Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 163608 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Haydira Prili Ananza
"Dibutuhkan strategi untuk menanggulangi krisis sampah plastik dari industri Fast-Moving Consumer Goods, salah satunya dengan membuat produk berbahan dasar plastik lebih ramah lingkungan. Metode penelitian menggunakan desain eksperimental two-factor within-subject. Pengukuran Perceived Value menggunakan alat ukur oleh Konuk (2018). Jumlah partisipan sebanyak 133, merupakan WNI usia 18-25 tahun. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan signifikan pada Perceived Value konsumen saat diberikan produk sikat gigi dengan logo ramah lingkungan dan yang tidak F(1, 132) = 44.382, p < 0,001, η²p = 0.252), dan dengan teks ramah lingkungan dan yang tidak F(1,132) = 67.171, p < 0,001, η²p = 0.337). Selain itu, terdapat interaksi yang signifikan antara logo dan juga teks ramah lingkungan terhadap Perceived Value F(1, 132) = 13.892, p < 0,001, η²p = 0.095). Kesimpulannya, penggunaan eco-label (logo dan teks ramah lingkungan) dapat mempengaruhi Perceived Value konsumen. Dengan begitu pihak produsen dapat mengaplikasikan penggunaan logo dan teks pada kemasan produk ramah lingkungan untuk memaksimalkan pemasaran.

A strategy is needed to overcome the plastic waste crisis from the Fast-Moving Consumer Goods industry, one of which is by making plastic-based products more environmentally friendly. The research method used a two-factor within-subject experimental design. Measurement of Perceived Value using measuring tools by Konuk (2018). The number of participants are 133 Indonesian citizens aged 18-25 years. The results showed that there was a significant difference in consumers' Perceived Value when given a toothbrush product with an environmentally friendly logo and one that was not F(1, 132) = 44,382, p < 0.001, ²p = 0.252), and with environmentally friendly text and those that were not F( 1.132) = 67171, p < 0.001, ²p = 0.337). In addition, there is a significant interaction between the logo and environmentally friendly text on the Perceived Value F(1, 132) = 13,892, p < 0.001, ²p = 0.095). In conclusion, the use of eco-labels (eco-friendly logos and texts) can affect consumers' Perceived Value. That way, producers can apply the use of logos and text on environmentally friendly product packaging to maximize marketing."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muthia Aliyya Safira
"Meningkatnya kesadaran dan kepedulian konsumen terhadap lingkungan, secara logis akan mengarahkan perilaku mereka dalam memilih produk yang ramah lingkungan.
The increase of consumers awareness of and concerns for the environment, logically will lead their behaviour in selecting environment-friendly products.
In Indonesia, wearing batik apparel as daily use is now becoming a trend. Less formal compared to business suits, people wearing batik for both informal as well as formal occasion. Today, synthetic colour batik is highly accessible, easy to find in the market and almost used by people in Indonesia. In contrast to natural colour batik, that is less produced by certain batik producers since it takes longer and time-consuming. However, natural colour batik has its uniqueness for making it rare to find a similar design which eventually becomes its competitive advantage. As a matter of more prolonged in the production process and limited resource, the price of natural colour batik comes higher.
This study looks at the relationship among consumers environmental consciousness, perception, and perceived value to influence their purchasing decision towards natural colour batik as an environmentally friendly apparel product.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairunnisa Savira
"

Terdapat berbagai permasalahan lingkungan yang ada di Indonesia, salah satunya adalah masalah sampah. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan lingkungan adalah dengan beralih menggunakan produk ramah lingkungan. Untuk dapat memprediksi pembelian produk ramah lingkungan, penting untuk meneliti intensi membeli produk ramah lingkungan. Penelitian ini berfokus pada dua hal yang menyebabkan green purchase intention, yaitu perceived environmental responsibility dan concern for self-image pada konsumen emerging adult. Partisipan berusia 18-29 tahun mengisi kuesioner secara daring. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perceived environmental responsibility dan concern for self-image secara bersamaan memiliki pengaruh yang signifikan dalam memprediksi green purchase intention pada konsumen emerging adult. Selain itu, concern for self-image memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap green purchase intention dibandingkan perceived environmental responsibility. Hal ini berarti bahwa pada konsumen emerging adult intensi membeli produk ramah lingkungan lebih dipengaruhi oleh kepedulian terhadap citra diri dibandingkan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan.


