Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181500 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andrian Norpratama Putra
"Penelitian ini menganalisis mengenai implementasi kebijakan fasilitas kemudahan impor tujuan ekspor atas Industri Kecil dan Menengah (KITE IKM) dengan melakukan studi kasus pada PT X. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana implementasi KITE IKM pada PT X dan seperti apa hambatan dari kebijakan tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif (post positivist) dengan melihat fenomena lapangan dari sisi teori implementasi kebijakan; dengan tujuan penelitian deskriptif; manfaat penelitian murni; dilakukan dengan teknik studi Pustaka dan wawancara mendalam; penelitian ini dilakukan dalam jangka waktu Maret-Juni 2021. Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa implementasi kebijakan KITE IKM pada PT X berdasarkan content kebijakan menunjukan bahwa kepentingan dari penyusun kebijakan yang selaras; dan Efisiensi Biaya dan Efisiensi Waktu merupakan manfaat yang diperoleh oleh PT X, sedangkan berdasarkan context kebijakan menunjukan bahwa semua lembaga perumus kebijakan dari atas hingga bawah memiliki karakteristik yang menunjang kebijakan ini. Hambatan dari Implementasi KITE IKM pada PT X terletak penyelesian jaminan yang menimbulkan biaya dwelling time. Selain hambatan tersebut, ditemukan hambatan lain, diantaranya: Tidak adanya data IKM orientasi ekspor; Perbedaan Pemahaman Regulasi KITE IKM antar perumus kebijakan; dan Implementasi Pengecualian Ketentuan Pembatasan atas IKM yang belum menyeluruh.

This study analyzes the implementation of the import facility policy for export destinations for Small and Medium Industries (KITE IKM) by conducting a case study at PT X. The purpose of this study is to analyze how the implementation of KITE IKM at PT X is and what are the obstacles to the policy. This research was conducted with a quantitative approach (post-positivist) by looking at field phenomena from the theory of policy implementation; with the aim of descriptive research; pure research benefits; carried out with library study techniques and in-depth interviews; this research was conducted in the period March-June 2021. From the results of this study, it was found that the implementation of the KITE IKM policy at PT X based on policy content showed that the interests of policy makers were aligned; and Cost Efficiency and Time Efficiency are the benefits obtained by PT X; while based on the policy context it shows that all policy-making institutions from top to bottom have characteristics that support this policy. The obstacle to the implementation of KITE IKM for PT X lies in completing the guarantee which incurs dwelling time costs. In addition to these obstacles, other obstacles were found, including: No data on export-oriented SMEs; Differences in Understanding of KITE IKM Regulations between policy makers; and Implementing Exceptions to Restriction Provisions on SMEs that have not been comprehensive."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanum Suroyah
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) terkait dengan fenomena penurunan penerima fasilitas KITE dan perubahan menjadi pengusaha Kawasan Berikat (KB). Perusahaan yang diteliti adalah PT XYZ yang berdiri sejak tahun 1998 sebagai penerima fasilitas KITE dan sejak tahun 2012 berubah menjadi pengusaha Kawasan Berikat. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Hasil dari penelitian ini bahwa pada PMK 253/PMK.04/2012 dan PMK 254/PMK.04/2012 tidak lagi memberikan pembebasan pada PPN dan PPnBM serta sanksi yang memberatkan perusahaan sebesar 100% hingga 500% untuk realisasi ekspor yang tidak sesuai dengan pengajuan, selain itu fasilitas Kawasan Berikat memberikan manfaat-manfaat bagi PT XYZ seperti adanya penangguhan Bea Masuk, Cukai, serta PPN dan PPnBM sehingga mempengaruhi arus kas perusahaan dan hasil barang yang telah diproduksi dapat dijual di dalam Daerah Pabean sebanyak-banyaknya 25% dari realisasi ekspor/penyerahan ke Kawasan Berikat dari tahun sebelumnya.

