Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 68873 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sutan Aulia Akbar
"Artikel ini membahas mengenai pelayanan perpustakaan umum dari perspektif multikulturalisme. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peran perpustakaan umum dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat multikultural. Metode studi literatur digunakan dalam melihat berbagai pandangan terkait topik dengan meninjau artikel jurnal nasional maupun internasional dalam kurun waktu lima tahun terakhir (2016-2020). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perpustakaan umum berperan dalam memenuhi kebutuhan informasi masyarakat multikultural terutama dalam mendukung proses adaptasi dengan lingkungan baru sekaligus dapat mempertahankan identitas dan budaya asalnya. Pengembangan layanan khusus merupakan solusi pemenuhan kebutuhan ini melalui penyediaan informasi khusus, koleksi multilingual, dan koleksi yang memiliki nilai kelokalan dari pendatang dan pribumi. Penyediaan ruang aktivitas bersama dapat menjembatani permasalahan perbedaan kebudayaan yang sering mengakibatkan munculnya ketegangan ketegangan dan prasangka buruk antar suatu komunitas budaya. Kebijakan dan kesadaran kolektif pustakawan menjadi faktor penentu utama dalam mendukung keberhasilan perpustakaan umum dalam memberikan pelayanan dan kebutuhan informasi masyarakat multikultural. Selain itu, kemampuan pustakawan dalam memahami keragaman budaya, atau yang dikenal dengan istilah kompetensi budaya, merupakan tuntutan. Artinya, pustakawan harus mampu memahami kebutuhan masyarakat yang beragam dan kemampuan ini harus terus dikembangkan sejalan dengan dinamika perubahan dalam masyarakat multikultural.

This article discusses public library services from the perspective of multiculturalism. This study aims to identify the role of public libraries in providing services to multicultural society. The study method used in looking at various views related to the topic by reviewing national and international journal articles in the last five years (2016-2020). The results show that public libraries supports the information needs of multicultural society, especially in supporting the adaptation process to a new environment, can at the same time maintain their original identity and culture. The development of special services is a solution to meet this need by providing specific information, multilingual collections, and collections that have newcomer and indigenous values. Providing space for joint activities can bridge the problem of cultural differences that are often caused by tracing and prejudice between cultural communities. Librarian collective policy and awareness are the main determining factors in supporting public libraries in providing services and information needs of multicultural communities. In addition, the librarian's ability to understand cultural diversity, or what is known as cultural competence, is a legacy. This means that librarians must be able to understand the diverse needs of society and this ability must be developed in line with the dynamics of change in a multicultural society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Safitri Ayu Lestari
"Penelitian ini mengenai keterampilan berkomunikasi staf layanan perpustakaan di Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Bogor yang meliputi keterampilan berkomunikasi lisan, berkomunikasi tertulis, berkomunikasi audio visual, berkomunikasi terkomputerisasi, berkomunikasi bahasa asing, berkomunikasi interpersonal, dan berkomunikasi institusional yang mengacu pada Euroguide LIS (2004): Competencies and Aptitudes for European Information Professionals (vol 1). Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif.
Informan utama dalam penelitian ini adalah staf layanan perpustakaan dan pengguna perpustakaan sebagai informan tambahan. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan observasi yang dilakukan selama tiga bulan mulai dari tanggal 19 Agustus sampai dengan 31 Oktober 2015.
Berdasarkan penelitian dihasilkan kesimpulan bahwa keterampilan berkomunikasi staf layanan berada pada level 2 : pengetahuan praktek atau teknik yaitu mampu menerapkan keterampilan dasar berkomunikasi, dapat mengerjakan tugas khusus dan berulang, dapat bekerjasama dengan pakar subjek, dan dapat memberikan instruksi praktis.

This research is about communication skills of library services staff at Public Library in Bogor Regency which include verbal communication, written communication, audio-visual communication, computerized communication, foreign language communication, interpersonal communication, and institutional communication that refer to Euroguide LIS (2004): Competencies and Aptitudes for European Information Professionals (vol 1).This is a qualitative research.
The key informants of this research are the library service staff and supported by the users of library as an additional informants. Data collection is done through interviews and observations which is conducted for approximately three months from August 19 to October 31, 2015.
