Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 183702 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lulu Thariqa Al Afifah
"Sebagai koridor pergerakan, jalan mengakomodasi kebutuhan dasar manusia dalam kehidupan perkotaan. Salah satunya adalah dengan berjalan kaki. Pengalaman berjalan yang dimiliki orang di jalan akan menentukan keberhasilan jalan sebagai sebuah ruang. Jalan kaki merupakan moda transportasi penting dalam perkotaan yang memberikan banyak manfaat bagi semua sektor kehidupan sehari-hari termasuk perdagangan dan bisnis, lingkungan, serta kesehatan dan keselamatan penduduk. Derajat kemampuan lingkungan untuk mendukung berjalan dapat dilihat melalui konsep urban walkability (Southworth, 2005). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja urban walkability di dua wilayah studi; Jalan H. Agus Salim dan Jalan Mahakam, berdasarkan parameter elemen fisik dan sosial lingkungan perkotaan. Meskipun kedua wilayah studi memiliki kesamaan nilai wisata kuliner, namun perbedaan antara unsur fisik dan sosial diduga berpengaruh terhadap kinerja urban walkability.

As a movement corridor, the street accommodates basic human needs in urban life. One of which is walking. The walking experience that people have on the street will determine the success of the street as a space. Walking is an important mode in urban transportation that provides many benefits to all sectors of daily life including commerce and business, environment, and the health and safety of residents. The degree of the environment’s ability to support walking can be seen through the concept of urban walkability (Southworth, 2005). This study is aimed to analyze the performance of urban walkability in two study areas; Jalan H. Agus Salim and Jalan Mahakam, based on the parameter of physical and social elements of the urban environment. Although the two study areas serve similarities in the value of culinary tourism, the differences between physical and social elements are thought to have an influence on the urban walkability performance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wanda Nadilla
"Ruang kota selalu menjadi minat bagi siapa saja yang ingin memasuki dan beraktivitas didalamnya. Hal tersebut menyebabkan banyak ruang di kota yang dimodifikasi dan beralih fungsi menjadi tidak semestinya memungkinkan adanya kegiatan dari sektor informal. Pedagang Kaki lima merupakan salah satu pelaku sektor informal yang membawa permasalahan pada ruang kota dengan melakukan modifikasi atau yang sering kita sebut Apropriasi. Oleh karena itu saya mencoba untuk mencari tahu apa yang dilakukan pedagang kaki lima terhadap ruang kota dengan teori dasar apropriasi suatu ruang public di ruang kota. Penulisan skripsi ini dilakukan untuk melihat bagaimana pedagang kaki lima memanfaatkan, membentuk, mengalterasi, dan mengapropriasi suatu ruang urban secara temporer dibalik "ketakutan" atas legalitas kegiatan yang mereka lakukan. Metode yang dilakukan dalam penulisan skripsi ini adalah dengan kajian literatur tentang teori apropriasi ruang public, sejarah fenomena pedagang kaki lima di ebberapa negara, keterkaitan & kontribusi pedagang kaki lima sebagai sektor informal terhadap kota, serta identifikasi karakteristik pedagang kaki lima. Hasil kajian literatur dan studi kasus yang dilakukan menunjukkan bagaimana bentuk fenomena apropriasi dari informalitas tersebut berpengaruh pada pola penataan ruang kota.

Urban spaces has always been an interest for anyone who wants to enter and have activities in it. This causes a lot of space in the urban modified and changed functions to be inappropriate, allowing activities from the informal sector. Street vendors are one of the informal sector actors who bring problems to urban spaces by making modifications or what we often call “spaces appropriations”. Therefore, I tried to find out what street vendors did to urban space with the basic theory of appropriating a public space in urban space. The purpose of writing this thesis is to see how street vendors use, shape, alter, and adapt an urban space temporarily behind the "fear" of the legality of their activities. The method used in writing this thesis is by reviewing literature on the theory of appropriation of public space, the history of the phenomenon of street vendors in several countries, the relationship and contribution of street vendors as the informal sector to the urban, as well as identifying the characteristics of street vendors. The results of the literature review and case studies conducted show how the form of the appropriation phenomenon of informality affects the pattern of urban spatial planning."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Salim Yunior
"Aspek suhu kenyamanan sesunggunnya telah semakin menjadi perhatian dalam kehidupan manusia, oieh karena suhu kenyamanan tersebut punya pengaruh yang besar pada kesehatan manusia sehari-hari. Suhu kenyamanan manusia di daerah tropis tidaklah sama dengan suhu kenyamanan pada daerah beriklim kering dan intermediate. Yang berbeda adalah faktor iklim pada beberapa daerah tidaklah sama.
