Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 162197 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fiska Hidayat
"Tesis ini bertujuan untuk menemukan alternatif selubung bangunan pada bangunan yang berada tepat di garis khatulistiwa. Hal ini dilakukan melalui beberapa eksperimen agar memenuhi nilai OTTV yang sesuai dengan SNI 6389:2020, yaitu Konservasi Energi Selubung Bangunan pada Bangunan Gedung. Bangunan yang diteliti pada penelitian ini adalah bangunan Perpustakaan Universitas Tanjungpura di Kota Pontianak, dengan orientasi bangunan menghadap arah timur laut. Perpustakaan Universitas Tanjungpura memiliki banyak bukaan tanpa pelindung pada sisi terpanjang bangunan, sehingga cahaya dan panas matahari langsung mengenai selubung bangunan. Dari hasil perhitungan nilai OTTV yang telah dilakukan, nilai OTTV bangunan Perpustakaan Universitas Tanjungpura tinggi yakni 63,48 Watt/m2, melebihi SNI 6389:2020 yaitu maksimum 35 W/m2.
Penelitian ini memberikan rekomendasi selubung bangunan pada bangunan Perpustakaan Universitas Tanjungpura yang tepat dan sesuai, agar dapat mengurangi nilai OTTV selubung bangunan. Tulisan ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang dilakukan dengan mengumpulkan data melalui observasi, studi literatur, dan studi dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada potensi untuk mengurangi nilai OTTV dengan eksperimen-eksperimen yang telah dilakukan pada bangunan Perpustakaan Universitas Tanjungpura.

This paper aims to find an alternative building envelope in the building located in territory passed by the equator. The alternatives are done through several experiments to meet the OTTV value according to SNI 6389:2020, namely Energy Conservation in Building Envelopes. The building studied in this study is the Library Building of Tanjungpura University in Pontianak City, with the orientation of the building facing the northeast. Tanjungpura University library has many unprotected openings on the longest side of the building, so the light and heat from the sun directly hit the building envelope. From the OTTV value calculation results that have been carried out, the OTTV value of the Tanjungpura University library building is high, that is 63,48 Watt/m2, exceeding SNI 6389:2020, which has a maximum value of 35 Watt/m2.
The study provides appropriate and suitable recommendations for the Tanjungpura University library building envelopes to reduce the OTTV value of the building envelopes. This paper used quantitative approaches by collecting data through observation, literature and document study. The results show a potential to reduce the OTTV value through experiments that have been carried out in the Tanjungpura University library building.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tommy Tanedy
"Pertambahan penduduk disertai semakin minimnya ruang membuat pembangunan ke arah vertikal. Pembangunan ini didukung oleh perkembangan teknologi sehingga bentuk high-rise menjadi kompleks, salah satunya adalah bentuk twist. Bentuk twist ini didukung oleh sistem struktur baik dari gaya eksternal (alam) maupun gaya dari internal (bangunan dan twist). Untuk mengkaji lebih dalam pengaruh twist dan sistem struktur terhadap ruang yaitu dengan menganalisis studi kasus dengan metode deskriptif. Pada Turning Torso penggunaan ruang secara vertikal lebih banyak akibat penggunaan kantilever dan core yang tebal. Berbeda dengan The Grove dan Cayan Tower, ruang yang dihasilkan tidak terhalang oleh struktur. Selain itu, ketiga studi kasus memaksimalkan penataan ruang (free floor plan) dengan menerapkan lantai bebas kolom (free-column space) dan lantai tipikal.

The growths of population are accompanied by lack of space that makes the construction keep going through the vertical direction. This development was supported by technology that the form of high-rise is getting complex, which is the form of twist. The twisted form has to bear the external force, such as nature, and also the internal force from the twist itself. Thus, this kind of buildings need to be supported with a certain structural system. To examine more deeply the influence of twist and the structural system toward space is by analizing a case study by using descriptive method. At Turning Torso, usage of the vertical space is more due to the usage of cantilever and thick core. In contrast to The Grove and Cayan Tower, the resulting space is not hindered by the structure. In addition, this three case studies maximize the arrangement of space (free floor plan) by applying free-column space and typical floor."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64160
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arthur Widjaja Karyanto
"Masa kanak-kanak, terutama masa usia prasekolah, yaku usia 2 - 6 tahun merupakan masa yang penting dan menentukan bagi perkembangan anak di masa depan. Pada masa ini anak-anak berada dalam masa eksplorasi dan selalu mencoba berbagai macam cara dalam mengekspresikan did, baik secara fisik, emosional maupun secara estetik. Maka, proses eksplorasi dan ekspresi did anakanak itu hares bedangsung di tempat yang aman dan nyaman.