The results of the research concludes that the communication skills of the library service staff are at level 2 : knowledge of practice or techniques which means they are able to use basic communication skills, they can work on specific tasks and repetitive, they can collaborate with subject experts, and they can provide practical instruction.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S58318
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lailatur Rahmi
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pandangan pustakawan terhadap pemanfaatan sumber daya informasi referensi, perkembangan layanan referensi dan konsepnya, pemanfaatan media komunikasi dalam perkembangan layanan referensi serta mengungkapkan mitos dari perubahan paradigma pustakawan dalam perkembangan layanan referensi di Perpustakaan Universitas Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, menggunakan analisis semiotik dalam analisis hasil wawamcara yang mengacu pada semiologi Roland Bathes signifikasi dua tahap denotasi dan konotasi sehingga dapat mengungkapkan mitos.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan layanan referensi diberikan dengan konsep yang lebih inovatif, melalui berbagai inovasi kegiatan layanan, yaitu Layanan Penelusuran Informasi, Layanan Referensi Elektronik, Layanan Electronic Delivery Services (EDS), Layanan Website Perpustakaan, Layanan Literasi Informasi (IL), Layanan Roadshow Perpustakaan, Layanan Digital Literasi Program (DLP), dan Layanan K-ATM. Pengembangan ini juga turut merubah paradigma pustakawan untuk lebih mendekatkan diri kepada pemustaka, mitos yang terungkap bahwa pustakawan bukan sekedar mengarahkan pengguna dalam telusur informasi (refer) bahkan menyampaikan kepada pemustaka informasi terbaru melalui pengiriman berbagai artikel up-date (deliver).

This research aims to analyze the paradigm of librarians on the development of reference services and to analyze further the use of communications media in the development of reference services at the Library of Indonesia University. This research uses descriptive qualitative method and uses semiotic analysis refers to Semiology of Roland Bathes about the significance of two stages denotation and connotation in analyzing the results of interviews.
The results show that the reference librarians strive to be more actively close to the users of library, not only direct them in searching of information (refer), but also deliver the information by sending them various update articles (deliver). The development of library reference services, especially at college, through the transformation of information technology seems to be one of the competitive need to accompany the evelopment of science and library collections in the future.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
T49321
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosnaiti
"Kantor Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta (Perpumda) merupakan unsur penunjang Pemerintah DKI Jakarta di bidang pelayanan informasi, pengembangan dan pembinaan perpustakaan, telah berusaha memberikan peiayanan yang berkualitas dan memuaskan pelanggannya (pengunjung perpustakaan umum). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran kualitas pelayanan pada Perpustakaan Umum DKI Jakarta, dan untuk mengetahui pola Seven S dari MC Kinsey terhadap kualitas pelayanan pada Kantor Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta sebagai institusi pengelola perpustakaan umum.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada teori yang dikembangkan oleh Zeitaml, Parasuraman dan Leonard L. Berry dengan lima dimensinya yaitu tangible, reliability, responsiveness, assurance, emphaty, dan teori yang dikemukakan oleh MC Kinsey melalui model Seven S (Strategy, Structure, System, Style, Staff, Skill, dan Shared Value).
Penelitian ini ada dua macam yaitu pertama, penelitian mengenai kualitas pelayanan yang jenis penelitiannya kuantitatif yang bersifat deskriptif menggunakan metode survey dengan pendekatan cross-sectional survey, pengumpulan data primer dan sekunder, serta pengambilan sampel sebanyak 335 responden dari 4264 orang pelanggan/pengunjung perpustakaan umum melalui kuesioner berskala Likert, Pengolahan data melalui teknik statistik yang hasilnya digunakan untuk mengukur servqual pada Gap-5. Kedua penelitian mengenai pola Seven S terhadap kualitas pelayanan pada Kantor Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta (Perpumda) dianalisis secara kualitatif, pengumpulan data primer dan sekunder, serta sampel yaitu semua pegawai bidang layanan dan informasi perpustakaan (sampel jenuh) sebanyak 18 orang, pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan menggunakan pedoman wawancara, penyebaran kuesioner dan teknik observasi non partisan.