This study aims to analyze the implementation of the Facility for Export Purpose (KITE) associated with the phenomenon of a decrease in the receiving facility and the changes become bonded entrepreneurs (KB). Companies studied were the XYZ Ltd. was founded in 1998 as a recipient of KITE facilities and since 2012 turn into bonded entrepreneurs. The approach used in this study is descriptive qualitative approach. The results of this study that the PMK 254/PMK.04/2012 and 253/PMK.04/2012 no longer give exemption on VAT and luxury sales as well as sanctions that incriminate the company by 100% to 500% for export realization that does not comply with the filing, bonded facility additionally provide benefits for XYZ Ltd. as the suspension of import duty, excise, VAT and luxury sales and thus affect the company's cash flow and results that have been produced goods can be sold in the customs area as much as 25% of the export realization / delivery to bonded zones from the previous year."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tatty Herawati
"ABSTRAK
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kebijakan kuota yang telah ditetapkan, mampu sebagai landasan tata niaga ekspor TPT, mengetahui sejarah tata niaga internasional komoditas TPT, serta mengetahui permasalahan implementasi kebijakan kuota dan pengaruhnya terhadap peningkatan ekspor TPT. Batasan penelitian, khusus ke Eropa dengan pertimbangan bahwa setelah terbentuknya Pasar Tunggal Eropa, penulis menduga Eropa merupakan pasar yang potensial untuk ekspor TPT Indonesia. Dan khusus mengenai Kebijakan Kuota yang menjadi objek penelitian, karena ternyata harga TPT ke Negara Kuota Iebih tinggi bila dibandingkan ke Negara Non Kuota.
Kebijakan perdagangan internasional Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) diadakan, karena merupakan kebutuhan dalam ranggka melindungi industri dan eksportir TPT baik di Eropa maupun di Indonesia. Pada umumnya kebijakan itu merupakan intervensi pemerintah yang mengatur pembatasan dalam bentuk kuantitatif yang disebabkan kemajuan yang pesat dari industri tekstil dan produk tekstil di negara-negara berkembang. Bentuk-bentuk Kebijakan yang melandasi perdagangan intemasional TPT tertuang dalam Perjanjian Multilateral dan Bilateral. Berawal dari GATT (General Agreement on Tariffs and Trade) pada tahun 1948 yang mengecualikan TPT, maka kebijakan pertama yang melandasi perdagangan internasional TPT adalah Short Term Arrangement on Cotton and Textiles (STA) pada tahun 1961. Kemudian Long Term Arrangement on Cotton and Textiles (LTA) sejak tahun 1962 dan selanjutnya pada tahun 1974 Arrangement Regarding International Trade in Textiles, yang lebih dikenal dengan Multi Fibre Arrangemement (MFA).
Kinerja ekspor TPT Indonesia terus meningkat, kondisi tersebut merupakan salah satu penunjang peningkatan devisa yang pada akhirnya peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu harus diupayakan agar kinerja itu tidak turun. Bila pada tahun 1994 ada penurunan, perlu diteliti penyebabnya dan dicarikan solusinya.
Dengan data yang berhasil dihimpun, penulis menganalisis dengan metoda kuantitatif dan kualitatif serta pengkajiannya menggunakan Analisis SWOT. Dengan analisis tersebut, diharapkan Strength-nya dapat dipertahankan, bila mungkin ditingkatkan, Weakness-nya dihilangkan atau setidak-tidaknya dikurangi, dan Opportunity-nya diupayakan untuk dicapai, serta Threat-nya harus diantisipasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kebijakan Kuota mempunyai pengaruh terhadap Kinerja Ekspor TPT Indonesia ke Eropa, karena dari sejarah diperoleh pengalaman bahwa tanpa ikut menanda tangani Perjanjian Multilateral maupun Perjanjian Bilateral, Pemerintah Indonesia tidak dapat melindungi industri dan eksportir TPT Indonesia yang terkena kuota global di negara pengimpor. Disamping itu, agar kuota nasional dapat terealisasi ekspornya secara optimal, maka diperlukan pembenahan dalam pengelolaan kuota serta peningkatan sikap mental dari aparat dan pelaku ekonomi yang bergerak di bidang Tekstil dan Produk Tekstil."
