Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 163184 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fanesya Nuur Haniifah
"Indonesia merupakan negara berkembang dengan proporsi kehamilan tidak diinginkan memiliki persentase yang cenderung sama dari hasil SDKI 2002-2003 hingga 2017 yaitu berada di sekitar angka 7%. Budaya patriarki yang ada dalam kebudayaan Indonesia membuat perempuan sulit untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan terutama dalam bidang kesehatan reproduksi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan otonomi reproduksi perempuan dengan kehamilan tidak diharapkan. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berasal dari Survei Kesehatan Reproduksi Perempuan di Jawa 2018 yang menggunakan desain cross-sectional. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 3.510 wanita usia subur 15 – 49 tahun yang pernah melahirkan anak terakhir dan sedang hamil saat survei dilakukan. Analisis data yang digunakan adalah regresi logistic multinomial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengambilan keputusan terhadap penggunaan kontrasepsi dan kemampuan komunikasi berhubungan dengan kehamilan tidak diharapkan setelah dikontrol dengan confounder. Wanita yang pengambilan keputusan terhadap penggunaan kontrasepsi diputuskan oleh suami/pasangan/lainnya memiliki risiko 1.70 kali lebih tinggi mengalami kehamilan tidak tepat waktu dibandingkan dengan wanita yang dapat memutuskan sendiri (95% CI: 1.01 – 2.86). Wanita dengan tingkat kemampuan komunikasi rendah memiliki berisiko 0.60 kali mengalami kehamilan tidak diinginkan (95% CI: 0.38 – 0.97). Variabel usia, paritas, penggunaan kontrasepsi, dan kekerasan dalam rumah tangga merupakan faktor lain yang berhubungan dengan kehamilan tidak diharapkan. Oleh karena itu, Oleh karena itu, diperlukan adanya peningkatan kesadaran terhadap pentingnya otonomi reproduksi bagi perempuan dalam mengatur fertilitasnya dengan melakukan kerja sama dengan pemangku kepentingan.

Indonesia is a developing country with the proportion of unwanted pregnancies having the same percentage from the results of the 2002-2003 IDHS to 2017, which is around 7%. The patriarchal culture that exists in Indonesian culture makes it difficult for women to participate in decision-making, especially in the field of reproductive health. Therefore, this study aims to determine the relationship between female reproductive autonomy and unintended pregnancy. This study uses secondary data from the 2018 Women's Reproductive Health Survey in Java which uses a cross-sectional design. The sample used in this study was 3,510 women of childbearing age 15-49 years who had given birth to their last child and were pregnant at the time of the survey. The data analysis used was multinomial logistic regression. The study found that decision-making on using contraception and communication skills was associated with unintended pregnancy after being controlled by a cofounder. Women who made decisions about contraceptive use by their husbands/partners/others had 1.70 times higher risk of having an mistimed pregnancy compared to women who could decide on their own (95% CI: 1.01 – 2.86). Women with low communication skills have a 0.60 times risk of having an unwanted pregnancy (95% CI: 0.38 – 0.97). Variables of age, parity, contraceptive use, and domestic violence are other factors associated with an unintended pregnancy. Therefore, it is necessary to increase awareness of the importance of reproductive autonomy for women in regulating fertility by collaborating with stakeholders."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Amalia
"Persentase wanita pernah melahirkan atau sedang hamil anak pertama naik dari 8,5% pada SDKI 2007, menjadi 9,5% pada SDKI 2012. Umur kawin pertama yang terlalu muda dan tidak adanya penundaan kelahiran anak pertama menuju pada kehamilan yang berisiko. Kurangnya pengetahuan kesehatan reproduksi dan tingkat pendidikan rendah berkontribusi pada terjadinya kehamilan remaja. Penelitian ini menguji hubungan pendidikan dan pengetahuan kesehatan reproduksi dengan kehamilan remaja di Indonesia. Sumber data penelitian adalah SDKI 2017 dengan sampel wanita usia subur 15-49 tahun dan 15-24 tahun yang memenuhi kriteria penelitian. Desain studi penelitian adalah cross sectional, dengan analisis regresi logistik multinomial. Hasil penelitian mendapatkan persentase kehamilan remaja sebesar 33.5% pada wanita usia 15-49 tahun, sementara pada wanita usia 15-24 tahun sebesar 57,6%. Wanita yang tidak sekolah & SD dan tidak tahu masa subur berhubungan pada hamil remaja pada wanita usia 15-49 tahun dan usia 15-24 tahun. Wanita yang kurang mengetahui penularan HIV/AIDS dan kurang mengetahui metode kontrasepsi berhubungan dengan kehamilan remaja pada wanita usia 15-49 tahun. Temuan ini menyarankan perlunya berkolaborasi dalam penguatan kebijakan terkait batas penundaan usia melahirkan pada mereka yang menikah muda, memastikan akses pendidikan yang berisi informasi kesehatan reproduksi yang komprehensif, dan sosialisasi kepada orang tua dan remaja terkait bahaya kehamilan remaja.