Berdasarkan hasil pengolahan data maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan :
a. Kualitas Pelayanan Perpustakaan Umum Daerah Khusus Ibukota Jakarta (Perpustakaan Umum di Tingkat Provinsi) belum memuaskan pelanggan/pengguna jasa, karena masih terdapat kesenjangan antara harapan dengan pelayanan yang diterima (tingkat kinerja pelayanan);
b. Pemanfaatan Perpustakaan Umum DKI Jakarta oleh masyarakat belum maksimal karena masih sangat kurang pelaksanakan sosialisasi, publikasi dan promosi yang dilakukan Perpustakaan Umum DKI Jakarta;
c. Kepemilikan Peralatan yang modern dan mutakhir masih sangat kurang seperti fasilitas komputer untuk intemet;
d. Komponen Seven S dari Mc Kinsey yang ada pada Kantor Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta belum memadai dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan;
e. Status dan kedudukan institusi Perpustakaan Umum DKI Jakarta sebagai Kantor, sudah tidak sesuai dengan volume dan beban kerja yang diembannya.
Selanjutnya berdasarkan kesimpulan di atas, dapat dipertimbangkan beberapa saran sebagai berikut:
a. Membenahi kinerja pegawai dalam memberikan pelayanan dan meningkatkan disiplin dan loyalitas pegawai dalam melaksanakan tugas terutama saat menjalankan tugas pelayanan pada Perpustakaan Umum;
b. Meningkatkan pelaksanaan sosialisasi, publikasi dan promosi agar masyarakat tahu, kenal dan tertarik kepada perpustakaan umum;
c. Menambah fasilitas peralatan yang modem dan mutakhir, antara lain; menambah fasilitas komputer untuk internet;
d. Untuk meningkatkan Kualitas Pelayanan Perpustakaan Umum Daerah Khu sus Ibukota Jakarta (Perpustakaan Umum di Tingkat Provinsi) perlu dibenahi komponen 7 S dari Mc. Kinsey pada Kantor Perpustakaan Umum Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai institusi pengelola Perpustakaan Umum Daerah Khusus Ibukota Jakarta antara lain :
- Memberi kesempatan kepada Pegawai untuk meningkatkan pendidikannya, terutama mengusahakan pegawai untuk mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan pada bidang studi ilmu perpustakaan;
- Mengupayakan agar status dan kedudukan Kantor Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta ditingkatkan menjadi Badan atau Dinas."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22578
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vanka Adyannisa
"Penelitian ini membahas mengenai modal sosial yang terbentuk dalam layanan Perpustakaan Umum Kota Depok berdasarkan pada unsur kepercayaan, jaringan dan norma. Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mendeskripsikan proses pembentukan modal sosial dalam layanan Perpustakaan Umum Kota Depok dan memahami interaksi yang terjadi antara pustakawan dan pemustaka pada aktivitas layanan Perpustakaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode etnografi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Informan penelitian ini adalah pustakawan yang terlibat interaksi dalam layanan perpustakaan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian, dari ketiga unsur modal sosial, jaringan sosial menjadi unsur paling dominan karena interaksi pustakawan dan pemustaka dalam layanan perpustakaan mampu membentuk kerjasama antara perpustakaan dengan sekolah, menjadi tempat untuk berdiskusi, dan melakukan kerja kelompok bagi pemustaka pelajar, serta menjadi tempat untuk hiburan keluarga yang mengedukasi. Sementara norma sosial berada di posisi terakhir, terlihat bagaimana pemustaka kurang mempedulikan aturan dan patuh kepada pustakawan, sehingga pustakawan memberikan teguran kepada pemustaka dan melakukan kerjasama agar pemustaka mematuhi norma sosial di perpustakaan. Oleh karena itu, dibutuhkan perhatian yang lebih terhadap norma sosial agar tercipta rasa saling menghargai antara pemustaka dengan pustakawan sehingga hubungan antara kedua pihak dapat terjalin dengan baik dan peraturan yang ada dapat dipatuhi dan dipahami bersama.