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naomi Oiconita
"Penelitian ini menganalisis hubungan antara ekspor dan output nasional di Indonesia dari Tahun 1980 sampai 2004. Kerangka pengujian yang digunakan, pertama uji Kausalitas Granger yaitu untuk melihat hubungan sebab-akibat yang kemudian menjadi dasar pembentukan model, kedua uji Kointegrasi yaitu untuk melihat hubungan jangka panjang dari model, ketiga uji ECM yaitu untuk melihat hubungan jangka pendek dan model terhadap model jangka panjangnya. Adapun periode analisis dibagi menjadi 3 yaitu Periode Keseluruhan (1980:1 - 2004:4), Periode Sebelum Flexible Exchange Rate Regime (1980:1 - 1997:3) dan Periode Flexible Exchange Rate Regime (1997:4 - 2004:4).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam uji Kausalitas Granger untuk periode analisis adalah periode keseluruhan diperoleh hubungan pengaruh output nasional (GDP) terhadap ekspor dan pengaruh eskpor terhadap output nasional (GDP). Sedangkan untuk periode flexible exchange rate regime diperoleh hubungan hanya pengaruh output nasional (GDP) terhadap ekspor.
Dalam hubungan jangka panjang pada periode keseluruhan, hasil pengujian untuk berbagai hubungan yang ada memberikan fraksi variasi di atas 80%, yang berarti dalam jangka panjang peranan output nasional (GDP) terhadap kinerja ekspor ataupun peranan ekspor terhadap peningkatan output nasional (GDP) adalah cukup besar. Kemudian dalam hubungan jangka pendek dinyatakan bahwa proses penyesuaian (speed of adjustment) ke jangka panjangnya adalah relatif cepat dan output nasional (GDP) berpengaruh pada kinerja ekspor membutuhkan waktu 15 bulan."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T20379
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Agustina
"Tesis ini bertujuan mengevaluasi perkembangan ekspor (impor) enam komoditi terpilih antara Indonesia dan China selama tahun 1990-2010. Tesis ini juga membahas faktor-faktor determinan yang mempengaruhi perdagangan atau pertumbuhan bilateral ekspor (impor) antara Indonesia dan China. Metodologi tesis ini menggunakan baik analisis deskriptif maupun analisis ekonometri. Analisis deskriptif berupa indikator pertumbuhan, neraca perdagangan, dan kontribusi perkembangan ekspor (impor). Sedangkan pendekatan model gravity digunakan dalam analisis ekonometri. Keseluruhan bagian analisis mencoba fokus kepada periode-periode penting hubungan ekonomi dan politik Indonesia-China, seperti: awal normalisasi Indonesia-China 1995, krisis finansial Asia 1997, China masuk WTO 2001, implementasi ACFTA 2010, dan krisis ekonomi global 2008.
Hasil studi mengindikasikan bahwa komoditi ekspor terpilih Indonesia berpotensi sangat besar untuk dikembangkan dalam perdagangan bilateral dengan China terlebih untuk memaksimalkan manfaat dari adanya ACFTA; pertumbuhan ekspor-impor komoditi terpilih Indonesia-China tidak berbeda signifikan dengan kondisi yang sama pada Negara-negara Anggota ASEAN lainnya; ACFTA dan krisis ekonomi global 2008 tidak serta merta memberikan dampak negatif terhadap produksi atau output dan tenaga kerja dalam negeri atas enam komoditi ekspor (impor) terpilih Indonesia dengan China; tariff ternyata memberikan dampak signifikan terhadap ekspor komoditi terpilih Indonesia ke China sehingga harus lebih diperhatikan antara lain dengan mengintensifkan negosiasi oleh Indonesia kepada China; krisis ekonomi global 2008 ternyata meningkatkan nilai ekspor nasional, namun krisis ini juga signifikan meningkatkan nilai impor Indonesia dari China; ekspor Indonesia ke China berpotensi sangat besar memenuhi kebutuhan domestik China saat pertumbuhan GDP per kapita China meningkat.

