Ditemukan 134673 dokumen yang sesuai dengan query
Malikah Kautsar Ilmi
"China Islamic Association (zhongguo yisilan jiao xiehui) adalah asosiasi keagamaan nasional yang berperan penting sebagai jembatan penghubung antara partai dan masyarakat muslim di Tiongkok untuk urusan keagamaan. Etnis Hui adalah salah satu etnis minoritas Muslim terbesar di Tiongkok dan dapat hidup berdampingan dengan etnis mayoritas. Selama periode 2001-2010, Asosiasi Islam Tiongkok yang memiliki tokoh-tokoh dominan dari etnis Hui melaksanakan beberapa program baru sebagai respon atas kebijakan pemerintah dan permasalahan umat Islam di Tiongkok. Artikel ini akan membahas dinamika dan peran Asosiasi Islam Tiongkok, serta dampaknya terhadap etnis minoritas Hui pada tahun 2001-2010. Penelitian ini menggunakan metode sejarah, serta teknik pengumpulan data dengan metode kepustakaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran-peran Asosiasi Islam Tiongkok sebagai dampak dari dinamika yang ada telah berhasil mewujudkan stabilitas bagi etnis Muslim Hui dan mengakomodasi kepentingan mereka, di sisi lain juga memberikan kesan bahwa pemerintah Tiongkok memperlakukan Muslim dengan baik, sehingga mendapat penerimaan internasional.
China Islamic Association (CIA, zhongguo yisilan jiào xiehui) is the official national religious organization, that plays an important role as a bridge between Chinese Government and Muslim in China for religious matters. The Hui ethnic group is one of China's largest Muslim minorities ethnic. They have considered China as their homeland and can live side by side with the majority ethnic in China. The figures in the Chinese Islamic Association are predominantly Hui Muslims. During the period 2001-2010, the Chinese Islamic Association, dominated by Muslim leaders from the Hui ethnic group, launched several new programs in response to government policies and several problems of Muslims in China. This article describes the dynamics and role of China Islamic Association and its impact on the Hui ethnic minority from 2001-2010. This article was carried out through historical approach and literature review to gather the data. The results of this study showed that China Islamic Association's roles under the current dynamics have successfully achieved stability of the Hui Muslim community, and accommodate their needs. On the other hand, it also gives the impression that the Chinese government treat Muslims fairly, so they can obtain international recognition."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Eka Nur Ramdhaniah
"Artikel ini membahas tentang dinamika Perhimpunan Tirtajasa sebagai perkumpulan etnis Banten di Bandung 1928 hingga 1935, dalam upayanya meningkatkan kehidupan ekonomi dan pendidikan masyarakat Banten. Kajian tentang Perhimpunan Tirtajasa masih jarang ditemukan. Kajian-kajian sebelumnya hanya sedikit menyinggung pembentukan Perhimpunan Tirtajasa dan aktivitasnya di bidang sosial dan pendidikan, tetapi belum secara utuh membahas perihal proses pembentukan Perhimpunan Tirtajasa. Perhimpunan Tirtajasa terbentuk melalui hasil reorganisasi Paguyubann Kabeningan Hate pada tahun 1928. Faktor pendorong pembentukan Perhimpunan Tirtajasa adalah kondisi ekonomi dan pendidikan masyarakat Banten yang terbelakang, serta kegiatan Pagoejoeban Pasoendan yang belum berdampak bagi masyarakat Banten. Terdapat dinamika pada perjalanan Perhimpunan Tirtajasa mewujudkan tujuan-tujuannya, seperti munculnya polemik atas pembentukan Perhimpunan Tirtajasa oleh etnis Sunda berinisial Kawe. Pada tahun ketiganya, terjadi perluasan kegiatan perhimpunan melalui pendirian cabang di Jakarta, Serang, Bandung, Menes, dan Tangerang. Penelitian ini menunjukan bahwa kegiatan Perhimpunan Tirtajasa berdampak bagi kondisi ekonomi dan pendidikan masyarakat di Banten melalui pendirian koperasi Tirtajasa dan Hollands Inlands School (HIS) Met de Koran Tirtajasa di berbagai wilayah di Banten. Artikel ini ditulis menggunakan Metode Sejarah dengan data berupa koran sezaman, koleksi foto, buku, disertasi, dan artikel.