Among many environmental problems in Indonesia, plastic waste is one of them. Changing from brown products to green products is one way to overcome environmental problems. It is important to know green purchase intention to predict green purchasing behavior. This study aims to examine the effect of perceived environmental responsibility and concern for self-image in emerging adult. Participants in this study are emerging adults (18-29 years old) who filled online questionaires. The result of this study indicated that perceived environmental responsibility and concern for self-image simultaneously affect green purchase intention in emerging adult consumer. The results also show that concern for self-image has stronger effect on green purchase intention than perceived environmental responsibility. Therefore, emerging adult consumer’s intention to buy green products are more influenced by concern for self-image than perceived environmental responsibility.

"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Klareza Putri Djajadiwangsa
"Meningkatnya pencemaran lingkungan serta adanya urgensi untuk meningkatkan kepedulian lingkungan masyarakat Indonesia, menyebabkan perusahaan turut berkontribusi melalui penerapan green marketing. Sementara itu, sektor kosmetik di Indonesia saat ini sedang tumbuh signifikan. Green marketing juga turut diimplementasikan pada industri tersebut dengan munculnya berbagai merek kosmetik lokal yang mengusung konsep sustainable beauty. Gen Z menjadi salah satu faktor pendorong booming-nya industri kosmetik di Indonesia. Maka, pelaku bisnis sustainable beauty perlu mengetahui faktor-faktor yang dianggap berpengaruh terhadap green purchase behavior pada Gen Z. Penelitian ini mengidentifikasi beberapa faktor yang dianggap berpengaruh, melalui survei terhadap 335 responden yang dilakukan melalui kuesioner daring dan data dianalisis menggunakan Structural Equation Modelling (SEM). Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor yang mempengaruhi green purchase behavior Gen Z terhadap produk green cosmetics merek lokal adalah eco-label, PCE, environmental attitude, dan ecological affection. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa meningkatkan ecological affection dapat dilakukan baik secara langsung melalui PCE ataupun melalui environmental attitude terlebih dahulu.

The increasing environmental pollution and the urgency to increase environmental awareness of Indonesian society, have caused companies to contribute through the implementation of green marketing. Meanwhile, the cosmetic sector in Indonesia is currently growing significantly. Green marketing is also implemented in the industry with the emergence of various local cosmetic brands that carry the concept of sustainable beauty. Gen Z is one of the driving factors for the booming cosmetic industry in Indonesia. So, sustainable beauty business players need to know the factors that are considered to have an effect on green purchase behavior in Gen Z. This study identifies several factors that are considered influential, through a survey of 335 respondents conducted through an online questionnaire and the data were analyzed using Structural Equation Modeling (SEM). The findings suggest factors that affect Gen Z's green purchase behavior towards local brand green cosmetics are eco-label, PCE, environmental attitude, and ecological affection. This research also shows that increasing ecological affection can be done either directly through PCE or through environmental attitude first."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Amelia Khoironi Mustofa
"Bergesernya tren gaya hidup yang mengedepankan ramah lingkungan akibat permasalahan lingkungan yang semakin mengkhawatirkan, mulai marak digunakannya green advertisement dalam menarik konsumen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh green advertisement terhadap green skepticism konsumen dewasa muda pada produk green skincare. Metode eksperimen pada penelitian ini menggunakan desain eksperimen randomized between-subjects two-group posttest only. Penelitian ini menggunakan poster iklan sebagai stimulus yang mewakili green advertisement. Green skepticism diukur menggunakan alat ukur dari Matthes dan Wonneberger (2014) dengan tiga item. Jumlah partisipan penelitian ini sebanyak 342 konsumen yang merupakan Warga Negara Indonesia dengan rentang usia 18—25 tahun. Peneliti memberikan perlakuan berupa dua stimulus poster green advertisement. Green skepticism konsumen diukur menggunakan alat ukur yang dikembangkan oleh Matthes dan Wonneberger (2014). Data dianalisis menggunakan metode Independent Sample t-Test untuk menguji hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada green skepticism konsumen kelompok 1 (M=6.85, SD=2.473) berupa poster green advertisement dengan klaim ramah lingkungan (M=6.85, dan kelompok 2 (M=13.50, SD=3.808), t(340)= -19.205, p< 0.05 yang diberikan perlakuan poster green advertisement klaim ramah lingkungan yang menyesatkan (greenwashing).

