Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151743 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Simamora, Heri Doni
"Kebutuhan akan material refraktori terus meningkat seiring dengan berkembangnya industri logam. Material refraktori digunakan sebagai pelapis (bahan Isolator) tunggu peleburan. Penggunaan material refraktori sangat penting dikarenakan materialnnya yang memiliki sifat mekanis yang baik, tahan terhadap temperatur tinggi dan tidak bereaksi dengan material lain. Pada penelitian ini menggunakan refraktori jenis Ulta Low Cement Castable (ULCC) yang ditambahkan dengan aditif yang berfungsi sebagai retarder. Aditif yang digunakan adalah asam borat dan asam sitrat. Penelitian ini dilakukan dengan memvariasikan kadar aditif asam borat dan asam sitrat tuntuk melihat sifat mekanis ULCC. Variasi asam borat dan asam sitrat yang digunakan adalah 0,1%wt, 0,3%wt dan 0,5%wt. Kadar air yang digunakan pada penelitian kali ini sebanyak 5,3%wt yang ditetapkan sebagai variabel tetap. Sampel diuji dengan pengujian Cold Crushing Strength (CCS), Modulus of Rapture (MOR), Permanent Linear Change (PLC) dan Bulk Density. Selanjutnya dilakukan karekterisasi FTIR, XRD, XRF dan SEM . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat sifat mekanis yang baik terhadap penambahan asam borat sebgayak 0,3%wt. Sedangkan ULCC dengan penambahan aasam sitrat menghasilkan sifat mekanis yang rendah. Pengunaan aditif asam borat sangat bergunaan untuk menjaga konsistensi pada campuran ULCC.

The need for refractory materials continues to increase along with the development of the metal industry. Refractory materials are used as coatings for smelting furnaces. The use of refractory materials is very important because the material has good mechanical properties, high-temperature resistant, and does not react with other materials. In this study, Ulta Low Cement Castable (ULCC) refractories were used which were added with additives that functioned as retarders. The additives used are boric acid and citric acid. This research was conducted by varying the additives of boric acid and citric acid to the mechanical properties of ULCC. Variations of boric acid and citric acid used were 0.1%wt, 0.3%wt, and 0.5%wt. The water content used in this study was 5.3% wt which was set as a fixed variable. Samples were tested by testing Cold Crushing Strength (CCS), Modulus of Rupture (MOR), Permanent Linear Change (PLC), and Bulk Density. Furthermore, the characterization of FTIR, XRD, XRF, and SEM was carried out. The results of this study indicate that there are good mechanical properties to the addition of boric acid as much as 0.3% wt. While ULCC with the addition of citric acid produces low mechanical properties. The use of boric acid additives is very useful to maintain the consistency of the ULCC mixture."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denisha Emmanuel
"Peningkatan produksi oleh industri logam menyebabkan kebutuhan akan material isolator sebagai pelapis bagian dalam tungku untuk peleburan. Bahan isolasi tersebut harus memiliki kekuatan mekanik, kerapatan, dan kestabilan ukuran yang tinggi. Sebagai jenis refraktori castable yang umumnya memiliki sifat mekanis lebih baik, dengan kebutuhan akan kadar airnya lebih sedikit, refraktori jenis ultra low cement castable (ULCC) sangatlah mendukung keadaan tersebut. Pada penelitian ini, ULCC diteliti untuk melihat pengaruh penambahan aditif water reducer yang berfungsi sebagai dispersan. Penelitian ini dilakukan dengan memvariasikan jenis aditif dan kadar air yang dibutuhkan. Variasi aditif yang digunakan adalah asam poliakrilat (PAA) dan polikarboksilat (PCE). Variasi kadar air pada ULCC dengan penambahan aditif PAA yang digunakan adalah 5,0%wt, 5,3%wt, dan 5,6%wt. Sampel ULCC diuji dengan pengujian kuat tekan (CCS), susut kemudian (PLC), dan densitas. Selanjutnya, karakterisasi dilakukan dengan FTIR, STA, XRF, XRD, dan SEM. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa pada sifat mekanis yang lebih baik ditunjukkan pada ULCC tanpa penambahan aditif, sedangkan pada ULCC dengan penambahan PAA dengan kadar air 5,0% dan 5,3% memiliki sifat mekanis paling rendah dengan perbedaan antar satu sama lain yang kurang signifikan. Penggunaan aditif PAA yang masuk ke kategori dispersan tingkat medium dapat berpengaruh pada kebutuhan air dan sifat mekanis dari campuran ULCC.