This study discusses social capital of library service at of Depok Public Library based on elements of trust, networks and norms. The purpose of the research is to describe the process of forming social capital at Depok Public Library services and understand the interactions that occur between librarians and users in library service activities. This research uses qualitative approach with ethnography method. Data collection techniques that are used involving observation, interviews, and document analysis. The informants of this research are librarians who are involved in interaction in library services using purposive sampling technique. The results of the study, of the three elements of social capital, social networks become the most dominant element because from the interaction of librarians and users in library services, they are able to form collaboration between libraries and schools, a place for discussion, and group work for student users, as well as a place for family entertainment that educates. Meanwhile, social norms are placed in the last position, therefore it can be seen how users ignore the rules and obey librarians, so librarians give warnings to users and collaborate so that users comply with social norms in the library. Therefore, more attention is needed to social norms in order to create mutual respect between librarians and uso that the relationship between the two parties can be well established and the existing regulations can be adhered to and understood together."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hammam Bagusni
"Penelitian ini membahas persepsi pustakawan referensi mengenai perannya di Perpustakaan Hukum Daniel S. Lev. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi persepsi pustakawan mengenai peran dan kompetensinya dalam melayani pengguna yang membutuhkan informasi di bidang hukum melalui layanan referensi di Perpustakaan Hukum Daniel S. Lev beserta kendalanya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pustakawan memandang layanan referensi sebagai layanan substantif, pustakawan mempersepsikan perannya sebagai seorang library is a librarian, dan menjawab pertanyaan referensi dari pengguna yang bersifat research question, sementara ia pun juga memenuhi lima kompetensi profesional dari RUSA terlebih pada kompetensi akses, dasar pengetahuan, promosi dan kolaborasi.
Kendala yang terjadi adalah, karena beban kerja dari pustakawan yang juga berlebih, maka perannya dalam melakukan pelayanan referensi masih belum berkembang hingga penciptaan produk baru secara signifikan, sementara itu staf layanan yang tersedia pun masih belum memiliki kompetensi yang cukup untuk diangkat dan didelegasikan menjadi seorang pustakawan referensi.
Pada akhirnya peran pustakawan di Perpustakaan Hukum Daniel S. Lev dapat disimpulkan sebagai seorang ldquo;pustakawan aktivis rdquo; yang sibuk dalam organisasi profesi sebagai media untuk mengaktualisasikan dirinya dan bidang perpustakaan secara umum, yang membuat perannya pada layanan referensi menjadi tersisihkan.

This research discuss the reference librarian perception of his role at the Daniel S. Lev Law Library. The aim of this research is to identificate the librarian 39 s perception of the role and expertise in serving the users who need information in the field of law through reference service in Daniel S. Lev Law Library along with the constraints. This research is a qualitative research using case study method.
The results show that librarians refer to reference services as substantive services, the librarian perceives his role as a library is a librarian, and answers questions from users who are research question, while he also fulfills the five professional competencies based on RUSA 39 s, especially on the ability of access, knowledge base, marketing and collaboration.
The constraints that occur are, the workload of librarians are also excessive, then its role in doing the reference service is still not developed until the creation of new products significantly, while the available service staff still have not enough competence to be appointed and delegated to a reference librarian.
At the end the role of librarian in the Daniel S. Lev Law Library can be summed up or dubbed as a ldquo activist librarian rdquo that busy in professional organizations as a medium to actualize himself and the field of libraries in general, which makes his role in the reference services out of sight.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S69954
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Zidane Bhagaskara Putra
"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi Perpustakaan Cikini dalam memberikan pelayanan kepada pemustaka disabilitas serta strategi dalam mengatasi hambatan. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi sejak bulan Maret hingga Mei 2023, analisis dokumen, dan menggunakan analisis coding. Hasil penelitian menunjukkan ketersediaan fasilitas ruang inklusi, toilet disabilitas, jalur kursi roda, parkir khusus, dan lift aksesibel. Memiliki layanan khusus seperti layanan peminjaman, layanan prioritas, dan layanan kunjung serta koleksi khusus berupa buku braille,audiobook, dan komputer bicara. Staf perpustakaan telah diberikan pelatihan pelayanan umum, penanganan pemustaka dengan gangguan jiwa, serta pengoperasian alat-alat di ruang inklusi. Perpustakaan juga memiliki kerja sama dengan organisasi disabilitas. Meskipun demikian, hambatan yang ditemukan adalah minimnya ketertarikan pemustaka disabilitas terhadap literasi dan aksesibilitas yang belum sepenuhnya terpenuhi, dan staf perpustakaan menghadapi kesulitan dalam berkomunikasi dengan pemustaka tunarungu. Kesimpulan penelitian ini adalah Perpustakaan Cikini memiliki komitmen untuk mewujudkan pelayanan yang inklusif dan aksesibel bagi pemustaka disabilitas berdasarkan fasilitas, layanan dan koleksi, kemampuan staf, dan kerja sama perpustakaan yang dimiliki. Rekomendasi penelitian ini meliputi peningkatan aksesibilitas fasilitas perpustakaan, pelatihan bahasa isyarat bagi staf perpustakaan, meminjamkan koleksi kepada individu, dan peningkatan kerja sama dengan organisasi disabilitas guna meningkatkan minat literasi.