Pencahayaan matahari menjadi faktor penentu suhu kenyamanan pada daerah iklim tropis. Intensitas pencahayaan matahari tidaklah sama untuk tiap iklim, begitu pula halnya dengan iklim tropis. Untuk mendapatkan acuan bagi perencanaan Iingkungan tempat tinggal manusia di iklim tropis teori mengenai arsitektur tropis dapat dijadikan sumber.
Skripsi ini akan membahas mengenai pencahayaan matahari pada iklim tropis lembab (Warm Humid Climate), di mana suhu kenyamanan yang akan dibahas juga mengenai suhu kenyamanan daerah tropis. Begitu pula dengan wujud kota tropis dapat dijadikan patokan untuk menciptakan suatu Kota yang warganya dapat menjalankan kehidupan sehari-hari secara nyaman."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S48241
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cornelius Oki Kusuma
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S39386
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ifsan Ifran
"Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis untuk
memperlancar pergerakan kebutuhan masyarakat. Perencanaan dan pembangunan sarana
dan prasarana transportasi, sangat mempengaruhi dan menentukan peningkatan
pertumbuhan perekonomian dalam menunjang pencapaian sasaran pembangunan dan hasilhasilnya
yang berdampak nyata pada perubahan yang konstruktif dalam masyarakat disemua
aspek kehidupan. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut
di atas diperlukan suatumetode untukmengetahui seberapa besar pengaruh kondisi eksisting
jalan terhadap perubahan pergerakan arus lalu lintas.
Pada penelitian ini dilakukan pengambilan data primer berupa survei Lalu lintas Harian
Rata-Rata dan kapasitas jalanAKBPCekAgus juga data sekunder yang selanjutnya dianalisis
menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Sehingga dari analisis ruas jalan
ini dapat terlihat kebutuhan dan pemenuhan pelayanan jaringan jalan yang digunakan untuk
mengatasi persoalan terutama kemacetan maupun persoalan lalu lintas lainnya pada ruas
jalan AKBP Cek Agus. Tingkat pelayanan jalan (Level of Service /LOS) pada ruas jalan
AKBP Cek Agus, seperti arah Simpang Patal pada pagi hari (V/C 0,556), siang hari (V/C
0,467) dan sore hari (V/C 0,574); sedangkan untuk arah Jalan Taman Kenten pada pagi
hari (V/C 0,443), siang hari (V/C 0,320) dan sore hari (V/C 0,375). Hal ini menunjukkan
bahwa volume lalu lintas telah melampaui kapasitas pelayanan jaringan jalan.
Tingginya nilai V/C ratio pada ruas jalan AKBP Cek Agus menunjukkan bahwa tingkat
pelayanan sudah tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan lalu lintas. Maka alternatif
pelebaran jalan dan pengaturan lalu lintas disekitar wilayah perlu dilaksanakan, Selain itu
pembangunan jembatan Musi IV juga perlu dilakukan agar volume kendaraan dapat
menyebar dan mengurangi kemacetan di wilayah tersebut. Perlu adanya perhatian yang
berkelanjutan pertahun dari Pemerintah Daerah maupun kesadaran masyarakat untuk peduli
terhadap masalah persimpangan Rajawali maupun jalan AKBP Cek Agus, karena seiring
dengan berjalannya waktu dan meningkatnya jumlah penduduk dan perekonomian
masyarakat, maka meningkat pula pergerakan lalu lintas pada setiap ruas jalan pada
wilayah setempat yang berpengaruh pada kinerja persimpangan terutamamasalah kemacetan,
tundaan, peluang antrian dan persoalan lainnya."