The percentage of women who have given birth or are currently pregnant with their first child rose from 8.5% in the 2007 IDHS to 9.5% in the 2012 IDHS. Too young age at first marriage and no delay in the birth of their first child leads to risky pregnancies. Lack of knowledge on reproductive health and low levels of education contribute to the occurrence of teenage pregnancy. This study examines the relationship between education and knowledge of reproductive health with teenage pregnancy in Indonesia. The source of research data is the 2017 IDHS with a sample of women of childbearing age 15-49 years and 15-24 years who meet the research criteria. The research study design was cross sectional, with multinomial logistic regression analysis. The results showed that the percentage of teenage pregnancies was 33.5% in women aged 15-49 years, while for women aged 15-24 years it was 57.6%. Women who do not go to school & elementary school and do not know the fertile period are associated with teenage pregnancy in women aged 15-49 years and aged 15-24 years. Women who are less aware of HIV/AIDS transmission and lack of knowledge of contraceptive methods are associated with teenage pregnancy in women aged 15-49 years. These findings suggest the need to collaborate in strengthening policies related to the delay in giving birth to those who marry young, ensuring access to education containing comprehensive reproductive health information, and outreach to parents and adolescents regarding the dangers of teenage pregnancy."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas indonesia, 2022
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurfadhilah
"ABSTRAK
Hak reproduksi merupakan bagian dari hak asasi setiap manusia. Bagi
pasangan menikah, hak reproduksi harus dipenuhi dalam kondisi dasar consent
(bebas, tidak ada paksaan), equality (tidak ada dominasi), respect (saling
menghormati), Jrust (saling percaya/jujur), and saftty (aman).
Penelitian ini dilakukan dalam bentuk studi kasus untuk mendapatkan
gambaran tentang pemenuhan hak reproduksi perempuan muslim menikah pada
berbagai tahapan usia perkawinan. Desain penelitian yang digunakan adalah studi
kasus dengan menggunakan motoda pengumpulan data wawancara mendalam.
lnforman penelitlan melibatkan 6 (enam} muslimah dan suami serta beberapa
kerabat dan tetangga informan. Penelitian ini dilakukan sejak Nopember 2007
hingga Desember 2008.
Dengan menggunakan Theory af Reasoned Action, hasil temuan dari
penelitian ini dapat menjelaskan bahwa, tidak satupun infonnan benar-benar
terpenuhi hak reproduksinya dalam kondisi CERTS. Niat untuk memenuhi hak
reprodoksi sangat dipengaruhi oleh sikap sebagai faktor internal dan norma
subjektif, yaitu persepsi terhada.p orang lain sebagai fak:tor eksternal. Banyaknya
orang yang mempengaruhi nonna subjektlf informan kemudian diseleksi,
sehlngga hanya orang tertentu yang dipatuhi. Ancaman tetjadinya pemikahan
tanpalkurang hubungan seks dapat terjadi setelah lahirnya anak pertama.
Temuan lain adalah, kedudukan dan keputusan suami selalu mendominasi
dalam berbagai hal pemenuhan hak reproduksi. Sedangkan ternan dan petugas
kesehatan dapat memperbesar pengarutmya terhadap norma subjek.tif istri jika ia
sendiri aktif dan kritis mencari informasi dan mengupayakan tercapainya kondisi
kesehatan reproduksi. Dalam hal penggunaun alat kontrasepsi pada pasangan yang
belum/tidak lagl menginginkan anak dalarn waktu dekat, hanya dilakukan oleh
pihak istri. Suami umumnya pemah mencoha menggunakan kondom, tetapi
m_erasa tidak nyaman. Pihak istri menggunakan alkon {pH. spiral. atau implan)
dengan risiko mengalami etek samping tidak menyenangkan.
Untuk mengantisipasi masalah yang terjadi dalam pemenuhan hak
reproduksi pasangan rnenikah. pendidikan untuk menurnbuhkan kesadaran tentang
hak reproduksi sangat diperlukan. Suami dan istri rnerniliki peran dan tanggung
jawab yang sama dalam rurnah tangga, sehingga tidak bisa diserahkan hanya
kepada satu pihak untuk menyelesaikan masaiah keluarga. Mereka harus
menyadari dan mempersiapkan diri untuk menghadapi rnasalah pemenuhan hak
reproduksi sejak dini. Hak reproduksi penting bagi setiap individu deml
terwujudnya kesehatan individu secara utuh, baik kesehatan jasmani maupun
rohani sesuai dengan norma-norma hidup sehat.

