Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151790 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Fadillah Azzam
"Penelitian ini menjelaskan pengaruh tingkat modal sosial dan tingkat penggunaan media sosial terhadap tingkat student wellbeing di SMAN 8 Bogor di masa pandemi. Perubahan pola belajar menjadi daring di masa pandemi membuat siswa merasa kesepian di rumah karena tidak dapat interaksi sosial secara langsung dengan teman-temannya. Kondisi ini berdampak pada tingkat wellbeing siswa selama belajar di rumah. Berdasarkan studi sebelumnya student wellbeing dipengaruhi oleh modal sosial dan penggunaan media sosial oleh siswa. Selain itu jenis kelamin juga memiliki perbedaan pengaruh terhadap hubungan modal sosial dan penggunaan media sosial pada student wellbeing. Untuk itu dalam penelitian ini peneliti mencoba untuk menjelaskan kedua variabel ini dalam mempengaruhi student wellbeing di SMAN 8 Bogor selama masa pandemi. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menyebarkan e-questionnaire. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa selama PJJ siswa memiliki tingkat student wellbeing dan modal sosial yang rendah. Sedangkan untuk tingkat penggunaan media sosial, siswa memiliki tingkat penggunaan yang tinggi. Selain itu, hasil penelitian menunjukan adanya pengaruh antara tingkat modal sosial dan tingkat penggunaan media sosial terhadap tingkat student wellbeing. Hasil ini juga menunjukan adanya perbedaan pengaruh antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan pada hubungan tingkat modal sosial dan tingkat penggunaan media sosial terhadap tingkat student wellbeing.

This study tries to explain the effect of the level of social capital and the level of use of social media on the level of student wellbeing at SMAN 8 Bogor during the pandemic. Changes in learning patterns to being online during the pandemic make students feel lonely at home because they cannot interact directly with their friends. This condition has an impact on the level of well-being of students while studying at home. Based on previous studies, student wellbeing is influenced by social capital and the use of social media by students. In addition, gender also has a different effect on the relationship between social capital and the use of social media on student wellbeing. For this reason, in this study, researchers tried to explain these two variables in influencing student wellbeing at SMAN 8 Bogor during the pandemic. This study uses a quantitative method by distributing e-questionnaire. The results of this study indicate that during PJJ students have a low level of student wellbeing and social capital. As for the level of use of social media, students have a high level of use. In addition, the results of the study show that there is an influence between the level of social capital and the level of use of social media on the level of student wellbeing. These results also show that there is a difference in the influence between male and female sexes on the relationship between the level of social capital and the level of use of social media on the level of student wellbeing."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robby Nugraha Handi Putra
"Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan bagaimana peran modal sosial dalam membentuk pola penggunaan media sosial yang berimplikasi terhadap perasaan terisolasi sosial. Pada penelitian-penelitian sebelumnya menemukan hasil yang kontradiktif mengenai bagaimana implikasi media sosial terhadap perasaan terisolasi sosial. Hasil pertama menemukan media sosial dapat membuat masyarakat menjadi semakin merasa terisolasi sosial dan hasil kedua menemukan media sosial dapat mengurangi perasaan terisolasi sosial. Penelitian ini menerapkan pendekatan kualitatif studi kasus dalam mengumpulkan data. Hasil studi menunjukkan bahwa perasaan terisolasi sosial sudah dirasakan mahasiswa sebelum menggunakan media sosial. Lalu, implikasi dari penggunaan media sosial terhadap perasaan terisolasi sosial dapat berbeda tergantung modal sosial yang dimiliki mahasiswa. Mahasiswa dengan bonding social capital yang tinggi cenderung memiliki penggunaan media sosial yang aktif bermakna hingga dapat mengurangi perasaan terisolasi sosial. Sedangkan, mahasiswa bonding social capital-nya rendah cenderung memiliki penggunaan media sosial yang pasif tidak bermakna, hingga menimbulkan perasaan terisolasi sosial yang semakin tinggi.