The article describes the dynamics of the Tirtajasa Association as a Banten ethnic association in Bandung from 1928 to 1935. In the article, the Banten people discuss its efforts to improve their economic life and education. Research on the Tirtajasa Association is still scarce. Previous studies have focused only on the formation of Tirtajasa Association and its social and educational activities. The Tirtajasa Association formation process has not yet been fully discussed. Tirtajasa Association was formed in 1928 as the result of the reorganization of the Kabeningan Hate Association. Tirtajasa Association was formed because of the backward economic and educational conditions of Banten. Moreover, there was no impact on Banten's people from the Pagoejoeban Pasoendan activities. In its journey to achieve its goals, the Tirtajasa Association has dynamics. In this case, there has been a polemic over formation of the Tirtajasa Association by Sundanese with Kawe initials. The association's activities expanded by establishing branches in Jakarta, Serang, Bandung, Menes, and Tangerang in its third year. As shown by this study, Tirtajasa Association's activities have a positive impact on the economic conditions and education of people in Banten through their cooperative and the Hollandsch Inlandsche School (HIS) Met de Koran Tirtajasa. The article was written using historical sources, including newspapers, photos, books, dissertations, and articles, using the Historical Method."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Yang Yani
"Penelitian ini memberikan studi mendalam tentang penyesuaian strategis Indonesia di Laut China Selatan dan dampaknya terhadap hubungan Indonesia-China serta stabilitas regional di tengah ketegangan geopolitik yang meningkat. Penelitian ini mengeksplorasi transisi Indonesia ke kebijakan maritim yang lebih tegas melalui penyebaran informasi, peningkatan militer, dan aliansi diplomatik untuk melawan pengaruh China. Menggunakan pendekatan kualitatif yang didasarkan pada model perubahan kebijakan luar negeri Charles F. Hermann, teori geopolitik, dan pandangan konstruktivis, penelitian ini menyelidiki faktor-faktor internal dan eksternal yang mendorong perubahan ini, termasuk persaingan AS-China dan identitas maritim Indonesia yang sedang berkembang.
Meskipun ada potensi konflik, Indonesia dan China tetap fokus pada solusi diplomatik dan kerjasama ekonomi karena saling ketergantungan ekonomi dan kepentingan mereka dalam stabilitas regional. Disertasi ini menekankan peran penting dialog dan kerjasama yang meningkat antara Indonesia dan China dalam menangani isu-isu keamanan di Laut China Selatan, dengan menyarankan peningkatan keamanan maritim bilateral dan kerjasama ekonomi. Penelitian ini berkontribusi pada pemahaman tentang diplomasi maritim dan penyesuaian strategis, serta menyoroti pentingnya identitas nasional, strategi geopolitik, dan diplomasi internasional dalam menghadapi tantangan sengketa maritim global dan mendorong perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia-Pasifik.
This research provides a detailed study of Indonesia's strategic adjustment in the South China Sea and its effects on Indonesia-China relations and regional stability amidst growing geopolitical tensions. It explores Indonesia's transition to a more assertive maritime policy through information dissemination, military enhancement, and diplomatic alliances to counter China's influence. Utilizing a qualitative approach grounded in Charles F. Hermann's foreign policy change model, geopolitical theory, and constructivist views, it investigates the internal and external factors driving this shift, including US-China rivalry and Indonesia's emerging maritime identity.Despite potential conflicts, Indonesia and China have maintained a focus on diplomatic solutions and economic cooperation due to their mutual economic dependencies and interest in regional stability. The dissertation emphasizes the critical role of increased Indonesia-China dialogue and cooperation in addressing South China Sea security issues, suggesting improved bilateral maritime security and economic collaboration. It contributes to the understanding of maritime diplomacy and strategic adjustments, highlighting the importance of national identity, geopolitical strategy, and international diplomacy in navigating the challenges of global maritime disputes and advocating for peace and stability in the Asia-Pacific region."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik Global Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership Universitas Indonesia Library
Anisa Marseli Priono
"Berkenaan dengan kebijakan Tony Blair terhadap para pencari suaka, perdebatan mengenai multikulturalisme di Inggris telah menjadi topik yang populer, termasuk dalam novel fiksi remaja Inggris kontemporer Refugee Boy (2001). Novel ini bercerita tentang seorang anak pencari suaka tanpa pendamping di London yang berbagi identitas sebagai seorang Ethiopia-Eritrea. Novel tersebut memberikan suara kepada kaum minoritas dan mendukung multikulturalisme sebagai praktik di Inggris. Studi ini mengkaji bagaimana novel menggambarkan multikulturalisme di Inggris melalui tokoh-tokohnya. Dengan menggunakan wacana multikulturalisme yang ditetapkan pemerintah dan realitas bagaimana keberagaman diperlakukan dalam masyarakat, artikel ini mencoba menjawab bagaimana Refugee Boy (2001) memperumit wacana multikulturalisme. Tulisan ini bertujuan untuk menunjukkan gambaran novel tentang sistem imigrasi, sistem kesejahteraan, dan hubungannya dengan media, serta 'multikulturalisme yang ada' di Inggris. Selain itu, tulisan ini juga membahas kritik novel tersebut terhadap kebijakan pemerintah Inggris terkait dengan para pencari suaka dan pengungsi di era Pemerintahan Partai Buruh Tony Blair.