Palembang: Fakultas teknik Universitas tridinanti palembang, 2015
691 JDT 3:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Roland Dwi Kurniawan
"Berjalan di jalur pedestrian terkadang merupakan hal yang kurang nyaman karena masih banyak jalan di kota yang lebih mementingkan infrastruktur jalur kendaraan dibandingkan pejalan kaki. Jalan yang lebih mementingkan infrastruktur kendaraan memiliki jalur kendaraan yang besar dan jalur pejalan kaki yang kecil. Akan tetapi banyak pejalan kaki yang melintasi dan beraktivitas dikarenakan mereka tidak punya pilihan lainnya. Skripsi ini akan meninjau kembali kondisi pedestrian di kota Jakarta dan mengungkap aspek - aspek walkability yang menjadikan jalan tersebut hidup meskipun kondisi jalan sudah maupun belum terpenuhi secara standar. Metode untuk mengkaji skripsi ini melalui studi literatur mengenai standar dan teori berkaitan, studi kasus terhadap Jalan Sabang dan Jalan Pecenongan, dan kemudian dilakukan perbandingan analisis. Keamanan dan kenyamanan dalam sebuah jalan merupakan keharusan ketika membicarakan mengenai berjalan. Namun sebelum adanya rasa aman dan nyaman tersebut, terdapat sebuah pemilihan jalan yang menjadi pertimbangan dengan melihat berbagai faktor kondisi. Jalan Sabang memiliki suasana jalan yang hidup meskipun keadaan jalan pedestrian belum memenuhi rasa nyaman. Sebaliknya, kondisi Jalan Pecenongan yang telah mementingkan pedestrian tidak sehidup seperti seharusnya. Melalui ini kita dapat melihat aspek - aspek walkability yang ada pada jalan di kawasan kota Jakarta.

Walking on pedestrian paths is sometimes uncomfortable because many roads in the city are more concerned with vehicle infrastructure than pedestrians. Roads that prioritize vehicle infrastructure have large vehicle lanes and small pedestrian lanes. However, many pedestrians pass through and move because they have no other choice. This thesis will review the pedestrian conditions in the city of Jakarta and reveal the aspects of walkability that make the street lively even though the road conditions have or have not met the standards. The method for reviewing this thesis is through a literature study of related standards and theories, a case study of Sabang Street and Pecenongan Street, and then a comparative analysis. Safety and comfort on the road is a must when talking about walking. But before the sense of security and comfort, there is a selection of roads that are taken into consideration by looking at various condition factors. Sabang Street has a lively street atmosphere even though the condition of the pedestrian street has not fulfilled a sense of comfort. In contrast, the condition of Pecenongan Street, which has prioritized pedestrianization, is not as lively as it should be. Through this we can see the aspects of walkability that exist on roads in the Jakarta urban area."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arie Rusmayanti
"Urban tourism merupakan bentuk pariwisata yang dilakukan dengan mengunjungi sebuah destinasi di lingkungan perkotaan salah satunya melalui tur jalan kaki. Tur jalan kaki adalah kegiatan wisata yang dilakukan dengan jalan kaki untuk menjelajahi dan mengalami kehidupan dinamis perkotaan, menyaksikan beragam kegiatan kota yang menarik dan unik hingga berinteraksi dengan penduduk setempat. Tidak hanya menyusuri sebuah tempat dengan jalan kaki, wisata ini juga dilengkapi dengan sebuah narasi urban yaitu sebuah rangkaian cerita yang disampaikan pemandu maupun warga lokal untuk menjelaskan sejarah, budaya, dan identitas tempat yang dikunjungi sehingga dapat menciptakan ikatan emosional antara wisatawan dan tempat yang mereka kunjungi atau yang dikenal dengan konsep sense of place. Konsep sense of place merupakan sebuah hubungan antara manusia dan tempat yang dihasilkan dari pengalaman individu terhadap suatu tempat yang membedakan tempat tersebut berbeda dengan tempat lainnya. Sense of place dapat hadir melalui tiga elemen pembentuk yaitu, penataan fisik (physical setiing), aktivitas (activity), dan makna (meaning).
Adapun tujuan penulisan ini yaitu untuk mengetahui bagaimana pembentukan sense of place yang hadir dan dirasakan oleh peserta walking tour berkaitan dengan narasi yang disampaikan pemandu maupun warga lokal. Penulisan ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif naratif untuk memudahkan penulis dalam menjelaskan hasil penelusuran secara kronologis sehingga dapat memperoleh gambaran yang lebih detail mengenai pembentukan sense of place terhadap objek studi kasus yaitu pada Sisi Timur Batavia dan juga Kota Lama Gresik. Berdasarkan hasil penelusuran menunjukkan bahwa melalui walking tour individu dapat mengeksplorasi kehidupan lingkungan perkotaan dan narasi berperan untuk memperkuat sense of place pada wisatawan dalam membangun pemahaman yang lebih holistik tentang kota, meningkatkan kesadaran akan nilai-nilai budaya dan lingkungan, serta mendorong partisipasi aktif dalam melestarikan sejarah dan budaya sehingga dapat membangun sebuah kota yang identitasnya terjaga.

