Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 71857 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammd Erick Indra Wardana
"Aliran politik ekstrem kanan di Prancis mulai berkembang secara pesat semenjak kemenangan Front National dalam pemilu lokal di Dreux pada tahun 1983 dan kelompok-kelompok beraliran ekstrem kanan bermunculan, salah satunya adalah Génération Identitaire. Génération Identitaire sendiri memiliki tujuan untuk menjadikan Eropa bebas dari para imigran. Dalam mewujudkan visinya tersebut, Génération Identitaire sering kali melakukan demonstrasi seperti aksi anti migran yang selalu diberitakan oleh media massa di Prancis dan aksi yang dilakukan di pegunungan Pirenia tersebut menyebabkan mereka terancam dibubarkan. Aksi terakhir mereka adalah demonstrasi yang mereka lakukan untuk menolak keputusan Gerald Darmanin untuk membubarkan gerakan ini. Masalah penelitian yang diangkat oleh penelitian ini adalah bagaimana media massa Prancis yang beraliran kanan dan kiri membingkai fenomena demonstrasi tersebut, dalam hal ini adalah Le Figaro dan Libération. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif milik Creswell (2018). Kemudian, pembingkaian yang dilakukan oleh kedua media akan dikupas dengan menggunakan teori analisis wacana kritis milik Fairclough (1995). Hasil analisis menemukan bahwa Le Figaro lebih cenderung memihak kepada Génération Identitaire dan menolak pembubarannya, sedangkan Libération cenderung mendukung keputusan Gerald Darmanin untuk membubarkan Génération Identitaire.

Far-right politics in France has begun to rise rapidly since the victory of Front Nationale in Dreux' local elections in 1983 and far-right groups emerged, one of which was the Génération Identitaire. Génération Identitaire has a goal to free Europe from immigrants. In realizing this vision, Génération Identitaire often held demonstrations such as the anti- migrant action which was always reported by the mass media in France and the action carried out in the Pyrenees mountains caused them to be threatened with disbandment. Their last action was a demonstration they held to reject Gerald Darmanin's decision to dissolve this movement. The research question raised by this research is how French right and left mass media frame the demonstration phenomenon, in this case Le Figaro and Libération. This study uses Creswell's qualitative methodology (2018). Then, the framing done by the two media will be discussed by using Fairclough's theory (1995) of Critical Discourse Analysis. According to the findings of the analysis, Le Figaro is more inclined to agree with Génération Identitaire and oppose its dissolution, whilst Libération support Gerald Darmanin's decision to dissolve Génération Identitaire."
Jakarta: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Masayu Revi Triputri
"Demonstrasi tolak UU Cipta Kerja menjadi sorotan utama dalam pemberitaan media massa pada bulan Oktober 2020. Pelaksanaan demonstrasi tolak UU Cipta Kerja diperlihatkan melalui visualisasi dinamika kekerasan dan konflik dalam pemberitaan media massa sehingga memunculkan cara pandang yang negatif terhadap pelaksanaan demonstrasi tersebut. Dalam protest paradigm hal ini dijelaskan sebagai pola liputan media yang berfokus untuk menyoroti konteks-konteks di luar dari isu utama dari pelaksanaan demonstrasi. Adapun lebih lanjut dalam perspektif kriminologi visual, representasi visual terhadap pelaksanaan demonstrasi mengindikasikan visualitas untuk menutupi kekerasan oleh negara yang dalam konteks ini adalah kekerasan yang dilakukan oleh polisi sebagai aparat pengendalian resmi negara. Untuk menganalisis konteks tersebut, penulis melakukan analisis visual kualitatif terhadap data-data visual yang dikumpulkan dari pemberitaan-pemberitaan terhadap demonstrasi tolak UU Cipta Kerja selama bulan Oktober 2020 sebanyak 142 data visual beserta caption yang tertera di bawah gambar. Lebih lanjut dapat disimpulkan bahwa representasi visual terhadap pelaksanaan demonstrasi memperlihatkan tindakan melanggar hukum dan penyimpangan dalam visualitas demonstran dan disisi lain dapat menutupi bentuk-bentuk kekerasan yang dilakukan oleh polisi sebagai aparat pengendalian resmi. Pelaksanaan demonstrasi pun kemudian melekat dengan citra negatif dan dinilai sebagai tindakan yang sia-sia.