This study aims to describe the Cikini Library's strategy in providing services for disabled users and strategies in overcoming obstacles. The research method used is qualitative with a case study approach. Data collection was carried out through interviews, observations from March to May 2023, document analysis, and using coding analysis. The result showed the availability of inclusion room facilities, disabled toilets, wheelchair ramps, special parking, and accessible lifts. The library have special services including loan services, priority services, and visiting services, also special collections such as braille books, audiobooks, and talking computers. Library staff have received training in public services, mental disorders handling, and operating tools in the inclusion rooms. The library collaborates with disability organizations. However, the obstacles identified including the lack of interest among disabled users in literacy and unfulfilled accessibility, and library staff face difficulties in communicating with deaf users. The study concludes that the Cikini library is strongly committed to inclusive and accessible services for disabled users through facilities, services, collections, staff capabilities, and collaboration. Recommendations from this research include improving the accessibility of library facilities, training staff in sign language, providing individual loan, and increasing collaboration with disability organizations to promote literacy among disabled users."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Najiah
"Penelitian ini membahas proses eksternalisasi informasi layanan pada Tel-U Open Library Kampus Jakarta dan mengidentifikasi produk yang dihasilkan dalam eksternalisasi informasi layanan dalam mendukung promosi perpustakaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Proses eksternalisasi informasi layanan telah diaplikasikan pada Tel-U Open Library Kampus Jakarta dengan menggunakan metode diskusi antar pustakawan. Informasi tacit tersebut dituangkan dalam format content planning sehingga kebutuhan informasi layanan dapat teridentifikasi dan terkonsep secara jelas, terstruktur dan terkodifikasi dalam fase akuisisi. Proses ekternalisasi dibedakan menjadi tiga bentuk yaitu infografis, video dan artikel. Hasil dari proses eksternalisasi dituangkan pustakawan menjadi berbagai produk seperti buletin yang didalamnya dapat berupa tulisan dan desain grafis, konten media sosial dengan format video atau infografis dan artikel pada website dalam bentuk tulisan. Ketiga produk tersebut memiliki indikator promosi seperti pesan, media, waktu dan frekuensi sehingga dapat mendukung promosi di perpustakaan. Hambatan pada eksternalisasi dapat dibedakan menjadi people, processes, dan technologies. People meliputi kurangnya keterampilan pustakawan dalam menggunakan aplikasi desain konten. Pada segi process kesulitan dalam mencocokan fitur pendukung dengan isi informasi. Sedangkan untuk technologies, spesifikasi perangkat komputer yang tidak mendukung.

This study discusses the process of externalizing service information at Tel-U Open Library Jakarta Campus and identifying the products produced in externalizing service information in support of library promotion. This research uses a qualitative approach with a case study method. The process of externalizing service information has been applied to the Tel-U Open Library Jakarta Campus using the discussion method between librarians. The tacit information is set forth in a content planning format so that service information needs can be identified and conceptualized in a clear, structured and codified manner during the acquisition phase. The externalization process is divided into three forms, namely infographics, videos and articles. The results of the externalization process are poured by librarians into various products such as bulletins which can be in the form of writing and graphic design, social media content in video or infographic formats and articles on the website in written form. The three products have promotion indicators such as message, media, time and frequency so that they can support promotion in the library. Barriers to externalization can be divided into people, processes, and technologies. People include the librarian's lack of skills in using content design applications. On the process side, it is difficult to match the supporting features with the information content. As for technologies, computer device specifications that do not support."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia;, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hadyan Aldio Galih
"Penelitian ini membahas tentang komunikasi interpersonal pustakawan di bagian layanan sirkulasi Perpustakaan Umum Kota Depok. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini untuk mendapatkan pemahaman mengenai komunikasi interpersonal pustakawan di bagian layanan sirkulasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pustakawan Perpustakaan Umum Kota Depok menerapkan komunikasi interpersonal dalam melayani pemustaka, namun pustakawan Perpustakaan Umum Kota Depok masih perlu mengembangkan sikap proaktif dalam melayani pemustaka. Pustakawan dapat memberikan perhatian penuh terhadap pemustaka tanpa memandang latar belakang, usia, ataupun gender. Pustakawan juga dapat melayani pemustaka dengan fleksibel, ekspresif dan terbuka dalam bentuk verbal ataupun non verbal.