This thesis is aimed to evaluate the development of export (import) of six selected commodities between Indonesia and China during 1990-2010. It also discusses determinant factors that influence the trade or growth of bilateral export (import) between Indonesia and China. Methodology of this thesis is using both descriptive and econometric analysis. Descriptive analysis in form of indicators of growth, trade balance, and contribution of the export (import) development, as well as the gravity model approach are used in this study. Overall part of the analysis seeks to focus on important periods of economic and political relations between Indonesia and China, such as: early normalization of relations between Indonesia and China in 1995, Asian financial crisis in 1997, China entered the WTO in 2001, implementation of the ACFTA in 2010, and global economic crisis in 2008.
The study results indicate that the selected export commodities of Indonesia have enormous potential for development in bilateral trade with China especially to maximize benefits of the ACFTA; growth of export (import) of selected commodities of Indonesia and China did not differ significantly with the same conditions in other ASEAN countries; the ACFTA and the global economic crisis 2008 did not necessarily have a negative effect in domestic production or output and labor of six selected commodities export (import) of Indonesia to China; tariff in fact has a significant impact onthe export of the Indonesian selected commodities to China, so the attention should be given among others by intensifying negotiations by Indonesia to China; global economic crisis 2008 in fact increased national export, however, this crisis also significantly increased the value of import of Indonesia from China; Indonesia`s export to China potentially have enormous potential to meet domestic needs of China at the time GDP per capita growth of China increases."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T29516
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Astuti Wisudayati
"Tesis ini menganalisis dampak 'Kebijakan Larangan Ekspor Kayu Bulat' dan faktor-faktor lain terhadap bertambahnya deforestasi (pengurangan tutupan hutan) di Indonesia. Permasalahan selama diberlakukannya 'Kebijakan Larangan Ekspor Kayu Bulat' diduga telah terjadi kehancuran sumber daya hutan Indonesia, karena kebijakan tersebut mempraktekkan intervensi harga pasar kayu bulat guna menjamin pemenuhan kebutuhan bahan baku industri yang dinilai tidak bekerja secara efektif. Adanya jaminan pasokan dan harga kayu bulat yang murah memang membuat industri tumbuh pesat, akan tetapi pertumbuhan ini tidak sesuai harapan karena pembangunan kapasitas industri perkayuan tersebut berlebihan, sehingga kecepatan pemanenan bahan baku kayu meningkat tajam. Oleh karena itu, hasil penelitian ini dikaitkan dengan faktor penawaran yang mendorong adanya pemanenan sumberdaya hutan, maka penyebab deforestasi diantaranya dipengaruhi oleh: 'Kebijakan Larangan Ekspor Kayu Bulat', harga penawaran kayu bulat, jumlah HTI, jumlah panjang jalan, jumlah PSDH & DR, UU Otonomi Daerah, dan rasio perbandingan harga kayu bulat dunia & harga kayu bulat domestik. Oleh karena itu, diharapkan pilihan kebijakan sub sektor kehutanan yang tepat apakah tetap melarang ataukah membuka kembali ekspor kayu bulat agar terjadi penyesuaian harga kayu demi menggairahkan kembali pasar kayu bulat demi kontribusinya terhadap Pendapatan Domestik Bruto dan menjalankan kebijakan eksploitasi hutan secara lestari.