Demonstrations against UU Cipta Kerja became the main focus in the mass media coverage in October 2020. The demonstration against UU Cipta Kerja was shown through visualizing the dynamics of violence and conflict in mass media reporting, giving rise to a negative perspective on the implementation of the demonstration. In the protest paradigm this is explained as a pattern of media coverage that focuses on highlighting contexts outside of the main issue of conducting demonstrations. Furthermore, in the perspective of visual criminology, the visual representation of the implementation of the demonstration indicates visuality to cover up violence by the state which in this context is violence perpetrated by the police as the official state control apparatus. To analyze this context, the author conducted a qualitative visual analysis of the visual data collected from reports on demonstrations against UU Cipta Kerja during October 2020 around 142 visual data alongside caption that is included below. It can further be concluded that the visual representation of the demonstration shows unlawful acts and deviations in visuality of demonstrators and on the other hand can cover up the forms of violence carried out by the police as an official controlling apparatus. The demonstration was then attached to a negative image and was judged as a futile act."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ronna Nirmala
"Penelitian ini menganalisis bagaimana media massa membangun hegemoni diskursus tentang penanganan krisis iklim di negara-negara Selatan selama agenda Conference of Parties (COP) 26 di Skotlandia tahun 2021. Penelitian menggunakan frame analysis dengan tujuan meninjau secara kritis kekuatan media massa sebagai pilar keempat demokrasi dan bias kepentingannya dalam hegemoni Utara. Menggunakan sudut pandang Jürgen Habermas tentang dominasi budaya, penelitian ini berargumen narasi media Utara terhadap isu lingkungan di Selatan memiliki gaya mendikte, menyalahkan, serta membangun ketergantungan. Hasil penelitian menemukan media massa menghegemoni narasi yang bias dengan cara membangun rasionalitas publik, komersialisasi ruang publik, dan menciptakan sudut pandang bahwa publik di negara Selatan belum tercerahkan. 

The thesis analyzes how Western media and its affiliations construct hegemonic discourses regarding the Global South's response to the climate crisis during the Conference of Parties (COP) 26 agenda in Scotland in 2021. The research utilizes Goffman’s Frame Analysis to critically examine the power of mass media as the fourth pillar of democracy and its narrow interests toward the West. Drawing from Jurgen Habermas' perspective on cultural domination, this study argues that the Global North media's narrative on environmental issues in the Global South adopts a dictating and blaming style while also promoting dependence. The research findings reveal that mass media hegemonizes biased narratives by shaping public rationality, commercialization of public space, and perpetuating the notion that the public in Southern countries is unenlightened."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kristanto Hartadi
"Tesis ini menelaah mengenai bagaimana dua suratkabar nasional Kompas dan Media Indonesia membuat framing dalam liputan mereka atas kasus kerusuhan di Kota Temanggung, pada 8 Februari 2011. Penelitian yang bersifat kualitatif dan deskriptif ini menggunakan metode analisis framing untuk membuktikan bahwa meski kedua suratkabar melancarkan framing, yang mendesak Pemerintah agar melindungi warga negara dan kaum minoritas dari kekerasan atas nama agama dan mendesak pembubaran ormas anarkistis, namun pada prakteknya proses itu tidak tuntas, sehingga efek yang diharapkan juga tidak terlalu kuat.
Hasil penelitian ini menyarankan agar kedua suratkabar memahami kiat-kiat melancarkan framing yang efektif, mendidik para wartawannya untuk belajar memahami dan menggali konteks, mengembangkan pola pemberitaan interpretatif (interpretative story), serta meningkatkan kemampuan dan kompetensi untuk meliput agama-agama (how to cover religions) dalam upaya memelihara pluralitas dan demokrasi di Indonesia.