Concerning Tony Blair’s policies toward asylum seekers, the debate over multiculturalism in Britain has become a popular subject, including in the contemporary British teen fiction novel Refugee Boy (2001). This novel tells the story of an unaccompanied asylum-seeking child in London who shares his Ethiopian-Eritrean identity. The novel gives minorities a voice and supports multiculturalism as a practice in Britain. This study examines how the novel depicts multiculturalism in Britain through the characters. Using the discourse of multiculturalism set by the government and the reality of how diversity is treated in the society, this article attempts to answer how the Refugee Boy (2001) complicates the discourse of multiculturalism. This paper aims to show the novel’s depiction of immigration system, the welfare system, and its relation to the media, and the ‘existing multiculturalism’ in Britain. Furthermore, it also discusses the novel’s criticism towards the British government’s policies regarding asylum seekers and refugees during Tony Blair’s Labour Government era."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Muhammad Farhansyah
"Setelah diangkat sebagai pemimpin Repulik Rakyat Tiongkok pada tahun 2012, Xi Jinping memperkenalkan konsep “The Chinese Dream”, yaitu cita-citanya untuk menjadikan Republik Rakyat Tiongkok sebagai negara adikuasa pada 2049. Untuk mencapainya, Xi mendorong aksi sentralisasi kekuasaan untuk memusatkan kekuasaan dan wewenang pada dirinya sendiri. Fenomena sentralisasi kekuasaan yang dilakukan oleh Xi Jinping ini tentu memiliki dampak pada proses pembuatan kebijakan Republik Rakyat Tiongkok, seperti pada konflik wilayah Laut Cina Selatan. Republik Rakyat Tiongkok di bawah Xi Jinping tampak lebih agresif dan provokatif di kawasan tersebut. Penelitian ini akan menganalisis hubungan antara kedua variabel di atas — sentralisasi kekuasaan oleh Xi Jinping dan aktivitas Republik Rakyat Tiongkok di Laut Cina Selatan — dengan menggunakan teori state assertiveness milik Andrew Chubbs. Dengan merujuk pada tipologi yang diturunkan dari teori, analisis dapat dilakukan dengan mengukur jenis dan frekuensi dari aksi dan pernyataan yang dilakukan oleh Republik Rakyat Tiongkok terkait dengan Laut Cina Selatan dari tahun 2009 hingga tahun 2022. Temuan dari penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan state assertiveness Republik Rakyat Tiongkok sejak Xi Jinping menjadi pemimpin. Hal ini mengimplikasikan adanya pengaruh sentralisasi kekuasaan Xi Jinping terhadap tingkat state assertiveness Republik Rakyat Tiongkok di Laut Cina Selatan dengan meningkatnya tindakan state assertiveness sejak tahun 2012. Sentralisasi kekuasaan Xi Jinping yang didukung oleh faktor domestik, ekonomi, militer, geopolitik, dan personal telah membuat tingkat state assertiveness menjadi lebih agresif selama masa kepemimpinanya.