This study discusses the interpersonal communication of librarians in the circulation service of Depok Public Library. The purpose of this research is to gain an understanding of the interpersonal communication of librarian in the circulation services department. This research uses qualitative approach with case study method. The results of this study indicate that the librarian of Depok Public Library implements interpersonal communication in serving user, but the librarian of Depok Public Library still need to develop a proactive attitude in serving the user. Librarians can give full attention to the user regardless of background, age, or gender. Librarians can also serve user with flexible, expressive and openness in verbal or non verbal form."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Junita Sulistyorini
"Sesuai dengan Undang-undang Nomor 22 tahun 1961 mengenai Perguruan Tinggi di Indonesia diinyatakan bahwa perguruan tinggi adalah lembaga ilmiah yang mempunyai tugas menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran di atas perguruan tingkat menengah dan yang memberikan pendidikan dan pengajaran berdasarkan kebudayaan kebangsaan Indonesia dengan cara ilmiah. Berdasarkan Undang-undang tersebut. Departemen Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan kemudian merumuskan doktrin Tridharma Perguruan Tinggi yang terdiri dari tiga unsur yaitu pendidikan dan pengajaran_ penelitian ilmiah dan pengabdian kepada masyarakat. Doktrin Tridharma Perguruan Tinggi berarti bahwa Perguruan Tinggi Indonesia mempunyai tiga fungsi. yaitu : (1) fungsi sebagai pusat pendidikan dan pengajaran (2) fungsi sebagai pusat ilmu pengctahuan dan (3) tungsi sosial perguruan iinggi dalaun rangka dedication of life civitas akademika. Ketiga fungsi itu tidak dapat berdiri sendiri. tetapi merupakan satu kesatuan ; dharma yang satu menunjang dharma yang lainnya. Untuk menunjang ketiga dharma perguruan tinggi tersebut maka perpustakaan diadakan di perguruan tinggi. Kebutuhan akan perpustakaan ini juga didukung oleh P.P.R.1. no. 30 tahun 1990 pasal 5 yang menyatakan bahwa setiap perguruan tinggi harus memiliki perpustakaan, pusat komputer, laboratorium/studio, dan unsur penunjang lain yang diperlukan untuk penyelenggaraan pendidikan tinggi. Menurut Atkinson yang dikutip oleh Roesma (1991:2) kualitas pendidikan dan penelitian di lembaga perguruan tinggi tergantung antara lain kepada kemampuan perpustakaannya, karena perpustakaan perguruan tinggi dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan dan penelilian perguruan tinggi tersebut, dengan cara mengumpulkan, mengolah, menyediakan, menyebarkan dan melestarikan informasi yang dibutuhkan oleh para star pengajar dan mahasiswa dalam kegiatan belajar dan mengajar. Pemakai perpustakaan perguruan tinggi (PT) adalah masyarakat PT yaitu star pengajar. mahasiswa dan anggota sivitas akademika lainnya. Namun dalam prakleknya, mayoritas pemakai perpustakaan PT adalah mahasiswa. Kaitan perpustakaan dengan aktivitas mahasiswa tercermin dalam kegiatan seperti membuat tugas-tugas karya tulis, pekerjaan rumah, menyiapkan bahan-bahan diskusi di kelas dan kegiatan lainnya yang berkaitan dengan penyelesaian tugas setiap mata kuliah yang ditempuh. Kegiatan tersebut dapat berjalan lancar dan mencapai hasil yang baik jika di perpustakaan tidak saja tersedia koleksi yang terpilih, akan tetapi juga berbagai layanan yang memadai. Salah satu layanan yang disediakan oleh perpustakaan adalah layanan rujukan. Layanan ini adalah salah satu layanan yang sangat vital karena