Increased production of the metal industry led to the need for insulator material as a coating for the inside of furnaces for smelting. Such insulating materials must have high mechanical strength, density and stability. As a type of castable refractory that generally has better mechanical properties, with the need for less water content, ultra low cement castable (ULCC) is very much needed and suitable for this situation. In this research, ULCC was studied to see the effect of adding water reducer additives that works as dispersants. This research was carried out by varying the type of additive and the required water content. The variety of additives used are polyacrylic acid (PAA) and polycarboxylate ether (PCE). Variations in water content in ULCC with the addition of PAA additives used were 5,0%wt, 5,3%wt, and 5,6%wt. ULCC samples were tested by cold crushing strength (CCS), permanent linear change (PLC), and bulk density testing. Furthermore, sample characterization is carried out with FTIR, STA, XRF, XRD, and SEM. The result of the studies carried out showed that better mechanical properties are shown in ULCC without the addition of additives, while for ULCC with the addition of PAA with a water content of 5,0% and 5,3%, had the lowest mechanical properties with less significant differences between one another. The use of PAA additive that fall into the category of medium-level dispersants can have an effect on water requirements and mechanical properties of ULCC mixtures."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Silalahi, Marzuki
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian pada pengaruh komposisi berat alumina-silika terhadap kualitas refraktori dalam pembuatan bahan dielektrik polar Ba0,2Pb0,8TiO3 amorf. Tiga jenis refraktori yang dihasilkan dari slip alumina-silika dan disinter pada 1550 °C adalah A, B, dan C dengan komposisi persen berat masing-masing 32/68, 68/32 dan 73/27. Refraktori ini digunakan dalam pembuatan Ba0,2Pb0,8TiO3 amorf yang bahan dasarnya adalah BaCO3, TiO2 dan PbCO3-. Ba0,2Pb0,8TiO3 amorf diperoleh dengan meleburkan Ba0,2Pb0,8TiO3 pada temperatur 1460 °C yang diikuti quenching dengan nitrogen cair pada kondisi superdingin. Kualiats refraktori didalam pembuatan Ba0,2Pb0,8TiO3 amorf diuji dengan menggunakan XRD, SEM-EDAX, TMA, teknik Archimedes, dan XRF yang memberikan komposisi fasa, struktur mikro dan kimia unsur, ekspansi termal, densitas dan porositas, dan komposisi unsur. Pengaruh sintering memberikan densitas untuk A paling kecil sedangkan porositasnya sebesar 20,7591 % dimana hasil ini termasuk didalam rentang porositas refraktori industri. Sementara refraktori B dan C memiliki porositas masing-masing 39,5119 dan 45,7598. Penetrasi Ba0,2Pb0,8TiO3 kedalam seluruh permukaan refraktori B dan C sesuai dengan jalur pori terbuka yang saling berhubungan yang mereka miliki. Penetrasi pada refraktori A terjadi hanya pada permukaan dengan ketebalan sekitar 0,1 mm, hal ini karena pori terbuka yang dimiliki tidak saling berhububngan. Ba0,2Pb0,8TiO3 amorf mengandung banyak pengotor terutama Al dan Si yang juga merupakan unsur utama refraktori. Refraktori A adalah yang paling sesuai dalam pembuatan Ba0,2Pb0,8TiO3 amorf.

ABSTRACT
The Effect of wt. % compositions of alumina-silica on refractory quality in amorphous Ba0,2Pb0,8TiO3 making was studied. Three alumina-silica refractory were produced from slip of alumina and silica with weight percent ratios of 32/68, 68/32 and 73/27 for A, B, and C samples respectively, and sintered at 1550 °C for 2 hours. These refractory were used for making amorphous Ba0,2Pb0,8TiO3 which mixtures of BaCO3, TiO2, and PbCO3-. The glassy state of the amorphous Ba0,2Pb0,8TiO3 was obtained by heating at the melting point temperature of 1460 °C followed by quenching in liquid nitrogen media rapidly when the super cooled condition achieved. The quality of alumina-silica refractory in amorphous Ba0,2Pb0,8TiO3 making was examined by using XRD, SEM-EDAX, TMA, Archimedes technique, and XRF which provide phase composition, microstructure and microchemistry, thermal expansion, density and porosity, and substances composition. Effect of sintering on refractory results that A has 20.7591 % porosity which in accordance with industry refractory porosity range, whereas refractory B and C has 39.5119 and 45.7598 % porosity respectively. Thermal shock resistance of A was the lowest. Penetration of amorphous Ba0,2Pb0,8TiO3 in B and C throughout body's was due to the interconnected open pore channels but it was on interface (about 0.1 mm distance long) of A which contained independently open pores. Amorphous Ba0,2Pb0,8TiO3 contained many impurities especially Al and Si substances which the main substances of refractory. Refractory A was the most suitable in amorphous Ba0,2Pb0,8TiO3 making.

