningkatan konsentrasi CNT berpengaruh pada
nilai modulus, dengan rincian pada spesimen awal ialah sebesar 1,794 MPa dan mengalami
peningkatan signifikan menjadi 3,149 MPa lalu tingkat kenaikannya melemah menjadi 3,27
MPa. Pemodelan analitik mikromekanik juga telah dilakukan mencakup pemodelan aturan
pencampuran Voigt dan Reuss, hingga pemodelan Halpin-Tsai yang lebih kompleks

ABSTRACT
The development in the medical technology area, a constant and continous health monitoring
performed in real time is one of the main parameters to achieve success in the healing process
of the patient. But until now there are still many obstacles such as the degradation of the
quality of the reading transfer using electrical signals by conductive electrodes to the
biological problem such as irritation to the skin if done on long-term monitoring. One
solution to overcome this problem is to conduct the substitution of the bioelectrode material
of Ag / AgCl which has been used conventionally with a novel bioelectrode, a mixture of
Polydimethylsiloxane (PDMS) and Carbon Nano Tube (CNT) which has a better qualityin
mechanical flexibility and biodegradability parameters. This study has been conducted with
fabrication PDMS composite and its reinforcing filler material in the form of Single-Walled
Carbon Nano Tube (SWCNT) with the difference of concentrations variable consist 3%, 5%
and 7%. We report that when the process is carried out the mechanical characterization of the
modulus of elasticity (E) of the composite with micro tensile test procedure, the amount of
increase in the concentration of CNTs cause an effect on the value of modulus, with details
on the first specimen is at 1.794 MPa and increased significantly to 3,149 MPa, then the rates
of increase weakened to 3.27 MPa. Analytic modeling micromechanical modeling has also
been covered include Voigt and Reuss model which known as aRules of Mixture, and more
complex model such as Halpin-Tsai model"
2015
S65100
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muliawati G. Siswanto
"ABSTRAK
Penelitian ini pada khususnya menelaah sifat-sifat permukaan dari karet alam pada perbatasan karbon hitam/karet alam di dalam komposit. Polarisasi pada daerah batas yang disebabkan adanya penambahan tegangan di daerah tersebut di atas yang penting artinya secara industri telah dianalisa. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memperjelas mekanisme konduksi listrik dart komposit-karbon hitam - karet alam.
Penambahan karbon hitam kedalam karet alam, akan menghasilkan komposit karbon hitam-karet alam yang mempunyai konduktivitas listrik (σ) yang lebih tinggi, dibandingkan dengan konduktivitas karet alam itu sendiri. Karet alam adalah isolator (σ<10-13 n-1 m-1), sedangkan konduktivi tas dari karbon hitam adalah dalam daerah semikonduktor (σ = 103 n-1 m-1). Konduktivitas makroskopik dari komposit ternyata dapat dibuat sesuai kebutuhan, dari isolator sampai pada daerah konduktivitas dari semikonduktor, tergantung secara primer pada macam dan konsentrasi karbon hitam yang ditambahkan. Selain daripada itu, harga konstanta dielektrik (K) dari komposit ini sangat tinggi, jauh lebih tinggi dibandingkan harga K dari karet alam maupun karbon hitamnya (sifat sinergestik).
Konduktivitas arus searah diukur dalam kurun temperatur 77 K sampai 373 K. Sifat-sifat ac, khususnya konduktivitas dan kapasitas telah diukur dalam kurun frekwensi 10 Hz sampai 10 M Hz dalam kurun temperatur 284 K sampai 373 K. Pada penelitian ini dipakai kontak yang bersifat ohmik pada setiap sampel, yang merupakan komposit yang mengandung berbagai macam karbon hitam, yaitu HAF, Vulcan P, Vulcan XC 72 atau Black Pearls 2000.
Penelitian material dengan mikroskop elektron (SEM) dan metoda difraksi sinar X von Lauc untuk kristalisasi karena tarikan, menunjukkan bahwa secara submakroskopik (mikroskopik orde pertama), komposit tersebut tidak homogen, terdiri dari partikel/agregat karbon hitam yang terdispersi dalam matrix vulkanisat karet alam. Selain daripada itu, ditunjukkan bahwa pada daerah batas antara kedua bahan tersebut timbul tambahan tegangan (enhanched stress).