This thesis analyses the impact of log export ban policy and other factors for the increasing deforestation (forest cover reduction) in Indonesia. During the implementation this policy, the destruction of Indonesia's forest resources is occurred because the intervention of roundwood market price in order to fulfil the needs of industrial raw materials are assessed not work effectively. The guarantee of supply and low price of logs is making the industry grow rapidly, but this growth was not as expected because of the excessive industry capacity so that the speed of harvesting raw materials rose sharply. Therefore, the results of this study were associated with the supply factors that encourage harvesting of forest resources. Eventally, the drivers of deforestation are triggered by : " Policy of log export ban ", the bid price of logs, timber number, the number of road length, number PSDH & DR, Local Government Law, and the ratio of log price comparison world and domestic log price. Therefore, the expected option forestry sub-sector policies that prohibit or whether it remains appropriate to reopen the log export price adjustments to occur in order to revitalize wood roundwood market for its contribution to the Gross Domestic Product and a policy of sustainable forest exploitation
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T42573
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
London: Graham & Trotman , 1992
341.754 INT
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fitrian Dwi Cahyo
"Indonesia berada di segitiga terumbu karang dengan populasi terbesar di dunia. Indonesia memiliki hamparan ekosistem terumbu karang seluas 2,5 juta hektar yang di dalamnya terdapat 362 spesies hard coral dengan 66 spesies di antaranya merupakan jenis ekonomi penting. Kurun 2012-2016 Indonesia berkontribusi rata-rata sebesar 5,58 % sebagai eksportir karang hias terbesar kedua dunia setelah Jepang. Pemanfaatan karang untuk perdagangan turut memicu isu kerusakan habitat, perdagangan ilegal, serta gangguan kesehatan karang sehingga mendorong pemerintah untuk merumuskan regulasi pemanfaatan terumbu karang untuk perdagangan melalui kebijakan kuota pengambilan karang dari alam dan larangan ekspor karang hias dengan tujuan dapat memperbaiki kondisi terumbu karang di Indonesia. Studi ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris apakah kebijakan tersebut di atas dapat mempengaruhi kondisi terumbu karang di Indonesia. Penulis menggunakan Fixed-Effect Model pada persamaan regresi Difference in Difference menunjukkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan nyata kondisi terumbu karang di Indonesia selama penerapan kebijakan kuota pengambilan karang dari alam serta antara sebelum dan setelah adanya kebijakan larangan ekspor karang hias. Hal ini menunjukkan bahwa larangan ekspor karang hias tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap kondisi terumbu karang di Indonesia.

Indonesia is in the coral triangle with the largest coral population in the world. Indonesia has a coral reefs covering an area of 2,5 million hectares in which there are 362 species of hard coral with 66 species being economically important species. In the period between 2012-2016, Indonesia contributed an average of 5,58 % as the world’s second largest ornamental corals exporter after Japan. The utilization of coral for trade also sparked the issues of habitat destruction, illegal trade, and coral health problems has prompted the government to formulate regulations on the utilization of coral reefs for trade through a quota policy for taking coral from nature and the export banning of ornamental coral with the aim of improving the condition of coral reefs in Indonesia. This study aims to find an empirical evidence does the policies mentioned above affect the condition of coral reefs in Indonesia. The author uses the Fixed-Effect Model on the Difference in Difference regression equation whose result show that there were no real differences in the condition of coral reefs in Indonesia during the implementation of the quota policy for taking coral from nature and between before and after the export banning of ornamental coral. This shows that export banning of ornamental corals does not significantly affect the condition of coral reefs in Indonesia."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Kartikatul Qomariyah
"ABSTRAK
Dalam kebijakan kewajiban peningkatan nilai tambah mineral melalui pengolahan dan pemurnian hasil penambangan mineral di dalam negeri dan pelarangan ekspor mineral mentah serta relaksasinya yang diatur dalam UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara UU Minerba serta peraturan pelaksanaannya terindikasi terdapat ketidaksesuaian dengan pirinsip-prinsip dalam Agreement On Trade-Related Investment Measures TRIMs Agreement , tindakan yang dilarang menurut paragraf 2 huruf c Illustrattive List TRIMs Agreement mengenai Export Restrictions, yaitu tindakan yang membatasi ekspor atau penjualan untuk ekspor, yang ditentukan dalam hal produk tertentu, baik dalam hal volume atau nilai produk, atau dalam hal perbandingan volume atau nilai produksi lokalnya. Metode penelitian yang digunakan adalah yuridis-normatif dengan data sekunder yang didapatkan dari bahan kepustakaan, serta didukung dengan data primer sebagai data penunjang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peraturan perundang-undangan tersebut tidak sesuai dengan prinsip dalam TRIMs Agreement, yaitu mengandung export restriction, dalam hal tindakan pembatasan ekspor mineral, bahwa tidak semua produk hasil penambangan mineral dapat dilakukan ekspor, melainkan khusus untuk produk mineral tertentu hasil pengolahan dan pemurnian sesuai batas minimum pengolahan dan/atau pemurnian nilai produk tertentu dan dan dibatasi dalam jumlah tertentu.