The purpose of this study is to explain how the role of social capital in shaping patterns of social media use has implications for perceived social isolation. Previous studies have found contradictory results regarding the implications of social media on perceived social isolation. The first result found that social media can make people feel more socially isolated and the second result found that social media can reduce feelings of social isolation. This research applies a case study qualitative approach to collecting data. The results of the study show that perceived social isolation exist before using social media. Then, the implications of using social media on perceived social isolation can differ depending on the social capital possessed by students. Students with high bonding social capital tend to have significant active use of social media so that it can reduce perceived social isolation. Meanwhile, students with low bonding social capital tend to have meaningless passive use of social media, thus causing a higher feeling of social isolation."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Nataningsih
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan media sosial terhadap college adjustment dengan bonding social capital sebagai mediator. Partisipan dari penelitian ini adalah 555 mahasiswa baru angkatan 2018. College adjustment diukur menggunakan Student Adaptation of College Questionnaire SACQ oleh Baker dan Siryk 1984. Penggunaan media sosial diukur melalui LINE Collaboration. Bonding social capital diukur melalui Internet Social Capital Scales ISCS dari William 2006. Analisis data dilakukan menggunakan analisis simple mediation PROCESS Macro dari Hayes. Hasil penelitian ini adalah bonding social capital memiliki peran yang signifikan sebagai mediator antara penggunaan media sosial dengan college adjustment mahasiswa tahun pertama B= 0,55, p<0,05.

ABSTRACT
This study examined the correlation of social networking service (SNS) usage, especially LINE, on first-year college students college adjustment mediated by bonding social capital. This cross-sectional, non-experimental field study used electronic version questionnaire to measure 555 freshmens college adjustment using social adjustment subscale of Baker & Siryks SACQ and data on LINE usage using LINE Collaboration, and data on bonding social capital by Internet Social Capital Scales ISCS. PROCESS macro mediation analysis showed that SNS, especially LINE could affect first-year students college adjustment mediated by bonding social capital B = 0,55, p<0,05."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Ralasari
"ABSTRAK
Kecanduan media sosial adalah kegemaran terhadap penggunaan media sosial sehingga melupakan hal lainnya. Penggunaan media sosial saat ini juga terjadi pada kalangan remaja sehingga sudah menjadi bagian melekat pada kehidupan sehari-hari remaja, termasuk pada siswa remaja di SMA XYZ. Penggunaan media sosial dapat mempengaruhi segi moralitas, apatisme serta nilai akademik dari siswa di SMA XYZ. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola hubungan antara tingkat kecanduan media sosial terhadap tingkat moralitas, tingkat apatisme dan nilai akademik. Variabel lain yang diperhitungkan dalam model adalah kelas, gender, status nikah orang tua, uang saku per minggu siswa di SMA XYZ. Dari hasil analisis data yang didapatkan dengan menggunakan metode analisis data Partial Least Square, diketahui bahwa tingkat kecanduan media sosial mempengaruhi nilai akademik serta tingkat apatisme siswa di SMA XYZ, dan tingkat moralitas mempengaruhi nilai akademik siswa di SMA XYZ.

ABSTRACT
Social media addiction is craze about the use of social media until forget other things. The use of social media today also occurs among teenagers so it has become a part attached in the daily life of teenagers, including teenager students in XYZ high school. The use of social media can affect in terms of morality, apathy and academic score of students in XYZ high school. This study is to determine the pattern of relationship between social media addiction level to morality level, apathy level and academic score. Other variables to consider in model are class, gender, marital status of parents, pocket money per week of students in XYZ high school. From the results obtained by using data analysis method of Partial Least Square, it is known that social media addiction level affect academic score and apathy level of students in XYZ high school, and the morality level affect students rsquo academic score in XYZ high school."
2017
S69926
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Fauziyyah Hana
"Penelitian ini bertujuan untuk memahami habitus individu anggota Rekanita di arena media sosial. Data yang ditampilkan merupakan hasil dari wawancara mendalam berdurasi 1,5 jam dengan T, perempuan Bali berusia 25 tahun yang kini berdomisili di Jakarta. Dengan menggunakan Interpretative Phenomenological Analysis (IPA) sebagai pendekatan dan metode analisisnya, penelitian ini menganalisis kapital, habitus, dan pergerakan partisipan melalui berbagai arena sosial dalam hidupnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, meski T menjadi sasaran kekerasan simbolik, ia mampu bergerak dalam arena secara efektif dan mengerahkan agensinya lewat pembentukan sosok Rekanita ideal di media sosial.