"
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jul Endawati
"Dalam masa pakainya, kerusakan refraktori di dalam tanur tidak dapat dihindari. Namun demikian, tidak berarti kerusakan akan terjadi dalam waktu yang singkat, seperti halnya dalam studi kasus ini. Pada umumnya perbaikan pada kerusakan refraktori dilakukan satu atau dua kali dalam satu tahun.Kondisi pemakaian yang dapat menyebabkan refraktori menjadi tidak efektif adalah pengaruh kimia, seperti : gas, kerak, dll. Cara pengoperasian pabrik; serta tegangan mekanis. Sampel refraktori yang dipakai dalam pengamatan ini berasal dari patahan bata magnesia dari bagian busur tanur dan refraktori alumina yang terdegradasi dari bagian pengapian. Kompilasi data, pengamatan mikro, sifat fisik, perlakuan termal serta kandungan unsure/senyawa dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui penyebab kerusakan pada refraktori. Hasil analisa menunjukkan terjadinya dekomposisi reduksi MgO, tegangan termal dan kejut termal yang cukup besar pada bata magnesia sehingga sifat kerefraktorian bata berkurang. Sedangkan pada refraktori alumina terdapat penetrasi senyawa baru yang tidak teridentifikasi, refraktori mengalami swelling -40% ekspansi linier, yang menimbulkan kerusakan intergranutar dan transgranular. Pada keduanya diketahui adanya pengaruh atmosfir yang korosif.

Damage in refractories used as kiln linings is common, Generally, repairs to fracture linings are about twice a year. On the contrary, the furnace component lifetimes in this case study have been shortened. Service conditions that might impair effectiveness of refractories include chemical attack by, eg. , slags, gases, etc, operational conditions, and mechanical stress. Sample for analysis were obtained from two sources ; (1) fracture magnesia refractory from arches of the furnace, and (2) degraded alumina refractory from the burner side of the furnace. Research was conducted to identify caused of the refractories fracture by data compilation, macroscopic and microscopic examinations, physical and chemical analysis, and behavior of samples on elevated temperature. Result indicated that reduction -- decomposition of MgO, thermal stress and thermal shock have been of concern as a potential mechanism of recession of magnesia refractories, while unidentified new compound penetrated alumina refractories. A combination of transgranular and intergranular fracture caused swelling to the alumina bricks -40% of lineair expansion. Both are also exposured to corrosive atmosphere."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
T1734
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Davino Aditya Dwinanda
"Refractory coating banyak digunakan dalam proses pengecoran logam untuk melindungi cetakan dari kontak langsung dengan logam cair. Lapisan ini juga dapat meningkatkan kualitas permukaan produk pengecoran. Zirkon adalah bahan umum yang digunakan sebagai filler, tetapi biaya bahannya cukup tinggi. Oleh karena itu, bahan alternatif diperlukan untuk melakukan substitusi parsial filler. Silica fused dapat dianggap sebagai filler karena memiliki refractoriness yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fusi silika yang andal sebagai alternatif pengganti filler zircon. Sampel dibuat dengan variasi distribusi ukuran partikel, penambahan silica fused 16%, 18%, dan 20% dan perlakuan berbeda yang dipanaskan dan tidak dipanaskan. Ukuran partikel dan distribusi filler dianalisis menggunakan Particle Size Analyzer. Pengukuran viskositas juga telah dilakukan untuk menganalisis karakteristik reologi dari campuran pelapis. Morfologi permukaan lapisan kering diambil menggunakan Scanning Electron Microscope. Kualitas pelapisan ditentukan dari stabilitas termal pelapisan yang dianalisis menggunakan Simultaneous Thermal Analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa silica fused dapat diandalkan sebagai bahan pengganti substitusi parsial filler.