This thesis examines how two national newspapers Kompas and Media Indonesia made framing in their coverage of the riot in Temanggung, February 8, 2011. This thesis is a qualitative and descriptive research using framing analysis methods to prove that despite the newspapers launched framing -- in order to urge the Government to protect its own people from violence and persecution in the name of religion, and urged the dissolution of anarchistic organizations -- the process was incomprehensive.
This thesis suggests that the two newspapers need to enhance their ability to launch effective framing, build the skill of their journalists about the importance of understanding context, and developing their skill on interpretative stories. They also need to increase the skill and competence of their journalists on how to cover religions issues, because this competency is an important part of our effort to maintain plurality and democracy in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T30879
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fastira Dwiputri
"ABSTRAK
Gilets Jaunes merupakan gerakan sosial yang muncul di Prancis untuk melawan kebijakan baru pemerintah mengenai kenaikan harga bahan bakar dan penurunan daya beli. Aksi protes besar ini dianggap sebagai krisis yang paling serius di Republik Kelima sejak peristiwa Mei 1968. Peristiwa yang penting dan menghasilkan kontroversi tentunya memiliki nilai jual yang tinggi untuk diberitakan, sehingga banyak media Prancis yang berlomba-lomba menyorot perkembangan aksi ini. Media online di Prancis terbagi dua sesuai dengan ideologinya. LeFigaro.fr dianggap merepresentasikan ideologi kanan (konservatif), sementara Libération.fr merepresentasikan ideologi kiri (egalitarianisme). Penelitian ini mengkaji judul-judul artikel pemberitaan fenomena Gilets Jaunes dalam dua situs berita online tersebut. Analisis dilakukan dengan menggunakan teori struktur sintaksis milik Le Querler, analisis komponen makna milik Nida, penjudulan berita milik Dor&Gattani, dan teori framing media milik Entman. Hasil penelitian menemukan bahwa judul-judul berita pada media kiri membingkai Gilets Jaunes sebagai bukti perjuangan rakyat, sementara media kanan membingkai Gilets Jaunes sebagai aksi yang hanya menimbulkan kerusuhan dan korban jiwa. Konstruksi citra yang dilakukan oleh kedua media ini dilakukan dengan pemilihan sudut pandang yang dianggap perlu ditonjolkan dan dilengkapi dengan penjelasan di dalam judul. Dengan demikian, ideologi media dapat tercermin melalui judul berita.

ABSTRACT
Gilets Jaunes is a social movement that emerged in France to fight the governments new policies regarding rising fuel prices and decreasing purchasing power. This massive protest was considered as the most serious crisis in the Fifth Republic since the protest of May 1968. Such important event which generated controversy certainly has a high selling value to be reported. As a result, many French media were competing to highlight the development of the action. Online media in France is divided into two in which LeFigaro.fr is considered to represent the right-wing ideology (conservative), while Libération.fr represents the left-wing ideology (egalitarianism). This study examines the headlines of the Gilets Jaunes phenomenon in these two online news sites. The analysis was carried out using Le Querlers syntactic structure theory, Nida's componential analysis of meanings theory, Dor & Gattanis headline functionality theory, and Entmans media framing theory. The results shows that left-wing media news titles framed Gilets Jaunes as an evidence of the peoples struggle, while the right-wing media framed Gilets Jaunes as an action that only caused riots and casualties. The constructed images of both media are carried out by highlighting selected viewpoints that are considered important and are supplemented by an explanation in the title. Thus, this study proves that media ideology can be reflected through news headlines."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Eriyanto
Yogyakarta: Lembaga Kajian Islam dan Studi (LKiS), 2006
302.23 ERI a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Eriyanto
Yogyakarta: Lembaga Kajian Islam dan Studi (LKiS), 2005
302.23 ERI a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fauzi
"Tulisan ini membahas bagiaman peran media massa dalam melakukan perlawanan terhadap terorisme dengan menggunakan analisa framing terhadap media massa lokal Antaranews.com sebagai kantor berita resmi negara. Didasari oleh perkembangan orientasi kelompok-kelompok teroris yang menggunakan media massa sebagai alat untuk mencapai tujuannya yakni menyebarkan rasa takut dan kebutuhan media massa akan berita-berita terorisme yang dianggap memiliki nilai berita tinggi, penulis berusaha membuktikan bahwa media memiliki peran ganda yaitu untuk menghalangi teroris untuk mencapai tujuannya tanpa menghilangkan perannya sebagai penyampai informasi baik pada publik maupun pemangku kepentingan. Dengan menganalisa 4 buah berita dari antaranews.com mengenai bom Kampung Melayu, penulis membuktikan bahwa dengan framing yang tepat dan dipengaruhi oleh agenda-setting dari negara, antaranews.com mampu berperan dalam melakukan perlawanan terhadap terorisme dengan penekanan tertentu dalam setiap berita sekaligus membuktikan pemikiran newsmaking criminology yang berupaya untuk mengutangi harm dari berita dapat dilakukan secara nyata.