ABSTRACT
In the policy of the increasing of mineral added value obligation through processing and smelting of domestic mining and raw material export restrictions and its relaxations in Indonesian Law No. 4 Year 2009 on Mineral and Coal Mining Mining Law and its implementing regulations indicated there are incompatibility with principles of Agreement On Trade Related Investment Measures TRIMs Agreement , which is the prohibited acts under paragraph 2 c Illustrative List of TRIMs Agreement, namely Export Restrictions, which measures restricting the export or sale for export, which is defined in terms of specific products, both in terms of volume or value of products, or in terms of proportion of volume or value of its local production. The method used is the juridical normative with secondary data obtained from the literature, and supported by primary data. The results showed that not in accordance with the principles of the TRIMs Agreement, which contains export restriction, in terms of restrictions on exports of minerals, that not all products can be mined mineral exports, but specific to certain mineral products processing and smelting results corresponding minimum limit of processing and or smelting the value of a certain product and the specific and limited in number."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Damayanti
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dampak realisasi anggaran Atase Perdagangan terhadap ekspor non migas Indonesia di 24 negara dan di negara pasar tradisional yang terdapat Atase Perdagangan dari sisi nominal dan riil. Penelitian ini menggunakan metode estimasi dan regresi data panel realisasi anggaran total di 24 negara dan di negara pasar tradisional yang terdapat Atase Perdagangan secara nominal dan riil dari tahun 2011-2014. Hasil penelitian menemukan bahwa dampak realisasi anggaran Atase Perdagangan terhadap peningkatan ekspor non migas nominal tahun 2011-2014 paling signifikan terlihat pada realisasi anggaran nominal di negara pasar tradisional yang terdapat Atase Perdagangan dan ITPC (Indonesian Trade Promotion Center). Selain itu, Produk Domestik Bruto (PDB), nominal exchange rate, tariff, dan adanya Free Trade Area (FTA) juga signifikan berpengaruh terhadap ekspor non migas nominal di negara pasar tradisional yang terdapat Atase Perdagangan dan ITPC. Sedangkan dari sisi ekspor non migas riil, dampak realisasi anggaran Atase Perdagangan riil di 24 negara yang terdapat Atase Perdagangan paling signifikan meningkatkan volume ekspor non migas Indonesia. Sedangkan faktor lain yang signifikan meningkatkan ekspor non migas riil di 24 negara yang terdapat Atase Perdagangan yaitu PDB riil dan adanya FTA

ABSTRACT
This study aims to analyze the impact of budget realization of The Trade Attache on Indonesian non-oil exports in 24 countries and in countries that are traditional markets Trade Attache of the nominal and real terms. This study uses panel data regression estimation and realization of the budget total in 24 countries and in countries that are traditional markets Trade Attache in nominal and real terms from 2011-2014. The study found that the impact of budget realization Trade Attache of the nominal increase in non-oil exports in 2011-2014 most significantly to the realization of the state budget in the face of traditional markets which are the Trade Attaché and ITPC (Indonesian Trade Promotion Center). In addition, the Gross Domestic Product (GDP), the nominal exchange rate, tariff, and the Free Trade Area (FTA) also significantly effect the nominal non-oil exports in the traditional market countries contained Trade Attaché and ITPC. In terms of non-oil exports of the real impact of the budget realization of real Trade Attache in 24 countries which are the most significant increase the volume of non-oil exports Indonesia. Meanwhile, another factor that significantly increases the real non-oil exports in the 24 countries which are the Trade Attaché namely real GDP and the FTA."
2016
T46144
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>