Di masa usia prasekolah ini, anak-anak memulai pendidikan formal pertamanya di sebuah institusi prasekolah, institusi ini memiliki berbagai macam bentuk, seperti nursery school ,Taman Kanak-kanaklKindergarten, Kelompok bermainlplaygroup, dsb. Pada institusi prasekolah ini, anak-anak belajar melalui permainan kreatif, kontak social dan ekspresi alami. Dengan menekankan pada proses belajar tersebut, dapat terpenuhi kebutuhan fisik, mental, sosial dan emosional anak.
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, lingkungan fisik juga sangat berpengaruh pada perkembangan anak usia prasekolah. Lingkungan fisik yang dimaksud adalah lingkungan institusi prasekolah, atau dengan kata lain adalah bangunan institusi prasekolah, tempat dimana anak usia prasekolah mengembangkan kemampuan-kemampuan dalam dirinya dengan bimbingan orang dewasa.
Lingkungan institusi prasekolah haruslah aman, baik secara psikologis maupun secara fisik agar proses eksplorasi dan ekspresi dalam pendidikan bagi anak usia prasekolah dapat berhasil. Lingkungan yang aman dapat diperoleh dengan sebuah perancangan arsitektur. Diharapkan dengan tulisan ini, perancang bangunan mulai memikirkan aspek keamanan secara khusus dalam merancang sebuah institusi bagi anak-anak usia prasekolah."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S48556
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Charisa
"Bangunan memiliki potensi untuk berubah. Namun, tidak semua bangunan dapat mengakomodir perubahan guna. Bangunan ruko adalah contoh bangunan yang dianggap fleksibel terhadap perubahan guna. Fenomena maraknya pembangunan ruko dipicu oleh anggapan bahwa ruko dapat mengakomodir berbagai macam guna bangunan. Ruko yang semula digunakan sebagai rumah dan toko, kini didesain agar dapat mengakomodir berbagai macam guna bangunan.
Tiap bangunan dengan kegunaan yang berbeda tentunya memiliki kriteria bangunan yang berbeda pula, sehingga bentuk bangunan yang dihasilkanpun berbeda. Namun, dalam bangunan ruko, keberagaman guna bangunan diupayakan agar dapat diakomodir dalam bentuk bangunan yang serupa. Hal tersebut menimbulkan pertanyaan apakah keberagaman guna yang ditawarkan ruko dapat benar mengakomodir kebutuhan-kebutuhan penghuni yang berbeda. Skripsi ini akan membahas sejauh mana tingkat fleksibilitas bangunan dapat mengakomodir perubahan guna pada bangunan.
Fenomena berkembangnya ruko dengan berbagai kegunaan ini mengantarkan pada tindakan-tindakan penghuni ruko untuk menyesuaikan ruko sesuai dengan kebutuhannya. Perubahan-perubahan terhadap bangunan dilakukan sebagai upaya menyelaraskan hubungan antara bentuk bangunan dengan kegunaan yang harus diakomodirnya.
Berdasarkan studi kasus yang dilakukan terhadap kompleks ruko di wilayah Cinere dapat disimpulkan bahwa tidak mudah untuk menemukan bentuk bangunan yang benar-benar fleksibel. Untuk mencapai bangunan yang fleksibel, maka diperlukan perubahan-perubahan untuk menyesuaikan dengan kegunaan bangunan yang dipilih. Tingkat fleksibilitas suatu bangunan dapat diamati melalui struktur, tampak luar bangunan, area servis, layout ruang, dan interior bangunannya. Semakin banyak perubahan yang terjadi maka menandakan tingkat fleksibilitasnya semakin kurang.

Building has the potentials to change. However, not all buildings could accommodate the change of building uses. Shophouse is an example of buildings that are regarded as flexible towards the change of building use. The rapid development of shophouses was triggered by the view that shophouses could accommodate various sorts of building uses. Shophouse that was originally used just as a house and a shop has recently been designed in order to accommodate all various sorts of building use.
With the different uses of each building there is also a different building criteria for each, so is the fo rm of the building that was produced. In the case of shophouses the various sorts of uses was striven so that could be provided in the form of the similar building. This matter raised the question whether the various uses that are offered by shophouses could truly accommodate the occupants? different requirements. This writing will discuss the extent to which building flexibility could accommodate the change in building uses.
The expansion of shophouses with various uses generates occupants? actions to adapt shophouses in accordance with their requirements. These changes were carried out as the efforts in balancing the relations between the form of building and its uses.