Abstract
Reproductive right is an important part of holistic human right. Between
spouses1 reproductive right have to be fulfilled in at least five based condition,
these are <:consent, equality, respect, trust, and safety.
This study was conducted io get description about reproductive right
fulfilling among moslem women in different ages of marriage. The study design
used in this research is qualitative by using in depth interview methods of data
collection. This case study carried out with 6 (six) ·women as infonauts
interviewed, and also their families or neighbors. The study was started in
November 2007 until December 2008.
By using the Theory of Reasoned Action, it <;could be explained that none
of the informants are really fulfilled their reproductive right Attitude as internal
factor and subjective norm that influenced by other people's perception as
external factor was considered to their intention. Not all of other people's belief
accepted by informant, they selected specific people to obey. lnformans in early
age of marriage relatively had less problems in reproductive right fulfilling than
those are in middle and advance age of marriage.
Researcher also found that status, position. and decision of men always
dominate all kind of reproductive right fulfilling. While friends and health officers
could have more chance to change her subjective none if only she had good effort
to find out any information and gain reproductive health condition herself actively
and critically. For avoiding having next baby in recent time, women use
contraceptive methods, Their husband tried condom, but soon they did not feel
comfortable, The wives keep using contraceptive methods (pills, IUDs, or
implants) eventually they could have unpleasant side effect.
Premarital and marital counseling are really needed to anticipate
reproductive right fulfilling problems between spouse. Husbands and wives have
their own role and responsibility, not only one himself/herself to solve the family
problem. They have to aware of and get ready to face reproductive right fullfil
problems in different ages of marriage."
2009
T32464
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rizqi Amelia
"Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pernikahan usia muda dengan riwayat reproduksi pada wanita usia subur di Provinsi Jawa Timur tahun 2013. Desain penelitian dengan cross sectional dan menggunakan data sekunder Improving Contraceptive Method Mix 2013.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan signifikan antara pendidikan, penggunaan KB dan status ekonomi terhadap usia nikah pertama, namun tidak berhubungan antara pengambilan keputusan keluarga terhadap usia nikah pertama. Terdapat perbedaan rata-rata lama penundaan kehamilan pertama, rata-rata jumlah paritas terhadap usia nikah pertama, akan tetapi tidak ada perbedaan rata-rata jumlah abortus terhadap usia nikah pertama.

This is a quantitative research study which aim to know the association between early marriage with child bearing women?s reproductive history in East Java on 2013. This research used crossectional study design and the data was collected from secunder data?s of Improving Contraceptive Method Mix 2013.
The result showed that there was a significant associations between education, contraceptive use and economic status, toward first age of married. However, there were no association between decision maker in family toward first age of married. There are differences on rate of first pregnancy delayed and rate of parity toward first age of married. However, there are no different on rate of abortus event toward first age of married.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S61794
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Dewi
"Obesitas memberikan dampak yang serius pada kesehatan, termasuk kesehatan reproduksi perempuan. Nilai-nilai dan budaya Minangkabau mempengaruhi gaya hidup perempuan obese pada periode prakonsepsi. Penelitian ini bertujuan menghasilkan intervensi keperawatan prakonsepsi berbasis mobile health untuk meningkat efikasi diri dan perilaku kesehatan reproduksi perempuan obese Minangkabau. Desain penelitian ini adalah Research and Development (R&D) yang terdiri dari tiga tahap, 1) mengidentifikasi masalah dan kebutuhan edukasi perempuan obese, 2) mengembangkan model intervensi keperawatan prakonsepsi My Plan yang diintegrasikan ke dalam aplikasi android, dan 3) menguji pengaruh model intervensi menggunakan desain quasi experiment pre-post test with control group. Sebanyak 195 perempuan obese usia 18-40 tahun sebagai responden, terdiri dari kelompok intervensi (98 orang) dan kelompok kontrol (97 orang). Penelitian ini menemukan bahwa intervensi keperawatan prakonsepsi My Plan efektif meningkatkan efikasi diri (p=0.001), dan perilaku kesehatan reproduksi (p=0.013) setelah dikontrol oleh variabel lingkungan sosial. Aplikasi My Plan dapat digunakan oleh pemerintah, tokoh masyarakat, dan petugas kesehatan untuk meningkatkan efikasi diri dan perilaku kesehatan reproduksi perempuan obese.