Dua buah model telah dilakukan untuk mencoba menginterpretasikan sifat-sifat konduktivitas dc sebagai fungsi dari temperatur dan konsentrasi karbon hitam dan juga sifat-sifat dispersi dari besaran-besaran ac, disebabkan karena keadaan secara makroskopik maupun subffakroskopik (mikroskopik orde pertema).
Model yang pertama berdasarkan kepada sifat inhomogenitas secara submakroskopik dari komposit. Komposit tersebut dipandang sebagai suatu media inhomogen Maxwell-Wagner dua fasa, yaitu karbon hitam sebagai penguat konduktip dan matrix vulkanisat karet alamnya, dimana terjadi tambahan tegangan pada daerah batas dari kedua bahan tersebut, Pembahasan diberikan berdasarkan polarisasi pada daerah batas dan terjadinya lapisan dipol dalam karet di daerah batas, sebagai akibat adanya tegangan tersebut di atas. Model ini ditunjang dengan data harga kapasitans dan perhitungan harga koefisien dielektrik K dari komposit yang sangat tinggi (sinergetik). Dalam model ini, secara analitis, komposit dapat digambarkan sebagai suatu kumpulan seri dari susunan-susunan paralel dari elemen-elemen mikro RC.
Model yang lain adalah membahas sifat-sifat listrik, dimana kompositnya dianggap homogin, yang berarti bahwa efek dari kedua bahan dalam komposit hanya dideteksi dalam besaran-besaran listrik makroskopik. Karakteristik arus tegangan (I-V) yang dapat diterangkan dengan sifat arus terlimitasi muatan ruang (space charge limited current) dengan adanya perangkap (trap), menunjukkan bahwa elektron adalah pembawa muatan utama untuk transport-elektrik dalam komposit tersebut dalam kurun temperatur yang diteliti. Studi dengan resonansi spin elektron (ESR) menunjang adanya tingkat-tingkat energi perangkap yang terlokalisir dalam celah energi dari struktur pitta, disebabkan karena lapisan dipol yang bertindak sebagai perangkap untuk transport elektron. Distribusi dari tingkat energi perangkat elektron ini tergantung pada macam karbon hitam yang dipakai. Spektra ESR dari komposit adalah sangat nyata, dengan bentuk kurva yang tergantung macam karbon hitam. Harga g dari komposit adalah dekat dengan harga g elektron dan tidak tergantung macam karbon hitam maupun temperatur, Tambahan pula, mobilitas yang diukur dengan efek Hall van der Pauw dalam kurun temperatur 294 K sampai 373 K adalah rendah dan bertambah dengan temperatur. Pengukuran konduktivitas sebagai fungsi frekwensi menunjukkan hubungan: σ ac (w) σn, dimana 0,5 < n< 1, tergantung pada temperatur. Hasil-hasil ini sesuai untuk suatu model transport elektron secara lompatan, dengan tingkat-tingkat energi perangkap memegang peranan yang penting.

ABSTRACT
This work is concerned with surface properties of the natural rubber at carbon black/natural rubber interface in the composite. The interfacial polarization that is due to enhanced stress in this domain, which has several industrial importances, has been analyzed. The main goal of this study is to clarify the electrical conduction mechanism for carbon black natural rubber composite.
The introduction of carbon black into natural rubber will produce a carbon black reinforced natural rubber composite with enhanced electrical conductivity (σ) in comparison to the conductivity of natural rubber alone. Natural rubber is inherently an insulator (σ < 10-15 a-lm-1), while the conductivity of carbon beck is in the range of a semiconductor (σ = 103 n-1 m-1), The macroscopic conductivity of the composite can be tailored according to the need, from insulator to semiconductor ranges, depending primarily on type and loading concentration of the carbon black. Moreover, the relative dielectric constant (K) of the composite is much higher than the K value of both natural rubber and carbon black alone, which means a possible synergistic effect. Electrical properties namely the ac and dc conductivities and capacitance of carbon black reinforced natural rubber have been investigated. The dc conductivity of the composite has been measured over temperature range 77 K to 373 K. The ac properties have been measured over the frequency range 10 Hz to 10 MHz in the temperature range 284 K to 373 K. Ohmic contact was used for all samples, filled with a series of carbon black types, namely the HAF, Vulcan P, Vulcan XC 72 and Black Pearls 2000.