This paper discusses the role of mass media in the fight against terrorism by using framing analysis on local media, Antaranews.com as the official state news agency. Based on the development of the orientation of terrorist groups using mass media as a means to achieve their goal of spreading the fear and need of the media for the news of terrorism that is considered to have high news values, the author tries to prove that the media has a dual role that is to deter terrorists for achieveing its goals without losing its role as a transmitter of information to both the public and stakeholders. By analyzing the 4 pieces of news from antaranews.com about Kampung Melayu bombs, the authors prove that with proper framing and influenced by the agenda-setting of the goverment, Antaranews.com can play a role in the fight against terrorism with a certain emphasis in every news as well as proving newsmaking thoughts criminology that seeks to combat harm from the news can be real.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hafizh Faikar Agung Ramadhan
"Tesis ini membahas tentang framing citra positif gamers dalam pemberitaan maupun artikel terkait gamers pada media online kompas.com. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan analisis framing model Zhongdang Pan dan Kosicki. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kompas.com terkesan memframing citra positif pada gamers untuk mengikuti selera pasar saat ini. Framing citra positif yang berfokus pada penghasilan dan e-sport menunjukan bahwa kompas.com masih tunduk pada kepentingan kompas grup yang \memiliki kepentingan dengan acara bertemakan gamers.

This thesis discusses Positif Image framing trough news and articles related to gamers in online media kompas.com. This study used a qualitative research method with the Zhongdang Pan and Kosicki framing analysis model. The results of this study indicate that kompas.com seems to frame a positive image of gamers to follow current market tastes. Positive image framing that focuses on income and e-sports shows that kompas.com is still subject to the Kompas Group which has an interest in gamers-themed news."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fijri Sandra Zakaria
"Media sebagai salah satu alat komunikasi dapat memengaruhi sudut pandang pembaca terhadap informasi yang disampaikan. Kasus penembakan warga negara Georgia Zemlikhan Khangoshvili sebagai salah satu kasus yang mendapat perhatian dari pemerintah Jerman. Kasus ini diduga adanya campur tangan pemerintah Rusia karena Khangoshvili dilaporkan pernah terlibat dalam aksi terorisme di Kaukasus Utara (2004). Pengadilan Berlin kemudian memvonis seorang warga negara Rusia, Vadim Krasikov sebagai tersangka kasus penembakan Khangoshvili. Bias pemberitaan pada putusan dan media pemberitaan kasus Khangoshvili menyebabkan putusan persona non grata terhadap dua orang diplomat Rusia dari Jerman dan sebaliknya. Penelitian ini menggunakan metode analisis framing Pan dan Kosicki untuk mengidentifikasi realitas yang dibingkai oleh suatu media dengan menganalisis struktur sintaksis, skrip, tematik, dan retoris. Media berita yang digunakan adalah DW milik Jerman dan RIA Novosti miliki Rusia, keduanya merupakan media berita yang didanai oleh pemerintah setempat. Hasil penelitian menemukan adanya realitas pada media berita DW tuduhan kepada pemerintah Rusia berupa hubungan kasus Khangoshvili dengan kasus Skripal di Inggris (2017). Berbeda dengan RIA Novosti, RIA menampilkan Khangoshvili sebagai seseorang yang terlibat aksi terorisme di Kaukasus Utara. Tuduhan konsisten yang ditampilkan oleh Jerman menyebabkan putusan yang bersifat bias.

Media as a communication can influence the reader’s perspective on the information conveyed. The shooting case of Georgian citizen Georgia Zemlikhan Khangoshvili is one of the cases that got attention from the German government. In this case, the Russian government suspected there was interference because Khangoshvili was reported involved in acts of terrorism in the North Caucasus (2004). A Berlin court convicted a Russian citizen, Vadim Krasikov, as a suspect in Khangoshvili case. The bias in reporting on the verdict and the media reporting on the Khangoshvili case led to persona non grata against two Russian diplomats from Germany and vice versa. This study uses analysis framing Pan and Kosicki method to identify reality framed by a media by analyzing the syntactic, script, thematic, and rhetorical structures. The news media used are Germany’s DW and Russia’s RIA Novosti, both of which are news media funded by the local government. The results of this study found that there was a reality in DW which accused the Russian government of the relationship between Khangoshvili case and Skripal case in England (2018). Unlike RIA Novosti, RIA shows Khangoshvili as terrorism in North Caucasus. The consistent accusations from Germany led to a biased verdict."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>