This research aims to understand the habitus of a member of the Rekanita community on social media as the arena. The data presented here is collected from a total of 1,5 hours of in-depth interview with T, a 25-year-old Balinese woman who currently resides in Jakarta. Using Interpretative Phenomenological Analysis (IPA) as the approach and analysis tool, this research analyzed the participant’s capital, habitus, as well as her mobility through different social fields. The result shows that while T is subjected to various forms of symbolic violence, she manages to feel the game within the field and exercise her agency by portraying herself as the ideal Rekanita figure on social media."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sartika Ria Febrina
"Perwujudnyataan dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini dapat dilihat dari maraknya penggunaan media sosial. Kemudahan akses terhadap media sosial saat ini menyediakan sarana keterhubungan tanpa batas. Hal ini berpotensi untuk menimbulkan penggunaan media sosial yang berlebihan, terutama pada individu dengan fear of missing out FoMO untuk menghubungkan dirinya dengan orang lain guna mengatasi kekhawatiran akan ketertinggalannya. Penggunaan media sosial berlebihan yang disertai dengan pelbagai masalah yang menyertai perilaku tersebut dikenal dengan istilah adiksi media sosial. Perspektif biopsikososial dari adiksi media sosial menunjukkan bahwa kerentanan individu terhadap adiksi media sosial dapat ditinjau dari predisposisi individu dan kebudayaan. Predisposisi individu ini dapat ditinjau melalui sifat kepribadian. Kerentanan individu terhadap FoMO juga dapat ditinjau dari karakteristik individu melalui penelusuran terhadap sifat kepribadian. Penelitian ini dilakukan untuk menelusuri hubungan antara sifat kepribadian, fear of missing out, dan adiksi media sosial pada penggunaan media sosial dalam konteks Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara FoMO dengan adiksi media sosial. Selain itu, sifat neuroticism dan conscientiousness secara signifikan berhubungan dengan adiksi media sosial. Sifat kepribadian neuroticism, extraversion, agreeableness, dan conscientiousness secara signifikan berhubungan dengan FoMO.

The manifestation of information and communication technology development can be seen in the rising usage of social media. Easy access to social media could give meaning to unlimited connectivity. It could potentially become an excessive use of social media, especially for those with fear of missing out FoMO, to connect themselves with others in order to overcome their fears. Excessive use of social media and problems that come with it, is known as social media addiction. Biopsychosocial perspective shows that individual proneness to social media addiction could be seen through individual predisposition and culture. Individual predisposition could also define individual proneness to FoMO. Thus, this study is conducted to explore the relationship between personality traits, FoMO, and social media addiction on social media usage in Indonesia. The results indicate that there is a significant relationship between FoMO with social media addiction. Personality traits of neuroticism and conscientiousness are significantly related to social media addiction. Personality traits of neuroticism, extraversion, agreeableness, and conscientiousness are significantly associated with FoMO.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zefanya Rachelda
"Implementasi digital dalam bisnis memunculkan adanya peluang, tantangan, dan aktivitas baru dalam pelaksanaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pemanfaatan modal sosial sebagai instrumen utama dalam menjalankan aktivitas bisnis UMKM yang berada di lingkup digital melalui sudut pandang antropologis. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan etnografi untuk memberikan deskripsi mengenai peran relasi sosial, kepercayaan, dan resiprositas dalam berbagai tahapan bisnis dan dinamika yang muncul antarpihak. Keberadaan modal sosial dalam UMKM digital mengimplikasikan adanya signifikansi aspek sosial dalam aktivitas ekonomi digital, sekaligus dinamika yang muncul antara pelaku usaha dengan relasi sosial yang dimilikinya dalam memanfaatkan modal sosial.

Digital implementation in business raises new opportunities, challenges, and activities in its implementation. This paper examines the use of social capital as the main instrument in implementing Small-Micro Enterprises activities in the digital sphere. The existence of social capital in digital Small-Micro Enterprises implies the significance of social aspects in digital economic activities, it also implies the dynamics that emerge between business actors and the social relations when utilizing social capital. This research uses qualitative research using an ethnographic approach to provide a holistic description for the role of social relations, trust, and reciprocity in various stages of business and the upheavals that arise between parties."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Field, John
Bantul: Kreasi Wacana, 2011
302 FIL st (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sasha Namira Riza A.
"