The shift in lifestyle trends that prioritize environmentally friendly due to environmental problems that are increasingly worrying, the use of green advertisements is starting to be rife in attracting consumers. The purpose of this study was to see the effect of green advertisement on green skepticism of young adult consumers in green skincare products. The experimental method in this study used a randomized between-subjects two-group posttest experimental design only. This study uses advertisement posters as a stimulus that represents green advertisement. Green skepticism is measured using a measurement tool from Mathes and Wonneberger (2014) with three items. The number of participants in this study were 342 consumers who were Indonesian citizens with an age range of 18—25 years. The researcher gave treatment in the form of two stimulus green advertisement posters. Consumer green skepticism is measured using a measurement tool developed by Mathes and Wonneberger (2014). Data were analyzed using the Independent Sample t-Test method to test the hypothesis. The results showed that there was a significant effect on consumer green skepticism in group 1 (M=6.85, SD=2.473) in the form of green advertisement posters with green claims (M=6.85, and group 2 (M=13.50, SD=3.808), t (340) = -19.205, p < 0.05 which was given the green advertisement poster treatment of greenwashing claims."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tabina Ramiza
"Isu lingkungan sudah sejak lama menjadi topik pembahasan. Salah satu perusahaan minyak dan gas paling terkemuka, Shell, adalah perusahaan yang banyak dibahas perannya dalam kerusakan lingkungan. Shell pun dalam beberapa tahun belakangan mulai membuat program-program ramah lingkungan dan memulai transisi menuju produk energi terbarukan. Shell kemudian mengiklankan program tersebut, tetapi iklan-iklan yang telah dirilis dihadapkan banyak reaksi keberatan. Masalah dari penelitian ini adalah bagaimana citra ramah lingkungan dibangun melalui kata-kata dan sistem tanda dalam iklan Shell, sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk memaparkan unsur teks dan visual yang berkaitan dengan konsep ramah lingkungan dalam iklan-iklan Shell. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif sebagai metode. Teori makna referensial, sistem tanda, serta sustainable marketing digunakan untuk analisis. Penelitian ini menunjukkan bahwa kata-kata dan ilustrasi dalam iklan-iklan Shell menunjukkan unsur sustainable marketing, namun tidak ada upaya Shell untuk mengungkit isu lingkungan sehingga citra ramah lingkungan belum tercapai sepenuhnya dan diperlukan kajian lebih lanjut.

Environmental issues have been a hot topic of discussion in recent years. One of the most prominent oil and gas companies, Shell, is a company that has been widely discussed about its role in environmental damage. In recent years, Shell started making environmentally friendly programs and starting the transition to renewable energy products. Shell advertised the program, but the advertisements that were released was met with backlash. The problem of this research is how does Shell build an environmentally friendly image through words and sign systems in its advertisements, thus the purpose of this research is to describe the textual and visual elements’ relation to the concept of being environmentally friendly in Shell advertisements. This study uses a qualitative approach as a method. Referential meaning theory, sign system, and sustainable marketing are used for analysis. The finding of this study is that the words used in Shell advertisements reflect a sign system. The words and illustrations in these advertisements also show elements of sustainable marketing, but there is no attempt by Shell to bring up environmental issues, therefore an environmentally friendly image has not been fully achieved and further studies are needed."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Dwi Wulandari
"Adanya pandemi COVID-19 menimbulkan berbagai permasalahan bagi banyak pihak, salah satunya UMKM Dua A yang berjuang untuk mempertahankan bisnisnya di tengah situasi yang serba dibatasi. Dimulai dengan upaya melakukan penjualan secara online, ternyata Dua A menghadapi kendala dimana sejumlah pelanggan mengeluh bahwa mereka menerima produk dalam keadaan yang rusak. Tidak hanya itu, adanya COVID-19 juga menimbulkan masalah penumpukan sampah akibat meningkatnya perilaku belanja online. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dibahas mengenai perancangan ulang desain kemasan makanan ringan kerupuk, terutama bagi produk UMKM Dua A, agar lebih kuat, ramah lingkungan, dan juga menarik bagi pelanggan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kansei Engineering dan Fuzzy Quality Function Deployment for Environment untuk menciptakan solusi yang dapat memenuhi kebutuhan dari pihak pelanggan serta perusahaan. Dari penelitian ini, didapatkan bahwa rekomendasi kemasan yang dapat digunakan oleh UMKM Dua A adalah kemasan berbentuk kotak, terbuat dari cardboard, dan memiliki cushioning pada bagian dalam.