Obesity has a serious impact on health, including women's reproductive health. Unhealthy living behaviors and lack of confidence in obesity treatment are important problems for women in the preconception period. This study aims to produce a mobile health-based preconception nursing intervention to increase self-efficacy and reproductive health behavior of obese women. This study used a research and development (R&D) design consisting of three stages, 1) descriptive qualitative research to identify problems and educational needs of obese women, 2) development of a nursing intervention model integrated into the application, and 3) testing the effect of the intervention model using a quasi experiment pre-post test design with control group. A total of 195 obese women aged 18-40 years as respondents, consisting of an intervention group (98 people) and a control group (97 people). This study found that My Plan preconception nursing intervention was effective in improving self-efficacy (p=0.001), and reproductive health behavior (p=0.013) after controlling for social environment variables. The recommendation of this study is that the My Plan application can be used by the government, community leaders, health cadres and health workers to increase self-efficacy to change lifestyles and reproductive health behaviors of obese women."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Population Council, 1998
613.208 5 ADO
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Andini Dyahlistia Permatarani
"Penelitian dilatarbelakangi oleh kondisi masyarakat di Kota Bekasi yang masih miskin, sementara itu masyarakat Kota Bekasi yang sebagian besar beragama Islam. Oleh karena itu, Pemerintah Kota Bekasi memberlakukan Perda Kota Bekasi No. 02 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Zakat. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan menganalisis efektifitas penerapan Perda Kota Bekasi No. 02 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Zakat terhadap PNS di Kota Bekasi. Penulis menggunakan metode penelitian sosiologis yuridis dengan studi kepustakaan dan wawancara di lapangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan Perda Pengelolaan Zakat di Kota Bekasi belum sepenuhnya berjalan secara efektif. Hal ini dikarenakan masyarakat Kota Bekasi sebagian besar beragama Islam namun belum memahami mengenai pengelolaan zakat serta kewajiban mereka untuk menunaikannya. Pada hakekatnya, Perda Pengelolaan Zakat ini merupakan cara untuk menjembatani antara kewajiban umat islam di Kota Bekasi untuk menunaikan zakat, dengan kondisi masyarakat Kota Bekasi yang masih berada di bawah garis kemiskinan sehingga diperlukan adanya Perda Pengelolaan Zakat di Kota Bekasi. "
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2013
S45103
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marsha Maharani
"

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pasal-pasal terkait pemenuhan Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR) dalam Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan peraturan turunannya, yaitu Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi dan Peraturan Menteri Kesehatan No. 97 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan Kesehatan Seksual. Rangkaian regulasi tersebut secara tekstual mengalienasi hak-hak perempuan lajang atas pemenuhan HKSR mereka, karena hanya perempuan menikah saja yang berhak atas kesehatan seksual dan reproduksi. Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian sosio-legal, dengan menganalisis implikasi dari pasak-pasal dalam ketiga peraturan perundang-undangan tersebut melalui pendekatan kualitatif. Temuan dalam penelitian ini adalah: 1. Rangkaian regulasi kesehatan seksual dan reproduksi yang berlaku berpotensi menjadi justifikasi untuk menolak perempuan lajang yang ingin mengakses layanan kesehatan seksual dan reproduksi; 2. Rangkaian regulasi yang ada berperan dalam penegakan stigma negatif yang menyelubungi pemenuhan HKSR bagi perempuan lajang; dan 3. Perlunya rangkaian regulasi yang sensitif dengan isu gender dan harusz inklusif bagi semua perempuan dan tidak hanya merujuk kepada pengalaman perempuan berstatus menikah.

 


This research aims to analyze the laws around Sexual and Reproductive Health Rights (SRHR) in Law on Health (Law No. 36/2009), Government Regulation on Reproductive Health (Government Regulation No. 61/2014) and Minister of Health Regulation on Health Services during Pre-Pregnancy, Pregnancy, Childbirth and Post-Childbirth, Contraceptive Services and Sexual Health Services (Minister of Health Regulation No. 97/2014). These laws and regulations textually alienate unmarried women and their sexual and reproductive health rights since the laws only recognizes sexual and reproductive health rights for married women. The method used to conduct this research is socio-legal method, which analyzes the implication that comes from the aforementioned laws and regulations through qualitative approach. This research finds: 1. The laws and regulations on sexual and reproductive health has the potential to justify any medical facility to reject unmarried women that wanted to access sexual and reproductive healthcare; 2. The existing set of law and regulations has a role in upholding the negative stigma surrounding SRHR for unmarried women; and 3. There is a need for a set of laws and regulations that are sensitive to gender issues and that it should be inclusive to all women and not only centered around the experience of married women.

 

"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Sex education and reproductive health of women with disabilities in Indonesia; collection of articles"
Jakarta : Yayasan Jurnal Perempuan, 2011
305.42 SEK
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Health and hygiene of the reproductive system of rural women in Indonesia; collection of articles."
Malang: YPP Press dan The Ford Foundation, 2001
613 SKE
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>