Daya tarik media sosial saat ini menimbulkan masalah yang memprihatinkan. Salah satunya adalah semakin banyaknya fenomena kecanduan media sosial. Faktor utama yang menyebabkan kecanduan media sosial adalah penggunaan media sosial sebagai alat untuk berinteraksi dan mendapatkan umpan balik dari orang lain, atau sebagai alat untuk melakukan attention-seeking. Harga diri yang terdefinisi dengan baik adalah kebutuhan dasar setiap individu, dan media sosial dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan ini. Semakin banyak perhatian yang didapat pengguna, semakin besar kontrol pengguna untuk mengubah persepsi orang lain tentang mereka. Persepsi pengguna media sosial pada citra diri mereka sendiri akan berdampak pada aspek psikologis diri mereka, dan hal ini telah dibuktikan oleh beberapa penelitian terdahulu. Namun, penggunaan media sosial sebagai alat attention-seeking mungkin tidak hanya berdampak pada aspek psikologis individu, tetapi juga pada aspek sosial - meningkatkan modal sosial pengguna - dan ekonomi - meningkatkan peluang pengguna untuk mendapatkan pekerjaan atau aspek penghasil pendapatan lainnya--. Namun, belum ditemukan penelitian terdahulu mengenai perilaku attention-seeking melalui media sosial dan dampaknya terhadap aspek sosioekonomi pengguna. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan apakah perilaku attention-seeking melalui media sosial memberikan manfaat sosioekonomi. Sebuah survei diantara 883 pengguna media sosial di Indonesia, dan analisis dari profil responden menunjukkan bahwa perilaku attention-seeking di media sosial, melalui upaya pemasaran diri, memiliki hubungan yang signifikan dan positif dengan manfaat sosioekonomi yang dirasakan


The appeal of social media is currently evoking a matter of concern. One of which is the growing number of social media addicts. The main factor that causes social media addiction is the use of social media as a tool to interact and get feedback from others or to seek attention from other users. Well-defined self-worth is the basic need of every individual, and social media could be used to meet this need. The more attention the user gets, the more control the user has to change other peoples perceptions of them. The perception of social media users on their self-image will have an impact on the psychological aspect of themselves, and it is already proven by several studies. However, the use of social media as an attention-seeking tool is might not only have an impact on the individuals psychological aspect but also on their social increases users social capital and economic increases users opportunity to get a job or other income-generating activities aspects. Yet, previous studies regarding attention-seeking behavior through social media had only been focused on its impact on the psychological aspect. Therefore, this study aims to answer the question of whether attention-seeking behavior through social media exerts socioeconomic benefits. A survey among 883 social media users in Indonesia and a content analysis of the respondents profiles shows that attention-seeking behavior through social media, through self-marketing attempts, is strongly and positively related to perceived socioeconomic benefit.

"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Farrell Bossman
"Pada masa modern seperti saat ini, internet dan media sosial memiliki peran yang sangat penting bagi masyarakat terutama para remaja yang sering menghabiskan waktunya di dunia maya. Dalam menggunakan media sosial, para remaja seringkali melakukan kamuflase atau merepresentasikan diri mereka dalam dunia maya yang sangat jauh dari realita. Serial Netflix How to Sell Drugs Online (Fast) (2019) memperlihatkan bagaimana kehidupan remaja yang sangat tergantung pada internet dan media sosial. Penelitian ini menganalisis bagaimana bentuk simulacra dalam dunia maya yang diciptakan para tokoh dalam film. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan mengkaji film menggunakan teori semiotika milik Roland Barthes dan teori Simulacra yang dicetuskan oleh Jean Baudrillard. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bentuk simulacra yang diciptakan oleh para remaja di dunia maya dalam film. Seperti teknik pengambilan gambar dengan menggabungkan animasi CGI dengan live-action yang mengaburkan realita dengan dunia virtual. Selain itu, penelitian ini juga melihat bagaimana bentuk simulacra yang dapat terjadi dalam kehidupan sehari-hari di dunia maya berupa penggunaan media sosial sebagai sebuah tempat pelarian dari masalah-masalah yang dialaminya di kehidupan nyata. Remaja juga cenderung mengunggah foto atau video yang menampilkan kehidupan-kehidupan mereka yang terlihat jauh lebih sempurna daripada realita.

In this modern age, internet and social media plays an important role in everyday life especially for teenagers who spent most of their times in the virtual world. In using social media, teenagers often camouflage or represent themselves that far from reality online. Netflix series How to Sell Drugs Online (Fast) (2019) shows how teenagers’ life depends on the internet and social media. This research analyse how simulacra in the virtual world was created by the characters from the film. This research uses qualitative method using semiotics theory by Roland Barthes and simulacra theory by Jean Baudrillard. The results of this research show the form of simulacra created by teenagers in the virtual world in the film. Using a cinematography technic that combines CGI animation and live action that distorts reality from the virtual world. This research also shows how simulacra was formed in the virtual world in everyday life like using social media as a place for escapism from everyday problem. Teenagers also often upload photos or videos that shows their lives that more perfect from their reality."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>