The existence of the COVID-19 pandemic has caused various problems for many parties, one of which is Dua A, a MSME who are struggling to maintain their business amid the chaotic situation. Starting with an effort to make their sales through online platform, it turns out that Dua A faces a problem where several customers complain that they receive damaged products. Not only that, the presence of COVID-19 has also caused the problem of accumulation of waste due to increased online shopping behavior. Therefore, in this study, we will discuss the redesign of the packaging of cracker snacks, especially for Dua A’s products, so that they are stronger, more environmentally friendly, and more attractive to customers. This research was conducted using the Kansei Engineering and Fuzzy Quality Function Deployment for Environment approach to create solutions that can meet the needs of customers and companies. From this study, it was found that the packaging recommendations that can be used by Dua A are box-shaped packaging, made of cardboard, and have cushioning on the inside."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nikmah Fajriyah Azzahrah
"Peningkatan sampah plastik yang berasal dari produk Fast Moving Consumer Goods berkaitan erat dengan perilaku konsumsi masyarakat. Salah satu upaya untuk menanggulangi hal tersebut adalah dengan menggunakan bahan ramah lingkungan yang ditandai dengan pemberian label ramah lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana pengaruh jenis label ramah lingkungan berupa logo dan teks pada kemasan air mineral terhadap persepsi konsumen mengenai kualitas. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen within subject dengan menggunakan vignette gambar sebagai stimulus. Persepsi konsumen mengenai kualitas. diukur menggunakan alat ukur yang dikembangkan oleh Erdem dan Swait (1998). Diperoleh sebanyak 135 partisipan yang berusia 18-25 tahun di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kehadiran logo (F(1,134) = 157.446, p< 0.001, η²p = 0.540) dan teks (F(1,134) = 127.229, p< 0.001, η²p = 0.487) ramah lingkungan pada kemasan air mineral berkontribusi secara signifikan terhadap persepsi konsumen mengenai kualitas. dengan large effect size yang berarti kehadiran logo dan teks memiliki pengaruh yang besar terhadap persepsi konsumen mengenai kualitas. Selain itu, ditemukan bahwa produk dengan kombinasi penggunaan logo dan teks ramah lingkungan membuat konsumen mempersepsikan kualitas produk ramah lingkungan tersebut paling baik (F(1,134) = 19.269, p< 0.001, η²p = 0.126) dengan medium effect size yang berarti memiliki pengaruh yang sedang terhadap persepsi konsumen mengenai kualitas. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan logo dan teks ramah lingkungan dapat memengaruhi bagaimana konsumen mempersepsikan kualitas dari suatu produk. Hasil dari penelitian ini menyarankan perusahaan agar mempertimbangkan untuk menghadirkan label ramah lingkungan berupa logo dan teks ramah lingkungan untuk meningkatkan perceived quality konsumen.

The rise of plastic waste caused by Fast Moving Consumer Goods is strongly related to consumer behavior. An effort to overcome this problem lies within the usage of eco-friendly materials that are identified by giving them eco-labels. This study examines how types of eco-labels in the form of logos and text on mineral water’s packaging affect consumer’s perceived quality. The method used for this study is the within-subject experiment by using image vignettes as a stimulus. Perceived quality is measured using the measurement developed by Erdem and Swait (1998). This study samples 135 participants aged 18-25 in Indonesia. Results show that the presence of an eco-friendly logo (F(1,134) = 157.446, p< 0.001, η²p = 0.540) and text (F(1,134) = 127.229, p< 0.001, η²p = 0.487) on mineral water packaging significantly contribute to consumer perceived quality with a large effect size, indicating that the presence of an eco-friendly logo and text have a large effect towards consumer perceived quality. This study also finds products with a combination of the use of eco-friendly logo and text made consumers perceived quality of these eco-friendly products is the best (F(1,134) = 19.269, p< 0.001, η²p = 0.126) with a medium effect size, indicating that it has a moderate effect towards consumer perceived quality. It can be conclude that the usage of an eco-friendly logo and text may affect how consumers perceive the quality of a product. The results of this study suggests that company should consider the usage od eco-labels in the form of an eco-friendly logo and text to increase the consumers perceived quality."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aristyo Ridwan Rais
"Beberapa tahun belakangan, kesadaran masyarakat Indonesia akan kebutuhannya pada bangunan yang ramah lingkungan mulai meningkat. Salah satu indikatornya adalah dari sisi kepemerintahan. Dimana pada dua kota besar, diwakili oleh pemerintah daerahnya, Indonesia yaitu Kepemerintahan Provinsi DKI Jakarta dan Kepemerintahan Kota Bandung, telah menerbitkan peraturan daerah yang mewajibkan bagi setiap pihak yang ingin mendirikan bangunan baru, diwajibkan memiliki sertifikat bangunan hijau/ramah lingkungan atau tidak akan mendapatkan sertifikat IMB (Izin Mendirikan Bangunan). Tentunya hal ini berdampak langsung sektor-sektor yang terkait langsung, salah satunya adalah industri yang memproduksi material dan bahan bangunan. Dengan adanya peraturan tersebut, para pelaku industri material dan bahan bangunan mulai mencari cara agar produk-produk yang dihasilkan dapat diklasifikasikan sebagai material dan bahan bangunan yang ramah lingkungan. Sehingga dengan menggunakan material dan bahan bangunan yang meraka produksi, dapat dijamin bangunannya juga akan dengan mudah mendapatkan sertifikat bangunan ramah lingkungan. Melalui penelitian ini, akan dilihat faktor-faktor apa saja yang mendorong suatu perusahaan mendaftarkan produknya pada sertifikasi ecolabel. Dimana akan diteliti melalui tinajaun pustaka dengan tema terkait dan dirumuskan modelnya untuk selanjutnya dianalisis dengan metode Structured Equation Model (SEM). Hasil dari pengambilan data tersebut akan dijadikan bahan pemilihan strategi yang dihitung menggunakan metode TOPSIS dan IPA