mencakup hampir semua layanan dasar kepada pemakai yang mencari informasi di perpustakaan mulai dari memberikan jawaban atas pertanyaan yang mudah, seperti pertanyaan yang berkaitan dengan lokasi koleksi sampai kepada memberikan jawaban atas pertanyaan yang sulit serta bimbingan kepada pemakai yang meminta pemecahan masalah yang berkaitan dengan subjek informasi yang dicarinya. Tujuan layanan rujukan adalah memungkinkan pemakai perpustakaan menemukan informasi dengan cepat dan tepat, memungkinkan pemakai menelusur informasi dengan pilihan yang lebih luas dan mernungkinkan pemakai menggunakan koleksi rujukan dengan lebih tepat guna (Nurhadi, 1980:42). Menurut Batt (Katz & Fraley. 195:50) yang menjadi titik sentral dalam layanan rujukan adalah meja rujukan/inforniasi (reference/information desks). Lewat meja ini, pemakai dapat menemukan informasi yang ingin diketahui, dapat mengetahui layanan yang ditawarkan oleh perpustakaan, siapa yang dapat dihubungi, dan sebagainya. Meja rujukan/informasi merupakan refleksi dari keefektifan sistem perpustakaan karena apa yang terjadi di meja ini mempunyai pengaruh yang amat besar pada persepsi pemakai terhadap kesuksesan program perpustakaan. Di meja rujukan/informasi akan terjadi interaksi antara pemakai dengan pustakawan rujukan. Dalam interaksi ini akan terjadi proses negosiasi dalam bentuk tanya jawab rujukan antara pemakai dan pustakawan rujukan. Interaksi ini dipengaruhi oleh pengetahuan pustukawan rujukan terhadap subyck dan pertanyaan awal dari pemakai dan komunikasi non verbal seperti sikap dan bahasa tubuh dari pustakawan rujukan tersebut. Selain itu. dipengaruhi pula oleh pengetahuan pemakai terhadap subyek atau masalah yang ditanyakan serta bagaimana cara mereka niengemukakan pertanyaan. Pustakawan rujukan memegang peran yang penting dalam memberikan layanan di meja rujukan/informasi. Oleh sebab itu mereka sering dijadikan ukuran keberhasilan perpustakaan dalam melayani pemakainya. Davinson (Lederman. 1981:382) menyatakan bahwa peranan yang dimiliki pustakawan rujukan lebih terasa pada saat sekarang ini di mana iniormasi dan sistem yang dikelolanya sudah sedemikian rumit sehingga meningkatkan tuntutan pemakai untuk mengandalkan diri kepada pustakawan rujukan dalam mencari informasi. Pustakawan rujukan akan berperan sebagai mediator atau penghubung antara pemakai dengan koleksi perpustakaan pada khususnya dan dunia pengetahuan pada umumnya. Oleh sebab itu pustakawan rujukan harus menguasai koleksi yang dimiliki perpustakaan dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan karena kemampuan mereka dalam memanfaatkan koleksi secara efektif akan mempengaruhi kualitas layanan rujukan yang diberikan (Lancaster. 1977:74). Kualitas perpustakaan mempengaruhi kepuasan pemakai. Kepuasan pemakai terhadap layanan rujukan tidak saja tergantung pada keakuratan jawaban yang diberikan oleh pustakawan rujukan saja tetapi tergantung pula pada aspek tingkah laku (behavioral aspect) khususnya yang menyangkut interaksi antara pustakawan rujukan dan pemakai (Jardine. 1905). Menurut Young (Katz & Fraley. 1984:124), dibandingkan ketepatan dalam memberikan informasi maka cara berperilaku dari pustakawan rujukan akan mempengaruhi persepsi pemakai terhadap layanan. Ha1 ini didukung pula oleh Sluss (Katz & Fraley. 1986:85-96) yang menyatakan bahwa faktor tingkah laku akan menimbulkan kepuasan pemakai pada layanan rujukan walaupun jawaban yang diperoleh kurang akurat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S15450
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>