Materials studies by Scanning Electron Microscope and von Laue X-ray Diffractometry of Strain Induced Crystallization have been performed to investigate the sub macroscopic morphology of the composite. It is shown that the composite is not homogeneous, consisting of carbon black particles/aggregates dispersed in the natural rubber vulcanizate matrix. It is also indicated the existence of enhanced stress in the interfacial region between these two constituent substances.
Two models have been put forward to interpret the dc conductivity behavioral function of temperature and loading concentration, and the dispersion of ac properties, brought about by the macroscopic and sub macroscopic (first order microscopic) behaviors.
The first model is based on the sub-macroscopically inhomogeneous nature of the composite. It is regarded as a two phase Maxwell-Wagner inhomogeneous media, the carbon black as conducting filler and the rubber as the matrix, wherein the interaction of the constituent substances and the interfacial region are examined. A discussion is given concerning the interfacial polarization and the formation of dipole layer in the natural rubber, due to the enhanced stress, at the interface. Support for this model is given by the capacitance data 'and the calculated remarkably high value of dielectric constant. In this model, analytically, the system could be represented as a series of parallel RC microelements.
Another model is to interpret the electrical behavior, wherein the composite is presumed macroscopically homogeneous and the effects of the constituent substances are detected only as averaged apparent electrical observable. I-V characteristics that can best be described as space charge limited current behavior with the existence of electron trap energies indicate the electron is the main charge carrier for electrical transport over the temperature range studied. Electron Spin Resonance Study indicates the existence of localized trapping energy states, due to dipole layer that may act as traps for electronic transport. Different electron trap energy distribution has been identified, defending on the type of carbon black filler. Electron Spin Resonance spectra of the composites are very pronounced, with line shape also depending on the type of car-bon black used. Observed g-values are close to that of the free electron, and do not vary with carbon black type or temperature. Furthermore, the mobility is low and temperature activated, as measured by the van der Pauw modified Hall effect measurement in the temperature range 294 K to 373 K. Observed dependence of the macroscopic conductivity, could be described by: σ ac (w) σ n, where: 0,5 < n < 1, depending upon temperature. These results are consistent with a model of electron hopping transport, with traps playing a prominent role.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1988
D314
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fardhian
"Mesin Otto atau yang biasa disebut mesin Bensin merupakan salah satu mesin kalor yang cukup Juas dipergunakan sekarang ini. Mesin lni terutama banyak dipergunakan di sel"tor transportasi darat. Kepopu!erannya disebabkan oteh beberapa kelebihannya dibanding mesin kalor yang lain. Meski memiliki kelebihan-kelebihan. namun selalu ada usaha untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi mesin Otto. Daya mesin dan penghematan bahan bakar menjadi dua hal utama yang menyebabhnnya. Cukup banyak usaha yang dilakukan, dan salah satunya adalah dengan menambahkan zat aditif pada bahan bakar (Fuel Additive). Kekurangan mesin Otto saat ini adalah gas buang atau emisinya yang lebih memberikan efek buruk terhadap manusia dan lingkungan hidup, terutama bila gas buang tersebut dtperbitungkan besarannya pada sektor transportasi. Penel1tian ini bennaksud mengetahui pengaruh. penambahan zat aditlf jenis tertentu yang dipilih sacara acak terhadap kandungan dan kinerja gas buang. Kegiatan tni mencoba melihat karakteristik Karbonmonoksida (CO), Karbondioksida (C02 ), Hidrokarbon (f-iC), Oksigen (02), suhu, Nilai Panas dan Rerugi pada gas huang yang dihasilkan, Penamhahan zat aditlf pada bahan bakar temyata mengurangi kandungan Karbonmonoksida (CO} dan meningkatkan kandungan Oksigen (02), Karbondioksida (C02), dan Hidrokarbon (HC) pada persentase aditif 0,2 % terhadap keseluruhan volume bahan bakar. Namun rerugi yang dihasi1kan akan berkurang pada persentase 0,3 %."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S37712
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfian Y. Helmi
Djakarta: Tintamas, 1954
678.2 ALF i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Ersal Gusdian
"Campuran aspal panas (Hot Mix Asphalt) merupakan salah satu jenis lapis perkerasan yang banyak digunakan di Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji karakteristik campuran aspal dengan metode pengujian UTM dan Marshall . Untuk pembuatan sampel penelitian dilkukan variasi berupa penggunaan aspal murni dan aspal yang dicampur dengan karet ban. Sedangkan gradasi agregat yang digunakan yaitu jenis gradasi senjang. Untuk pengujian UTM dilakukan variasi waktu suhu pemanasan sampel pengujian. Suhu pengujian yang digunakan yaitu 50 oC (pemanasan di oven selama 1 hari dan 3 hari).