In recent years, Indonesian people's awareness of their needs in environmentally friendly buildings has begun to increase. Where in the two big cities, Jakarta and Bandung, represented by the local government have issued local regulations that oblige each party to build a new building, are required to have a green/environment-friendly building certificate or will not get a certificate IMB (Building Permit). Of course this has a direct impact on the sectors directly related, one of which is the industry that produces building materials. With this regulation, the building material companies began to look for ways that the products produced could be classified as environmentally friendly building materials. So by using environmentally friendly building materials, the building can also be guaranteed to get an environmentally friendly building certificate. Through this research, it will be seen what factors drive a company to register its products on Eco label certification scheme. Where will be examined through a literature review with related themes and formulated models for further analysis with the Structured Equation Model (SEM)? The results of the data collection will be used as material for the selection of strategies that are calculated using the TOPSIS and IPA methods."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syntia Hardianti Oktavia
"ABSTRAK
Reaski multikomponen merupakan salah satu strategi yang efisien untuk mensitesis berbagai senyawa heterosiklik dalam satu wadah, sehingga senyawa intermediet tidak perlu dipisahkan, hal ini dapat mengurangi limbah kimia serta mempersingkat waktu reaksi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mensintesis turunan spiro-oksindol- kromen dengan memanfaatkan katalis NiFe2O4 yang mulai diperhatikan aplikasinya sebagai katalis dalam reaksi senyawa organik, dan uji aktivitas antijamur senyawa hasil sintesis. Katalis NiFe2O4 disintesis menggunakan metode yang efisien, mudah dan ramah lingkungan yaitu metode kopresipitasi. Selanjutnya katalis NiFe2O4 dikarakterisasi dengan FTI-R, XRD, SEM-EDS lalu diterapkan sebagai katalis dalam sintesis turunan spiro-oksindol-kromen. Kondisi terbaik untuk sintesis turunan spiro-oksindol-kromen adalah dengan menggunakan 7,5%mol katalis NiFe2O4, pada suhu 70°C, selama 4 jam dalam pelarut etanol dengan % yield dari masing-masing senyawa hasil sintesis adalah 86,74% (1); 87,84% (2); 82,45% (3); dan 82,92% (4). Senyawa hasil sintesis dikarakterisasi menggunakan FT-IR, UV-Vis, dan LC-MS/MS. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa reaksi tidak dapat tercapai tanpa adanya katalis NiFe2O4 dan senyawa 2 dan 4 dapat berperan sebagai agen antijamur terhadap jamur Candida albicans.

ABSTRACT
Multicomponent Reaction (MCR) is one of the efficient strategies to synthesize various heterocyclic compounds in one pot, and a simple step by combining the reactans in the same flask, so the intermediate compounds do not need to be separated, this will reduce chemical waste and shorten the reaction time. The aim of this study is to synthesize the Spiro-oxindole-chromene derivatives by utilizing the NiFe2O4 catalyst which began to be considered for its application as a catalyst in the reaction of organic compounds, and the antifungal activity of the organic compounds. NiFe2O4 catalyst was synthesized using an efficient, easy and environmentally friendly method namely coprecipitation method. Furthermore, NiFe2O4 catalyst was characterized by FT-IR, XRD, SEM-EDS and then applied as a catalyst to synthesis spiro-oxindole-chromene derivatives. The optimum conditions for synthesis spiro-oxindole-chromene derivatives is 7.5% mol of the NiFe2O4 catalyst, at 70 °C, for 4 hours in ethanol solvent with the yield of each compounds was found to be 86.74% (1); 87.84% (2); 82.45% (3); and 82.92% (4). The synthesized compounds were characterized using FT-IR, UV-Vis, and LC-MS/MS. Based on the research results it is known that the reaction could not be achieved without the presence of NiFe2O4 catalyst and compounds 2 and 4 has an antifungal acitivty againts Candida albicans.
"
2020
T54622
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>