Urban tourism is a form of tourism that is carried out by visiting a destination in an urban environment, one of which is a walking tour. A walking tour is a tourist activity that is carried out on foot to explore and experience dynamic urban life, witness various interesting and unique city activities, and interact with local residents. Not only does this tour include exploring a place on foot, but it is also equipped with an urban narrative, which is a series of stories told by guides and local residents to explain the history, culture, and identity of the places visited so as to generate an emotional bond between tourists and the places they visit. or what is known as the concept of sense of place. The concept of sense of place is a relationship between humans and places resulting from individual experiences of a place that distinguishes that place from other places. A sense of place can be generated through three elements: physical setting, activity, and meaning.
The purpose of this writing is to find out how the formation of a sense of place is present and felt by walking tour participants related to the narration conveyed by guides and local residents. This writing uses a qualitative research method with a narrative-descriptive approach to facilitate the writer in explaining the search results chronologically so that a more detailed picture of the formation of a sense of place for the object of the case study can be obtained, namely on the Sisi Timur Batavia and also in the Kota Lama Gresik. Based on the research results, it shows that through walking tours, individuals can explore urban environmental life, and narratives play a role in strengthening the sense of place in tourists by building a more holistic understanding of the city, increasing awareness of cultural and environmental values, and encouraging active participation in preserving history. and culture so as to build a city whose identity is maintained.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faisal Bayu Nugraha
"Skripsi ini membahas mengenai efek berganda dari keberadaan Kawasan Wisata Kuliner Jalan Sabang. Wisata merupakan kegiatan yang sering dilakukan oleh manusia, tidak terkecuali dengan wisata kuliner. Kuliner yang tadinya merupakan salah satu unsur dari amenitas ternyata dapat menjadi atraksi wisata tersendiri. Jalan Sabang adalah destinasi wisata yang merupakan ikon bagi wisata kuliner di Jakarta. Wisata kuliner di Jalan Sabang sudah ada sejak puluhan tahun lalu. Sampai saat ini, Jalan Sabang tetap menjadi pilihan bagi pengunjung untuk melakukan kegiatan wisata kuliner. Terdapat peran dari pedagang, pengunjung, dan pemerintah pada keberadaan wisata kuliner di Jalan Sabang hingga dapat bertahan selama puluhan tahun. Salah satu contohnya adalah pemerintah melalui kebijakannya dapat mengatur dan mengembangkan Jalan Sabang. Selama puluhan tahun itu juga, Jalan Sabang dapat memberikan efek berganda di lingkungan sekitarnya. Efek berganda yang ditimbulkan pada segi ekonomi, sosial, dan budaya. Data dikumpulkan dengan cara observasi di Jalan Sabang dan wawancara dengan beberapa pedagang dan pengunjung.

This paper discusses the multiple effects of the existence of the Sabang Street Culinary Tourism Area. Tourism is an activity that is often carried out by humans, including culinary tourism. Culinary which was once an element of the amenities turned out to be a tourist attraction itself. Jalan Sabang is a tourist destination that is an icon for culinary tourism in Jakarta. Culinary tourism on Jalan Sabang has been around for decades. Until now, Jalan Sabang remains one of the choice for visitors to carry out culinary tourism activities. There is a role from traders, visitors, and the government in the existence of culinary tourism on Jalan Sabang so that it can last for decades. One example is the government through its policies can regulate and develop Jalan Sabang. During those decades, Jalan Sabang can have a multiplier effect on the surrounding environment. Multiple effects on the economic, social, and cultural aspects. Data were collected by means of observation on Jalan Sabang and interviews with several traders and visitors.