Refractory coating is widely used in metal casting process to protect the mold from direct contact with molten metal. This coating also could improve the surface quality of casting product. Zircon is common materials that used as filler, but the materials cost is quite high. Therefore, alternative material is needed to make partial substitution of the filler. Silica Fused can be considered as filler because it has good refractoriness. This study aims to determine silica fused is reliable as an alternative to substitute zircon filler. The samples were made with particle size and distribution variations,  16%, 18%, and 20% silica fused addition and different treatment which were heated and non-heated drying. Particle size and distributions of the filler were analyzed using Particle Size Analysis. Viscosity measurement also has been done to analyze rheological characteristics of coating slurry. The surface morphology of dried coating was taken using Scanning Electrom Microscope. The quality of coating was determined from the thermal stability of the coating that was analyzed using Simultaneous Thermal Analysis. The result shows thar silica fused is reliable as an alternative material for filler partial substitution."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Marta Nurjaya
"Limbah hasil pengecoran aluminium dapat berupa dross atau slag dan debu. Dross atau slag dapat dimanfaatkan kembali sebagai bahan baku pengecoran kualitas rendah, sedangkan debu yang dikumpulkan oleh penangkap debu (dust collector) sama sekali tidak digunakan. Pada setiap 20 ton peleburan aluminium didapat sedikitnya 1 ton debu.
Studi pemanfaatan debu limbah peleburan aluminium diawali dengan uji komposisi dari debu dan distribusi besar butir partikel. Pembuatan bakalan dengan cara mencampur debu yang telah dibersihkan dengan bahan pengikat kemudian dikompaksi dan dibakar dilakukan untuk mendapatkan sampel yang siap untuk diuji. Pengujian yang dilakukan terhadap bakalan adalah refractoriness, density dan porositas, ekspansi thermal dan struktur mikro.
Hasil pengujian menunjukkan kandungan alumina yang tinggi dengan tahanan kejut termal, refractoriness, densitas dan porositas yang masih dibawah standar refraktari high alumina. Namun dengan pemurnian debu dan peningkatan suhu pembakaran serta optimalisasi bahan pengikat dapat dihasilkan refrakiori dengan kualias yang baik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Akbar Pranowo
"Refraktori castable atau sering juga dikenal dengan beton tahan api merupakan bahan yang tahan terhadap panas dan mempertahankan stabilitas fisik dan kimia yang cukup untuk keperluan struktural saat bahan tersebut terkena lingkungan dengan suhu tinggi. Refraktori castable banyak digunakan secara luas pada industri operasi – operasi pada suhu tinggi seperti pada industri peleburan logam/ smelter, industri semen, sistem pembangkit energi maupun industri petrokimia. Dengan permintaan yang kian meningkat akan kebutuhan terhadap refraktori, kemudian aplikasi refraktori castable yang sangat luas dikarenakan merupakan jenis refraktori monolitik. Oleh sebab itu pengembangan dan penelitian berkaitan dengan refraktori castable masih sangat diperlukan, terlebih lagi Indonesia membutuhkan permintaan kebutuhan terhadap refraktori yang tinggi seiring dengan rencana pemerintah untuk membangun smelter-smelter baru. Pada penelitian ini ditelusuri mengenai pengaruh penambahan aditif dengan kadar 0,1% ; 0,3% ; dan 0,5% pada refraktori castable berjenis konvensional. Aditif yang diteliti pengaruhnya pada penelitian ini adalah aditif sodium tripolyphospate dan sodium citrate. Pengujian mekanis kuat tekan dan kuat lentur dilakukan pada sampel untuk mengetahui pengaruhnya terhadap sifat mekanisnya, selain itu pengujian karakterisasi kimia juga dilakukan pada penelitian ini. Didapati hasil bahwa aditif sodium tripolyphospate dan sodium citrate memiliki pengaruh pada peningkatan mekanis refraktori castable konvensional yang akan dibahas lebih lanjut melalui penelitian ini.

Refractory castable or often also known as refractory concrete is a material that is resistant to heat and maintains sufficient physical and chemical stability for structural purposes when the material is exposed to high temperature environments. Castable refractories are widely used in industrial operations at high temperatures such as the metal smelting/smelter industry, cement industry, energy generation systems and the petrochemical industry. With the increasing demand for the need for refractories, then the application of castable refractories is very broad because they are monolithic refractories. Therefore, development and research related to castable refractories is still very much needed, especially Indonesia requires a high demand for refractories in line with the government's plan to build new smelters. In this study, we investigated the effect of adding an additive with a concentration of 0.1%; 0.3% ; and 0.5% in conventional castable refractories. The additives studied for their effect in this study were sodium tripolyphospate and sodium citrate additives. Mechanical testing of compressive strength and flexural strength was carried out on the sample to determine the effect on its mechanical properties, in addition to chemical characterization testing was also carried out in this study. It was found that sodium tripolyphospate and sodium citrate additives have an effect on mechanical repair of conventional castable refractories which will be discussed further in this study."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>