Hot Mix Asphalt is a type of pavement layer that is widely used in Indonesia. This research was conducted to examine the characteristics of asphalt mixtures using the UTM and Marshall Testing Methods. For making samples, variations were made in the form of using pure asphalt and asphalt mixed with tire rubber. Meanwhile, the aggregate gradation used is a gap gradation type. For UTM testing, time variations in the heating temperature of the test sample are carried out. The test temperature used was 50 oC (heating in the oven for 1 day and 3 days)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Husain
"Karet alam merupakan jenis material polimer yang banyak digunakan seperti pada ban kendaraan beroda, bantalan pada mesin, atau seperti yang akan dibahas pada penelitian ini, yaitu pelapis pada buoy pendeteksi tsunami. Karet alam yang tidak melalui proses rekayasa apapun memilliki ikatan karbon rangkap dua pada setiap monomernya. Ikatan tersebut merupakan ikatan yang kurang stabil yang mengakibatkan karet alam secara umum rentan terhadap oksidasi. Penambahan hidrogen dapat menyebabkan berkurangnya jumlah ikatan karbon rangkap dua yang diharapkan dapat meningkatkan ketahanan oksidasi dan sifat mekanik dari karet alam. Maka penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh dari proses hidrogenasi pada karet alam dan kualitas keberhasilan dari proses hidrogenasi dengan metode biphasic. Variasi dalam penelitian ini adalah perbedaan urutan pencampuran antara Cu2+ sebelum hidrazin hidrat dan sebaliknya, dan perbedaan besaran formula campuran yang digunakan antara normal dan dengan perbesaran 1,5x. Pengujian kadar hidrogen dengan FTIR menunjukkan penurunan kadar gugus fungsi ikatan karbon rangkap dua yang signifikan sebagai pengaruh dari metode biphasic yang digunakan. Tetapi pengujian sifat mekanik dan ketahanan oksidasi memberikan hasil yang beragam dan masih belum memungkinkan untuk digunakan sebagai coating untuk buoy pendeteksi tsunami.

Natural rubber is a type of polymer material that is widely used, such as in vehicle tires, bearings in machines, or as will be discussed in this research, namely coatings on tsunami detection buoys. Natural rubber that has not gone through any engineering process has double carbon bonds in each monomer. This bond is an unstable bond which makes natural rubber generally susceptible to oxidation. The addition of hydrogen can reduce the number of double carbon bonds which is expected to increase the oxidation resistance and mechanical properties of natural rubber. So this research aims to prove the effect of the hydrogenation process on natural rubber and the quality of success of the hydrogenation process using the biphasic method. The variations in this study are the differences in the mixing order between Cu^(2+) before hydrazine hydrate and vice versa, and the difference in the size of the mixture formula used between normal and with 1.5x magnification. Testing hydrogen levels using FTIR showed a significant decrease in the levels of double carbon bond functional groups as a result of the biphasic method used. However, testing of mechanical properties and oxidation resistance gave mixed results and it is still not possible to use it as a coating for tsunami detection buoys."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>