After being appointed as the leader of the People's Republic of China in 2012, Xi Jinping introduced the concept of "The Chinese Dream," which is his vision to transform China into a powerful nation by 2049. To achieve this goal, Xi advocated for the centralization of power to concentrate authority and decision-making in his own hands. This centralization of power by Xi Jinping has had significant implications for the policymaking process in China, particularly concerning the territorial conflicts in the South China Sea. Under Xi Jinping's leadership, China appears to be more assertive and provocative in the region. This research aims to analyze the relationship between the two variables mentioned above: Xi Jinping's centralization of power and the activities of the People's Republic of China in the South China Sea. The study employs Andrew Chubbs' theory of state assertiveness. By referring to typologies derived from the theory, the analysis measures the types and frequency of actions and statements made by China regarding the South China Sea from 2009 to 2022. The findings of this research indicate an increase in China's state assertiveness since Xi Jinping assumed leadership. This suggests that Xi Jinping's centralization of power has influenced China's level of assertiveness in the South China Sea, leading to a rise in state assertiveness actions since 2012. The centralization of power under Xi Jinping, supported by domestic, economic, military, geopolitical, and personal factors, has made China's state assertiveness more aggressive during his tenure."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
"Skripsi ini membahas untuk memberikan gambaran sedjarah bangsa Hui-Hui, kita tidak dapat terlepas sedikit harus banyak mengetahui lebih dahulu sedjarah perkembangan Islam di Tiongkok, karena dengan datangnya orang-orang Islam di Tiongkok"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1969
S12841
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Eri Wirandana
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh muslim perceievd value dimension dan religiousity terhadap customer satisfaction serta dampaknya pada electronic word of Mouth pada Hotel Solo Syariah. Sebanyak 138 sampel diperoleh dari tamu yang pernah menginap di Hotel Syariah Solo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode SEM dengan menggunakan alat bantu AMOS 18 dalam dalam pengolahan.
Hasil penelitian menunjukan Variabel perceived value yang memberikan kontribusi terbesar terhadap terciptanya customer satisfaction. Hal tersebut ditunjukkan pada perceived quality value, yang menjelaskan bahwa hotel ditempat menginap sudah memiliki sistim pelayanan yang baik, kualitas pelayanan hotel dijaga dengan baik, dan hotel memiliki standar kualitas dalam melayani tamu nya.
Hasil penelitian pada kelompok low religiousity menunjukkan bahwa customer satisfaction memiliki pengaruh positif terhadap electronic word of mouth. Berbeda dengan kelompok high religiousity yang menunjukkan customer satisfaction tidak memiliki pengaruh positif terhadap electronic word of mouth. Hasil ini menunjukkan bahwa agama menjadi faktor pembeda yang mendasar dari menentukan perilaku konsumen. Mereka yang berada dalam kelompok low religiousity lebih terpicu untuk aktif menyebarkan informasi positif menggunakan electronic word of mouth."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Beijing : Foreign languages Press, 2009
SIN 320.9051 CHI (1)
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Fitranty Adirestuty
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan antara Islamic service quality, Muslim Customer Perceived Value (MCPV), customer satisfaction, dan repurchase intention pada hotel syariah di Bandung. Sebanyak 255 sampel diperoleh dari tamu yang pernah menginap di Hotel Syariah di Bandung digunakan dalam penelitian ini. Hotel tersebut diantaranya adalah Orange Home Syariah, Narapati Syariah Hotel, Cottage Daarul Jannah, Daarul Mutmainah dan MQ Guest House.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode SEM. Pengukuran dalam penelitian ini menggunakan konsep baru yang diajukan Gayatri (2013) dalam mengukur variabel service quality dan Muslim Customer Perceived Value (MCPV) yang diajukan Eid dan Gohary (2015) dalam mengukur variabel perceived value.
Hasil penelitian menunjukan terdapat pengaruh yang positip dan signifikan antara Islamic service quality dan Muslim Customer Perceived Value terhadap customer satisfaction. Hasil penelitian juga menunjukan terdapat pengaruh signifikan antara customer satisfaction terhadap repurchase intention. Penelitian ini juga menemukan pengaruh tidak langsung antara variabel Islamic service quality terhadap repurchase intention melalui customer satisfaction.
The purpose of this study was to identify the relationship between Islamic service quality, Muslim Customer Perceived Value (MCPV), customer satisfaction, and repurchase intention on sharia hotels in Bandung. A total of 255 samples were obtained from guests who stayed at the hotel in Bandung Sharia used in this study. The hotel include Orange Home Sharia, Sharia Narapati Hotel, Cottage Daarul Jannah, Daarul Mutmainah and MQ Guest House. The method used in this research is Structural Equation Model. The measurements in this study was using a new concept proposed by Gayatri (2013) to measure the variables of service quality and Muslims Customer Perceived Value (MCPV) from Eid and Gohary (2015) to measure the perceived value variables.The results showed a significant influence of Islamic Muslim service quality and Customer Perceived Value to customer satisfaction. The results also revealed that there was a significant effect of customer satisfaction on repurchase intention. The study also found indirect influence of Islamic variable service quality on customer satisfaction through repurchase intention."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Shanghai: Shanghai jin xiu wen zhang chu ban she, 2010
R SIN 919.51 SMI
Buku Referensi Universitas Indonesia Library