Based on the case study that was carried out towards the complex of shophouse in Cinere, it could be concluded that it is not easy to find the form of building that is really flexible. In order to reach flexible building, changes are needed to adapt the building to the chosen uses. The level of flexibility of a building could be observed through the structure, skin of the building, the area of the services, layout spaces, and the interior of the building. The more the changes that happened indicated the less amount in flexibility level.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S48398
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Sugiharto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S48088
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rida Sobana
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S48026
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Idayanti
"Proyek ini ditujukan untuk menyediakan sarana bagi kegiatan penyantunan anak terlantar dengan memberikan bimbingan dan pengasuhan kepada anak-anak terlantar di Jakarta, sehingga mereka dapat hidup dengan layak dan memperoleh pendidikan sebagaimana anak-anak lainnya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S48089
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggita Madeira
"Sekolah bukan hanya berperan sebagai lembaga pendidlkan formal, namun juga wadah untuk berinteraksi bagi pelajar, khususnya usia remaja. lnteraksi sosial pun merupakan suatu pembelajaran serta sebuah tahap yang penting bagi perkembangan kognitif usla remaja yang mulai beranjak dewasa. Lingkungan di mana interaksi tersebut terjadi dapat berpengaruh pada perilaku dan gejala-gejala sosial yang muncul. Pada remaja, yang menghabiskan sebagian besar wakunya di lingkungan sekolah, tidak jarang perilaku perilaku yang muncul merupakan cerminan lingkungan di mana ia berada atau beradaptasli dalam hal ini adalah sekolah itu sendiri. Dengan demikian, perilaku sosial yang negatif akan dapat dilacak dari ketidakcocokan indivldu dengan lingkungannya. Lingkungan memiliki arti yang luas. Pemilihan lingkungan sekolah untuk me!acak perilaku-perilaku sosial remaja dilatarbelakangi oleh kedekatan hubungan antara remaja dan !ingkungan seko!ah, di mana mereka mengalami interaksi social yang intensif."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S48560
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grita Anglila
"Anak usia sekolah (6-12 tahun) mengalami perkembangan fisik, kognitif, dan sosial emosional. Pada usia ini, perkembangan anak dipengaruhi oleh lingkungannya baik secara fisik maupun sosial. Lingkungan fisik yang dimaksud adalah institusi sekolah dasar, dimana anak pada usia 6-12 tahun mulai berinteraksi dan berkomunikasi dengan lingkungan sosialnya. Anak membutuhkan ruang yang nyaman dan aman di sekolah. Perencanaan lingkungan fisik pada sekolah dasar periu disesuaikan dengan kebutuhan anak sehingga dapat mewadahi aktivitas mereka yang dapat merangsang perkembangannya. Pada lingkungan fisik sekolah dasar, perencanaan tidak hanya ditekankan pada ruang belajar saja, namun juga periu diperhatikan penyediaan ruang luar yang sesuai untuk anak. Ruang luar merupakan salah satu sarana pendukung yang memiliki interaksi dengan ruang belajar formal, sehingga kedua mang tersebut dapat saling mendukung aktivitas anak dalam belajar dan bermain.
Skripsi ini membahas mengenai sejauh mana ruang luar di sekolah dasar dapat berperan bagi aktivitas anak yang dapat merangsang perkembangannya. Pembahasan dalam skripsi ini melalui studi literatur dan studi kasus, dengan meninjau dari aktivitas anak, ruang yang dibutuhkan serta elemen-elemen pendukung ruang luar. Studi kasus yang diambil adalah sekolah alam yang sebagian besar aktivitasnya dilakukan di ruang luar. Dari tinjauan yang dilakukan, teriihat bahwa ruang luar sekolah dasar dapat dimanfaatkan sebagai wadah aktivitas anak dalam bermain dan belajar. Aktivitas anak yang dilakukan di ruang luar juga mengandung berbagai nilai positif bagi perkembangan fisik, kognitif, dan sosial emosional anak.

School-age children (6-12 years old), develop in physical, cognitive and psychosocial aspects. In this stage, children development influenced by their physical and social enviroment. This physical environment includes the educational institution as a place where children begin to interact and communicate with others. Children need safe and comfortable spaces to support their activities in school. The planning of physical environment in elementary school should suit the children's needs and accommodate activities that stimulate their development. The planning of physical environments in elementary school not only focuses on classrooms, but also the provision of outdoor spaces that are suitable for children. The relation between outdoor spaces and formal learning spaces can support children's activities.
This writing discusses how outdoor spaces in elementary school can support children's activities and stimulate their development. Literature and case study are used to explore children's activities, their spaces and supporting elements in outdoor spaces. The case study was conducted in Sekolah Alam that mainly has outdoor activities. The case study indicates that outdoor spaces in elementary school can be used as children's activity spaces in learning and playing. Children's activities in outdoor spaces has positive values in their physical, cognitive, and social emotional development.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S48612
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kemas Ridwan Kurniawan
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S48057
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>