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Urban sufism merupakan sebuah fenomena sosial yang ditandai dengan meningkatnya gairah masyarakat urban terhadap praktik-praktik sufisme, seperti dzikir secara berjamaah, istighatsah, diskusi ilmiah mengenai sufisme, dan sebagainya. Masyarakat urban, sebagai masyarakat modern yang secara langsung merasakan proses modernisasi secara cepat, tentunya merasakan apa yang diistilahkan sebagai absurditas di mana manusia merasa terasing dalam dunianya sendiri. Mereka meyakini bahwa urban sufisme dapat dijadikan sebagai jalan untuk melawan absurditas tersebut dan menemukan kembali aspek humanitas yang sudah terkikis oleh modernitas. Urban sufisme menawarkan ketenangan hati atau ketentraman jiwa bagi masyarakat urabn yang setiap hari disibukkan dengan urusan pekerjaan dan bosan dengan kebisingan hiruk-pikuk keramaian kota. Ketertarikan mereka terhadap sufisme dilatarbelakangi oleh motif-motif yang berbeda, sehingga menimbulkan kecenderungan yang berbeda pula dalam mengikuti trend urban sufisme yang sedang marak belakangan ini. Secara umum, urban sufisme terbagi dalam dua kategori, yaitu tasawuf mali dan tasawuf falsafi. Dalam konteks ke-Indonesia-an, urban sufisme dapat dipetakan menjadi tiga tipologi, yaitu tasawuf sunni, tasawuf falsafi dan tasawuf salafi. Perbedaan dalam aspek epistemologi atau rancang bangun pemikiran keagamaan menimbulkan perbedaan orientasi dalam gerakan-gerakan sufisme. Ada yang memilih jalan konvensional melalui jalan tarekat yang disebut sebagai sufisme konvensional dan ada pula yang menempuh jalur non-tarekat atau disebut dengan urban sufisme. perbedaan antara urban sufisme dan sufisme konvensional terletak pada tiga hal: (1) geneologi dan mekanisme penetapan mursyid (2) mekanisme keanggotaan (bai'at atau sumpah setiap kepada mursyid (3) praktik dan tata cara dzikir. Dalam praktik dzikir, baik urban sufisme maupun sufisme konvensional mempunyai kesamaan persepsi. Artinya, dalam dzikir harus terpenuhi lima unsur, yaitu (1) kontinuitas (2) kesadaran (3) keikhlasan (4) kebersihan niat (5) tidak bertentangan dengan ritual ibadah."
JTW 1:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Haikal Syarief
"Pembangunan Infrastruktur Jalan akan menimbulkan multiplier effect sehingga dapat mendukung peningkatan sektor ekonomi dan sosial suatu wilayah. Kabupaten Lampung Selatan sebagai tempat tinjauan merupakan daerah unggulan di Provinsi Lampung, tetapi Provinsi Lampung menduduki peringkat 24 dari 33 provinsi dari Pemetaan Infrastruktur Transportasi Kota di Indonesia. Butuh adanya upaya peningkatan infrastruktur transportasi untuk memaksimalkan potensi wilayah yang ada.
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi multiplier effect dari pembangunan jalan di Kabupaten Lampung Selatan dan mengidentifikasi peningkatan indikator pemetaan infrastruktur transportasi di Provinsi Lampung. Metode pada penelitian ini menggunakan analisa kualitatif dengan menggunakan kuisioner dan metode Relative Important Index.
Penelitian ini menghasilkan 25 indikator multiplier effect akibat pembangunan jalan di daerah ini, yaitu peningkatan variabel sosial, ekonomi, dan peningkatan performa bandar udara di Kabupaten Lampung Selatan. Sebagian besar efek yang ditimbulkan dipengaruhi oleh aspek ekonomi. Terdapat dua faktor yang dapat meningkatkan infrastruktur transportasi di Provinsi Lampung, pertama adalah peningkatan kinerja Bandara Raden Inten II dan peningkatan kinerja Infrastruktur jalan.

Development of Road Infrastucture will generate the multiplier effect, so it can support improvement of economic and sosial sectors at that region. South Lampung Regency as an object was featured area in Lampung Province. But, Lampung Province was ranked 24 out of 33 provinces in Mapping Indonesia Urban Transportaion Infrastructure. That need more effort to increase transportation infrastructure for maximize the potential of existing area.
This research aims to identifity the multiplier effect of the road construction development in South Lampung, and identifity improvement of indicator mapping infrastructure transportation in Lampung Province. Methods in this research using a qualitative analysis with questionnaires and Relative Importance Index.
For the result, there area 25 indicators multiplier effect because development of road infrastrucure in this area, indicators including an improvement of sosial, economic sector, and performance of airport in South Lampung Regency. Most of the effects area influenced by economic aspect. Two factor that can improve the Transport Infrastructure in Lampung Province, there are improvement performance of Raden Inten II Airport and Road Infrastrucutre.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63420
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>